Anda di halaman 1dari 17

Zulfahmi Alwi, Ph.

PERKEMBANGAN ILMU
HADIS
Pengertian, Cabang, dan
Manfaat Ilmu Hadis
Pengertian & Cabang Ilmu Hadis

 Para ulama membagi ilmu hadis kepada dua bagian


utama yaitu ilmu hadis riwa>yah dan ilmu hadis
dira>yah.
 Ilmu hadis riwa>yah adalah ilmu yang membahas
tentang periwayatan hadis-hadis Nabi saw secara baik
dan benar.
 Ilmu hadis dira>yah > adalah ilmu yang yang
bertujuan untuk mengetahui hakikat periwayatan,
syarat-syaratnya, jenis-jenisnya, hukum-hukumnya,
keadaan perawi dan syarat-syarat mereka.
Pengertian & Cabang Ilmu Hadis

 Setelah ilmu hadis berdiri sendiri sebagai suatu


bidang ilmu, maka lahirlah cabang-cabang ilmu hadis
yang membahas secara khusus, masalah-masalah
tertentu, dan memiliki nama tersendiri sesuai dengan
masalahnya.
 Al-Naisaburi dalam kitabnya Ma’rifat Ulum al-Hadis
menerangkan bahwa ilmu hadis mencapai 50 cabang.
Pengertian & Cabang Ilmu Hadis

 Ilmu Rija>l al-Hadi>s}, yaitu ilmu yang membahas


tentang integritas dan kapasitas perawi dari segi
periwayatan. 
 Ilmu al-Jarh wa al-Ta’di>l, yaitu ilmu yang
membahas tentang kecacatan dan keadilan seorang
perawi sehingga dapat diketahui apakah riwayatnya
diterima atau ditolak. 
 Ilmu Ta>ri>kh al-Ruwa>h, yaitu ilmu yang
membahas secara mendalam tentang aspek
kesejarahan seorang perawi, mulai dari identitas dan
latar belakang perawi sampai kepada usahanya
terhadap periwayatan hadis.
Pengertian & Cabang Ilmu Hadis
 Ilmu ‘Ilal al-Hadi>s}, yaitu ilmu yang membahas tentang
sebab-sebab tersembunyi dan samar-samar yang berakibat
rusaknya kesahihan hadis.
  Ilmu Ghari>b al-Hadi>s\, yaitu ilmu yang bertujuan untuk
mengetahui dan menerangkan makna yang terdapat dalam
lafaz-lafaz hadis yang pelik dan susah dipahami, karena jangan
digunakan dalam bahasa lisan.
  Ilmu Mukhtalaf al-Hadis}, yaitu ilmu yang membahas hadis-
hadis yang menurut lahirnya tampak saling bertentangan atau
berlawanan, karena adanya kemungkinan untuk
dikompromikan, baik dengan cara men-taqyid terhadap hadis
yang mutlak atau men-takhsis yang umum dengan cara
membawanya kepada beberapa kejadian yang relevan dengan
hadis dan lain-lain.
Pengertian & Cabang Ilmu Hadis

 Ilmu Musykil al-hadis}, ilmu yang menerangkan ta’wil


hadis yang musykil (pelik dan susah) meskipun tidak
bertentangan dengan hadis lain.
  Ilmu al-Na>sikh wa al-Mansu>kh, yaitu ilmu yang
membahas tentang hadis-hadis yang bertentangan yang
tidak mungkin dikompromikan, dimana salah satu hadisnya
ditentukan sebagai na>sikh (pengganti) dan yang lain
sebagai mansu>kh (yang terhapus).
  Ilmu Asba>b Wuru>d al-Hadis, yaitu ilmu yang
membatasi arti suatu hadis, baik berkenaan dengan arti
umum atau khusus, mutlaq atau muqayyad, di-nasakh atau
tidak, dan seterusnya, atau suatu arti yang dimaksud oleh
sebuah hadis saat kemunculannya.
Sejarah perkembangan cabang-
cabang ilmu hadis
Sejarah perkembangannya….

 Perkembangan ilmu hadis tidak dapat dilepaskan


dengan perkembangan hadis.
 Sejak masa Rasulullah saw sesungguhnya cikal
bakal ilmu ini telah diperaktekkan di kalangan para
sahabat.
 Para peneliti hadis memperhatikan adanya dasar-
dasar ilmu hadis yang tertuang dalam al-Qur’an dan
hadis Nabi saw, utamanya berhubungan dengan
anjuran memeriksa berita yang datang dan
persaksian dari seorang yang adil.
Sejarah perkembangannya….

‫اَي َأهُّي َا اذَّل ِ َين َآ َمنُوا ْن َج َاءمُك ْ فَ ِاسقٌ ِبن َ َبإٍ فَتَ َبيَّنُوا َأ ْن‬
‫ِإ‬
‫تُ ِصي ُبوا قَ ْو ًما جِب َهَاةَل ٍ فَ ُت ْص ِب ُحوا عَىَل َما فَ َعلْمُت ْ اَن ِد ِم َني‬
 Terjemahannya: Hai orang-orang yang beriman, jika
datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita,
maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu
menyesal atas perbuatanmu itu (QS. Al-Hujura>t: 06).
Sejarah perkembangannya….

 Masa awal Islam, sanad atau isna>d belum menjadi pusat


perhatian para sahabat dan generasi pertama tabi’in, karena
mereka adalah orang jujur, berdedikasi tinggi, dan saling
percaya satu sama lain, sehingga tidak menimbulkan
kecurigaan adanya penyimpangan dalam periwayatan.
 Setelah meletusnya konflik antara Ali bin Abi T{a>lib dan
Mu’a>wiyah yang mengakibatkan umat Islam terpecah
menjadi tiga golongan yaitu Syi’ah (pendukung Ali),
Khawa>rij (kelompok yang keluar dan mencabut
dukungannya terhadap Ali karena tidak sepakat dengan
peristiwa tah}ki>m), dan jumhu>r al-Muslimi>n, maka
kegiatan pemalsuan hadis mulai marak guna memperguat
argumentasi masing-masing kelompok.
Sejarah perkembangannya….
 Kondisi ini membangkitkan semangat para pecinta hadis dari
kalangan tabi’in pertengahan dan akhir untuk membendung
tersebarnya kegiatan pemalsuan hadis-hadis Nabi saw.
 Mereka melakukan pengecekan terhadap kebenaran hadis-
hadis Nabi saw dan mempersyaratkan kepada siapa saja
yang mengaku mendapatkan hadis agar mengikutsertakan
sanad atau asal usulnya.
 Hal itu tampak dari pernyataan para ulama ketika menerima
sebuah riwayat dari seseorang, mereka berkata:
‫َس ُّم ْوا لَنَا ِر َجالَ ُك ْم‬
  (Sebutkan kepada kami para pembawa beritamu).
Maksudnya, sebutkan sanad dari riwayat yang engkau miliki.
Sejarah perkembangannya….

 Abdulla>h bin al-Muba>rak pernah berkata:


‫ لَ ْوالَ ا ِإلسْنا َ ُد لَقَا َل َم ْن شا َ َء ما َ شا َ َء‬،‫اإلسْنا َ ُد ِم َن ال ِّد ْي ِن‬
ِ
(Isna>d itu bagian dari agama, jikalau tidak ada
isna>d, maka sembarang orang akan berkata apa
yang dia kehendaki)
 Atas permintaan khalifah Umar bin ‘Abdul ‘Azi>z,
Muhammad bin Syiha>b al-Zuhri> (51-124 H)
menghimpun hadis-hadis dalam bentuk riwayat
(bersanad) dari berbagai penjuru dunia Islam dalam
satu kitab.
Sejarah perkembangannya….
 Dalam perkembangan berikutnya para ulama mulai
membicarakan hal-hal berkenaan dengan aspek ke-d}abit}-an
para perawi, metode tah}ammul wa al-ada>’ (penerimaan dan
periwayatan hadis), lafaz hadis yang sulit dipahami (ghari>b al-
hadi>s\), dan lain-lain. Akan tetapi kegiatan ini masih
merupakan bahan diskusi di kalangan ulama dan belum ditulis
atau dibukukan.
  Pada pertengahan abad II hingga abad III Hijriah, ilmu hadis
mulai dikodifikasikan, sekalipun masih terintegrasi ke dalam
ilmu lain seperti ushu>l al-fiqh. Misalnya, tulisan Imam al-
Sya>fi’i> ttg ulum al-hadis yg diintegrasikan ke dalam kitab
usul fikihnya, al-Risa>lah.
 Para ulama: Kitab pertama yang menjelaskan tentang ulum al-
hadi>s adalah kita>b al-Risa>lah karya al-Sya>fi’i>.
Sejarah perkembangannya….

 Pada abad III H (abad keemasan hadis), ilmu hadis


mulai berdiri sendiri sekalipun dlm penyusunannya
masih bersifat parsial (tidak menyatu) dari segi
pembahasannya. Diantaranya:
 Ikhtila>f al-H{adi>s} karya Ali bin al-Madi>ni.>
 Ta’wi>l Mukhtalaf al-H{adi>s} karya Ibn Qutaibah.
 Kedua kitab di atas disusun dengan tujuan untuk
menjawab serangan kelompok teologi seperti
Mu’tazilah dan ahli bid’ah.
Sejarah perkembangannya….

 Al-Ta>ri>kh al-Kabi>r, al-Awsat}, al-S|agi>r, dan al-


D{u’afa>’ karya Imam al-Bukhary.
 T{abaqa>t al-Ta>bi’i>n dan al-‘Ilal karya Imam
Muslim.
 Al-Asma’ wa al-Kuna>, al-‘Ilal (yang dicantumkan pada
bagian akhir kitabnya al-Ja>mi’), dan al-Tawa>ri>kh
karya Imam al-Tirimiz}i.
 Al-Tabaqa>t karya Imam Muhammad bin Sa’ad,
 Al-D{u’afa>’ wa al-Matru>ki>n karya al-Nasa>’i>
 Masih banyak lagi karya dalam bidang ilmu hadis yg
muncul pada abad III H namun kebanyakannya masih
berkisar pada bab-bab tertentu dalam ilmu hadis.
Sejarah perkembangannya….

 Kemunculan ilmu hadis sebagai satu ilmu yang


berdiri sendiri mulai tanpak pada abad IV H.
 Hal itu ditandai dengan lahirnya sebuah buku yang
berjudul al-Muhaddis} al-Fa>s}il bain al-Ra>wi> wa
al-Wa>’i> karya al-Qa>d{i> Abu Muhammad al-
Hasan bin Abdurrahman al-Ra>mahurmuzi> (w. 360).
 Adapun tokoh-tokoh ilmu hadis pada abad ini dan
setelahnya antara lain:
 Al-Khat}i>b al-Bagda>di> (w. 364 H)
 Al-H{a>kim al-Naisa>bu>ri> (w. 405)
 Al-As|baha>ni> (w. 430 H)

Anda mungkin juga menyukai