Anda di halaman 1dari 11

METODE FILOSOFIS

(Tentang Metode-Metode Filsafat)





PENGANTAR
Kata metode berasal dari kata methodos Methodos berarti penelitian, hipotesa ilmiah dan
uraian ilmiah Maka dapat dikatakan bahwa metode adalah cara kerja yang sistematis yang
digunakan untuk memahami suatu objek yang dipermasalahkan atau realitas yang dianalisa
Metode, sejak awal, merupakan instrumen utama dalam proses dan perkembangan ilmu
pengetahuan sejak dari awal suatu penelitian hingga mencapai pemahaman baru dan
kebenaran ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan Metode yang benar dan sah akan
menjamin kebenaran yang benar dan sah pula Maka tidak mengherankan apabila setiap
cabang ilmu pengetahuan mengembangkan metodologi yang sesuai dengan objek
penelitiannya Keharusan metodis adalah keniscayaan dalam pencapaian pengetahuan Tapi
metodologi bisa berbeda bagi setiap bidang ilmu pengetahuan
METODE FILSAFAT
etode dan Obfek Filsafat Dalam IilsaIat, metode dan objek Iormal IilsaIat tidak
terpisahkan Masing-masing aliran IilsaIat menentukan objek Iormalnya Dengan demikian,
aliran IilsaIat menentukan metode dan logikanya sendiri Setiap aliran IilsaIat mempunyai
kemandirian dalam bidang ilmiahnya Kemandirian itu menyebabkan bahwa IilsaIat
menjelaskan, mempertanggungjawabkan dan membela metode yang dipakainya
FilsaIat mengajukan .laims of dis.overy of the .orre.t method Tapi di pihak lain sering kali
ada perbedaan mendasar antara apa yang benar-benar dikerjakan seorang IilsuI, dan tuntutan
metodologisnya
Pemakaian metode ilmiah umum Meskipun IilsaIat mempunyai metodenya sendiri, dengan
sendirinya IilsaIat memakai unsur-unsur metode umum Setiap paham IilsaIat menerapkan
unsur metodologi umum ini menurut caranya sendiri Ada beberapa tekanan yang nampak
dalam paham IilsaIat Segi subjektiI: rasionalisme, pragmatisme, Ienomenologi, positivisme,
empirisme Segi objektiI: realisme, idealisme, materialisme, monisme dan lainnya
etode-metode Filsafat Dalam sejarah IilsaIat, banyak metode yang telah dikembangkan
Beberapa metode IilsaIat yang sempat tercatat dalam sejarah IilsaIat adalah sebagai berikut
METODE REDUC1IO AD ABSURDUM
Metode ini dikembangkan oleh Zeno, salah seorang murid Parmenides Zeno sering disebut
sebagai Bapak MetaIisika Barat yang pertama Metode ini adalah metode yang ingin meraih
kebenaran, dengan membuktikan kesalahan premis-premis lawan, yang caranya dengan
mereduksi premis lawan menjadi kontradiksi sehingga kesimpulannya menjadi mustahil
Inilah redu.tio ad absurdum
Zeno mengikuti argumentasi Parmenides tentang monisme realitas Argumentasi Zeno ini
dipakai untuk mempertahankan serangan dari ide pluralisme Zeno mengatakan seandainya
ada banyak titik yang terdapat di antara titik A dan B, berarti kita harus mengakui adanya
titik-titik yang tak terbatas di antara A dan B Jika titiknya tak terbatas, jarak tak terbatas
antara A dan B tidak mungkin tercapai Tapi jika ada orang yang bisa berjalan dari A ke B,
itu berarti jarak A dan B dapat dilintasi Jika A ke B bisa dilintasi berarti jarak A dan B
terbatas Jadi jika kita menarik hipotesis mula yang mengatakan bahwa ada banyak titik yang
terdapat di antara titik A dan titik B adalah salah Maka, pluralitas adalah absurd, mustahil
dan tidak masuk akal
Parmenides pernah mengatakan bahwa tidak ada ruang kosong, yang berarti bahwa yang
ada tidak berada dalamada yang lain karena yang ada pasti mengisi seluruh tempat Zeno
melengkapi argumentasi itu dengan pernyataan: jika ada ruang kosong, ruang kosong itu
berada dalam ruang kosong yang lain dan ruang kosong yang lain itu berada dalam ruang
kosong yang lain pula dan seterusnya sampai tak terbatas Itu artinya akan ada senantiasa
ruang dalam ruang Oleh karena itu, jika dikatakan bahwa yang ada berada dalam ada yang
lain, jelas bahwa pernyataan itu tidak benar Yang benar adalahyang ada tidak berada
dalam ada yang lain Tegasnya, ruang kosong itu tidak mungkin berada dalam ruang kosong
yang lain karena yang ada itu senantiasa mengisi seluruh tempat sehingga hipotesis yang
mengatakan bahwa ruang kosong itu ada adalah suatu yang mustahil
Zeno menambahkan jika ruang kosong itu tidak ada, berarti gerak tidak ada Ini karena jika
dikatakan bahwa gerak itu ada, berarti bahwa ruang kosong harus ada karena gerak
dimungkinkan jika ada ruang kosong Zeno membuktikan hal itu dengan empat contoh
terkemuka: dikotomi paradoks, Akhiles - si pelari, Anak panah dan Benda yang bergerak
bertentangan
Metode Zeno ini memberikan nilai abadi bagi IilsaIat karena tidak ada pernyataan yang
melahirkan pertentangan yang dianggap benar Hukum tidak ada pertentangan ini merupakan
prinsip Iundamental dalam logika Metode Zeno ini berguna dalam orasi dan perdebatan yang
rasional dan logis Zeno adalah orang pertama yang juga menggunakan metode dialektik,
dalam arti bahwa orang mencari kebenaran lewat perdebatan dan bersoal secara sistematis
METODE MAIEUTIK DIALEKTIS KRITIS INDUKTIF
Metode Maieutik dikembangkan oleh Sokrates Dalam sejarah IilsaIat Yunani, Sokrates
adalah salah satu IilsuI yang terkemuka Hanya sayang, dia tidak pernah meninggalkan bukti
otentik yang bisa dianggap sebagai karya asli Sokrates Karya Sokrates didapatkan dari
beberapa karya Plato dan Aristoteles Tapi pemikiran Sokrates yang berhasil direkam hanya
bisa dilihat dari karya Plato, terutama dalam dialog-dialog yang pertama, yang sering disebut
dengan dialog Sokratik
Pemikiran Sokrates berpusat pada manusia ReIleksi IilosoIis Sokrates berangkat dari
kehidupan sehari-hari Jadi, menurut Sokrates melihat bahwa kehidupan sehari-hari sebagai
kebenaran objektiI Sokrates dalam IilsaIatnya menolak subjektivisme dan relativisme aliran
soIisme Kebenaran objektiI yang dicapai bukan sekedar didapatkan dari pengetahuan teoritis
tapi justru dari kebajikan manusia FilsaIat Sokrates adalah upaya untuk mencapai kebajikan
Kebajikan harus nampak dan mengantar manusia kepada kebahagiaan sejati Jadi,
pengetahuan dan kebenaran objektiI selalu menghasilkan tindakan yang benar secara objektiI
pula Dan, disitulah kebahagiaan sejati dapat diraih
Untuk mencapai objektivitas maka diperlukan metode yang sesuai Sokrates percaya bahwa
pengetahuan akan kebenaran objektiI itu tersimpan dalam jiwa setiap orang sejak masa
praeksistensinya Oleh sebab itu, IilsaIat Sokrates tidsak mengajarkan kebenaran tapi hanya
menolong orang mencapai kebenaran FilsaIat menolong manusia melahirkan kebenaran
seperti layaknya ibu melahirkan bayinya Maka, tugas IilsaIat adalah tugas untuk menjadi
bidan yang menolong manusia melahirkan kebenaran Metode itu disebut dengan metode
teknik kebidanan (maieutika tekhne)
Metode kebidanan ini diperoleh dengan percakapan (konversasi) Sokrates selalu berIilsaIat
justru dalam percakapan Lewat percakapan, Sokrates melihat ada kebenaran-kebenaran
individual yang bersiIat universal Sampai taraI tertentu, percakapan ini akan menghasilkan
persepsi induktiI yang nantinya akan dikembangkan oleh IilsuI yang lain
Dalam dialog, Sokrates melibatkan diri secara aktiI dalam memanIaatkan argumentasi
rasional dengan analisis yang jelas atas klasiIikasi, keyakinan dan opini yang melahirkan
kebenaran Percakapan kritis ala Sokrates bisa membimbing manusia untuk bisa memilah dan
menemukan kebenaran yang sesungguhnya
Metode percakapan kritis yang dilakukan Sokrates juga disebut dengan metode dialektis
Sementara yang lain, beranggapan bahwa metode dialektis bisa disebut dengan metode
interogasi
METODE DEDUKTIF SPEKULATIF TRANSENDENTAL
Metode ini dikembangkan oleh Plato, murid dari Sokrates Plato meletakkan titik reIleksi
pemikiran IilosoIisnya pada bidang yang luas, yaitu ilmu pengetahuan Dari sekian banyak
cabang ilmu pengetahuan, Plato menitikberatkan perhatiannya pada ilmu eksakta Dari titik
reIleksi IilosoIis ini lahirlah penalaran deduktiI yang terlihat jelas melalui argumentasi-
argumentasi deduktiI yang sistematis
Dasar seluruh IilsaIat Plato adalah ajaran ide Ajaran ide Plato ini melihat bahwa idea adalah
realitas yang sejati dibandingkan dengan dunia inderawi yang ditangkap oleh indera Dunia
idea adalah realitas yang tidak bisa dirasa, dilihat dan didengar Idea adalah dunia objektiI
dan berada di luar pengalaman manusia Pengetahuan adalah ingatan terhadap apa yang telah
diketahui di dunia idea Sistem pengetahuan Plato semacam ini bersiIat transendental
spekulatiI
METODE SILOGISME DEDUKTIF
Metode ini dikembangkan oleh Aristoteles Aristoteles menyatakan bahwa ada dua metode
yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan yang benar, yaitu
metodeinduktif dan deduktif Induksi adalah cara menarik kesimpulan yang bersiIat umum
dari hal yang khusus Deduksi adalah cara menarik kesimpulan berdasarkan dua kebenaran
yang pasti dan tak diragukan lagi Induksi berawal dari pengamatan dan pengetahuan
inderawi Sementara, deduksi terlepas dari pengamatan dan pengetahuan inderawi
Aristoteles dalam IilsaIat Barat dikenal sebagai Bapak Logika Barat Logika adalah salah satu
karya IilsaIat besar yang dihasilkan oleh Aristoteles
Sebenarnya, Logika tidak pernah digunakan oleh Aristoteles Logika dimanIaatkan untuk
meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi-proposisi yang benar, yang dipakainya
istilah analitika Adapun untuk meneliti argumentasi-argumentasi yang bertolak dari
proposisi-proposisi yang diragukan kebenarannya, dipakainya istilah dialektika
Inti logika adalah silogisme Silogisme adalah alat dan mekanisme penalaran untuk menarik
kesimpulan yang benar berdasarkan premis-premis yang benar adalah bentuk Iormal
penalaran deduktiI Deduksi, menurut Aristoteles, adalah metode terbaik untuk memperoleh
kesimpulan untuk meraih pengetahuan dan kebenaran baru Itulah metode silogisme deduktiI
Silogisme adalah bentuk Iormal deduksi Silogisme mempunyai tiga proposisi Proposisi
pertama dan kedua disebut premis Proposisi ketiga disebut kesimpulan yang ditarik dari
proposisi pertama dan kedua Tiap proposisi mempunyai dua term Maka, setiap silogisme
mempunyai enam term Karena setiap term dalam satu silogisme biasa disebut dua kali, maka
dalam setiap silogisme hanya mempunyai tiga term Apabila proposisi yang ketiga disebut
kesimpulan, maka dalam proposisi yangketiga terdapat dua term dari ketiga term yang
disebut tadi Yang menjadi subjek konklusi disebut term minor Predikat kesimpulan disebut
term mayor Term yang terdapat pada dua proposisi disebut term tengah
Pola dan sistematika penalaran silogisme-deduktiI adalah penetapan kebenaran universal
kemudian menjabarkannya pada hal yang lebih khusus
METODE INTUITIF-KONTEMPLATIF MISTIS
Metode ini berkembang dengan ide Plotinos dengan ajaran Neo-Platonisme FilsaIat Plotinos
adalah kulminasi dan sintesa deIinitiI aneka ragam IilsaIat Yunani FilsaIat Plotinos
mengambil ide dasar pemikiran Plato Pemikiran Plato mengenai ide kebaikan sebagai ide
yang tertinggi dalam dunia ide Tetapi, tidak berarti pemikiran Plotinos tidak murni
Ide kebaikan dalam ajaran Plotinos disebut sebagai to hen(yang esa/the one) Yang Esa
meruapakan yang awal atau yang pertama, yang paling baik, yang paling tinggi dan yang
kekal Yang esa tidak dapat dikenali oleh manusia karena hal itu tidak dapat dibandingkan
atau disamakan dengan apa pun juga Yang Esa merupakan pusat daya dan pusat kekuatan
Seluruh realitas memancar keluar dari pusat itu Proses pancaran dari To
Hen disebut Emanasi.Meskipun melalui proses emanasi, eksistensi Yang Esa tidak berkurang
atau berubah
Pancaran pertama, menurut Plotinos, disebut nous Nous disebut juga budi, roh, atau akal
Nous berada paling dekat dengan To Hen Nous adalah gambaran atau bayangan To Hen
Setelah nous muncul apa yang disebut dengan psykhe atau jiwa Psykhe terletak di perbatasan
antara nous dan materi Psykhe adalah penghubung antara roh dan materi Jadi dapat
dikatakan pula bahwa psykhe adalah penghubung dan penggabungan antara yang rohani
dengan yang jasmani Psykhe kemudian disusul oleh e Onatau materi/zat sebagai aliran
lingkaran ketiga Me On hanya merupakan potensi atau suatu kemungkinan bagi perwujudan
suatu keberadaan dalam suatu bentuk Psykhe bertemu dengan materi menghasilkan tubuh,
yang pada hakikatnya berlawanan dengan nous dan To Hen
Perlawanan dalam tubuh ini menghasilkan penyimpangan Ini berarti penyimpangan terhadap
kebenaran Untuk kembali kepada kebenaran maka manusia harus kembali kepada To Hen
dan menyatu dengannya Inilah yang menjadi tujuan manusia Jika dalam proses emanasi,
manusia meninggalkan terang dan kebenaran mutlak masuk ke dalam kegelapan mutlak
Maka untuk mencapai kebenaran dan terang mutlak, manusia harus menempuh jalan
kontemplasi Kontemplasi merupakan jalan pembersihan untuk bersatu dengan kebenaran
mutlak Manusia harus berani berpikir sebaliknya, yaitu tidak memikirkan hal inderawi Hal
inderawi menjadi penghalang dalam proses pemersatuan manusia dengan To Hen
Kontemplasi adalah proses pembersihan jiwa manusia yang merupakan kondisi bagi kesatuan
mistis dengan To Hen
FilsaIat Plotinos tidak berhenti pada ajaran Tapi ajaran Plotinos mengarah pada suatu cara
hidup Ini berarti bahwa ajaran Plotinos tidak berhenti pada masalah benar tidaknya ajaran
yang disampaikan tapi lebih dari itu, ajaran Plotinos harus mengarah pada suatu sikap hidup
yang tidak terikat pada hal duniawi Itulah sebabnya ajaran Plotinos sering disebut ajaran
yang kontemplatif-mistis.
METODE SKOLASTIK: SINTETIS-DEDUKTIF
FilsaIat Skolastik menemukan puncak kejayaannya waktu Thomas Aquinas menjadi IilsuI
pokoknya FilsaIat skolastik dikembangkan dalam sekolah-sekolah biara dan keuskupan Para
IilsuI skolastik tidak memisahkan IilsaIat dari teologi kristiani Jadi dapat dikatakan bahwa
IilsaIat integral dalam ajaran teologi
Gaya IilsaIat abad pertengahan adalah sintesa ajaran IilsaIat sebelumnya Sistem skolastik
mengarah pada jalan tengah ekstrem-ekstrem ajaran IilsaIat waktu itu Sintesa IilsaIat
skolastik terdiri dari ajaran neoplatonis, ajaran Agustinus, Boetius, Ibn Sina, Ibn Rushd dan
Maimonides Selain ajaran-ajaran di atas, aliran IilsaIat pokok yang dianut oleh IilsuI
skolastik, terutama Thomas Aquinas adalah IilsaIat Aristotelian FilsaIat Aristoteles
memberikan perspektiI baru mengenai manusia dan kosmos Thomas Aquinas mendasarkan
IilsaIatnya pada IilsaIat Aristotelian terutama dalam ajaran potentia dan a.tus.
Prinsip metode skolastik adalah sintesis-deduktiI Prinsip ini menekankan segi yang
sebenarnya terdapat pada semua IilsaIat dan ilmu Prinsip deduktiI adalah prinsip awal dari
IilsaIat skolastik Bertitik tolak dari prinsip sederhana yang sangat umum diturunkan
hubungan-hubungan yang lebih kompleks dan khusus Di dunia barat sudah lama dikenal
prinsip logika Aristoteles Prinsip logika ini diintegrasikan dengan prinsip ajaran neoplatonis
dan agustinian Prinsip aristotelian mengenai nova logi.amendapatkan koreksi dan tambahan
pada ajaran neoplatonis Metode-metode itu diinterpretasikan dengan cara dan gaya lebih
baru yang dikembangkan oleh Thomas Aquinas
Thomas Aquinas pertama-tama mengolah IilsaIat Aristoteles Thomas Aquinas mencoba
mengkritisi ajaran aristotelian dengan prinsip ajaran tersebut Thomas menambah
problematika IilsaIat aristotelian Demikian juga, Thomas memperlakukan IilsaIat Plato yang
diwakili oleh pemikiran Agustinus
Pemikiran Thomas Aquinas selalu mengarah bahwa pemikiran IilosoIis ditetapkan oleh
evidensi Inilah sebabnya pemikiran Thomas tidak selalu bersiIat kompilatiI dan eklektisisme
tapi mengarah pada otonomi pemikiran
Thomas dalam epistemologinya menyebutkan bahwa semua pengertian manusia selalu
melalui pencerapan Ini berarti bahwa pada suatu saat pemikiran Thomas juga bersiIat
mengandalkan kenyataan inderawi Landasan pemikiran Thomas selalu mengandaikan
pengamatan inderawi yang bersiIat pasti dan sederhana Maka sering pula pemikiran Thomas
bersiIat reIlektiI-analitis Pengamatan dan analisa Iakta-Iakta adalah dasar kuat bagi sintesa
Thomas Aquinas


METODE SKEPTISISME
Metode Skeptisisme ini dikembangkan oleh Rene Descartes Dalam bidang matematika, Rene
Descartes memadukan prinsip geometri dan aritmatika dengan menggunakan prinsip rumus
aljabar yang kemudian dikenal dengan koordinat kartesian
Awal IilsaIat Descartes adalah kebingungan FilsaIat begitu beragam dan dianggap Descartes
sebagai ilmu yang simpang siur serta penuh dengan kontradiksi Dalam kebingungannya,
Descartes merasa harus berbuat lebih untuk penyempurnaan IilsaIat Ia mencoba menyusun
ilmu induk yang mengatasi seluruh ilmu pengetahuan dengan metode ilmiah yang bersiIat
umum dan cocok digunakan dalam segala ilmu Logika Aristoteles tidak bermanIaat karena
lewat logika itu tidak tercapai pengetahuan yang baru Descartes mencoba untuk melepaskan
diri dari ajaran-ajaran tradisional agar ia bisa memperbaharui IilsaIat dan ilmu pengetahuan
Descartes menulis dua buku monumental, yaitu is.ourse on ethod dan editations
Dalam dua buku itu, Descartes membentangkan prinsip-prinsip IilsaIatnya Penjelasan
Descartes dimulai dengan prinsip keraguan atau kesangsian kartesian Sebuah pengetahuan
baru adalah pengetahuan yang kebenarannya tidak dapat diragukan Pengetahuan sejati
dimulai dari kepastian Titik tolak pengetahuan yang benar adalah titik pengetahuan yang
tidak dapat diragukan atau disangsikan Dasar pengetahuan adalah kepastian Kepastian itu
adalah kondisi tak bersyarat dan tidak tergantung dari hal yang dipelajari dan dialami karena
segala sesuatu yang dipelajari dan dialami sewaktu-waktu dapat berubah Perubahan
menandakan ketidakpastian
Kepastian hal yang benar-benar pasti dan ada dapat dicapai dengan meragukan dan
menyangsikan segala sesuatu Bila sesuatu itu bisa bertahan atas segala keraguan radikal
maka sesuatu itu bisa disebut dengan kebenaran yang pasti Inilah yang disebut dengan
kebenaran IilsaIat yang pertama dan terutama
Setelah meragukan segala sesuatu, Descartes menemukan ada satu hal yang tak dapat
diragukan lagi, saya yang sedang menyangsikan semua hal, sedang berpikir, dan fika saya
sedang berpikir itu berarti tidak dapat diragukan lagi bahwa saya pasti ada. Maka
muncullah istilah Je Pense, don. Je Suis Descartes berpendapat manusia harus menjadi titik
berangkat pemikiran yang rasional Untuk mencapai kebenaran, rasio harus berperan
semaksimal mungkin
Maka dapat dikatakan pemikiran Descartes sangat bersiIat rasional Analisa konseptual
diidentiIikasikan lebih dahulu elemen-elemen sederhana Analisa identiIikasi tersebut
disintesakan dengan suatu pemahaman struktur realitas dengan memahami hubungan yang
perlu di dalam elemen-elemen tersebut yang harus berdiri satu terhadap yang lainnya
PemanIaatan metode ini menghasilkan desakan ketidakpastian hingga ke batas yang paling
akhir dengan membuat keterangan atau Iakta yang menopang keyakinan-keyakinan yang
telah diterima selama itu menjadi sasaran kritik yang paling tidak kenal kompromi dan
menangguhkan setiap pendapat kendati tidak masuk akal tapi sedikit banyak mengandung
suatu yang rasional meragukan



METODE KRITIS-TRANSENDENTAL
Metode kritis transendental dikembangkan oleh Immanuel Kant FilsaIat Kant adalah titik
tolak periode baru bagi IilsaIat barat Ia mensintesakan dan mengatasi aliran rasionalisme dan
empirisme Di satu pihak, ia mempertahankan objektivitas, universalitas dan kepercayaan
akan pengertian, dan di lain pihak ia menerima bahwa pengertian bertolak dari Ienomena dan
tidak dapat melebihi batas-batasnya FilsaIat Kant menekankan pengertian dan penilaian
manusia, bukan dalam aspek psikologis melainkan sebagai analisa kritis Objektivitas
menyesuaikan diri dengan pengertian manusia
Metode Kant menerima pengertian tertentu yang objektiI Analisa kritis Kant dapat
dibedakan dari analisa psikologis yang empirik, analisa logis yang memperlihatkan unsur-
unsur isi pengertian satu sama lain, analisa ontologis yang meneliti realitas menurut adanya
dan analisa kriteriologis yang hanya menyelidiki relasi Iormal antara kegiatan subjek sejauh
ia mengartikan dan menilai hal tertentu, dan objek sejauh itu merupakan Ienomena yang
ditanggapi
Metode Kant berpangkal dari keraguan atas kemungkinan dan kompetensi metaIisika Kant
meletakkan pengertian dalam dua bagian besar, yaitu pengertian analitis yang selalu apriori,
pengertian sintetis yang bersiIat korelatiI dan inspiratiI Metode Kant juga berpangkal pada
pertanyaan metodis mengenai dasar objektivitas pengertian Dasar rasional objektivitas
pengertian memakai dasar analisa transendental I Kant menganalisa manakah syarat-syarat
minimal yang dengan mutlak harus dipenuhi dalam subjek, supaya memungkinkan
objektivitas ituix] Analisa itu disebut deduksi metaIisis
METODE IDEALISME-DIALEKTIS
Metode dialektis dikembangkan oleh George Wilhelm Friedrich Hegel Hegel melawan
ajaran IilsaIat Descartes dan Spinoza Jalan pikiran Hegel untuk memahami kenyataan adalah
mengikuti gerakan pikiran dan konsep Struktur dalam pikiran adalah sama dengan proses
genetis dalam kenyataan Antara metode dan sistem atau teori tidak dapat dipisahkan Dan
keduanya adalah kenyataan Dinamika pemikiran Hegel ini disebut dialektis Dialektika
diungkapkan sebagai tiga langkah, yaitu tesis, anti tesis dan sintesis Seluruh karya Hegel
memperlihatkan gerakan tiga langkah tersebut
Langkah metodis Hegel dimulai dengan penegasan Titik tolak Hegel mengambil salah satu
pengertian atau konsep yang dianggap jelas Pengertian dan konsep yang jelas adalah
pengertian empiris inderawi Pengertian tersebut bersiIat spontan dan non-reIlektiI, abstrak,
umum, statis dan konseptual Tapi dalam proses pemikiran, pengertian tersebut mulai
kehilangan ketegasannya dan mulai bersiIat cair Maka Hegel mulai pada langkah berikutnya
yang biasa disebut pengingkaran
Langkah pengingkaran adalah usaha mengingkari langkah pertama Langkah perlawanan itu
mencari bentuk alternatiI yang bisa ditambahkan dalam pengertian yang dicapai dalam
langkah pertama Maka terjadi proses dialektika pikiran Konsep atau pengertian yang
muncul dalam langkah kedua itu diperlakukan menurut cara yang sama seperti langkah
pertama Setelah menemukan perlawanan konseptual yang berhubungan dengan pengertian
pertama maka pengertian dan konsep itu bergerak dinamis
Dinamika dalam langkah kedua tidak membawa pikiran kembali pada titik pertama Langkah
pertama telah memuat langkah kedua secara implisit (dalam perlawanannya) Jadi dua
pengertian konseptual mulai dipikirkan bersama-sama, dan dengan demikian dua konsep itu
saling mengisi, memperkaya, memperbaharui Kedua konsep itu menjadi satu konsep yang
lebih padat Itulah yang disebut langkah sintesis
Menurut Hegel, perlawanan adalah motor dialektika Perlawanan adalah jalan atau tahap
mutlak yang harus dialami dulu untuk mencapai kebenaran
METODE EKSISTENSIAL
Eksistensialisme adalah aliran IilsaIat yang menolak pemutlakan akal budi dan pemikiran
konsep abstrak murni Metode eksistensial berupaya untuk memahami manusia yang berada
dalam dunia, yaitu manusia yang berada pada situasi yang khusus dan unik
Metode eksistensial pertama diungkapkan oleh Kierkegaard Pemikiran Kierkegaard
merupakan reaksi yang terutama tertuju dan bereaksi pada rasionalisme idealis Hegel yang
dianggapnya tidak berguna Dalam IilsaIat, menurut pemikir eksistensialisme, yang paling
penting adalah kebenaran subjektiI Tapi tentu saja tidak berarti setiap keyakinan subjektiI
adalah kebenaran Kebenaran selalu bersiIat personal dan tidak sekedar proposisional
Menurut pemikiran eksistensial, kebenaran dicapai dengan partisipasi manusia dalam setiap
realitas yang mau diselidiki Kebenaran hanya dapat ditemukan dalam realitas yang konkret
Secara umum, metode eksistensial adalah kebalikan pemikiran IilsaIat tradisional Pemikiran
eksistensial selalu menempatkan subjektivitas di atas objektivitas dan nilai lebih perlu
daripada Iakta
METODE FENOMENOLOGIS
Peletak dasar metode Ienomenologis adalah Edmund Husserl Salah satu pemikir
Ienomenologis terkenal adalah Martin Heidegger Fenomenologi berinspirasi pada
pembedaan yang dilakukan oleh Immanuel Kant antaranoumenal dan phenomenal serta
pengembangan kritis teori idealisme Hegel
Husserl mau menentukan metode IilosoIis ilmiah yang lepas dari prasangka metaIisis
Metode itu harus menjamin IilsaIat sebagai suatu sistem pengetahuan yang terjalin oleh
alasan-alasan sedemikian rupa sehingga setiap langkah berdasarkan langkah sebelumnya
secara niscaya
Pengembangan metode Ienomenologis mengarah pada pemusatan perhatian kepada Ienomena
tanpa praduga Ungkapan terkenal proses tersebut adalah :u den sa.hen selbst (terarah
kepada benda itu sendiri). Dalam keterarahan ke benda itu, sesungguhnya realitas itu
dibiarkan untuk mengungkapkan hakikat dirinya sendiri
Hakikat Ienomena yang sesungguhnya berada di balik yang menampakkan diri Pengamatan
pertama belum tentu sanggup membuat Ienomena itu mengungkapkan hakikat dirinya
Karena itu, diperlukan pengamatan kedua yang disebut sebagai pengamatan intuitiI
Pengamatan intuitiI ini melalui tiga tahap reduksi, yaitu reduksi Ienomenologis, eidetis dan
transendental


METODE ANALITIKA-BAHASA
FilsaIat analitik adalah aliran IilsaIat yang berasal dari kelompok IilsuI yang menyebut diri
mereka sebagaiingkaran Wina FilsaIat analitik menolak metaIisika karena mereka
berpendapat bahwa metaIisika tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah Salah satu
tokoh IilsuI analitik adalah Ludwig Wittgenstein
Metode yang digunakan para IilsuI analitik berbeda satu dengan yang lain Tapi yang jelas
ada dua aliran besar dalam metode analitika yang berkembang sampai sekarang Kedua
metode itu adalah metode veriIikasi dan klariIikasi
Metode veriIikasi dikembangkan oleh gerakan positivisme logis Salah satu tokoh veriIikasi
adalah A Y Ayer (1910-1970) Ayer mencoba untuk mengeliminasi metaIisika berdasarkan
prinsip veriIikasi Prinsip veriIikasi Ayer menyatakan bahwa pernyataan benar-benar penuh
apabila pernyataan itu dapat diveriIikasikan secara sintetik oleh satu atau lebih dari panca
indera manusia Ayer membagi veriIikasi dalam dua dasar, yaitu veriIikasi kuat dan veriIikasi
lemah
Metode klariIikasi bersumber pada prinsip-prinsip analisa yang dikembangkan oleh Ludwig
Wittgenstein Wittgenstein yakin bahwa kekacauan dalam IilsaIat bisa diatasi dengan analisis
bahasa Wittgenstein berpendapat bahwa kalau ada pertanyaan yang diajukan maka harus ada
jawaban yang tersedia Tapi tidak semua pertanyaan mempunyai makna Agar tidak terjebak
dalam persoalan IilosoIis yang tak bermakna maka harus ada peraturan-peraturan yang
mendasar dalam bahasa yang terungkap dalam "permainan bahasa" Wittgenstein menyatakan
bahwa manusia harus mendengar apa arti yang terkandung dalam suatu ungkapan bahasa
Maka manusia harus menganalisis bentuk hidup hingga dasar terdalam setiap permainan
bahasa Makna ditentukan oleh kata yang digunakan dalam konteksnya Lewat analisa
bahasa, seseorang dapat membuat jelas arti bahasa sebagaimana yang dimaksudkan oleh yang
menggunakan bahasa itu Metode klariIikasi tidak memuat pengandaian IilosoIis,
epistemologis atau metaIisis Analisis bahasa didasarkan semata-mata pada penelitian bahasa
secara logis tanpa mendeduksikan sesuatu sehingga pada prinsipnya hanya membuat jelas apa
yang dikatakan lewat suatu ungkapan bahasa


[i] "bahwa sesuatu metode dipilih mempertimbangkan kesesuaiannya dengan obfek studi,
ke.enderungan untuk menempuh falan sebaliknya sesungguhnya keliru. Catatan ini
ditambahkan di sini khususnya karena adanya ke.enderungan yang kuat untuk
mengagungkan kuantifikasi terhadap berbagai gefala yang sesungguhnya sukar diukur. ih.
Fuad Hasan dan Koentfaraningrat, "Beberapa Asas etodologi Ilmiah", etode-etode
Penelitian asyarakat, redaktur, Koentfaraningrat (Jakarta. PT Gramedia, 1981), hal. 16-
17.
[ii] ih. Edwards (Ed.), The En.y.lopedia of Philosophy, hal. 216-218
[iii] Zeno membagikan 4 .erita untuk bisa membatalkan argumentasi eksistensi gerak. pelari
di stadion - di mana pelari itu sebetulnya tidak akan mungkin men.apai finis karena
ketakterbatasan farak yang ada, Akhiles yang berlomba dengan kura-kura - Akhiles mustahil
mengalahkan kura-kura yang lamban tapi ia sudah berlari mendahului Akhiles. Kura-kura
selalu bisa men.apai satu langkah di depan Akhiles dalam farak yang tidak mungkin dikefar
oleh Akhiles. Cerita tentang Anak Panah di mana anak panah itu sesungguhnya tidak
bergerak tapi hanya diam. Kalaupun anak panah itu bergerak itu sebetulnya hanya gerak
semunya safa. Cerita tiga deretan yang berfalan mau mengatakan bahwa deretan yang
bergerak selalu bisa menutup ruang kosong sampai keadaan tak terbatas. ih. Bertens,
Kees, Sefarah Filsafat Yunani, Yogyakarta.Kanisius, hal.62-64.
[iv] Hanya safa kita sering tidak bisa membedakan se.ara felas mana yang benar-benar
karya Sokrates dengan karya dan pemikiran Plato. Plato begitu mengagumi Sokrates. Se.ara
lengkap pembi.araan tentang karya Plato dan Sokrates bisa dilihat dalam buku Sefarah
Filsafat Yunani,tulisan Kees Bertens, Yogyakarta.Kanisius, tahun 1999, hal. 94-128
[v] ialog Plato terbagi dalam tiga periode. periode dialog awal, dialog pertengahan dan
periode terakhir. ari sekian periode yang ada, periode tengah adalah periode yang
produktif. Hal ini disebabkan karena dialog pertengahan menghasilkan enam tema pokok,
yaitu. teori ide, sifat .inta, metode dialektika, bentuk dan ide kebaikan, sifat fiwa dan
masyarakat ideal. Periode tengah Plato disebut periode spekulasi Plato.
[vi] etode penarikan kesimpulan menurut Aristoteles ini difabarkan se.ara panfang lebar
dalam afaran Aristoteles tentang ogika.
[vii] isalnya, partisipasi dalam pemikiran Plato yang dikembangkan oleh Agustinus
dimasukkan dalam pola kausalitas, ide platonis dimasukkan dalam kerangka Tuhan.
[viii] Perubahan itu terfadi karena memang ada perubahan alami, ada keteraturan dalam
kosmos, hidup itu berarti membangunkan diri, benda di sekitar manusia bersifat terbatas.
[ix] Kant akan membedakan batas minimal fenomena dalam bidang inderawi yang bersifat
reseptif, bidang akal yang berisi bentuk formal fenomena dan bersifat universal, bidang aku
transendental yang menyatukan subfek dan obfek. Kesatuan subfek dan obfek berufud
penyatuan bentuk-bentuk dan postulata apriori.
[x] Kant fuga menyebutnya dengan istilah deduksi transendental. etode ini digunakan
setelah mendapatkan syarat minimal obfektivitas. etode ini fuga memuat hukum yang
berlaku se.ara de fa.to dan de fure dalam fenomena yang diselidiki sehingga terfadilah
pengertian dan penilaian yang sama.
[xi] Sebetulnya istilah tesis-anti tesis-sintesis berasal dari Fi.hte, Hegel sendiri tidak pernah
mempergunakan istilah tersebut. ih., En.y.lopedia of Philosophy, hal. 2-387
[xii] Reduksi fenomenologis adalah reduksi yang menyaring pengalaman pengamatan
pertama yang terarah kepada eksistensi fenomena. Reduksi eidetis adalah reduksi yang
berupaya untuk menemukan eidos atau hakikat yang tersembunyi. Oleh sebab itu, reduksi
eidetis lebih ketat dibanding reduksi fenomenologis. Reduksi transendental adalah proses
penyaringan semua hubungan antara fenomena yang diamati dan fenomena yang lainnya.
[xiii] Prinsip verifikasi Ayer nampak menyolok dalam bukunya yang berfudul anguage,
Truth dan ogi. yang diterbitkan pada tahun 1946. Buku ini merupakan usaha sintesa Ayer
atas pendirian positivisme logis lingkaran Wina dengan analisis linguistik Inggris.

iv| Lih Wittgenstein, Ludwig, Philosophi.al Investigations
Pengantar Wa.ana
Wacana filsafat dan Pikiran Nakal
Filsafat merupakan wa.ana berkelanfutan, tidak pernah berhenti, tiada berufung tiada pula
berakhir. Berangkat dari kegilaan atas kebenaran. Kegilaan terhadap tufuan kebahagiaan.
Berangkat dari kekosongan menufu keberisian. Berangkat dari kepenuhan menufu
kelangkaan. Berfalan dalam kelurusan tapi tidak mandeg dalam kebelokan. Tertawa dalam
keseriusan tapi sekaligus sungguh dalam tawa girang. Berbaring dalam ketegakan, berdiri
dalam keterdataran..........berfalan menufu kebenaran yang tak pernah mengenal istilah titik.

Anda mungkin juga menyukai