PENUNTUTAN
(VERVOGINGSUITSLUITINGSGRONDER)
Fakultas Hukum
DASAR HUKUM
DALAM KUHP
• Ne bis in idem (ketentuan Pasal 76 KUHP);
• Matinya si Tertuduh (Ketentuan Pasal 77 KUHP);
• Kedaluwarsa (ketentuan Pasal 78-81 KUHP);
• Penyelesaian di luar Perkara (ketentuan Pasal 82 KUHP).
DI LUAR KUHP : dalam UUD 1945
• 1. Abolisi; dan
• 2. Amnesti
1. NE BIS IN IDEM (PASAL 76 KUHP)
Asas ini juga lazim disebut dengan non bis in idem, yang artinya
ialah :”seseorang tidak boleh dituntut untuk kedua kalinya terhadap
perbuatan yang untuknya telah dijatuhi keputusan hakim yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap” (INKRACHT VAN GEWIJSDE).
Syarat Ne Bis In Idem
Pasal 77 KUHP :
• “Kewenangan menuntut pidana hapus jika terdakwa meninggal dunia”.
• perkecualian pada tindak pidana yang merugikan keuangan, perekonomian
negara.
3. Sebab telah lampau waktu atau
Kadaluwarsa (verjaring).
Pasal 78 ayat (1) KUHP : kewenangan menuntut pidana menjadi hapus karena
lewatnya waktu.
Tenggang waktu, yakni :
• Untuk semua tindak pidana pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan
dengan percetakan, sesudah 1 tahun;
• Untuk tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana denda, pidana
kurungan atau pidana penjara paling lama tiga tahun, sesudah 6 tahun;
• Untuk tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara lebih
dari tiga tahun, sesudah 12 tahun;
• Untuk tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana mati atau
pidana seumur hidup atau pidana penjara dalam waktu tertentu setinggi-
tingginya duapuluh tahun, sesudah 18 tahun.
• Untuk pembuat anak-anak berumur belum 18 tahun, daluwarsanya adalah
dikurangi 1/3 dari ketentuan.
• Mengenai pelanggaran pasal 556 sd 558a KUHP, adalah dimulai pada hari
sesudah daftar-daftar yang memuat pelanggaran-pelanggaran itu telah
disampaikan/diserahkan pada Panitera pengadilan yang bersangkutan.
• Berlakunya daluwarsa pasal 79 KUHP, yaitu pada hari sesudah dilakukannya
perbuatan, kecuali :
• Mengenai pemalsuan atau perusakan mata uang, adalah pada hari sesudah
barang yang dipalsu atau mata uang yang dirusak itu digunakan;
• Mengenai kejahatan dalam pasal 328, 329, 330 dan 333 KUHP, dimulainya
adalah pada hari sesudah orang yang langsung terkena kejahatan (korban)
dibebaskan atau meninggal dunia;
4. Sebab penyelesaian di luar pengadilan (afkoop)
• Ketentuan ini merupakan konsekuensi dari sifat pidana yang hanya dapat
disandarkan atas kesalahan diri pribadi seorang manusia.
Artinya harus dianggap bahwa hanya seorang pribadi sendiri itulah yang
bertanggung jawab. Kesalahan hanya dapat dituntut dari diri orang yang
melakkukannya itu sendiri. Kalau ia meninggal dunia maka habislah riwayat
untuk menuntutnya.
3. KEDALUWARSA
(PASAL 78-81 KUHP)