1 www.bi.go.id/moneter/inflasi/bi-dan-inflasi/penetapan.aspx
Bank Indonesia memperkirakan inflasi hinga minggu keempat agustus
tahun 2018, berdasarkan survey pemantauan harga (SPH) minus 0,02% (mounth
to month/mtm) atau mengalami deflasi. Sehingga secara tahunan inflasi berada
pada posisi 3,24%. Gubernur bank Indonesia Peryy Warjiyo pun menyakini inflasi
di bulan Agustus ini lebih rendah di bandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya
dan mendekati 0% , Peryy menyebut rendahnya inflasi di bulan agustus bahkan
deflasi sebesar 0,02% untuk indeks harga konsumsi (IHK) disebabkan oleh harga
bahan pangan bergejolak (volatile food) yang mulai mengalami penurunan SPH
sampai minggu keempat rendah.
Dengan inflasi yang terhaga stabilitas dan pertumbuhan ekomomi
Indonesia berada dalam kondisi yang kuat jika dibandingkan dengan Negara pasar
berkembang lainya. Sebab pengelolaan perekonomian di dukung oleh kebijakan
moneter serta kebijakan fiskal yang penuh kehati-hatian 2
Bank Indonesia BI optimistif inflasi sampai dengan ahir tahun ini hanya
akan sebesar 3,6% tahun ke tahun. Inflasi akan tetap terkendali meskipun harga
bahan bakar minyak BBM non pertamina bakal meningkat dalam waktu dekat.
Disisi lain,tekanan harga pangan sangat ini hanya musiman karna efek dari dan
menjelang lebaran.
Seperti diketahui mulai 1 juni 2018 harga BBM di stasiun pengisian bahan
baka umum SPBU sheel,total dan AKR akan naik. Di SPBU total performance 92
akan naik dari Rp9.300 menjadi Rp 9.650 per liternya, sedangkan kenaikan harga
BBM disheel dan AKR belum diketahui.
Selain itu harga dari berbagai komoditas pangan juga meningkat sejak
puasa. Harga bawang merah pada 30 mei 2018 di pasar Jakarta rata-rata Rp
37.864 per kilogram. Naik dari awal bulan hanya Rp 33.909 per kilogram. Pada
priode sama harga daging dan ayam broiler juga naik dari Rp 34.103 per kilogram
menjadi Rp 36.113 per kilogram.
2 Kemenkue.go.id/menko-darmin-pelemahan-rupiah-terus-menerus-pic-inflasi
Pertamina tidak terlalu berefek bagi inflasi, sedangkan tren harga pangan
saat ini hanya akan berefek kepada inflasi mei dan juni” perkiraan inflasi ahir
tahun Ini 3,6% “ jelas gubernur BI Peryy Warjiyo di gedung BI, rabu (30/5).
Deputi gubernur BI Dody waluyo bilang , proyeksi inflasi ahir tahun masih dalam
range yang di targetkan BI, yakni 3,5% plus minus 1% “ inflasi masih masuk
dalam sasaran yang ada termasuk imported inflation karena pelemahan rupiah
daan harga komoditi. “Tetap pada sasarn inflasi kami” jelas Dody.
Sementara itu berkaitan terjadi nya pelemahan rupiah mentri keordinator
(Menko) bidang perekonomian Darmin Nasutiuon tak menampik bahwa
pelemahan rupiah yang terus menenrus yang terjadi belakangan ini akan
mempengaruhi pada inflasi dalam negeri.darmin memprediksi kedepanya rupiah
akan naik turun lantaran bank sentral AS federal reserfe yang bakal kembali
menaikan suku bungga acuan dua kali tiga ahir 2018. Merespon kondisi tersebut
maka bank Indonesia BI mau tak mau mesti menerapkan kebijakan pengetatan
moneter. Darmin mengatakan sejauh inio belum, atrinya core masih di bawah
3,5%. Sebagai informasi, tingkat iniflasi pada juli 2018 adalah 0,28% yang
disumng inflasi inti sebesar 0,41%, yang tertinggi sejak februari 2017.3
Badan pusat statistic (BPS) mencatatn bulan agustus 2018 terjadi inflasi
sebesar 0,05%. Beberapa faktor utama yang mendorong terjadinya inflasi adalah
terjadinya tak terkendalinya harga pangan dan turunnya tarif transfortasi angkutan
udara .”bedasarkan perkembangan harga berbagai komoditas, secara umum
menunjukkan penurunan. Di 82 kota IHK (indeks harga konsumen) terjadi deflasi
sebebsar 0,05%” kata kepala BPS Suhariyanto melalui koferensi pesr di
kantornya, senin (3/9/2018). Seharianto menjelaskan, posisi deflasi agustus 2018
lebih rendah dari deflasi priode yang sama tahun sebelumnya (Agustus 2017)
sebesar 0,7% tapi lebih tinggi dari (Agustus 2016) sebesar 0,2%.
Sementara untuk tingkat inflasi tahun kelender (Januari-Agustus 2018)
sebesar 2,13% dan inflasi dari tahun ketahun 3,20% “Angka ini mengembirakan
3 https//www.bo.go.id
karena, masih di bawah target 3,5% (untuk tahun 2018) kedepan inflasi
diharapkan terus terkendali” tutur Hariyanto.
Dari tujuh kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah bahan
makanan, sandang, transfortasi ,komunikasi, dan jasa keuangan. Sementara empat
kelompok pengeluaran lain masih terjadi inflasi. Dalam kelompok bahan makanan
terjadi deflasi 1,10% dengan andil 0,24% terhadap deflasi bulan agustus 2018.
Komoditas utama yang menyumbang deflasi untuk bahan makanan adalah telur
ayam (andil 0,06%) dan bawang merah (andil 0,05%) disusul dengan komoditas
lain seperti daging ayam ras, cabai merah, cabai rawit ,(andil 0,02%) serta sayur-
sayuran (0,01%).
Sementara dari kelompok sandang mengalami deflasi 0,07% dengan
pendorongnya berupa menurunnya harga emas. Untuk kelompok trasfortasi,
komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi 0,15% yang di dorong oleh
penurunan tarif angkutan udara. Suharianto memgatakan berkurangnya
permintaan menyebabkan turunya harga.
Dari kelompok pengeluaran lainya yang mengalami inflasi paling tinggi di
dapati pada kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi, dan olahraga yaitu
inflasi 1,03%. Faktor pendorong dari inflasi dalam kelompok ini adalah kenaikan
uang sekolah dasar (SD )andil 0,03% , uang sekolah menengah pertama (SMP)
andil 0,02 dan uang sekolah menegah atas (SMA) andil 0,01%.4
4 Bps.go.id/September-2018/deflasi-018
Dengan demikian pemerintah optimistis inflasi akan terjaga di bawah 3,5 persen.
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF),
Eko Listiyanto menilai, inflasi yang rendah tersebut bukan karena keberhasilan
pemerintah lewat serangkaian kebijakan. Akan tetapi karena tren global yang
memang sedang menurun.
"Artinya, memang dalam hal ini daya beli yang memang cenderung lebih rendah
baik secara domestik maupun secara global," kata Eko dalam sebuah diskusi yang
digelar di Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Eko mengatakan, kondisi tersebut diperkuat dengan inflasi yang dialami oleh
sejumlah negara lain juga rendah. Misalnya saja pada China, inflasinya jauh lebih
rendah di bawah Indonesia yakni di level 2,3 persen.
"Kalau mau diklaim berhasil mengendalikan inflasi, harusnya diikuti dengan
pertumbuhan yang cukup tinggi. Tapi nyatanya, pertumbuhan ekonomi yang lebih
tinggi tidak terjadi, yang terjadi justru stagnasi pertumbuhan ekonomi," kata dia.
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2018 yang dilaporkan BPS
sebesar 5,17 persen. Angka ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan periode sama
tahun lalu hanya 5,06 persen.
Namun, meski lebih tinggi jika dibandingkan periode sama 2017, angka ini lebih
rendah jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2018 yang saat itu di
level 5,27 persen.5
5 https://www.liputan6.com/bisnis/read/3692902/indef-inflasi-terkendali-harusnya-diikuti-
pertumbuhan-ekonomi
A. Pengertian Inflasi
Inflasi merupakan kondisi kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan
terus menerus. Umum berarti kenaikan harga tidak hanya terjadi pada satu jenis
barang saja, tapi kenaikan harga itu meliputi kelompok barang yang dikonsumsi
oleh masyarakat, terlebih lagi kenaikan itu akan mempengaruhi harga barang lain
di pasar. Terus menerus berarti bahwa kenaikan harga terjadi tidak sesaat saja,
misalnya kenaikan harga barang menjelang hari raya. Kenaikan harga pada
kondisi tertentu tidak menjadi permasalahan kerena harga akan kembali normal.6
Secara umum, inflasi merugikan bagi sebagian besar masyarakat. Untuk
mengatasi kerugian ini, maka setiap masyarakat dan semua pelaku ekonomi
lainnya harus mampu membaca gejala dan trend inflasi yang sudah pernah terjadi
sebelumnya, sebagai salah satu cara mengantisipasi supaya tidak terjadi kerugian
yang membengkak akibat terjadinya inflasi. Sebagai contoh, apabila reta-rata
inflasi yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya adalah 10% per tahun, maka
setiap pengusaha dapat memasukkan perubahan harga itu dalam struktur harga
barang yang dihasilkannya. Begitu pula dengan kelompok masyarakat yang
berpendapatan tetap dapat menuntut kenaikan gaji atau upah sebesar rata-rata
inflasi yang terjadi sehingga pendapatannya secara riil tidak mengalami
penurunan.
Inflasi pada dasarnya mengukur perubahan kenaikan harga dari waktu ke
waktu, baik bulanan, triwulanan, maupun tahunan. Angka indeks biaya hidup
mencatat perubahan harga barang-barang dan jasa-jasa sehingga dapat
menentukan kondisi inflasi(kenaikan harga) ataupun deflasi(penurunan harga).
Salah satu angka indeks yang dipakai untuk menghitung inflasi adalah angka
indeks laspeyres7
6 Suparmono. Pengantar Ekonomika Makro. Unit Penerbit dan Percetakan(UPP) AMP YKPN.
Yogyakarta. 2004. hlm. 128
7 Ibid. hlm. 137
Tahun dasar merupakan tahun basis yang digunakan sebagai dasar
perhitungan perubahan harga, yang biasanya diberi nilai 100. Pada tahun
berikutnya, apabila indeksnya lebih besar dari 100 berarti terjadi kenaikan harga,
sebaliknya jika nilainya kurang dari 100 berarti terjadi penurunan harga.
B. Macam-macam Inflasi
Inflasi yang terjadi di suatu negara tentu jenisnya berbeda-beda. Hal ini
tergantung dari penyebabnya. Adapun pembagian inflasi adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan Tingkat Keparahan atau Laju Inflasi
a. Inflasi ringan
Adalah inflasi yang lajunya kurang dari 10 % setahun, sehingga inflasi ini
tidak begitu dirasakan. Inflasi ini sering disebut juga dengan inflasi yang merayap
dan tidak begitu mengganggu perekonomian secara nasional.
b. Inflasi sedang
Adalah inflasi yang lajunya antara 10% - 30% setahun. Pada tingkatan ini
mulai dapat dirasakan naiknya harga-harga meski tidak begitu signifikan, dan jika
tidak segera diatasi akan menjadi inflasi berat.
c. Inflasi berat
Inflasi yang lajunya berada pada batas antara 30% - 100% setahun. Pada
tingkat ini harga-harga kebutuhan masyarakat naik secara signifikan dan sulit
dikendalikan. Indonesia pernah mengalami inflasi berat pada tahun 1998. Pada
waktu itu inflasi per Desember mencapai 77,63 %.
d. Hiperinflasi
Jenis inflasi ini sangat dirasakan karena dapat terjadi secara besar-besaran dan
jika diukur berada di atas 100% setahun. Di Indonesia pada tahun 1966 pernah
mengalami inflasi sebesar 600%, hal ini disebab-kan pencetakan uang baru secara
besar-besaran untuk menutup defisit anggaran pada waktu itu.8
10 Boediono. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi no.2 EKONOMI MAKRO. BPFE-
YOGYAKARTA. Yogyakarta. 2001. hlm. 161
b. Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh
psikologi masyarakat mengenai kenaikan harga-harga dimasa mendatang.
2. Teori keynes
Teori Keynes mengenai inflasi didasarkan atas teori makronya, teori ini
menyoroti aspek lain dari inflasi. Menurut teori ini, inflasi terjadi karena suatu
masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Pross infasi
menurut pandangan ini, tidak lain adalah proses perebutan bagian rizeki diantara
kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar dari pada
yang bisa disediakan oleh masyarakat tersebut. Proses perebutan ini akhirnya
diterjemahkan menjadi keadaan di mana permintaan masyarakat akan barang-
barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia (inflatiory gap).
Selama inflationary gap tetap ada, selama itu pula proses inflasi berkelanjutan.
3. Teori Strukturalis
Teori strukturalis adalah teori mengenai inflasi yang didasarkan atas
pengalaman di negara-negara Amerika Latin. Teori ini memberikan tekanan pada
ketegaran (inflexibilities) dari struktur perekonomian negara-negara sedang
berkembang. Teori strukturalis adalah teori inflasi jangka panjang. Disebut teori
inflasi jangka panjang karena teori ini mencari factor-faktor jangka panjang
manakah yang bisa mengakibatkan inflasi? .Menurut teori ini, ada 2 ketegaran
utama dalam perekonomian negara-negara sedang berkembang yang bisa
menimbulkan inflasi.11
a. Ketegaran yang pertama berupa “ketidakelastisan” dari penerimaan ekspor, yaitu
nilai ekspor yang tumbuh secara lamban dibanding dengan pertumbuhan sektor-
sektor lain. Kelambanan ini disebabkan karena :
1. Harga di pasar dunia dari barang-barang ekspor negara tersebut makin tidak
menguntungkan dibanding dengan harga barang-barang impor yang harus
dibayar.
12 Sadono Sukirno. Pengantar Teori Ekonomi MakroEdisi Kedua. PT. RajaGrafindo Persada.
Jakarta. 2002. hlm. 308
dapat diatur dan inflasi dapat di kendalikan sesuai dengan yang telah ditargetkan
sebelumnya. Kebijakan Moneter dapat dilakukan melalui instrument berikut ini:13
a. Politik Diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk memengaruhi
peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat bunga. Dengan
menaikkan tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat
akan berkurang karena orang akan lebih banyak menyimpan uangnya di bank
daripada menjalankan investasi.
b. Politik Pasar Terbuka (open market policy) dijalankan dengan membeli dan
menjual surat-surat berharga. Dengan menjual surat-surat berharga diharapkan
uang akan tersedot dari masyarakat.
c. Politik Persediaan Kas (cash ratio policy) adalah politik Bank Sentral untuk
memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan
persentase persediaan kas dari bank. Dengan dinaikkannya persentase persediaan
kas, diharapkan jumlah kredit akan berkurang.
d. Pengawasan kredit secara selektif adalah kebijakan Bank sentral untuk
memberikan kredit secara selektif untuk membatasi uang yang beredar
dimasyarakat.
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang berhubungan dengan financial
pemerintah. Kebijakan fiskal dapat dilakukan melalui instrument berikut ini:
a. Pengaturan Pengeluaran Pemerintah (APBN), sehingga pengeluaran keseluruhan
dalam perekonomian bisa dikendalikan. Pemerintah tidak akan menambah
pengeluarannya agar anggaran tidak defisit.
b. Menaikkan Pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi jumlah
konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk membayar pajak, dan juga
akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat berkurang dan ini berpengaruh
pada daya beli masyarakat yang menurun, dan tentunya permintaan akan barang
dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya berkurang.
13 Putra. http://ekonomikelasx.blogspot.com/2012/02/kebijakan-untuk-mengatasi-inflasi.html. 06
November 2012
Kesimpulan
Inflasi merupakan kondisi kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan
terus menerus. Inflasi pada dasarnya mengukur perubahan kenaikan harga dari
waktu ke waktu, baik bulanan, triwulanan, maupun tahunan. Salah satu angka
indeks yang dipakai untuk menghitung inflasi adalah angka indeks laspeyres.
Inflasi yang terjadi digolongkan bermacam-macam berdasarkan
penyebabnya: Berdasarkan Tingkat Keparahan atau Laju Inflasi (Inflasi ringan,
Inflasi sedang, Inflasi berat, Hiperinflasi), Berdasarkan penyebab awal inflasi
(Demand Pull Inflation, Cost Push Inflation), Berdasarkan asal inflasi (Domestic
Inflation, Imported Inflation).
Ada 3 teori utama mengenai inflasi. Teori Kuantitas menekankan bahwa
penyebab utama inflasi adalah pertambanahn jumlah uang beredar dan psikologi
masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang. Teori Keynes: inflasi
terjadi karenan masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya..
Teori strukturalis: sebab inflasi adalah dari ketidakelastisan struktur ekonomi.
Pengaruh Inflasi terhadap perekonomian adalah Inflasi Menggalakkan
Penanaman Modal Spekulatif, Tingkat Bunga Meningkat dan Akan Mengurangi
Investasi, Inflasi Menimbulkan Ketidakpastian Keadaan Ekonomi dan Masa
Depan. Menimbulkan Masalah Neraca Pembayaran. Pengaruh Inflasi Terhadap
Individu dan Masyarakat adalah Memperburuk Distribusi Pendapatan, Pendapatan
Riil Merosot, Nilai riil tabungan merosot
Saran
Dengan dua pendekatan (moneterist dan strukturalist) pada komposisi yang tepat,
maka diharapkan bukan saja dalam jangka pendek inflasi dapat dikendalikan,
tetapi juga dalam jangka panjang. Dan, bila ada upaya yang serius untuk
memperkecil atau bahkan menghilangkan hambatan-hambatan struktural yang
ada, maka akan berakibat pada membaiknya fundamental ekonomi Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA