Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kalimantan merupakan pulau terluas di Indonesia. Wilayah ini
kemudian dibagi ke dalam beberapa provinsi, salah satunya adalah
Kalimantan Selatan dengan Ibu Kota Banjarmasin. Disini saya akan
mencoba menjelaskan atau menceritakan kekayaan Alam dan Budaya.
Berbicara tentang alam dan kebudayaan, Indonesia merupakan suatu
Wilayah yang mempunyai Setiap daerah memiliki pesona alam dan
kekayaan budaya yang unik dan berbeda satu sama lain. Begitu halnya
dengan Kalimantan Selatan yang memiliki rumah tradisional Suku
Banjar yang cukup unik.
Rumah Banjar merupakan rumah tradisional suku Banjar.
Arsitektur Tradisional ciri-cirinya antara lain mempunyai perlambang,
mempunyai penekanan pada atap, ornamental, dekoratif dan sitematis.
Disini saya akan menjelaskan tentang salah satu Rumah Adat
Banjar yaitu rumah Bumbungan Tinggi atau Rumah Baanjung adalah
jenis rumah yang paling ikonik dari rumah Tradisional di Kalimantan
Selatan. Pada zaman kerajaan dulu, rumah ini merupakan bangunan inti
dalam kompleks istana. Rumah ini adalah tempat dimana raja dan
keluarganya tinggal. Sejak tahun 1850, dibangun pula disekitarnya
sebagai bangunan dan fungsi masing-masing.
Nama “Bumbungan Tinggi” mengacu pada atap yang tajam
dengan 45 derajat kecuraman. Jenis rumah Baanjung ini tentu
memerlukan lebih banyak uang untuk membuatnya dibandingkan
dengan rumah biasa. Jadi, pada saat itu hanya orang-orang kaya saja
yang mampu membuatnya.

Sri Rejeki Ningsih| 1


1.2 Rumusan Masalah
A. Bagaimana sejarah rumah adat banjar?
B. Bagaimana ciri-ciri rumah adat banjar?
C. Bagaimana nilai-nilai filosofi rumah bumbungan tinggi?

1.3 Tujuan Penulisan


Dari rumusan masalah yang sudah penulis rumuskan di atas, dapat
ditarik kesimpulan tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:
A. Untuk mengetahui sejarah rumah adat banjar.
B. Untuk mengetahui ciri-ciri rumah adat banjar.
C. Untuk mengetahui nilai-nilai filosofi rumah bumbungan tinggi.

Sri Rejeki Ningsih| 2


BAB II
Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori

2.1. Tinjauan Pustaka


Tinjauan Pustaka yang digunakan dalam penulisan makalah ini
ialah bahwa penulis mengandalkan pemahaman sendiri dan memakai
sumber tambahan dari situs-situs di internet yang memuat data
mengenai Rumah Adat Banjar yang ada di Kalimantan Selatan. Dan
dari situs-situs di internet itulah penulis banyak mendapat sumber
referensi untuk menyelesaikan makalah ini.

2.2. Landasan Teori


Mendengar nama Rumah Bumbungan Tinggi, anda juga harus
siap dengan istilah “Rumah Banjar” atau ”Rumah Ba’anjung”.
Keduanya merajuk kerumah adat Kalimantan Selatan. Disebeut
Rumah Banjar, sebab memang mayoritas suku di Kalimantan Selatan
adalah suku Banjar. Rumah yang mereka diami ini tersebar di seluruh
Kalimantan Selatan. Oleh sebab itu dinobatkan sebagai rumah adat
proven tersebut. Adapun istilah “Rumah Bumbungan Tinggi” mengacu
pada bentuk rumah adat itu sendiri yang memang bagian atapnya
tinggi dan lancip hingga membentuk sudut 45 derajat.
Konon kabarnya, rumah adat Kalimantan Selatan ini sudah ada
sejak abad 16, tepatnya pada masa pemerintahan Pangeran
Samudera atau yang dikenal juga dengan nama Sultan Suryansyah.
Di awal masa pembuatannya, rumah adat Banjar ini dilengkapi dengan
konstruksi sederhana berbentuk segi empat yang cenderung
memanjang dari depan kebelakang. Namun, seiring berjalannya
waktu, Rumah Adat Banjar ini kemudian dimodifikasi sesuai kebutuhan
si pemilik dengan penambahan bagian rumah disamping kiri dan

Sri Rejeki Ningsih| 3


kanan. Adapun istilah yang digunakan untuk Rrumah Adat Banjar yang
ditambahkan bagian tertentu tersebut adalah “disumbi”. Padamulanya,
rumah adat ini hanya biasa dijumpai di lingkungan kraton Banjar.
Namun lama kelamaan, kita masyarakat juga turut membangun rumah
dengan mengadopsi bangunan di lingkungan istana tersebut hingga
persebarannya hampir merata bahkan hingga ke Kalimantan Tengah
dan Kalimantan Timur.

Sri Rejeki Ningsih| 4


BAB III
Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

3.1. Faktor Pendukung


Faktor Pendukung dalam penulisan makalah ini ialah bahwa
Rumah Adat Banjar memiliki kandungan nilai sejarah dan manfaat yang
positif, dan didukung oleh ketersediaan akses untuk mendapatkan
informasi tentang Rumah Adat Banjar serta ingin memperkenalkan
budaya dan Rumah Tradisional Kalimantan Selatan.

3.2. Faktor Penghambat


Faktor Penghambat dalam penulisan makalah ini ialah
minimnya informasi yang di dapat baik secara langsung maupun melalui
situs internet sehingga data yang di dapat kurang begitu akurat. Serta
minimnya kesadaran masyarakat lokal tentang fungsi Rumah Adat
Banjar yang sebenarnya.

Sri Rejeki Ningsih| 5


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Rumah Adat Banjar


Mendengar nama Rumah Bumbungan Tinggi, anda juga harus
siap dengan istilah “Rumah Banjar” atau ”Rumah Ba’anjung”. Keduanya
merajuk kerumah adat Kalimantan Selatan. Disebeut Rumah Banjar,
sebab memang mayoritas suku di Kalimantan Selatan adalah suku
Banjar. Rumah yang mereka diami ini tersebar di seluruh Kalimantan
Selatan. Oleh sebab itu dinobatkan sebagai rumah adat proven
tersebut. Adapun istilah “Rumah Bumbungan Tinggi” mengacu pada
bentuk rumah adat itu sendiri yang memang bagian atapnya tinggi dan
lancip hingga membentuk sudut 45 derajat.
Konon kabarnya, rumah adat Kalimantan Selatan ini sudah ada
sejak abad 16, tepatnya pada masa pemerintahan Pangeran Samudera
atau yang dikenal juga dengan nama Sultan Suryansyah. Di awal masa
pembuatannya, rumah adat Banjar ini dilengkapi dengan konstruksi
sederhana berbentuk segi empat yang cenderung memanjang dari
depan kebelakang. Namun, seiring berjalannya waktu, Rumah Adat
Banjar ini kemudian dimodifikasi sesuai kebutuhan si pemilik dengan
penambahan bagian rumah disamping kiri dan kanan. Adapun istilah
yang digunakan untuk Rrumah Adat Banjar yang ditambahkan bagian
tertentu tersebut adalah “disumbi”. Padamulanya, rumah adat ini hanya
biasa dijumpai di lingkungan kraton Banjar. Namun lama kelamaan, kita
masyarakat juga turut membangun rumah dengan mengadopsi
bangunan di lingkungan istana tersebut hingga persebarannya hampir
merata bahkan hingga ke Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Rumah adat Banjar (Rumah Bumbungan Tinggi) di Kalimantan
Selatan, biasa dibilang merupakan ikon nya Rumah Banjar karena jenis

Sri Rejeki Ningsih| 6


rumah ini yang paling terkenal karena menjadi mascot Rumah Adat
khas Provinsi Kalimantan Selatan. Didalam kompleks karaton Banjar
dahulu kala bangunan Rumah Banjar (Rumah Bumbungan Tinggi)
merupakan pusat sentral dari karaton yang menjadi istana kediaman
Raja.

4.2 Ciri-ciri Rumah Banjar Menurut Tim Depdikbud Kalimantan


Selatan:
A. Atas sindang langit tanpa plafon.
B. Tangga naik selalu ganjil.
C. Pemandangan diberikan lapangan kelilingnya dengan kandungan
Rasi Berukir.
Sama seperti rumah adat lainnya, pembuatan rumah adat Banjar
juga tidak sembarangan utamanya konstruksi fisik rumah. Bahan-bahan
yang digunakan berpadu dengan kepercayaan yang dianut serta faktor
fisik tanah diwilayah kerajaan Banjar saat itu. Penjelasan detailnya
sebagai berikut:
1. Pondasi, tiang juga tongkat pada rumah Banjar haruslah tinggi
sebab tanah Banjar dahulu cenderung berawa. Kayu yang
digunakan idealnya adalah kayu galam atau yang disebut juga
dengan nama Katu Kapur Naga.
2. Kerangka rumah pada Rumah Banjar memakai ukuran tradisional
depan yang ganjil sebab memiliki unsur magis dan sakral. Bagian
tersebut antara lain susuk yang terbuat dari kayu ulin, gelagar
yang terbuat dari belangiran juga dammar putih, lantai yang
disusun dari lantai kayu ulin dengan ketebalan 3 cm, rangka pintu
juga jendela yang terbuat dari papan juga dari balokan kayu ulin
dan lain-lain.

Sri Rejeki Ningsih| 7


3. Dinding Rumah Banjar disusun dengan posisi papan berdiri
dengan demikian dibutuhkan juga balabad dan turus tawing agar
bisa menempel.
4. Atap pada rumah Banjar merupakan signatur yang paling
menonjol. Atap ini merupakan perlambangan kekuasaan. Ia dibuat
membumbung tingggi ke langit.

4.3 Nilai-nilai filosofi Rumah Bumbunggan Tinggi


Masyarakat Banjar merupakan masyarakat yang religius (islam)
akan tetapi kebudayaan dayak (kaharingan) dalam hal ini arsitektur
sangat dominan mempengaruhi nilai-nilai yang terkandung dalam rumah
adat banjar. Fungsi rumah dinyatakan sebagai sebuah kesatuan
mikrokosmos, sebagai kesatuan kosmik totemic (cosmic totemic unity).
Bentuk rumah adat banjar melambangkan makna-makna kepercayaan
kaharingan dengan nilai-nilai filosofi batang garing atau pohot Hayat.
Rumah Bumbungan Tinggi merupakan lambang mikrokosmos
dan makrokosmos yang besar. Penghuni rumah seakan-akan tinggal
dibagian dunia tengah yang diapit oleh dunia atas dan dunia bawah.
Dirumah ini mereka hidup dalam keluarga besar, sedangkan kesatuan
dari dunia atas dan dunia bawah melambangkan mahatala dan jata
(suami dan istri).

Sri Rejeki Ningsih| 8


Gambar 4.1. Rumah Bumbungan Tinggi Adat Banjar

Sri Rejeki Ningsih| 9


BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Provinsi Kalimantan Selatan terletak di sebelah selatan pulau
Kalimantan. Secara geografis keadaan alamnya terdiri dari dataran
rendah, rawa-rawa, sungai-sungai baik besar maupun kecil serta
dataran tinggi dan pegunungan dengan lembah dan ngarainya. Di
bagian selatan dan timur dilingkungi oleh pantai dan laut.

Masyarakat banjar zaman dahulu tidak mengenal istilah pacaran tetapi


mereka langsung dijodohkan yaiti orang tua mereka yang menjodohkan
dan mencari calon mempelai untuk anaknya dan upacar adat yang
dipakai masih sangat tradisional dan melalui proses yang sangat
panjang.

Namun pada era globalsasi saat ini tata cara perkawinan tersebut sudah
banyak ditinggalkan oleh masyarakat khususnya masyarakat Banjar.
Hal ini disebabkan oleh perkembangan zaman, yang otomatis dianggap
tidak sesuai lagi dengan budaya-budaya leluhur seperti contohnya
upacara perkawinan tersebut. Dan juga dianggap terlalu bertele-tele.

5.2. Saran
Agar budaya Rumah Adat Banjar tidak punah dan menghilang kita
sebagai generasi penerus kebudayaan tersebut hendaknya lebih
memperhatikan dan melestarikan budaya banjar yang kita miliki untuk
membanggakan generasi sebelum kita.

Sri Rejeki Ningsih| 10


Daftar Pusaka

1. http://nadyasyahreza.blogspot.co.id/2013/08/rumah-banjar
tradisional.html?m=1
2. https://www.youtube.com/watch?v=52FBOXIIrVc
3. https://www.youtube.com/watch?v=LdBoqYqDf4M

Sri Rejeki Ningsih| 11

Anda mungkin juga menyukai