TAKALAR.
Zulkarnain AS,1 Zahira,2 Fajriana kadir,3 Muhammad mahdi adwin,4 Muhammad yusuf
maulana5
Jurusan Teknik arsitektur UIN Alauddin Makassar
Jalan. H.M. Yasin Limpo No. 36 Kel. Romangpolong Kec. Somba Opu, Kab. Gowa
Sulawesi Selatan, 92113.
Surel: zoelarch@gmail.com; yusufflana99@gmail.com
Diterima : ; Disetujui :
ABSTRAK
Rumah adat sebagai salah satu identitas budaya merupakan hal yang perlu untuk di jaga dan dilestarikan
keberadaanya. Desain rumah adat tiap daerah memiliki karakteristik bentuk dan arsitektur masing-masing
sesuai dengan budaya adat lokal. Rumah adat Balla Lompoa Ri Sanrobone Takalar merupakan salah satu
rumah adat suku makassar yang dibangun pada tahun 1515-1520 namun beberapa kali mengalami
kerusakan akibat terbakar pada sekitar bulan Februari tahun 1956 karena pemberontakan DI/TII,
kemudian didirikan kembali dengan ukuran lebih kecil oleh pihak keluarga Kerajaan sanrobone dan baru
disresmikan pada 17 Januari 2018 . Tujuan penelitian yaitu untuk mengidentifikasi bagaimana karakteristik
bangunan baru rumah adat dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif dengan
pendekatan kualitatif observatif yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data berupa wawancara,
pengamatan sesuai dengan kondisi di lapangan, dan studi pustaka. Hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa Rumah adat Balla Lompoa Ri Sanrobone Takalar memiliki bentuk yang lebih kecil dari bangunan
lama, serta mengalami moderenisasi dari segi material bangunan, dilihat dari aspek fisik bangunan yang
mengalami beberapa perubahan, tetapi aspek nonfisik bangunan masih tetap terjaga dan diterapkan pada
bangunan baru rumah adat Balla Lompoa Ri Sanrobone Takalar.
Kata Kunci: Karakteristik; Rumah adat; Ri Sanrobone; Takalar
ABSTRACT
Traditional house as cultural identity is something that needs to be maintained and preserved. The design of
the traditional houses of each region has the characteristics of the shape and architecture of each according
to the local traditional culture. The traditional house of Balla Lompoa Ri Sanrobone Takalar is one of the
traditional Makassarese houses which was built in 1515-1520 but was damaged several times due to fires
around February 1956 due to the DI/TII rebellion, then it was rebuilt with a smaller size by the family The
kingdom of sanrobone and just inaugurated on January 17, 2018. The purpose of the research is to identify
how the characteristics of the new building of the traditional house are using descriptive research methods
with an observative qualitative approach which is carried out by collecting data in the form of interviews,
observations according to conditions in the field, and literature studies. The results of the study indicate that
the Balla Lompoa Ri Sanrobone Takalar traditional house has a smaller shape than the old building, and has
undergone modernization in terms of building materials, seen from the physical aspect of the building there
have been some changes, but the non-physical aspects of the building are still maintained and applied to new
buildings. Balla Lompoa Ri Sanrobone Takalar custom.
Keywords: Characteristics; Traditional House; Ri Sanrobone; Takalar
1
PENDAHULUAN dunia atas (pammakkang), inti rumah/dunia
tengah (kale balla), dan bagian kolong/dunia
Menurut Frick (2007) rumah tradisional bawah (siring). Hal yang unik dari rumah adat
merupakan hasil karya arsitektur yang tidak ini adalah atap yang terbuat dari daun nipah,
hanya tersusun atas struktur dan material sedangkan bagian lainnya terbuat dari
yang berada di atas sebuah tapak saja namun perpaduan beberapa jenis kayu yakni Kayu
dipandang sebagai perwujudan dari aspek- sappu, Kayu besa tau, dan Kayu bayam.
aspek sosial, kultural, ritual, teknik, keahlian,
materialisai dan perdagangan. Arsitektur Rumah adat Balla Lompoa Ri Sanrobone
sebagai hasil karya seni budaya diakui sebagai Takalar dijadikan objek penelitian karena
salah satu wujud kebudayaan yang dapat rumah adat ini merupakan rumah adat lama
dijadikan cerminan dari kehidupan yang dibangun kembali sehingga menarik
manusianya, dari masa ke masa. Sebagai salah untuk diteliti seperti aspek non fisik bangunan
satu representasi kebudayaan yang paling apakah masih diterapkan pada bangunan baru
tinggi dalam sebuah komunitas atau telah hilang serta aspek fisik bangunan
suku/masyarakat di Indonesia, rumah adat yaitu struktur dan material bangunan apakah
menjadi penting keberadaannya karena dinilai masih sama dengan bangunan lama atau
mempunyai peran yang cukup signifikan mengalami moderenisasi sejalan dengan
dalam perspektif sejarah, warisan, dan perkembangan teknologi dimasa sekarang.
kemajuan masyarakat dalam sebuah
peradaban. Indonesia dengan kekayaan METODE
budaya yang berbagai macam termasuk Jenis penelitian yang dilakukan merupakan
rumah adat yang tersebar luas memiliki ciri penelitian kualitatif observatif dengan Teknik
dan karakteristik serta aspek fisik maupun pengumpulan data yaitu dengan cara
non fisik yang berbeda-beda sesuai dengan observasi langsung ke lokasi, serta
budaya adat disetiap daerah. Pada umumnya mengumpulkan data-data lapangan dengan
rumah adat menggunakan material dari alam dokumentasi dan wawancara dengan
seperti kayu dan bambu, namun tidak sedikit
masyarakat setempat dan pemangku adat.
dari rumah ada di indonesia yang mengalami
perkembangan secara fisik yang dikarenakan Berdasarkan Modul Rancangan Penelitian
pola pikir masyarakat yang terus berubah (2019) yang diterbitkan Ristekdikti, penelitian
sesuai dengan perkembangan zama, status kualitatif bisa dipahami sebagai prosedur riset
sosial, diikuti dengan kebutuhan terhadap yang memanfaatkan data deskriptif, berupa
ruang, (Stephany, 2009). Keberadaan rumah kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
adat di indonesai perlu dilestarikan sebagai dan pelaku yang dapat diamati. Dengan
simbol budaya Indonesia agar masih bisa melakukan penelitian maka didapatkan
dinikmati oleh generasi-generasi berikutnya. karaktersitik fisik maupun nonfisik bangunan.
Hilangnya beberapa rumah adat lama akibat
bencana alam maupun karena termakan usia, HASIL DAN PEMBAHASAN
dibangun kembali dengan bentuk yang
disamakan agar tetap ada dan dapat dilihat A. Lokasi Penelitian
oleh generasi-generasi mendatang. Lokasi Balla lompoa Ri Sanrobone terletak di
Kampung Sarraka, Desa Sanrobone,
Salah satu rumah adat di Sulawesi Selatan Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Desa
yang baru diresmikan revitalisasinya yaitu sanrobone memiliki luas wilayah sekitar
rumah adat Balla lompoa Ri Sanrobone 2.733,06 ha. yang sebagian wilayahnya
Takalar. Rumah adat ini merupakan pengganti merupakan pesisir pantai dengan curah hujan
rumah adat lama yang telah terbakar pada tergolong sedang serta ketinggian tanah 22
sekitar bulan Februari tahun 1956 karena mdpl.
pemberontakan DI/TII.
3
C. Bangunan Baru Rumah Adat Balla Balla lompoa sanrobone berbentuk rumah
Lompoa Sanrobone di Takalar panggung dengan tiang di bawah bangunan,
1. Gambaran bangunan rumah panggung ini sarat akan simbol yang
mengandung makna dan nilai sosial. Rumah
adat balla lompoa sanrobone di Takalar
dulunya berfungsi sebagai tempat tinggal bagi
raja yang pada saat itu berjuang melawan
penjajah, sekarang fungsi balla lompoa lebih
tampak sebagai tempat untuk melakukan
suatu musyawarah yang berkaitan dengan
adat setempat.
4
Saat memasuki Kawasan, terdapat baruga Bangunan menghadap timur sama dengan
yang terletak disisi timur halaman Balla tempat terbitnya matahari. Tempat terbitnya
lompoa Ri Sanrobone dengan bentuk matahari memiliki filosofi kerja keras, yakni
bangunan terbuka tanpa dinding yang terletak bekerja sedini mungkin dan arah munculnya
berhadapan dengan Balla lompoa Ri kehidupan.
Sanrobone. Bangunan ini berfungsi sebagai
tempat menunggu para tamu sebelum Orientasi bentuk dari Balla Lompoa Ri
memasuki Balla lompoa Ri Sanrobone. Selain Sanrobone yaitu berbentuk persegi yang
baruga, Rumah adat Balla lompoa sanrobone dihubungkan pada falsafah hidup masyarakat
juga memiliki sumur air yang dahulu tradisional suku makassar atau yang disebut
digunakan untuk keperluan air istana yang “Sulapa Appa”, yang diartikan sebagai upaya
terletak di sisi selatan halaman Balla lompoa untuk “menyempurnakan diri”. menurut
Ri Sanrobone. Syahriar (2014) Filosofi ini diambil dari
“mitos” asal mula kejadian manusia yang
diyakini terdiri dari empat unsur, yaitu: air,
api, tanah dan angin. Sulapa appa juga artikan
sebagai empat penjuru angin yaitu timur,
barat, selatan dan utara. Pandangan wujud
ideal tercermin dalam bentuk tiang rumah,
bentuk denah serta area yang ditempatinya,
semuanya persegi empat (Limpo. 1995).
5
rumah tetap utuh, sempurna dan tidak
kekurangan.
Setelah hari ditentukan maka diadakan Setelah sholat subuh maka rumah mulai di
penyiapan bahan berupa kayu yg akan di bangun bersamaan dengan matahari terbit
jadikan tiang, pasak dan struktur atapnya. dengan maksud agar rumah akan bersinar
Setelah itu, ritual pelubangan kayu yang layaknya matahari terbit.
dilakukan oleh to panrita. Ritual ini
memerlukan dupa, daun pandan serta kue Berbeda dengan rumah adat Bugis yang
khas Bugis Makassar yakni onde-onde gula dibangun mulai dari rangka samping, rumah
merah, onde- onde ini di letakkan di atas kayu adat suku Makassar yang pertama kali di
yg ingin di lubang beserta daun pandan hal ini bangun adalah rangka depan ke belakang,
diyakini agar nantinya penghuni rumah yang kemudian balok pasak akan
tersebut mendapatkan manisnya kehidupan ditusuk/ditumbuk dari bagian rangka depan
seperti onde-onde yg manis. Pada saat hingga ke rangka belakang rumah. Balok yang
pelubangan juga di lantunkan tahmid serta pasak yang digunakan tidak diperbolehkan
sholawat. menggunakan sambungan, jadi kayu yang
digunakan haruslah memanjang dari depan
hingga ke belakang, begitu pula untuk balok
dari kanan ke kirinya.
6
tetangga seperti kuala lumpur, brunei, dan Lompoa Sanrobone Takalar. Batu ini
singapur. digunakan sebagai penanda upacara
pelantikan atau pengangkatan Raja Sanrobone
juga saat melaksanakan prosesi Angngaru
(sumpah Setia).
7
a.) Ruang Gambar 15. Potongan Rumah Adat Balla
1. Ruang Vertikal bangunan Lompoa Ri Sanrobone Takalar
Sumber: Olah Data, 2021
8
Arab kaligrafi Arab tes biografi Arab gundul bangunan ini merupakan kediaman seorang
isinya semua bercerita tentang hari akhirat. raja (orang dengan status sosial tinggi) yang
menimbulkan mitos dalam kalangan
masyarakat suku Makassar yang menyatakan
bahwa bangunan rumah dari lapisan sosial
menengah hingga terendah tidak boleh
menyamai bentuk rumah lapisan sosial di
atasnya.
10
merupakan koleksi peninggalan kerajaan
sanrobone yang tersisa setelah peristiwa
pemberontakan oleh DI TII pada tahun 1956
di kerajaan sanrobone.
Ruang sisi Selatan balla lompoa sanrobone Gambar 26. Ruang Pertemuan Raja dan
juga digunakan sebagai ruang bertemunya Berkumpulnya Keluarga
raja dan berkumpulnya keluarga. Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021
11
Gambar 30. Dapur & ruang makan rumah
adat Balla Lompoa Ri Sanrobone
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021
12
Gambar 32. Plafond rumah adat Balla
Lompoa Ri Sanrobone
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021
13
8) onjong merupakan papan kayu yang c.) Struktur dan konstruksi
berada di ujung bubungan Balla Lompoa Ri Sanrobone terdiri atas tiga
bagian yaitu struktur bawah, tengah ,dan atap.
9) Tappi adalah balok berbentuk segi tiga 1) Struktur bawah.
pada samping kiri dan kanan
Pada bagian struktur bawah, terdapat Benteng
sambulayang. (kolom) berupa balok kayu Sappu yang
berukuran 12x12 cm, dengan tinggi
10) Kolom/Tiang (Benteng) rumah adat
sekitar 4 meter dikaitkan dengan balok
berupa balok kayu bermaterial kayu
(Pallangga) satu sama lain menggunakan
Sappu (kayu ulin) dan kayu besi
teknik kunci pamasad agar tersambung
berukuran 12x12 cm dengan jumlah 56
antara balok dengan kolom. Bangunan di
buah di bawah rumah dan 48 buah yang
sambung tanpa menggunakan paku.
terus naik ke atas rumah.
Bangunan menggunakan pondasi umpak yang disebut
alas batu (padongko) yang dilapisi semen
dengan ukuran Lebar bawah 30 cm dan
lebar atas antara 15 atau 20 serta tinggi
umpak 30 cm.
2) Struktur tengah
Struktur Bagian tengah terdiri dari lantai papan kayu
dan balok lantai. Bagian tengah bangunan
memiliki jendela 2 bukaan yang dilengkapi
Gambar 37. Pondasi rumah adat Balla dengan 7 railing jendela, luas bangunan
Lompoa Ri Sanrobone Balla Lompoa Ri Sanrobone ini habis di
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021 bagi 4 .
14
3. Bagian atap Balla Lompoa Sanrobone
memiliki dua bubungan atap yang
merupakan simbol kerajaan sanrobone
yaitu burung garuda berkepala dua.
4. Atap Balla Lompoa Ri Sanrobone
memiliki penutup atap yang disebut
Sambulayang atau Timbaksela.
Timbaksela tersebut bertingkat 5 atau 5
singkap yang menandakan bahwa
penghuni rumah itu adalah raja atau
Gambar 39. Bagian tengah rumah adat Balla
bangsawan tinggi.
Lompoa Ri Sanrobone 5. Balla Lompoa Ri Sanrobone Takalar
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021 memiliki 2 tangga serta 2 pintu masuk.
3) Struktur atas Tangga dan pintu di sisi Utara
dikhususkan untuk Raja sedangkan
Atap bangunan memiliki sudut kemiringan tangga dan pintu di sisi Selatan
antara 30 – 45 derajat dengan struktur rangka merupakan tangga dan pintu untuk
kuda-kuda kayu yang terdiri dari tiang raja, tamu.
gording, skor angin, overstek, serta balok 6. Balla Lompoa Ri Sanrobone Takalar
Tarik. menggunakan material konvensional
serta material modern. Material
konvensional yang digunakan seperti
kayu serta bambu, untuk material
modern menggunakan seng serta kaca.
15
Terima kasih kepada bapak Ir. H. Ali Imriyanti, Shirly Wunas, Mimi Arifin, Idawarni
Mallombassi Dg. Nyengka Karaeng Sanrobone J. Asmal. “Telaah Wujud Kebudayaan
ke-24 sebagai salah satu narasumber yang dalam Arsitektur Tradisional Makassar”.
memungkinkan makalah penelitian ini Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan
disusun melalui serangkaian diskusi Binaan Indonesia (IPLBI) 1,C159-164.
mendalam terkait karakteristik serta adat
https://doi.org/10.32315/sem.1.c159
budaya Balla Lompoa Ri Sanrobone.
Syamsuriadi, I Komang Astina , Singgih Susilo.
(2019). “Arsitektur Rumah Balla Lompoa
DAFTAR REFERENSI Galesong Suku Makassar sebagai Sumber
Materi Geografi Budaya”. Jurnal
Muthalib, Benteng Sanrobone, Benteng Tua Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Saksi Sejarah Kerajaan di Takalar Pengembangan Volume: 4 Nomor: 12 Bulan
(https://www.celebes.co/benteng- Desember Tahun 2019 Halaman: 1601—
sanrobone-takalar). Di akses tanggal 20 1609.
Mei 2021 Zulkarnain AS, “Wujud Arsitektural Rumah
Denassa, Benteng Sanrobone Tradisional Duri Asli Di Kabupaten
(https://darmawandenassa.blogspot.com/ Enrekang”. National Academic Journal Of
2016/02/benteng sanrobone.html). Di Architecture. Journal. Home Page:
akses tanggal 20 Mei 2021 http://journal.uin-alauddin.ac.id
Dinasthi, Budaya adat Indonesia
(https://budayaadatdaerah.blogspot.com/
2014/11/pengertian-rumah-adat.html). Di
akses tanggal 20 Mei 2021
Fariz Al Faisal, (2017) Mengenal Rancang
Bangun Rumah Adat di Indonesia.
Marwati dan A. Eka Oktawati. (2019). “Wujud
Arsitektur Rumah Tradisional Di Delta
Lakkang Kota Makassar”. National
Academic Journal Of Architecture. Journal.
Home Page: http://journal.uin-
alauddin.ac.id
Syarif, Ananto Yudono, Afifah Harisah, dan
Moh Muhsen Sir. (2018). “Ritual Proses
Konstruksi Rumah Tradisional Bugis Di
Sulawesi Selatan”. 292835-ritual-proses-
konstruksi-rumah-tradision-a6e86e6d.pdf
(neliti.com)
Raodah. (2012). “Balla Lompoa Di Gowa
(Kajian Arsitektur Tradisional Makassar)”.
*291856-balla-lompoa-di-gowa-kajian-
arsitektur-t-8c63cac3.pdf (neliti.com)
16