Anda di halaman 1dari 16

KARAKTERISTIK RUMAH ADAT BALLA LOMPOA SANROBONE di

TAKALAR.

CHARACTERISTICS OF THE BALLA LOMPOA SANROBONE TRADITIONAL


HOUSE in TAKALAR.

Zulkarnain AS,1 Zahira,2 Fajriana kadir,3 Muhammad mahdi adwin,4 Muhammad yusuf
maulana5
Jurusan Teknik arsitektur UIN Alauddin Makassar
Jalan. H.M. Yasin Limpo No. 36 Kel. Romangpolong Kec. Somba Opu, Kab. Gowa
Sulawesi Selatan, 92113.
Surel: zoelarch@gmail.com; yusufflana99@gmail.com
Diterima : ; Disetujui :

ABSTRAK

Rumah adat sebagai salah satu identitas budaya merupakan hal yang perlu untuk di jaga dan dilestarikan
keberadaanya. Desain rumah adat tiap daerah memiliki karakteristik bentuk dan arsitektur masing-masing
sesuai dengan budaya adat lokal. Rumah adat Balla Lompoa Ri Sanrobone Takalar merupakan salah satu
rumah adat suku makassar yang dibangun pada tahun 1515-1520 namun beberapa kali mengalami
kerusakan akibat terbakar pada sekitar bulan Februari tahun 1956 karena pemberontakan DI/TII,
kemudian didirikan kembali dengan ukuran lebih kecil oleh pihak keluarga Kerajaan sanrobone dan baru
disresmikan pada 17 Januari 2018 . Tujuan penelitian yaitu untuk mengidentifikasi bagaimana karakteristik
bangunan baru rumah adat dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif dengan
pendekatan kualitatif observatif yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data berupa wawancara,
pengamatan sesuai dengan kondisi di lapangan, dan studi pustaka. Hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa Rumah adat Balla Lompoa Ri Sanrobone Takalar memiliki bentuk yang lebih kecil dari bangunan
lama, serta mengalami moderenisasi dari segi material bangunan, dilihat dari aspek fisik bangunan yang
mengalami beberapa perubahan, tetapi aspek nonfisik bangunan masih tetap terjaga dan diterapkan pada
bangunan baru rumah adat Balla Lompoa Ri Sanrobone Takalar.
Kata Kunci: Karakteristik; Rumah adat; Ri Sanrobone; Takalar

ABSTRACT
Traditional house as cultural identity is something that needs to be maintained and preserved. The design of
the traditional houses of each region has the characteristics of the shape and architecture of each according
to the local traditional culture. The traditional house of Balla Lompoa Ri Sanrobone Takalar is one of the
traditional Makassarese houses which was built in 1515-1520 but was damaged several times due to fires
around February 1956 due to the DI/TII rebellion, then it was rebuilt with a smaller size by the family The
kingdom of sanrobone and just inaugurated on January 17, 2018. The purpose of the research is to identify
how the characteristics of the new building of the traditional house are using descriptive research methods
with an observative qualitative approach which is carried out by collecting data in the form of interviews,
observations according to conditions in the field, and literature studies. The results of the study indicate that
the Balla Lompoa Ri Sanrobone Takalar traditional house has a smaller shape than the old building, and has
undergone modernization in terms of building materials, seen from the physical aspect of the building there
have been some changes, but the non-physical aspects of the building are still maintained and applied to new
buildings. Balla Lompoa Ri Sanrobone Takalar custom.
Keywords: Characteristics; Traditional House; Ri Sanrobone; Takalar

1
PENDAHULUAN dunia atas (pammakkang), inti rumah/dunia
tengah (kale balla), dan bagian kolong/dunia
Menurut Frick (2007) rumah tradisional bawah (siring). Hal yang unik dari rumah adat
merupakan hasil karya arsitektur yang tidak ini adalah atap yang terbuat dari daun nipah,
hanya tersusun atas struktur dan material sedangkan bagian lainnya terbuat dari
yang berada di atas sebuah tapak saja namun perpaduan beberapa jenis kayu yakni Kayu
dipandang sebagai perwujudan dari aspek- sappu, Kayu besa tau, dan Kayu bayam.
aspek sosial, kultural, ritual, teknik, keahlian,
materialisai dan perdagangan. Arsitektur Rumah adat Balla Lompoa Ri Sanrobone
sebagai hasil karya seni budaya diakui sebagai Takalar dijadikan objek penelitian karena
salah satu wujud kebudayaan yang dapat rumah adat ini merupakan rumah adat lama
dijadikan cerminan dari kehidupan yang dibangun kembali sehingga menarik
manusianya, dari masa ke masa. Sebagai salah untuk diteliti seperti aspek non fisik bangunan
satu representasi kebudayaan yang paling apakah masih diterapkan pada bangunan baru
tinggi dalam sebuah komunitas atau telah hilang serta aspek fisik bangunan
suku/masyarakat di Indonesia, rumah adat yaitu struktur dan material bangunan apakah
menjadi penting keberadaannya karena dinilai masih sama dengan bangunan lama atau
mempunyai peran yang cukup signifikan mengalami moderenisasi sejalan dengan
dalam perspektif sejarah, warisan, dan perkembangan teknologi dimasa sekarang.
kemajuan masyarakat dalam sebuah
peradaban. Indonesia dengan kekayaan METODE
budaya yang berbagai macam termasuk Jenis penelitian yang dilakukan merupakan
rumah adat yang tersebar luas memiliki ciri penelitian kualitatif observatif dengan Teknik
dan karakteristik serta aspek fisik maupun pengumpulan data yaitu dengan cara
non fisik yang berbeda-beda sesuai dengan observasi langsung ke lokasi, serta
budaya adat disetiap daerah. Pada umumnya mengumpulkan data-data lapangan dengan
rumah adat menggunakan material dari alam dokumentasi dan wawancara dengan
seperti kayu dan bambu, namun tidak sedikit
masyarakat setempat dan pemangku adat.
dari rumah ada di indonesia yang mengalami
perkembangan secara fisik yang dikarenakan Berdasarkan Modul Rancangan Penelitian
pola pikir masyarakat yang terus berubah (2019) yang diterbitkan Ristekdikti, penelitian
sesuai dengan perkembangan zama, status kualitatif bisa dipahami sebagai prosedur riset
sosial, diikuti dengan kebutuhan terhadap yang memanfaatkan data deskriptif, berupa
ruang, (Stephany, 2009). Keberadaan rumah kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
adat di indonesai perlu dilestarikan sebagai dan pelaku yang dapat diamati. Dengan
simbol budaya Indonesia agar masih bisa melakukan penelitian maka didapatkan
dinikmati oleh generasi-generasi berikutnya. karaktersitik fisik maupun nonfisik bangunan.
Hilangnya beberapa rumah adat lama akibat
bencana alam maupun karena termakan usia, HASIL DAN PEMBAHASAN
dibangun kembali dengan bentuk yang
disamakan agar tetap ada dan dapat dilihat A. Lokasi Penelitian
oleh generasi-generasi mendatang. Lokasi Balla lompoa Ri Sanrobone terletak di
Kampung Sarraka, Desa Sanrobone,
Salah satu rumah adat di Sulawesi Selatan Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Desa
yang baru diresmikan revitalisasinya yaitu sanrobone memiliki luas wilayah sekitar
rumah adat Balla lompoa Ri Sanrobone 2.733,06 ha. yang sebagian wilayahnya
Takalar. Rumah adat ini merupakan pengganti merupakan pesisir pantai dengan curah hujan
rumah adat lama yang telah terbakar pada tergolong sedang serta ketinggian tanah 22
sekitar bulan Februari tahun 1956 karena mdpl.
pemberontakan DI/TII.

Bangunan rumah adat ini adalah bangunan


rumah tradisional dengan model rumah
panggung. Dalam arsitekturnya, rumah ini
terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian atap/
2
kerajaan, termasuk Balla Lompoa Sanrobone
habis terbakar dan menyisakan tungku besar
yang dibuat dari batu bata serta menyisakan
sebuah batu yang digunakan sebagai ritual
adat pelantikan raja. Benda pusaka dan
dokumen kerajaan telah habis terbakar dan
dirampok dalam peristiwa tersebut, namun
sebagian sejarah kerajaan masih tersimpan di
beberapa keluarga raja.

Gambar 1. Peta Lokasi Rumah Adat Balla


Lompoa Sanrobone di Takalar
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021

Gambar 2. Bangunan Lama Rumah Adat Balla


B. Sejarah Rumah Adat Balla Lompoa Ri Lompoa Risanrobone Takalar
Sanrobone Takalar Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021
Bangunan lama balla lompoa ri sanrobone Untuk menjaga warisan budaya, pada tahun
berada di kerajaan Sanrobone yang didirikan 1960-an dengan keterbatasan biaya yang ada,
pada tahun 1515-1520 oleh raja pertama Balla Lompoa warisan Ri Sanrobone didirikan
sanrobone yaitu Karampang Pancabelong. kembali dengan ukuran lebih kecil oleh pihak
Karaeng Panca Belong merupakan orang keluarga Kerajaan sanrobone hingga pada
pertama yang menjadikan daerah Sanrobone 1995 renovasi mulai dilakukan dengan
sebagai daerah pemukiman. Kerajaan ini mengganti bangunan lama dan didirikan
awalnya merupakan kerajaan yang berdiri kembali dengan bangunan yang baru dengan
sendiri, hingga kemudian menjadi Kerajaan adanya program bantuan sosial revitalisasi
Palili. Kerjaan Palili sendiri merupakan desa adat dari Kementerian Pendidikan dan
sebutan untuk kerajaan yang menjadi Kebudayaan yang didukung oleh Kementerian
pengikut dari Kerajaan Gowa. terkait lainnya dan pemerintah Kabupaten
Takalar pada saat itu. Terakhir revitalisasi
Menjadi salah satu kerajaan besar di sulawesi
Ballalompoa Ri Sanrobone dilakukan di bulan
selatan yang memiliki benteng serta sistem
Mei 2017 dengan inisiatif pribadi oleh
pemerintahan yang hampir menyerupai
Pemangku adat kerajaan Sanrobone Ir. H. Ali
sistem pemerintahan kerajaan gowa.
Mallombassi Dg. Nyengka Karaeng Sanrobone
Bangunan lama Balla lompoa Ri Sanrobone ke-24 hingga selesai dan diresmikan pada 17
Terbakar pada sekitar bulan Februari tahun Januari 2018.
1956. Bangunan terbakar karena adanya
pemberontakan DI/TII yang tidak
menginginkan bersatu dengan negara
kesatuan Republik Indonesia dan pada saat
itu Kerajaan Sanrobone yang dipimpin oleh
Raja Sanrobone yang ke-23 yaitu Mallombasi
Daeng Kilo, yang lebih memilih untuk
memihak kepada NKRI. Akibat peristiwa
tersebut, semua catatan sejarah, barang

3
C. Bangunan Baru Rumah Adat Balla Balla lompoa sanrobone berbentuk rumah
Lompoa Sanrobone di Takalar panggung dengan tiang di bawah bangunan,
1. Gambaran bangunan rumah panggung ini sarat akan simbol yang
mengandung makna dan nilai sosial. Rumah
adat balla lompoa sanrobone di Takalar
dulunya berfungsi sebagai tempat tinggal bagi
raja yang pada saat itu berjuang melawan
penjajah, sekarang fungsi balla lompoa lebih
tampak sebagai tempat untuk melakukan
suatu musyawarah yang berkaitan dengan
adat setempat.

Gambar 3. Siteplan kawasan komplek Rumah


Adat Balla Lompoa Sanrobone di Takalar Gambar 5. Gerbang Masuk Kawasan Istana
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021 Sanrobone Takalar
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021
Istana Sanrobone atau Balla lompoa Ri
Sebelum memasuki Kawasan rumah adat Balla
Sanrobone (Rumah besar di Sanrobone)
Lompoa Ri Sanrobone Takalar, tamu yang
merupakan istana dari kerajaan Sanrobone.
datang akan melewati gerbang masuk atau
Kerajaan ini adalah salah satu kerajaan yang
gerbang penjemputan dari arah timur
berada di bawah kekuasaan Kerajaan Gowa.
Kawasan yang terletak sekitar 75 meter dari
Kerajaan Sanrobone dipimpin oleh 2
komplek rumah adat.
pemimpin yaitu umara’ atau pemimpin
pemerintahan dan Angrong Guru Mokking
(ulama/penasehat dan pembimbing ajaran
agama Islam).

Gambar 4. Bangunan Baru Rumah Adat Balla


Lompoa Ri sanrobone Takalar Gambar 6. Baruga Balla Lompoa Ri
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021 Sanrobone Takalar tampak depan dan
samping kiri
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021

4
Saat memasuki Kawasan, terdapat baruga Bangunan menghadap timur sama dengan
yang terletak disisi timur halaman Balla tempat terbitnya matahari. Tempat terbitnya
lompoa Ri Sanrobone dengan bentuk matahari memiliki filosofi kerja keras, yakni
bangunan terbuka tanpa dinding yang terletak bekerja sedini mungkin dan arah munculnya
berhadapan dengan Balla lompoa Ri kehidupan.
Sanrobone. Bangunan ini berfungsi sebagai
tempat menunggu para tamu sebelum Orientasi bentuk dari Balla Lompoa Ri
memasuki Balla lompoa Ri Sanrobone. Selain Sanrobone yaitu berbentuk persegi yang
baruga, Rumah adat Balla lompoa sanrobone dihubungkan pada falsafah hidup masyarakat
juga memiliki sumur air yang dahulu tradisional suku makassar atau yang disebut
digunakan untuk keperluan air istana yang “Sulapa Appa”, yang diartikan sebagai upaya
terletak di sisi selatan halaman Balla lompoa untuk “menyempurnakan diri”. menurut
Ri Sanrobone. Syahriar (2014) Filosofi ini diambil dari
“mitos” asal mula kejadian manusia yang
diyakini terdiri dari empat unsur, yaitu: air,
api, tanah dan angin. Sulapa appa juga artikan
sebagai empat penjuru angin yaitu timur,
barat, selatan dan utara. Pandangan wujud
ideal tercermin dalam bentuk tiang rumah,
bentuk denah serta area yang ditempatinya,
semuanya persegi empat (Limpo. 1995).

b) Rumah sebagai refleksi wujud


manusia
Gambar 7. Sumur Balla lompoa Ri Sanrobone
Talakar Suku Makassar menganggap bahwa rumah itu
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021 sebagai dirinya sendiri, hal ini disebabkan
karena di rumah itulah penghuninya akan
membina hidup bahagia bersama keluarganya
2. Aspek non fisik bangunan sejak lahir sampai akhir hayatnya.
a) Orientasi bangunan Ruangan depan (paddaserang riolo)
disimbolkan sebagai kepala manusia (ulu tau),
Balla lompoa Ri Sanrobone menghadap ke
ruang tengah (paddaserang ritangnga)
timur yang memiliki luas bangunan 256 m2
dianggap sebagai badan manusia, yakni leher
dan struktur bangunan rumah panggung
hingga perut, dan ruangan belakang
dengan tinggi sekitar 4 meter disangga oleh
(paddaserang riboko) dianggap sebagai kaki
tiang-tiang kayu. Menurut kepercayaan orang
manusia.
makassar, arah orientasi rumah sebaiknya
menghadap ke salah satu arah mata angin Tiang rumah, pada tiang pertama sebagai
yang paling baik yaitu yang mengarah ke tempat bersandarnya tangga yang
kiblat dengan pandangan bahwa akan lebih disimbolkan sebagai laki-laki (suami) dan
aman dan menghindari arah angin yang tidak tangga adalah simbol tempat lalu lintas
menyilang yang dapat menyebabkan mencari dan membawa rizki untuk sang istri.
kemungkinan rumah roboh. Selain itu Tiang kedua adalah pocci balla (tiang pusat
menurut pandangan islam rumah yang baik rumah). Tiang pusat itu diibaratkan sebagai
adalah yang mengarah ke Kiblat. Balla Lompoa perempuan (istri) yang harus menyimpan dan
Ri Sanrobone juga berpatokan ajaran agama menggunakan rizki yang diperoleh suami.
Islam dan kepercayaan adat setempat dengan Tiang itu merupakan balok utuh belum
bagian depan rumah menghadap ke timur, dan dibelah (antero) sebagai simbol agar penghuni
bagian belakang mengarah ke barat.

5
rumah tetap utuh, sempurna dan tidak
kekurangan.

c) Ritual adat pembangunan Balla


Lompoa Ri Sanrobone

Ritual adat dimulai dengan menentukan hari


oleh panrita adat yang pada saat itu jatuh pada
bulan haji setelah bulan syawal karena orang
makassar dahulu menerjemahkan bulan Gambar 9. Ritual a’ Mata-mata benteng
syawal sebagai sawala’ atau sulit. Sumber: Ali Mallombassi, 2017.

Setelah hari ditentukan maka diadakan Setelah sholat subuh maka rumah mulai di
penyiapan bahan berupa kayu yg akan di bangun bersamaan dengan matahari terbit
jadikan tiang, pasak dan struktur atapnya. dengan maksud agar rumah akan bersinar
Setelah itu, ritual pelubangan kayu yang layaknya matahari terbit.
dilakukan oleh to panrita. Ritual ini
memerlukan dupa, daun pandan serta kue Berbeda dengan rumah adat Bugis yang
khas Bugis Makassar yakni onde-onde gula dibangun mulai dari rangka samping, rumah
merah, onde- onde ini di letakkan di atas kayu adat suku Makassar yang pertama kali di
yg ingin di lubang beserta daun pandan hal ini bangun adalah rangka depan ke belakang,
diyakini agar nantinya penghuni rumah yang kemudian balok pasak akan
tersebut mendapatkan manisnya kehidupan ditusuk/ditumbuk dari bagian rangka depan
seperti onde-onde yg manis. Pada saat hingga ke rangka belakang rumah. Balok yang
pelubangan juga di lantunkan tahmid serta pasak yang digunakan tidak diperbolehkan
sholawat. menggunakan sambungan, jadi kayu yang
digunakan haruslah memanjang dari depan
hingga ke belakang, begitu pula untuk balok
dari kanan ke kirinya.

Gambar 8. Ritual Pelubangan kayu oleh to


panrita
Sumber: Ali Mallombassi, 2017.
Gambar 10. Proses pendirian rangka rumah
Pada malam harinya diadakan perkumpulan pada saat matahari terbit
sebagai wadah silahturahmi masyarakat Sumber: Ali Mallombassi, 2017.
sekaligus ritual adat penentuan titik tiang
atau a’ mata’-mata’ benteng yaitu begadang Pengerjaan dilanjutkan dengan memasang
menjelang pembangunan rumah dengan lantai, dinding, serta atap. Setelah rumah
bacaan-bacaan a’rate/barasanji (lantunan tersebut telah jadi dilakukan ritual adat kecil-
tahmid serta sholawat). kecilan atau syukuran naik rumah dengan
membaca doa serta peresmian yang bersifat
seremonial yang pada saat itu dihadiri oleh
Bupati Takalar dan beberapa raja atau
perwakilan keraton nusantara serta negara

6
tetangga seperti kuala lumpur, brunei, dan Lompoa Sanrobone Takalar. Batu ini
singapur. digunakan sebagai penanda upacara
pelantikan atau pengangkatan Raja Sanrobone
juga saat melaksanakan prosesi Angngaru
(sumpah Setia).

Proses Angngaru merupakan ikrar kesetiaan


rakyat atau prajurit kepada raja. Kata
Angngaru sendiri berasal dari kata Aru yang
berarti sumpah setia. Pada masa peperangan,
para prajurit yang akan berangkat ke medan
perang terlebih dahulu mengucapkan sumpah
Aru di depan Raja. Dia akan berjuang untuk
mempertahankan wilayah kerajaan, membela
kebenaran. Aru dapat membakar semangat
juang serta menumbuhkan jiwa patriotik
Laskar prajurit.

Di masa damai, para pejabat kerajaan yang


baru diangkat sebelum melaksanakan
tugasnya terlebih dahulu mengucapkan Aru di
depan Raja. Mereka berjanji akan bekerja
Gambar 11. Ritual naik rumah dengan baik dan melaksanakan tugas-tugas
Sumber: Ali Mallombassi, 2018. pemerintahan kerajaan. Setelah melaksanakan
prosesi di depan batu pelantikan, raja yang
baru dinobatkan dipersilahkan menaiki tangga
Sisi Utara yang merupakan tangga khusus
untuk raja.

Gambar 12. Peresmian rumah adat Balla


Lompoa Ri Sanrobone
Sumber: Ali Mallombassi, 2018.

d) Batu pelantiakan (alat ritual adat


pelantikan raja)
Gambar 13. Batu Pelantikan Raja Baru
Di depan bangunan Balla lompoa sanrobone
Sanrobone Takalar
terdapat Batu pelantikan Raja Sanrobone yang
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021
berada di depan tangga utama Sisi Selatan
yang merupakan Tiang batu peninggalan yang 3. Pola
masih tersisa dari peristiwa terbakarnya Balla

7
a.) Ruang Gambar 15. Potongan Rumah Adat Balla
1. Ruang Vertikal bangunan Lompoa Ri Sanrobone Takalar
Sumber: Olah Data, 2021

Adapun pembagian rumah secara vertical


yaitu:

 Bagian atas/kepala (pammakkang) : hasil


pertanian sebagai bahan pangan
cadangan disimpan di loteng.
Pammakkang juga sebagai tempat
menyimpan benda-benda pusaka.

 Bagian tengan / badan ( kale balla) =


tempat hidup penghuni mulai dari
Gambar 14. Konsep dan pembagian fungsi
istirahat, makan, tidur serta melakukan
dalam susunan ruang vertikal rumah
kegiatan pertemuan adat/ tempat untuk
tradisional Makassar
melakukan suatu musyawarah yang
(Sumber : Pole 1988)
berkaitan dengan adat setempat.
Rumah adat Balla Lompoa Ri Sanrobone
 Bagian bawah/ kaki (siring) = tempat
Takalar terdiri atas Tiga bagian. Ketiga bagian
hewan peliharaan, tempat menyimpan
pada rumah balla lompoa masing-masing
perkakas pertanian atau perkakas melaut
memiliki kemampuan dan fungsi bukan hanya
serta tempat meyimpan kendaraan.
tempat untuk beristirahat tetapi juga sebagai
pelindung bagi penghuninya yang merupakan
perwujudan pengaruh iklim dan letak
geografis yang melatarbelakangi bentuk dari
balla lompoa ri sanrobone takalar. Arsitektur
balla lompoa memiliki simbol-simbol yang
mengandung sebuah makna. Makna yang
terdapat pada arsitektur balla lompoa Gambar 16. Ruang Vertikal Balla Lompoa Ri
merupakan hasil dari interaksi manusia dan Sanrobone
alam yang terbentuk di kehidupan Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021
masyarakat.
Bagian atap Balla Lompoa Ri Sanrobone
memiliki dua bubungan atap yang merupakan
simbol kerajaan sanrobone yaitu burung
garuda berkepala dua. Menurut cerita
masyarakat sekitar bahwa Syekh Yusuf ulama
yang menyebarkan agama Islam di kerajaan
Sanrobone yang melihat seekor burung
garuda berkepala dua hinggap di pohon
beringin. Lambang burung garuda berkepala
dua di atap bubungan Sanrobone memiliki
cerita unik dengan berbagai versi, pernah
suatu ketika datang seekor burung garuda
berkepala dua yang diyakini sebagai
penjelmaan Malaikat Jibril melayang-layang di
dekat pohon beringin besar sayap dan sekujur
badan burung garuda itu dipenuhi kaligrafi

8
Arab kaligrafi Arab tes biografi Arab gundul bangunan ini merupakan kediaman seorang
isinya semua bercerita tentang hari akhirat. raja (orang dengan status sosial tinggi) yang
menimbulkan mitos dalam kalangan
masyarakat suku Makassar yang menyatakan
bahwa bangunan rumah dari lapisan sosial
menengah hingga terendah tidak boleh
menyamai bentuk rumah lapisan sosial di
atasnya.

Gambar 17. 2 bubungan atap rumah adat


Balla ompoa Ri Sanrobone Takalar
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021

Atap Balla Lompoa Ri Sanrobone memiliki


penutup atap yang disebut Sambulayang atau
Timba’sila. Timba’sila tersebut bertingkat 5
atau 5 singkap yang menandakan bahwa Gambar 18. Timba sila rumah adat Balla
penghuni rumah itu adalah raja atau Lompoa Ri Sanrobone Takalar
bangsawan tinggi. Berbeda dengan Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021
Timbaksela seluruh masyarakat biasa yang
hanya terdiri dari satu atau dua singkap. 2. Ruang Horizonal bangunan
Rumah tradisional khususnya Suku Makassar
yang diperuntukkan kaum bangsawan yaitu
orang- orang yang berada pada garis
keturunan langsung raja atau karaeng berhak
membangun rumah dengan timbak Sela 3-5
singkap.

Gambar 19. Denah Lantai1 Rumah Adat Balla


Lompoa Ri Sanrobone Takalar
Sumber: Olah Data, 2021
Tabel 1. Makna susunan timba sila yang ada
pada rumah suku Makassar
Sumber: Pole, 1988

Makna yang tersirat dalam penggunaan


sambulayang itu adalah menunjukkan bahwa
9
Lompoa Ri Sanrobone di Sisi Utara merupakan
pintu khusus untuk Raja sementara pintu di
bagian selatan untuk tamu.

Gambar 21. Tangga Balla Lompoa Ri


Sanrobone di sisi utara
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021
Gambar 20. Denah Lantai 2 Rumah Adat Balla
Lompoa Ri Sanrobone Takalar
Sumber: Olah Data, 2021

2.1) Teras (Lego-lego)


Gam
Dibagian teras rumah adat Balla Lompoa Ri bar 22. Tangga Balla Lompoa Ri Sanrobone di
Sanrobone terdapat 2 tangga (tuka’) serta 2 sisi Selatan
pintu masuk. Tangga Balla Lompoa Ri Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021
Sanrobone di sisi Utara merupakan tangga
khusus Raja. Diantara tangga tersebut terdiri
dua tiang utama yang disimbolkan bahwa
kerajaan Sanrobone dipimpin atas dua pilar
yaitu tiang Umara’ (pemimpin pemerintahan)
dan tiang Angrong Guru Mokking
(Ulama/penasehat dan pembimbing ajaran
agama Islam). Tangga Balla Lompoa Ri
Sanrobone di sisi Selatan merupakan tangga
untuk tamu. Tangga Balla Lompoa Ri
Gambar 23. Pintu Balla Lompoa Ri Sanrobone
Sanrobone memiliki anak tangga berbilangan
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021
ganjil dengan jumlah 11 anak tangga. Tangga
juga memakai cocorang (pegangan tangga) 2.2) Paladang dan Paddaserang
yang merupakan wujud simbolik yang ridallekang (ruang tamu dan ruang
memiliki makna bahwa rumah tersebut pertemuan)
merupakan tempat raja dengan maksud
bahwa untuk membedakan rumah rakyat Ruang utama terletak disisi utara dan sisi
biasa dan rumah raja. Penggunaan coccorang selatan. Ruang utama yang terletak di sisi
sebenarnya digunakan sebagai pegangan Utara ini merupakan ruang pertemuan raja
tangga agar raja/pengguna tangga tersebut juga ruang menerima serta menjamu para
dapat berpegangan ketika menggunakan tamu tampak payung dan tombak koleksi
tangga agar lebih aman dari resiko jatuh. kerajaan dan sisa-sisa peninggalan setelah
terbakar pada sekitar Februari 1956. Koleksi
Selain tangga yang memiliki 2 bagian, pintu payung dan tombak serta beberapa peralatan
juga terdiri dari dua dimana Pintu Balla rumah tangga terbuat dari Kuningan yang

10
merupakan koleksi peninggalan kerajaan
sanrobone yang tersisa setelah peristiwa
pemberontakan oleh DI TII pada tahun 1956
di kerajaan sanrobone.

Untuk menghormati para tamu kerajaan


dalam tradisi jamuan makan hidangan yang
disajikan merupakan kudapan atau hidangan
masakan khas sanrobone hidangan diletakkan
di piring kemudian piring diletakkan di atas
dan menggunakan tutup saji yang dinamakan
Pattongko Bosari.

Ruang sisi Selatan balla lompoa sanrobone Gambar 26. Ruang Pertemuan Raja dan
juga digunakan sebagai ruang bertemunya Berkumpulnya Keluarga
raja dan berkumpulnya keluarga. Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021

2.3) Paddaserang ritangnga (ruang


keluarga dan kamar kepala
keluarga)

Gambar 24. Payung dan tombak peninggalan


kerajaan Sanrobone
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021

Gambar 27. Ruang tengah dan kamar kepala


keluarga
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021

2.4) Kamar tidur


Gambar 25. Ruang menjamu Raja dan
menerima tamu rumah adat Balla Lompoa Ri Sanrobone
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021 memiliki 5 kamar tidur. Kamar tidur raja
terletak disisi utara bersamaan dengan ruang
pertemuan raja, namun ketika berlangsung
acara adat kamar ini difungsikan sebagai
tempat menyimpan benda-benda pusaka.

11
Gambar 30. Dapur & ruang makan rumah
adat Balla Lompoa Ri Sanrobone
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021

b.) Material bangunan


1) Atap
Balla lompoa ri sanrobone memiliki 2 atap
berdampingan dengan menggunakan material
Gambar 28. Kamar tidur rumah adat Balla seng, rumah adat lama hanya memiliki 1 atap
Lompoa Ri Sanrobone dengan material daun nipah sebagai penutup
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021 atapnya. Bentuk atap yang digunakan pada
bangunan Balla Lompoa Ri Sanrobone Takalar
2.5) Wc/Kamar mandi merupakan bentuk segitiga yang bertujuan
menghindari kebocoran akibat air hujan yang
tertampung di atas atap rumah.

Gambar 31. Atap rumah adat Balla Lompoa Ri


Sanrobone
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021

Gambar 29. Wc/KM rumah adat Balla


2) Plafond
Lompoa Ri Sanrobone
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021 Plafond bangunan menggunakan material
kayu jati serta triplek dengan maksud
2.6) Dapur & ruang makan menambah unsur estetika ruangan.

12
Gambar 32. Plafond rumah adat Balla
Lompoa Ri Sanrobone
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021

3) Rinring (Dinding) , Pakke’bbu (Pintu),


Jendela
Dinding rumah adat menggunakan material papan Gambar 34. Pintu dan Jendela rumah adat
kayu bayam sedangkan untuk jendela Balla Lompoa Ri Sanrobone
menggunakan perpaduan material Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021
modern yaitu kaca dengan kayu.
Menurut letaknya dinding dapat dibedakan atas 2, 4) Dapara’ (Lantai )
yaitu Rinring riolo (dinding depan)
dinding yang pada umumnya memiliki Lantai rumah adat Balla Lompoa Ri Sanrobone
jendela depan dan Rinring uluang bermaterial papan kayu.
(dinding hulu), yaitu dinding yang
terdapat pada bagian kanan rumah.
Pintu masuk pada rumah memiliki 2 daun pintu
dengan ukuran.... . pada rumah adat
sebelumnya ukuran pintu relatif lebih
pendek dengan filososi adab ketika
memasuki rumah dengan sedikit
membungkuk atau mappattabe yang Gambar 35. Lantai rumah adat Balla Lompoa
dimaksudkan sebagai rasa hormat atau Ri Sanrobone
menghargai pemilik rumah. Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021

5) Pallangga (balok atau penyangga)


Terdapat beberapa macam balok yang terdapat dalam
rangka rumah Balla Lompoa Ri
Sanrobone yaitu pallanga lompo dan
pallangga caddi.

Pallangga lompo, yaitu balok pipih panjang


Gambar 33. Dinding rumah adat Balla memperkokoh tiang rumah yang
Lompoa Ri Sanrobone membujur sepanjang badan rumah,
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021 berderet dari kiri ke kanan. Pallangga
caddi yaitu balok pipih yang dipasang di
atas pallangga lompo, disusun melitang
pada badan rumah yang berderet dari
depan ke belakang sebagai penopang
lantai rumah yang ukurannya lebih kecil
dibanding pallangga lompo.

6) Pattodo adalah balok yang menjadi pasak


pada tiang-tiang rumah.

7) Sompoang adalah balok pipih panjang


yang dipasang membujur sepanjang
badan rumah dan menjadi tumpuan
rangka atap.

13
8) onjong merupakan papan kayu yang c.) Struktur dan konstruksi
berada di ujung bubungan Balla Lompoa Ri Sanrobone terdiri atas tiga
bagian yaitu struktur bawah, tengah ,dan atap.
9) Tappi adalah balok berbentuk segi tiga 1) Struktur bawah.
pada samping kiri dan kanan
Pada bagian struktur bawah, terdapat Benteng
sambulayang. (kolom) berupa balok kayu Sappu yang
berukuran 12x12 cm, dengan tinggi
10) Kolom/Tiang (Benteng) rumah adat
sekitar 4 meter dikaitkan dengan balok
berupa balok kayu bermaterial kayu
(Pallangga) satu sama lain menggunakan
Sappu (kayu ulin) dan kayu besi
teknik kunci pamasad agar tersambung
berukuran 12x12 cm dengan jumlah 56
antara balok dengan kolom. Bangunan di
buah di bawah rumah dan 48 buah yang
sambung tanpa menggunakan paku.
terus naik ke atas rumah.
Bangunan menggunakan pondasi umpak yang disebut
alas batu (padongko) yang dilapisi semen
dengan ukuran Lebar bawah 30 cm dan
lebar atas antara 15 atau 20 serta tinggi
umpak 30 cm.

Gambar 36. Kolom dan balok rumah adat


Balla Lompoa Ri Sanrobone
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021

11) Padongko (Pondasi)


Pondasi bangunan menggunakan pondasi
umpak yang disebut alas batu (padongko)
yang dilapisi semen.
Gambar 38. Hubungan kolom dengan balok
rumah adat Balla Lompoa Ri Sanrobone
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021

2) Struktur tengah
Struktur Bagian tengah terdiri dari lantai papan kayu
dan balok lantai. Bagian tengah bangunan
memiliki jendela 2 bukaan yang dilengkapi
Gambar 37. Pondasi rumah adat Balla dengan 7 railing jendela, luas bangunan
Lompoa Ri Sanrobone Balla Lompoa Ri Sanrobone ini habis di
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021 bagi 4 .

14
3. Bagian atap Balla Lompoa Sanrobone
memiliki dua bubungan atap yang
merupakan simbol kerajaan sanrobone
yaitu burung garuda berkepala dua.
4. Atap Balla Lompoa Ri Sanrobone
memiliki penutup atap yang disebut
Sambulayang atau Timbaksela.
Timbaksela tersebut bertingkat 5 atau 5
singkap yang menandakan bahwa
penghuni rumah itu adalah raja atau
Gambar 39. Bagian tengah rumah adat Balla
bangsawan tinggi.
Lompoa Ri Sanrobone 5. Balla Lompoa Ri Sanrobone Takalar
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021 memiliki 2 tangga serta 2 pintu masuk.
3) Struktur atas Tangga dan pintu di sisi Utara
dikhususkan untuk Raja sedangkan
Atap bangunan memiliki sudut kemiringan tangga dan pintu di sisi Selatan
antara 30 – 45 derajat dengan struktur rangka merupakan tangga dan pintu untuk
kuda-kuda kayu yang terdiri dari tiang raja, tamu.
gording, skor angin, overstek, serta balok 6. Balla Lompoa Ri Sanrobone Takalar
Tarik. menggunakan material konvensional
serta material modern. Material
konvensional yang digunakan seperti
kayu serta bambu, untuk material
modern menggunakan seng serta kaca.

B. ASPEK NON FISIK


1. Balla lompoa Ri Sanrobone berorientasi
menghadap ke timur sesuai dengan
ajaran agama dan kepercayaan budaya
Gambar 40. Struktur atap rumah adat Balla adat suku Makassar.
Lompoa Ri Sanrobone 2. Orientasi bentuk rumah adat Balla
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021 Lompoa Ri Sanrobone relatif kotak
yang dihubungkan pada falsafah hidup
KESIMPULAN masyarakat tradisional suku makassar
atau yang disebut “Sulapa Appa”.
Balla lompoa sanrobone dibangun kembali
3. Pada bangunan baru tetap melestarikan
dengan ukuran yang lebih kecil dikarenakan
budaya-budaya adat dengan melakukan
bangunan lama telah terbakar saat peristiwa
beberapa ritual saat pembangunan
pemberontakan DI/TII.
rumah adat.
Balla lompoa dibedakan atas dua aspek yaitu
4. Suku Makassar menganggap bahwa
fisik dan non fisik.
rumah itu sebagai dirinya sendiri, hal
ini disebabkan karena di rumah itulah
ASPEK FISIK
penghuninya akan membina hidup
1. Rumah adat Balla Lompoa Ri Sanrobone
bahagia bersama keluarganya sejak
merupakan rumah panggung yang
lahir sampai akhir hayatnya.
terdiri dari 3 bagian yaitu bagian
atas/kepala (pammakkang),
tengah/badan (kale balla), serta
bawah/kaki (siring).
2. Rumah adat balla lompoa terdiri atas
beberapa ruang yaitu teras, ruang
tengah (ruang pertemuan dan ruang
tamu), ruang keluarga, kamar tidur,
UCAPAN TERIMA KASIH
dapur serta ruang makan, dan wc.

15
Terima kasih kepada bapak Ir. H. Ali Imriyanti, Shirly Wunas, Mimi Arifin, Idawarni
Mallombassi Dg. Nyengka Karaeng Sanrobone J. Asmal. “Telaah Wujud Kebudayaan
ke-24 sebagai salah satu narasumber yang dalam Arsitektur Tradisional Makassar”.
memungkinkan makalah penelitian ini Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan
disusun melalui serangkaian diskusi Binaan Indonesia (IPLBI) 1,C159-164.
mendalam terkait karakteristik serta adat
https://doi.org/10.32315/sem.1.c159
budaya Balla Lompoa Ri Sanrobone.
Syamsuriadi, I Komang Astina , Singgih Susilo.
(2019). “Arsitektur Rumah Balla Lompoa
DAFTAR REFERENSI Galesong Suku Makassar sebagai Sumber
Materi Geografi Budaya”. Jurnal
Muthalib, Benteng Sanrobone, Benteng Tua Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Saksi Sejarah Kerajaan di Takalar Pengembangan Volume: 4 Nomor: 12 Bulan
(https://www.celebes.co/benteng- Desember Tahun 2019 Halaman: 1601—
sanrobone-takalar). Di akses tanggal 20 1609.
Mei 2021 Zulkarnain AS, “Wujud Arsitektural Rumah
Denassa, Benteng Sanrobone Tradisional Duri Asli Di Kabupaten
(https://darmawandenassa.blogspot.com/ Enrekang”. National Academic Journal Of
2016/02/benteng sanrobone.html). Di Architecture. Journal. Home Page:
akses tanggal 20 Mei 2021 http://journal.uin-alauddin.ac.id
Dinasthi, Budaya adat Indonesia
(https://budayaadatdaerah.blogspot.com/
2014/11/pengertian-rumah-adat.html). Di
akses tanggal 20 Mei 2021
Fariz Al Faisal, (2017) Mengenal Rancang
Bangun Rumah Adat di Indonesia.
Marwati dan A. Eka Oktawati. (2019). “Wujud
Arsitektur Rumah Tradisional Di Delta
Lakkang Kota Makassar”. National
Academic Journal Of Architecture. Journal.
Home Page: http://journal.uin-
alauddin.ac.id
Syarif, Ananto Yudono, Afifah Harisah, dan
Moh Muhsen Sir. (2018). “Ritual Proses
Konstruksi Rumah Tradisional Bugis Di
Sulawesi Selatan”. 292835-ritual-proses-
konstruksi-rumah-tradision-a6e86e6d.pdf
(neliti.com)
Raodah. (2012). “Balla Lompoa Di Gowa
(Kajian Arsitektur Tradisional Makassar)”.
*291856-balla-lompoa-di-gowa-kajian-
arsitektur-t-8c63cac3.pdf (neliti.com)

16

Anda mungkin juga menyukai