Anda di halaman 1dari 5

Adat Kemanten Malang Keprabon

Di Kota Malang terdapat upacara adat pernikahan yaitu Adat Kemanten Malang
Keprabon. Adat tersebut berorientasi terhadap kebudayaan Hindu-Jawa dan dari Jawa Timur
pada khususnya. Namun pada perkembangannya, di masa kini profesi pernikahan tersebut
diwarnai pula oleh ajaran Islam. Dari tatanan riasnya hingga urutan pelaksanaan ritualnya
mengandung banyak nilai kebudayaan yang tinggi. Terdapat 15 susunan upacara adat yang
harus dilaksanakan dalam adat kemanten malang keprabon ini, yaitu:

1. Mlapati
Mlapati adalah mencari calon jodoh untuk sang putra. Pada zaman dahulu, tahap
ngetepi ini biasanya dilakukan pada saat sedang berlangsung suatu perayaan atau
upacara adat Keraton. Misalnya acara mantu, ulang tahun penobatan Raja dan
sebagainya. Biasanya para putra putri turut serta menghadirinya. Jika suatu saat telah
menemukan gadis yang dirasa cocok untuk dijodohkan dengan sang putra, maka
segera dilakukan penelitian melalui utusan untuk mengetahui asal-usul dan data
lengkap dari sang gadis tersebut. Bila sudah cocok, maka segera dilakukan acara
nontoni.
2. Ngetukake Balung Pisah/Nontoni
Ngetukake Baluh Pisah/ Nontoni adalah menyaksikan dari dekat calon mempelai yang
telah di temukan sebagai calon jodoh sang putra. Apabila dalam acara nontoni ini
keluarga mempelai pria sudah menyetujui, maka segera dilanjutkan ke tahap
berikutnya, yaitu melamar.
3. Melamar
Mengajukan permohonan secara tertulis, disebut 'surat lamaran' yang dibuat oleh
pihak calon mempelai pria yang ditujukan kepada pihak calon mempelai wanita
melalui utusan. Orang yang diutus adalah saudara yang lebih tua dari ayah atau ibu.
Jika lamaran tersebut diterima, maka segera diadakan pembicaraan mengenai
penentuan harinya. Sebagai tanda menerima, keluarga calon mempelai wanita
mengadakan kunjungan balasan sekaligus menyampaikan bahwa lamaran tersebut
diterima.
4. Peningsetan
Keluarga calon mempelai pria datang dengan membawa barang hantaran dan
menyerahkan barang-barang tertentu sebagai tanda meminang. Arak-arakan ini
disaksikan oleh keluarga kedua belah pihak beserta kerabat. Maka resmilah acara
peningsetan sebagai tanda ikatan bahwa sang putri sudah ada yang meminang.
5. Penentuan Hari
Mencari penentuan hari sangat diutamakan, karena mengharap kesejahteraan dan
keselamatan bagi kedua calon mempelai. Dalam mencari hari baik, menghindari hari
tali wangke dan hari sampar wangke (hari naas). Kedua belah pihak lah yang
menentukan hari baik.
6. Pasang Terob
Didirikan 7 hari sebelumnya atau menurut hari baik. Bahannya terbuat dari daun
nipah (daun kelapa yang dianyam untuk atap) dan bambu untuk tiang-tiangnya. Kalau
terob sudah jadi sekitar atap, diberi hiasan berupa janur.
7. Pingitan
7 hari sebelum akad nikah, calon pengantin wanita dipingit dan tidak diperkenankan
berhias atau memakai perhiasan. Hari pingitan ini dilambangkan sebagai hari puasa.
Sebaiknya calon pengantin memakai lulur agar nanti wajahnya akan
bercahaya/manglingi. Lebih baik lagi kalau calon pengantin wanita mau berpuasa.
8. Siraman
Upacara siaraman dilaksanakan sehari sebelum hari nikah. Maksudnya, untuk
mensucikan salon pengantin, baik jasmani maupun rohani. Waktu siraman dilakukan
antara pukul 11.00 siang dan yang memandikan adalah para sepuh yang masih genap
(suami istri) dan sejahtera hidupnya, didahului oleh Bapak dan Ibu pengantin.
Maksudnya, agar dapat mewariskan kebahagiaan kepada calon pengantin. Yang
memandikan berjumlah ganjil, dan yang terakhir juru rias mengguyur dengan air
kendi, lalu kendi tersebut dipecahkan. Setelah upacara siraman selesai, dilanjutkan
dengan meratus rambut.
9. Meratus Rambut
Meratus rambut ialah mengeringkan rambut dan memberi aroma harum pada rambut.
Yang meratus rambut juru rias selama kurang lebih dari 15 menit.
10. Ngetepi (ngerik)
Menghilangkan bulu kuduk (bulu kalong) dan menghilangkan bulu-bulu pada wajah
yang masih melekat, supaya bersih (terhindar dari gangguan/ menghilangkan suker).
11. Manggulan
Manggulan merupakan malam tirakatan dan malam terakhir bagi calon pengantin
putri sebagai gadis perawan. Calon pengantin di rias sederhana dan memakai sanggul.
Calon pengantin duduk didalam kamar ditemani sanak keluarga dan para sepuh untuk
memberi doa restu agar pelaksanaan ijab/nikah dan tamu pengantin tidak ada
kendala/halangan. Pakaian yang dikenakan adalah kain panjang gringsing kebaya
berenda malangan.
12. Tebusan Kembang Mayang
Acara ini dilaksanakan secara simbolis sekitar pukul 10 malam. Bapak dan ibu telah
duduk di pelaminan yang telah disediakan. Calon pengantin diiringkan dua perawan
sunthi untuk sungkem menghadap Bapak dan Ibu. Calon pengantin minta bebono
(permintaan) kepada kedua orang tua nya; dia mau dikawinkan kalau dibawakan
bunga wijaya kusuma (bunga Dewo Ndaru). Kemudian Bapak calon pengantin
menugaskan kepada dua orang (Bapak-Ibu) yang hidupnya mencapai kebahagiaan
untuk mencarikan bunga permintaan putrinya. Dua pasang kembar mayang ditaruh
didepan pelaminan dan tidak boleh dipindah-pindah sampai saat hari bertemu
pengantin.
13. Upacara Jomblokan/Rampak dan Ijab/Nikah
Sebelum upacara ijab nikah dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan rapak, yang
pelaksanaannya bersama-sama dengan waktu ijab. Yang hadir dalam upacara ini:
penghulu (sebagai wakil pemerintah), kedua calon mempelai pengantin, dua saksi dari
keluarga pengantin pria dan pengantin wanita (yaitu orangtua atau bila orangtua tidak
ada, yang menjadi wali saudara laki-laki). Pakaian yang dikenakan mempelai putri
adalah kain panjang motif kawung kebaya malangan berenda warna putih. Dan
mempelai pria mengenakan celana tumpal malangan, dodat kawung baju taqwo
malangan putih, udeng kawung.
14. Temu Pengantin
Upacara temu ini dilaksanakan pada waktu sesudah maghrib, mengambil waktu
surup, karena mempunyai makna antara siang dan malam. Tempat untuk temu di
tengah-tengah pintu dibawah talang.
15. Resepsi
Pemberian doa restu kepada kedua mempelai pengantin dan kepada kedua orangtua
mempelai sembari beramah-tamah.
(gambar: peningsetan) (gambar: tebusan kembang mayang)

(gambar: pasang terop) (gambar: upacara jomblokan)

(gambar: siraman) (gambar: temu pengantin)

(gambar: ngetepi/ngerik)
DAFTAR PUSTAKA

Upacara Adat Pengantin Malang Keprabon


http://infopengantin.blogspot.com/2010/04/upacara-adat-pengantin-malamng-keprabon.html.
Diakses pada 22 September 2019 pukul 12.09

Adat Kemanten Malang https://jawatimuran.wordpress.com/2012/09/20/kemanten-malang/.


Diakses pada 22 September 2019 pukul 10.22

Anda mungkin juga menyukai