Dosen Pengampu :
Oleh :
Rahma Destika
5181144001
Reguler B
FAKULTAS TEKNIK
2020
LEMBAR PENGESAHAN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
PRODI PENDIDIKAN TATA RIAS
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
JL.WILLIAM ISKANDAR V
Tata Rias Pengantin merupakan tata rias yang digunakan untuk merias
seorang pengantin yang dilakukan sebelum prosesi pernikahan supaya saat prosesi
pernikahan pengantin terlihat lebih cantik dan menarik daripada kehidupan sehari –
harinya dimana didalamnya terdapat peraturan – peraturan tertentu yang memiliki
makna dan tujuan untuk pengantin yang harus dilakukan yang disesuaikan dengan
kebiasaan adat – istiadat daerah setempat.
A. Latar Belakang
Adat perkawinan masyarakat padang masih kental akan adat namun ada
beberapa suku yang telah mengalami perubahan baik itu tatanan adat, pakaian
perkanikahan, Riasan wajah , maupun aksesoris yang digunakan. Busana adat
merupakan cerminan dari suatu kebudayaan yang berasal dari pandangan hidup
masyarakatnya Dalam adat Minangkabau, busana berkembang berdasarkan
pandangan hidup yang terjadi karena kemampuan masyarakat Minang berpikir
dan mengenal lambang akibat dari proses adaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Pakaian untuk mempelai wanita ialah baju kurung, Baju kurung yang
dipakai pengantin perempuan atau anak daro, biasanya dihiasi dengan sulaman
dan lempengan-lempengan emas atau perak. Emas adalah lambang kemakmuran
atau lambang keberadaan. Baju kurung pengantin perempuan dilengkapi dengan
tokah. Tokah adalah sejenis selendang panjang yang dililitkan mulai dari
punggung menuju ke bawah ketiak dan diselempangkan pada bagian dada,
dinaikkan ke bahu dan ujung-ujungnya dilepaskan ke belakang (punggung).
Salempang adalah selendang yang terbuat dari kain songket. Salempang di letakan
di pundak wanita. Salempang menyimbolkan bahwa wanita harus memiliki welas
asih pada anak dan cucu, serta harus waspada akan segala kondisi. Sarung atau
kodek adalah bagian dari pakaian pengantin perempuan yang dipakai sebagai
padanan dari baju kurung. Bahan tekstil yang dijadikan sarung atau kodek adalah
tenunan songket, Tenunan songket Minangkabau ada dua macam, yaitu kain
batabua dan songket batabua. Perhiasan tersebut terdiri dari seperangkat kaluang
(kalung) yang terdiri dari sembilan macam bentuk, seperangkat gelang dan cincin
yang juga terdiri dari bermacam bentuk. Perhiasan-perhiasan tersebut pada
umumnya terbuat dari bahan emas dan batu alam. Suntiang adalah perhiasan
kepala bertingkat berwarna keemasan yang dipakai oleh perempuan
Minangkabau. Hiasan ini berbentuk setengah lingkaran yang terdiri dari susunan
ornamen bermotif flora dan fauna, di antaranya diambil dari bentuk bunga mawar,
pisang, burung merak, kupu-kupu, dan ikan. Ukuran suntiang berbeda menurut
pemakaiannya.
Pakaian pengantin lelaki atau marapulai dinamakan roki, yang terdiri dari:
celana, hem atau kemeja, rompi dan baju roki. Celana yang dipakai sebagai
padanan baju roki panjangnya sampai betis, polanya seperti pola celana tidur atau
(pijama). Pada pinggang celana diberi karet atau tali pinggang. Tutup kepala
pengaten lelaki adalah ikek, destarsaluka. Saluak terbuat dari bahan songket
balapak. Pengantin lelaki memakai saluak batimbo dalam upacara perkawinan
merupakan lambang raja sehari dan akan menjadi raja. Samping adalah sarung
yang dipakaian pada pinggang sampai lutut oleh kaum lelaki. Ukuran songket
balapak yang dipakai untuk samping lebih pendek dari yang dipakai untuk sarung.
Cawek atau ikat pinggang adalah bagian dari pada pakaian pengantin lelaki yang
biasanya dipakai untuk melengkapi pemakaian samping. Keris adalah sejenis
senjata tradisi yang banyak dipakai oleh masyarakat Melayu, termasuk
masyarakat Minangkabau. Keris merupakan lambang kebesaran dan kekuasaan
penghulu dan hanya penghulu yang boleh makai keris dalam upacara-upacara
adat. Perhiasan yang dipakai oleh penganten lelaki (marapulai) tidak terlalu
menyolok, karena pemakaiannya hampir tidak tampak karena jumlahnya sedikit,
seperti: pending yang dipakai diatas ikat pinggang dan kalung dan sudah jarang
dipakai.
Adat istiadat perkawinan dalam masyarakat Minangkabau merupakan suatu
upacara sakral. Karena sakral itu maka upacara perkawinan bukanlah upacara
serimonial semata, tetapi merupakan upacara adat yang merupakan perujudan
nilai-nialai filosofi MInangkabau.
B. Tujuan
Jobsheet ini dibuat khususnya bertujuan agar mahasiswa mampu
menerapkan langkah kerja rias pengantin sebelum melakukannya di klient. Yang
kedua yaitu mahasiswa diharapkan bisa menerapkan rias pengantin yang sudah
diajarkan dimasa perkuliahan. Ketiga yaitu mahasiswa mampu menggunakan alat-
alat dan bahan yang hendak digunakan pada waktu rias pengantin.
C. Manfaat
Dengan mengikuti praktikum ini mahasiswa sudah mahir melakukannya.
Jobsheet ini bermanfaat sebagai penunjang pengetahuan dan keterampilan
mahasiswa dalam mengetahui dan melakukan proses kerja rias pengantin
Indonesia dengan baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN
LEMBAR DIAGNOSA
Nama Model :
1. Jenis Kulit
a. Normal
b. Berminyak
c. Kering
d. Kombinasi
B. Kelainan Kulit
a. Akne
b. Millia
c. Black head
d. White head
e. Tahi lalat
f. Hyperpigmentasi
g. Jaringan parut
h. Lain-lain
D. Bentuk Wajah
D. Bentuk wajah persegi
E. Bentuk wajah bulat
F. Bentuk wajah segitiga
G. Bentuk wajah panjang
H. Bentuk wajah oval
I. Bentuk wajah buah pir
J. Bentuk wajah diamond
E. Bentuk Alis
a. Bentuk bulat
b. Bentuk panjang
c. Bentuk persegi
d. Bentuk buah pir
e. Bentuk segitiga
f. Bentuk diamond
F. Bentuk Mata
a. Mata terlalu bulat
b. Mata terlalu kecil
c. Mata turun
d. Ujung mata naik
e. Letak mata terlalu dalam
f. Letak mata terlalu lonjong
g. Jarak mata terlalu dekat
h. Jarak mata terlalu jauh
PERSIAPAN ALAT, BAHAN DAN LENAN SERTA KOSMETIK YANG
DIGUNAKAN
1 Spon foundation 1
2 Powder puff 1
3 Sponge puff 1
1 Tissue Secukupnya
2 Cotton Buds Seperlunya
4 Kapas Secukupnya
5 Hairbando 1
6 Handuk secukupnya
7 Cape rias 1
8 Baju Kerja 1
Untuk
1 Krim Pembersih 1 membersikan
wajah
Untuk
2 Primer 1 mengecilkan pori
pori
Untuk melindungi
3 Pelembab 1 kulit wajah dari
kosmetik
Untuk
4 Foundation 1 memberikan efek
mulus pada wajah
Untuk
menyatukan
5 Bedak Tabur 1 foundation dan
concealer dengan
kulit
Untuk memberi
6 Bedak Padat 1 efek lembut pada
riasan wajah
Untuk
memberikan
8 Eye Shadow 1
warna pada
kelopak mata
Untuk
9 Eyliner 1 membingkai
sekeliling mata
Untuk
10 Mascara 1 melentikkan bulu
mata
Untuk memberi
11 Lipliner 1
pembingkai bibir
Untuk memberi
12 Lipstick 1
warna pada bibir
Untuk pengkilat
13 Lipglos 1
bibir
Untuk
menyamarkan
14 Concealer 1
noda lingkaran
mata
Untuk
15 Highlighter 1 menonjolkan
kelebihan wajah
Memberikan
16 Blush On 1
Perona Pipi
Untuk
17 Setting Spray 1 mempertahankan
make up
C. Alat, Bahan dan Kosmetik Penataan Rambut
Adapun alat, bahan dan kosmetik penataan rambut yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Untuk menyasak
1 Sisir sasak 1
rambut
Untuk
menghilangkan
2 Sisir penghalus 1
bekas sasakan atau
kekusutan rambut
Untuk merapikan
3 Jepit bebek besi Secukupnya bentuk sunggar atau
sanggul
Untuk menguatkan
5 Harnal baja 4
sanggul
Untuk merapikan
8 Hair Net 1
sanggul
Untuk mengisi
9 Pandan bagian tengah
rambut.
LANGKAH KERJA
LANGKAH
NO URAIAN WAKTU
KERJA
1. Persiapan Menit
▪ alat harus dalam keadaan steril
dan ditata berdasarkan urutan
kegunaan.
Persiapan area kerja ▪ handuk dan cape dalam
keadaan bersih, lipat rapi.
▪ kosmetik ditata sesuai dengan
urutan pemakaian
▪memakai pakaian kerja/ pakaian
rapi
▪melepas perhiasan yang
Persiapan Pribadi mengganggu proses kerja
▪gunakan sepatu bertumit rendah.
▪ mencuci tangan sebelum
memulai pekerjaan.
▪melepas hiasan dan mengikat
rambut
Aplikasikan highlighter.
A. Kesimpulan
Keseluruhan unsur dalam busana pengantin di Padang memiliki nilai
keindahan. Hal ini didapatkan dengan adanya bentuk–bentuk dan susunan yang
terangkum dalam busana pengantin Minangkabau di Padang. Dasar–dasar estetis
mengarah padayusunannya yang memiliki makna serta maksud yang akan
disampaikan untuk dijadikan pedoman bagi kehidupan manusia.Simbolisme yang
terdapat pada busana pengantin adat Padang membawa pada pemahaman akan
maksud dari pesan yang termuat di dalamnya. Keindahan dalam busana
pengantinangkabau di Padang didapatkan dengan memahami adanya
keserangkuman simbol–simbol yang dikandungnyaol yang ada dalamnya
keindahan yang adalam busana pengantin tersebut.
Busana pengantin adat Padang memiliki simbol-simbol yang berisi pesan
tentang tuntunan dalam kehidupan yangat memberikan arah yang baik dalam
hidup. Tujuan dari tuntunan kehidupan tersebut adalah menjaga segala bentuk
perilaku agarcapai kehidupan yang bahagia dengan mengutamakan symbolang
mengamalkan ada budi pekerti yang baik. Adat Keserangkumanana pengantin
Padang memperkuat unsur keindahan yang ada dalam busana pengantin tersebut.
Perwujudan bentuk busana pengantin adat Minangkabau dengan menekankan
pada bentuk busana dan motif serta adanya permainan warna yang membuat
busana pengantin adat Padang memiliki nilai estetis yang tinggi. Keindahan dalam
busana pengantin adat Padang memanfaatkan medium yang berbeda-beda, seperti:
garis, bentuk, warna, dan makna, maka keindahan akan timbul setelah terjadi
mekanisme antar hubungan di antara medium, hakikat dan unsur-unsur keindahan
tersebut.
A. Saran
Sebagai langkah untuk melestarikan dan menjaga eksistensi dari budaya
masing-masing daerah ,diperlukannya kajian ilmiah dalam bentuk seminar
ataupun workshop dan juga pertunjukan yang dapat meningkatkan kesadaran
kolektif masyarakat terhadap pentingnya menjaga eksistensi dari sebuah
kebudayaan masyarakat agar tidak hilang.
DAFTAR PUSTAKA
Azami, dkk, 1977, Adat dan Upacara Perkawinan daerah Sumatera Barat,
Depdikbud
https://www.3kencanafoto.com/bagian-bagian-dari-baju-pengantin-adat-
minangkabau-sumatera- barat-beserta-maknanya