FIQIH MUNAKAHAT II
Disusun oleh :
Dosen Pengampu :
Shafra M.Ag
FAKULTAS SYARIAH
1445 H / 2023 M
TRADISI PERNIKAHAN DI BATEH TINGGI JORONG PILADANG
Bateh Tinggi memiliki penduduk yang cukup kompak walaupun penduduknya tidak
terlalu banyak. Setiap ada kegiatan atau acara di Bateh Tinggi, Alhamdulillah bisa terlaksana
dengan lancar dari awal sampai akhir. Begitu juga dengan acara Pernikahan. Pernikahan di
Bateh Tinggi hampir sama dengan pernikahan-pernikahan di Minangkabau secara
keseluruhan. Berikut akan diuraikan mengenai tata cara pernikahan di Bateh Tinggi.
Setelah diketahui siapa yang akan menjadi calon suami si perempuan, langkah
selanjutnya, yaitu keluarga perempuan pergi meminang ke tempat keluarga laki-laki. Pada
prosesi ini pihak keluarga perempuan menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan mereka
kesana. Yaitu untuk meminang atau meminta laki-laki tersebut menjadi menantu atau suami si
perempuan.
Jika sudah disetujui, selanjutnya prosesi batimbang tando (bertimbang tanda), atau
disebut juga dengan batuka cincin, ada juga yang menyebut basaua. Pada prosesi ini biasanya
keluarga perempuan membawa jamba langkok dan sirih carano. Ninik mamak dan Sumando
ikut hadir dalam prosesi ini.
Setelah batimbang tando ini bermufakatlah pihak keluarga perempuan dan pihak
keluarga tentang kapan menikahnya. Ditentukan apakah akan diadakan dalam waktu cepat
atau lama. Setelah sepakat kapan nikahnya, barulah diadakan rapat kembali di rumah pihak
perempuan.
2
Rapat selanjutnya ini dinamakan mangarumah pangulu. Rapat ini tujuannya untuk
meminta izin ke mamak untuk menikah. Rapat ini membahas segala hal yang berkaitan
dengan persiapan untuk baralek. Termasuk didalamnya membahas tentang siapa yang akan
diundang, siapa yang akan manyiriah, apakah akan baralek gadang atau tidak, memakai atau
tidak, menikah di KUA atau dirumah dan segala hal yang berkaitan dengan baralek nantinya.
Dalam rapat ini biasanya akan dihidangkan nasi lengkap dengan lauk-lauknya, termasuk lauk
wajibnya yaitu sampadeh daging. Dihidangkan juga lamang, kalamai dan pinyaram.
Prosesi selanjutnya yaitu manjapuik nikah (menjemput nikah) pihak laki-laki. Prosesi
ini di hadiri oleh sumando, ninik mamak dan kaum ibu-ibu, paling kurang 10 orang. Pihak
keluarga perempuan ditunggu oleh mamak dan sumando pihak keluarga laki-laki dirumah
pihak keluarga laki-laki. Kemudian pihak laki-laki ini diantar oleh pihak keluarganya
menikah ke tempat pihak keluarga perempuan. Pada prosesi ini pihak keluarga perempuan
membawa nasi kunyik, jamba, singgang ayam dan membawa sirih carano sebagai tanda
manjapuik. Biasanya prosesi ini dilakukan sehari menjelang menikah. Misalnya menikah
tanggal 12, maka manjapuik nikahnya pada tanggal 11.
Setelah selesai prosesi manjapuik nikah, prosesi selanjutnya yaitu menikah. Menikah
bisa dilaksanakan di rumah atau di KUA sesuai kesepakatan yang sudah dibuat sebelumnya.
Proses menikahnya sama dengan syari'at Islam.
Setelah itu barulah baralek. Biasanya baralek ini diadakan pada hari yang sama dengan
hari menikah. Namun ada juga yang berbeda. Kalau yang menikah langsung baralek pada hari
itu juga, maka setelah menikah pengantin langsung mamakai. Maksudnya pengantin menukar
baju nikah dengan baju baralek menggunakan suntiang. Setelah mamakai ini biasanya
3
pengantin akan diarak sekeliling kampung menggunakan randai. Setelah diarak barulah
pengantin bersanding dipelaminan.
Dalam baralek ini sudah ada pembagian-pembagian tugas dari masing-masing orang
dari pihak keluarga perempuan. Ada namanya janang, tugasnya untuk melihat orang makan,
apa yang kurang dari hidangan nanti di laporkan. Misalnya, piring kurang, di beri tahu orang
dapur supaya ditambah. Ada juga namanya pitunggua, tugasnya yaitu melihat orang yang
datang, siapa saja yang datang. Ada juga namanya urang pagu, tugasnya yaitu untuk
membungkus-bungkus lemang, rendang dan mengisi piring orang yang datang baralek
membawa piring.
Baralek di Bateh Tinggi ini biasanya dihidangkan. Jadi orang yang datang baralek
tinggal duduk dan makan tanpa harus berdiri mengambil makanan. Jamba biasanya
dihidangkan oleh kaum ibu-ibu dan perempuan. Adapun tamu undangan, biasanya kalau siang
kaum perempuan yang datang, barulah malam hari kaum laki-laki yang datang. Baralek ini
dari pagi sampai malam. Kalau sudah tidak ada lagi orang yang datang, maka alek dinyatakan
sudah selesai. Pengantin akan membuka pakaian aleknya menukar dengan pakaian nyaman
yang sopan.
Setelah itu berkumpul lagi seluruh pihak keluarga untuk mandoa selamat. Setelah itu,
buka kado dan menghitung uang amplop tamu yang datang. Buka kado dan menghitung uang
ini juga boleh dilaksanakan besoknya, tidak harus malam itu juga.