Anda di halaman 1dari 3

Adat istiadat di Indonesia sangat beragam, mulai dari upacara adat hingga pernikahan adat.

Salah satu pernikahan adat yang kerap digemari para artis maupun calon mempelai yakni
menggunakan pernikahan adat sesuai dengan asal adatnya masing-masing. Seperti pernikahan
adat Palembang.
Palembang sendiri merupakan ibu kota Provinsi Sumatera Selatan yang letaknya di tepi Sungai
Musi. Palembang yang dulunya merupakan daerah kesultanan juga kental akan adat nuansa
kesultanannya yang penuh makna serta religi.

Lantas bagaimana prosesi pernikahan adat Palembang dari awal hingga akhir? Berikut ini
beberapa tahap pernikahan adat Palembang yang sudah dirangkum detikSumbagsel dari
berbagai sumber:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Madik
Dalam prosesi pernikahan di adat Palembang, ada yang namanya Madik. Madik ini prosesi
pendekatan atau mendekati. Ini semacam prosesi penyelidikan terhadap keberadaan sang
gadis, utusan atau perwakilan dari keluarga calon pengantin pria berkunjung ke rumah calon
pengantin wanita yang memiliki tujuan untuk berkenalan. Tujuannya untuk mengetahui kondisi,
asal-usul, silsilah keluarga, dan yang paling penting mengamati calon pengantin wanita dan
keluarganya.

Perwakilan keluarga calon pengantin pria tentu tidak datang dengan tangan kosong. Mereka
membawa tenong atau songket yang berbentuk bulat terbuat dari anyaman bambu.

Baca juga:
7 Tarian Daerah Sumatera Selatan: Indah dan Unik!
2. Menyengguk
Pada prosesi pernikahan adat Palembang selanjutnya adalah menyengguk. Tahap ini dilakukan
setelah Madik terlaksana. Istilahnya seperti "memasang pagar" atau mengikat. Menyengguk ini
menjadi bentuk tanda keseriusan calon pengantin pria. Tujuan dari tahap ini agar sang gadis
tidak dapat diganggu oleh senggung (semacam hewan musang) atau tidak diganggu oleh laki-
laki lain.

Keluarga laki-laki akan datang mengirimkan utusan ke rumah sang gadis sambil membawa
tenong/sangkek. Sebuah anyaman bambu tang berbentuk bulat atau persegi empat dan
dibungkus dengan kain batik bersulam benang emas.

Tenong ini berisi aneka bahan makanan seperti telur, mentega, terigu, dan lain sebagainya.
Tenlng dianggap sebagai pengikat bahwa sang gadis tidak akan diambil laki-laki lain.
Namun, saat ini tak banyak prosesi Menyengguk dilakukan oleh adat Palembang modern,
karena keluarga tidak banyak ikut campur dalam prosesi pendekatan atau pengikatan calon
pengantin.

3. Lamaran
Tahap pernikahan adat Palembang berikutnya yakni mendapatkan tanggal pasti dari
kesepakatan kedua keluarga, yang dilanjutkan dengan lamaran.Tujuannya, pastinya meminang
atau melamar sang gadis pujaan hati calon mempelai pria. Rombongan keluarga calon
pengantin pria akan datang membawa seserahan.

Apabila lamaran diterima, maka barang-barang hantaran akan diserahkan kemudian dilanjutkan
dengan memutus "kato" atau menentukan tanggal pernikahan.

4. Berasan dan Mutuse Kato


Prosesi pernikahan adat Palembang selanjutnya adalah berasan. Berasan sendiri dalam
bahasa Melayu berarti musyawarah. Pihak keluarga yang melakukan musyawarah
membicarakan persyaratan pernikahan baik adat maupun agama. Persyaratan ini juga
menentukan mahar atau mas kawin.

Setelah itu para utusan keluarga akan melakukan upacara pengikatan tali keluarga yakni
dengan mengambil setumpuk Sasak gelungan (konde) dan dibagikan ke para utusan atau
keluarga. Hal ini sebagai pertanda bahwa kedua keluarga telah saling mengikat untuk menjadi
keluarga.

Seserahan yang diberikan keluarga mempelai pria membawa tujuh Tenong berisi gula pasir,
telur itik, emping pisang, buah-buahan, tepung terigu. Tidak hanya itu, beberapa perlengkapan
lain yang dibutuhkan secara adat harus dipenuhi sesuai dengan adat masing-masing. Saat
menjelang pulang, Tenong akan dikembalikan dengan aneka jajanan khas Palembang.

5. Ngeterke Belanjo
Prosesi adat Palembang berikutnya yakni Nganterke Belanjo. Tahap ini mirip dengan adat
pernikahan Jawa yang dilaksanakan sebelum akad nikah. Prosesi yang lebih banyak dilakukan
oleh kaum wanita, sedangkan kaum pria hanya mengiringi saja.

Uang belanja atau duit belanjo akan dimasukkan ke dalam ponjen warna kuning dilengkapi 12
nampan pengiring kebutuhan pesta.

6. Akad Nikah
Selanjutnya, akad nikah. Menurut tradisi Palembang, akad nikah akan dilakukan di kediaman
calon mempelai pria. Namun ada juga yang di kediaman calon mempelai wanita, atau disebut
numpang kawin.

Akad nikah ini juga momen untuk memberikan mas kawin yang telah disepakati kedua
keluarga.
7. Mengarak Pacar
Mengarak pacar adalah prosesi yang menjadi simbol pengantin wanita menerima sang suami.
Tahap ini rombongan keluarga pengantin pria tiba di rumah pengantin wanita dan akan
disambut ibu sang pengantin wanita. Dalam prosesi ini juga dihadiri para sesepuh perempuan
yang sudah siap membawa semangkuk kecil beras tabur dicampur receh. Nantinya beras ini
ditaburkan kepada pengantin pria beserta rombongannya.

8. Ngocek Bawang
Pernikahan adat Palembang juga memiliki prosesi Ngocek Bawang yang menjadi bagian dari
persiapan hari Munggah. Proses ini dilakukan dengan pemasangan tapup, persiapan bumbu
masak, dan lain sebagainya. Ngocek bawang kecik ini dilakukan dua hari sebelum Munggah
dan Ngocek Bawang besak dilakukan sehari sebelum munggah.

9. Munggah
Puncak dari prosesi pernikahan adat Palembang adalah munggah. Acara ini dimulai dengan
kedatangan keluarga rombongan mempelai pria dengan 12 macam barang antaran seperti tiga
set kain songket, kain batik Palembang, kain jumputan, hasil bumi, kosmetik, aneka kue, uang
dan perhiasan, buah-buahan, dan lain sebagainya diiringi bunyi rebana.

Ada juga pertunjukan silat, adu pantun, dan sejumlah prosesi lainnya yang tentunya penuh
dengan makna dan hiburan. Sesampai di rumah mempelai wanita, ibu dari mempelai wanita
menyambut dengan membalur kain songket motif lepus pada punggung mempelai pria
kemudian menggiring ke kamar mempelai wanita.

Pada prosesi Munggah ini, saat sudah di depan pintu kamar, mempelai pria mengetuk tiga kali,
dan setelah pintu kamar dibuka, mempelai pria membuka kain yang menutupi wajah mempelai
wanita yang disebut dengan buka langse.

Selanjutnya, prosesi orang tua menyuapi nasi ketan kunyit dan ayam panggang ke mempelai.
Acara ini ditutup dengan sang istri memberi sirih ke suami sebagai lambang hidup saling
memberi dan menerima.

Nah itulah beberapa prosesi pernikahan adat Palembang yang bisa kamu jadikan referensi
untuk menggelar resepsi adat atau modern.

Baca artikel detiksumbagsel, "Prosesi Pernikahan Adat Palembang, Penuh dengan Makna"
selengkapnya https://www.detik.com/sumbagsel/budaya/d-6766358/prosesi-pernikahan-adat-
palembang-penuh-dengan-makna.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Anda mungkin juga menyukai