Anda di halaman 1dari 12

Susunan Acara, Ritual, dan Prosesi Pernikahan

Adat Lampung
05 March 2020

Ingin menikah menggunakan tata cara adat Lampung? Berikut ini prosesi lengkap
pernikahan adat Lampung yang harus kamu ketahui.

Pernikahan adat merupakan ciri khas dan kekayaan budaya masyarakat Indonesia yang
unik sekaligus berharga.

Masyarakat Lampung termasuk kelompok masyarakat yang masih memegang teguh


tradisi pernikahan adat Lampung.

Tidak hanya prosesi, tata cara pelaksanaan, aturan, serta persyaratan pernikahan adat
Lampung tergolong rumit.

Bagi kamu yang ingin melangsungkan pernikahan menggunakan adat Lampung, berikut
susunan acara, ritual, dan prosesi pernikahan adat Lampung serta makna di balik setiap
prosesi.
Prosesi Pernikahan Adat Lampung Sebelum Hari
Pernikahan

Prosesi Pernikahan Adat Lampung Pada Hari Pernikahan

Sumber gambar: infolpg

8. Upacara Adat

Beberapa jenis upacara adat dilaksanakan dengan cara tertentu sesuai dengan
kesepakatan. Di kediaman keluarga pihak calon mempelai wanita dilaksanakan 3 acara
pokok dalam 2 malam, yaitu Maro Nanggep, Cangget Pilangan, dan Temu di Pecah Aji.

9. Upacara Akad Nikah

Sampailah pada prosesi paling penting dalam pernikahan, yaitu akad nikah. Akad nikah
pada tradisi Lampung lazimnya dilaksanakan di rumah calon mempelai pria, namun seiring
dengan berkembangnya zaman, prosesi akad nikah tak sedikit yang dilangsungkan di
rumah calon mempelai wanita.

Saat mengunjungi lokasi akad nikah, barisan rombongan calon mempelai pria paling
depan adalah perwatin adat dan pembarep (juru bicara).

Kemudian rombongan akan diterima oleh rombongan serta pembarep calon mempelai
wanita.
Rombongan dari kedua calon mempelai dihalangi rintangan kain sabage atau cindai yang
dinamakan Appeng. Setelah tercapai kesepakatan, maka juru bicara dari pihak calon
mempelai pria menebas Appeng menggunakan alat terapang.

Baru rombongan calon pengantin laki-laki dipersilahkan masuk dengan membawa


seserahan berupa dodol, urai cambai (sirih pinang), juadah balak (lapis legit), kue kering,
dan uang adat. Setelah seserahan diserahkan, calon mempelai pria dibawa ke tempat akad
nikah dilaksanakan, dipersilakan duduk di kasur usut.

Seperti tradisi pernikahan adat lain seperti pernikahan adat Sunda dan jawa, pada
pernikahan adat Lampung kedua mempelai melakukan sungkem (sujud netang sabuk)
kepada orang tua serta sembah sujud kepada para tetua yang hadir seusai prosesi akad
nikah selesai.

Prosesi Pernikahan Adat Lampung Setelah Pernikahan

Sumber gambar: bahasainggrismudahsite

10. Upacara Ngurukken Majeu / Ngekuruk

Setelah akad nikah, prosesi pernikahan adat Lampung masih berlanjut. Mempelai wanita
dibawa ke rumah mempelai pria dengan menaiki rato, sejenis kereta roda empat
dan jepanon atau tandu.

Mempelai pria duduk di depan mempelai wanita sambil keduanya memegang tombak.
Mempelai pria memegang bagian ujung mata tombak yang digantungi kelapa tumbuh
dan kendi berkepala dua.

Sedangkan pengantin wanita memegang bagian belakang tombak yang digantungi


labayan putih atau tukal yang disebut seluluyan.
Setelah itu, kedua mempelai berjalan perlahan diiringi musik tradisional talo balak, dengan
tema sanak mewang diejan.

Kelapa tumbuh memiliki makna umur panjang dan beranak pinak, sementara kendi
bermakna dingin hati dan kesetiaan dunia akhirat. Lebayan atau benang setungkal berarti
membangun rumah tangga yang harmonis.

11. Tabuhan Talo Balak

Terakhir, prosesi Tabuhan Talo Balak dilaksanakan di kediaman mempelai pria.


Sesampainya kedua mempelai di sana, tabuhan talo balak irama girang-girang dan
tembakan meriam akan menyambut kedatangan pengantin.

Dalam prosesi terakhir pernikahan adat Lampung ini, orang tua dan keluarga dekat
mempelai pria ikut menyambut, dan seorang ibu yang diutus akan menaburkan beras
kunyit yang bercampur uang logam.

Selanjutnya pengantin perempuan mencelupkan kedua kaki ke dalam pasu, wadah dari
tanah liat beralas talam kuningan yang berisi air dan anak pisang batu, kembang titew,
daun sosor bebek dan kembang tujuh rupa. Isian ini melambangkan keselamatan, dingin
hati, dan keberhasilan dalam rumah tangga.

Kemudian kedua mempelai naik ke rumah sembari dibimbing oleh mertua perempuan,
didudukkan di atas kasur usut yang digelar di depan appai pareppu atau kebik temen,
yang adalah kamar tidur utama.

Kedua mempelai duduk bersila dengan posisi lutut kiri mempelai pria menindih lutut
mempelai wanita. Prosesi ini memiliki makna agar kelak mempelai wanita patuh pada sang
suami.

Prosesi yang panjang bisa dibilang merupakan ciri khas pernikahan Indonesia. Namun jika
ditelaah lebih dalam tentang makna di belakang setiap prosesinya, dijamin akan lebih
banyak masyarakat Indonesia yang tertarik untuk menerapkan tradisi adat dan budaya
masing-masing pada pernikahannya.

Oleh sebab itu, alangkah baiknya sebagai masyarakat Indonesia mengenal adat dan
budaya masing-masing lebih jauh lagi agar lebih bisa menghargai serta melestarikannya.
Mengenal Prosesi Pernikahan Adat Lampung dan
Maknanya

Begini prosesi pernikahan adat Lampung

Foto: shutterstock.com

Artikel ditulis oleh Cholif Rahma

Disunting oleh Karla Farhana

Salah satu etnik di Indonesia yang masih menjaga tradisinya secara turun temurun
adalah Lampung. Jika membahas mengenai tradisi yang sakral, sudah
pasti pernikahan adat Lampung menjadi topik pembahasan utama.

Ini dikarenakan prosesi pernikahan di Indonesia, termasuk Lampung, merupakan


perayaan adat yang sakral dan meriah. Tidak hanya menyatukan keluarga, pernikahan
adat Lampung juga menjalankan tradisi nenek moyang hingga masa kini.

Pernikahan ialah menyatukan dua insan serta dua keluarga. Bagi masyarakat Lampung
yang sebagian besar memeluk agama Islam, maka upacara-upacara adat pernikahan
yang dilakukan masyarakatnya cenderung bercorak Islam.

Dengan kata lain bahwa agama yang dianut penduduknya telah menjadi satu kesatuan
dengan budaya mereka. Oleh karena itu, upacara pernikahan adat Lampung memiliki
tata cara tersendiri dalam melaksanakan upacara. Artinya, tidak terlepas dari aturan -
aturan yang berlaku atau budaya masyarakat Lampung itu sendiri.

Prosesi Pernikahan Adat Lampung

Bagi masyarakat Lampung, pernikahan bukan hanya urusan pribadi, tetapi juga
keluarga, kerabat, dan masyarakat adat.
Pernikahan adat Lampung terdiri dari dua adat istiadat, yaitu Sai Batin dan Pepadun.
“Sai Batin” berarti Satu Penguasa (Raja) sedangkan “Pepadun” berarti Tempat Duduk
Penobatan Penguasa.

Jika melihat tata cara pelaksanaan pernikahan dari Lampung Pepadun, maka prosesi
pernikahan bisa dilakukan dalam dua cara, yaitu cara pernikahan biasa atau
pernikahan semanda yaitu pihak laki-laki tidak membayar uang jujur, tetapi suami &
anak-anaknya kelak akan menjadi anggota keluarga garis istri.

Hal tersebut sebagai langkah, jika ayah dari pihak istri meninggal, maka menantu pria
akan menggantikan posisi ayah sebagai kepala keluarga. Ini biasanya diterapkan
ketika istri merupakan adak tunggal.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pernikahan adat Lampung, cari tahu
rangakaian prosesinya yuk, Moms!

1. Akad Nikah

Foto: pinterest.com

Bila menyesuaikan pernikahan adat Lampung sebagai mana mestinya, maka akad
nikah harus dilaksanakan di rumah mempelai pria. Namun, kini dengan perkembangan
zaman dan memerhatikan berbagai aspek, akad bisa dilakukan di rumah mempelai
perempuan sesuai dengan kesepakatan kedua keluarga.

Kedatangan rombongan mempelai pria yang datang juga memiliki tatanan ajeg, lho.
Biasanya akan diatur sebagai berikut:

• Barisan paling depan adalah perwatin adat dan juru bicara yang disebut dengan
pembarep. Barisan inilah yang akan diterima oleh rombongan mempelai perempuan.
• Rombongan calon pengantin laki-laki dan calon pengantin perempuan disekat atau
dihalangi dengan Appeng (rintangan kain sabage/cindai yang harus dilalui).
• Setelah tercapai kesepakatan, maka juru bicara pihak calon pengantin laki -laki
menebas atau memotong Appeng dengan alat terapang.

Setelah rintangan ditebas, rombongan mempelai laki-laki barulah boleh dipersilahkan


masuk dengan membawa seserahan berupa kue kering, sirih pinang atau urai cambai,
lapis legit atau juadah balak, serta uang adat.

2. Ngurukken Majeu (Ngerukuk)

Foto: pinterest.com

Prosesi pertama dalam pernikahan adat Lampung adalah Ngerukuk. Proses in i,


mempelai perempuan dibawa ke rumah mempelai pria dengan mengendarai Rato. Rato
adalah sejenis kereta roda empat atau bisa juga dengan di tandu yang diangkat oleh
empat orang pria.

Sedangkan sang mempelai pria akan ada di belakang sambil memegang bagian ujung
mata tombak yang digantungi kelapa tumbuh dan kendi berkepala dua. Untuk ujung
tombak bagian belakang digantungi labayan putih atau tukal yang dipegang oleh
pengantin wanita.

Makna dari tombak yang digantungi kelapa tumbuh adalah agar selalu panjang umur
dan segera memiliki keturunan. Sedangkan simbol kendi bermakna agar kedua
mempelai senantiasa dingin hati dan juga setia dunia sampai akhirat. Lebayan atau
benang setungkal bermakna agar rumah tangga yang dibangun sakinah dan mawadah.
3. Tabuhan Talo Balak

Foto: pinterest.com

Ketika telah tiba dirumah mempelai pria, kedua mempelai akan disambut dengan
tabuhan khas Lampung yaitu talo balak dan juga tarian khas Lampung sambil
mengiringi menuju pelaminan. Ini merupakan proses kedua dari pernikahan adat
Lampung.

Kedua mempelai beserta keluarga akan berjalan memasuki rumah sang pria akan
disambut oleh seorang ibu, yang akan menaburkan beras kunyit dan uang logam.

Prosesi pernikahan adat Lampung berikutnya adalah, mempelai wanita mencelupkan


kedua kaki kedalam pasu, yang merupakan wadah dari tanah liat beralas talam
kuningan, serta berisi air dan anak pisang batu, kembang titew, daun sosor bebek dan
juga kembang tujuh rupa.

Prosesi ini adalah simbol keselamatan, hati yang tenang, dan juga harapan agar kedua
mempelai memiliki rumah tangga yang baik.

Prosesi pernikahan adat Lampung selanjutnya adalah, siger mempelai wanita akan
diganti dengan kanduk tiling atau manduaro (selendang dililit di kepala) penanda
dimulainya serangkaian prosesi pernikahan adat Lampung lainnya, seperti :

• Ibu mempelai pria menyuapi kedua mempelai, dilanjutkan nenek serta tante.
• Ibu mempelai wanita menyuapi kedua mempelai, diikuti sesepuh lain.
• Kedua mempelai makan sirih dan bertukar sepah antara mereka.
• Istri kepala adat memberi gelar kepada kedua mempelai, menekan telunjuk tangan
kiri diatas dahi kedua mempelai secara bergantian, sambil berkata : sai(1), wow (2),
tigou(3), pak(4), limau(5), nem(6), pitew(7), adekmu untuk mempelai pria Ratu
Bangsawan, untuk mempelai wanita adekmu Ratu Rujungan.
• Prosesi pernikahan adat Lampung yang berikutnya adalah Netang sabik yaitu
mempelai pria membuka rantai yang dipakai mempelai wanita sambil berkata : “Nyak
natangken bunga mudik, setitik luh mu temban jadi cahyo begito bagiku”, lalu
dipasangkan di leher adik perempuannya. Ini mengartikan agar sang adik
perempuannya segera mendapat jodoh.
• Kedua mempelai menaburkan kacang goreng dan permen gula-gula kepada gadis-
gadis yang hadir, supaya teman-teman atau gadis yag masih sendiri segera
mendapatkan jodoh.
• Seluruh anak kecil yang hadir diperintahkan merebut ayam panggang dan lauk pauk
lain sisa kedua mempelai, dengan makna agar sang mempelai bisa segera mendapat
keturunan.

Perbedaan Pakaian Adat Pernikahan Lampung Pepadun dan Sai


Batin

Foto: pinterest.com

Nah Moms, seperti yang kita ketahui, masyarakat etnik Lampung terbagi menjadi dua
adat, yaitu adat Lampung Pepadun dan Sai Batin. Perbedaan ini biasanya ditandai
dengan masyarakat Lampung Pepadun tinggal di daerah daratan sedangkan masyarakat
Sai Batin tinggal di daerah pesisir.

Karena perbedaan wilayah tersebut, maka berbeda pula adat istiadat yang diterapkan.
Salah satu perbedaannya bisa kita temui di pakaian adat pernikahan.
Secara sederhana, perbedaan pakaian adat Pepadun dan Sai Batin terletak pada
mahkota yang dikenakan atau disebut dengan siger, warna pakaian serta bahan dasar
pakaian.

Ini dia perbedaan keduanya secara rinci, semoga bisa menambah informasi ya, Moms.

1. Pakaian Adat Pepadun

Foto: pinterest.com

Untuk pakaian pengantin adat Lampung Pepadun, biasanya identik dengan warna
putih. Sedangkan untuk hiasan kepala mempelai perempuan, wajib menggunakan siger
dengan lekuk sembilan. Lekukan tersebut menandakan ada sembilan marga yang
bersatu sehingga disebut lekuk siwa atau siwo.

Untuk mempelai pengantin laki-laki, wajib untuk memakai kopiah emas.

Saat pemilihan pakaian pernikahan adat Lampung Pepadun, maka mempelai pengantin
perempuan akan mengenakan kebaya berwarna putih dengan bawahannya berupa
sarung tapis yang terdapat rumbai-rumbai koin atau disebut rumbai ringgit di bagian
bawahnya.

Sedangkan untuk mempelai laki-laki, akan mengenakan kemeja putih, celana panjang
berwarna putih, dan sarung tumpal dengan kain selempang jungsarat. Kedua kain ini
sama jenisnya dengan kain songket. Untuk alas kaki kedua mempelai mengenakan
sandal selop tutup.

Selain itu, kedua mempelai mengenakan aksesori di tangan berupa gelang burung,
gelang kano, gelang duri dan gelang bibit. Sedangkan aksesori kalung yaitu kalung
inuh, buluh, papan jajar dan buah jukum. Pengantin juga mengenakan ikat pinggang
serratei. Mempelai pria juga membawa keris punduk, kemudian keduanya membawa
buah manggis.

2. Pakaian Adat Sai Batin

Foto: selasar.com

Jika adat Pepadun identik dengan warna putih, adat Sai Batin identik dengan warna
merah dan juga emas. Sedangkan hiasan mempelai wanita adalah siger tujuh lekukan.
Tujuh lekuk tersebut menandakan ada tujuh adok atau gelar pada masyarakat pesisir.
yaitu Suttan atau dalom, raja jukuan atau dipati, batin, radin, minak, kimas dan mas
atau inton. Masyarakat adat sai batin memang masih kental dengan nuansa kerajaan.

Sedangkan mempelai pria menggunakan kopiah tungkus atau juga disebut tukkus.

Bahan baju kedua mempelai terbuat dari kain bludru yang memiliki motif floral bunga
tabur, salur, atau pucuk rebung.

Bagian aksesori tangan akan dihasi dengan gelang burung dan gelang kana. Kalung
yang digunakan adalah papan jajar, kalung buah jukum bangkang, kalung gajah
minung atau selembok. Selanjutnya memakai ikat pinggang pending emas atau disebut
juga bubinting.

Pada Lampung Pepadun mempelai wanita tidak memakai selempang jungsarat.


Sedangkan pada Lampung Sai Batin kedua mempelai memakai satu buah selempang
jungsarat yaitu selempang sejenis dengan songket yang diselempangkan dari bahu
kanan ke pinggang kiri.

Itu tadi seputar pernikahan adat Lampung yang dibedakan menjadi dua adat.

Anda mungkin juga menyukai