Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Numbered Head Together merupakan salah satu model pembelajaran

kooperatif yang didesain untuk mengondisikan siswa berpikir secara berkelompok.

Fathurrahman (2015:45) menyatakan bahwa Numbered Head Together adalah suatu

model pembelajaran yang didesain untuk membantu siswa agar dapat berinteraksi dan

bekerja sama secara kolektif, melalui tugas-tugas terstruktur yang akhirnya

dipresentasikan di depan kelas. Selanjutnya Hamdayana (2014: 175) mengemukakan

Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) merupakan

salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang

dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk

meningkatkan penguasaan akademik, menghargai keberagaman dan meningkatkan

keterampilan

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together

(NHT) ini dapat memberikan pengalaman belajar bekerja sama dalam kelompok,

saling membantu, tidak membeda-bedakan teman, saling membagikan ide-ide serta

masukan atau gagasan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan pada mata pelajaran

tertentu sehingga memupuk rasa kebersamaan antar siswa, rasa percaya diri dan rasa

tanggung jawab. Penggunaan model pembelajaran seperti ini diharapkan dapat

membantu siswa beradaptasi dengan kondisi sosial masyarakat nantinya.

Penelitian terdahulu yang telah menerapkan model kooperatif tipe NHT pada

pembelajaran matematika dilakukan oleh Santiana, dkk (2014) dengan judul

“Pengaruh Model Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V SD di Desa Alasangker


Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng.” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

model pembelajaran kooperatif tipe NHT memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap hasil belajar matematika siswa.

Sejalan dengan penelitian tersebut, berdasarkan teori serta kondisi lapangan

sekolah peneliti melakukan observasi dan wawancara pada guru kelas IV di SD

Negeri 08 Luhak Nan Duo terkait dengan pembelajaran matematika materi geometri

dikelas. Hasil observasi dan wawanara diperoleh bahwa hasil belajar matematika

terutama pada materi geometri yang dicapai peserta didik umumnya relatif rendah.

Data yang diperoleh pada hasil belajar pada Ujian Tengan Semester (UTS) ganjil

tahun 2017/2018 seperti tabel berikut ini :

Tabel 1. Nilai Ujian Tengah Semester Ganjil Matematika Siswa Kelas IV SD


Negeri 08 Luhak Nan Duo
Kelas Jumlah KKM Nilai Jumlah Presentase Ket
Siswa Ketuntasan
IV 41 70 >70 14 34,14 Tuntas
<70 17 65,85 Tidak
Tuntas
Sumber : Dokumentasi Wali Kelas V SD Negeri 08 Luhak Nan Duo

Matematika merupakan suatu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir, beragumentasi, berkontribusi dalam penyelesaian masalah

sehari-hari serta mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

(Susanto, 2013: 185). Menurut Rusffendi (dalam Heruman, 2010: 1) Matematika

yaitu bahasa simbol, ilmu deduktif, ilmu pola keteraturan, mulai dari unsur yang tidak

terdefinisikan ke unsur terdefinisikan, ke aksioma dan akhirnya ke dalil.

Pembelajaran matematika di SD berbasis K-13 meliputi bilangan asli, bulat,

dan pecahan, geometri, pengukuran sederhana, dan statistika sederhana. Geometri

adalah salah satu cabang matematika yang mempelajari tentang titik, garis, bidang,

bangun datar, dan benda-benda ruang beserta sifat-sifatnya ukuran-ukuranya dan


hubungan antara satu dengan yang lain. Pengenalan geometri di SD mempunyai

tujuan dasar yaitu memberikan sejak dini landasan berupa konsep-konsep dasar dan

peristilahan yag nantinya diperlukan untuk studi lebih lanjut (Malikussaleh, 2017).

Tujuan pembelajaran matematika dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006

tentang Standar Isi menyatakan bahwa agar siswa mempunyai kemampuan sebagai

berikut: 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitanantar konsep dan

mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efesien dan tepat, dalam

memcahkan masalah, 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan

manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, 3) Memecahkan masalah yang

meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,

menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, 4) Mengkomunikasikan

gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan

atau masalah, 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika,

serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Pembelajaran matematika agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan

maka harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat bermakna, menantang, dan

tidak ditakuti oleh siswa. Oleh karena itu diperlukan peran serta dari berbagai

lembaga, baik dari lembaga pemerintahan, sekolah, maupun kepala sekolah

khususnya guru. Guru dituntut memiliki kemampuan dan keterampilan serta kreatif

dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan sebaik mungkin dan perlu adanya

upaya untuk memotivasi siswa agar lebih giat dalam mengikuti pembelajaran,

sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Materi pelajaran yang akan di
sampaikan harus sesuai dengan model yang digunakan, karena dengan pemilihan

model yang tepat akan membantu siswa lebih memahami materi pelajaran.

Fakta dari hasil wawancara yang dilakukan di salah satu SD pada gugus II,

diperoleh dari Ibu Rupini, S.Pd selaku wali kelas VA dan Ibu Rafika Yenni, S.Pd

selaku wali kelas VB di SD Negeri 08 Luhak Nan Duo Kecamatan Luhak Nan Duo

mengemukakan bahwa nilai Ujian Mid Semester Tahun Pelajaran 2018/2019 dilihat

hasil belajar kognitif pada pembelajaran Matematika masih rendah.

Hal ini disebabkan salah satunya yaitu umumnya guru masih menggunakan

pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran

yang sebagian besar guru belum menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

agar rasa ingin tahu siswa tentang materi pelajaran berkembang. Siswa hanya duduk

diam mendengarkan penjelasan dari guru (teacher centered) sehingga siswa belum

termotivasi untuk menguasai materi pelajaran. Guru belum menerapkan metode-

metode atau model pembelajaran yang inovatif terutama numbered head together,

yang pada dasarnya lebih bersifat student centered sehingga dapat memperdalam

pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, melatih tanggung jawab siswa dan

meningkatkan rasa percaya diri siswa. Permasalahan tersebut berpengaruh pada

rendahnya hasil belajar. Jika kondisi pembelajaran tersebut dibiarkan terus berlanjut,

maka akan berdampak negatif pada hasil belajar siswa

Salah satu alternatif untuk memperbaiki hasil belajar siswa serta untuk lebih

mengaktifkan siswa dalam pembelajarannya maka perlu upaya mencari inovasi

pembelajaran yang progresif. Peneliti ingin menguji apakah penggunaan model

pembelajaran tipe Numbered Head Together (NHT) berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa dengan melakukan penelitian eksperimen yang berjudul “Pengaruh

Model Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V Sekolah Negeri Gugus II

Kecamatan Luhak Nan Duo.”

Anda mungkin juga menyukai