Anda di halaman 1dari 4

Sinopsis Novel Percobaan Setia

yogananta damar | 6/02/2015 | 0 comments

Percobaan Setia

Pengarang : Suman Hs

Penerbit : Nusantara

Tahun : 1961 (Cetakan IV)

Pengalaman baru yang didapat di desanya yang baru lama-lama menbuat Syamsudin bosan. Ia
berkeinginan untuk merantau. Orang tua Syamsudin melepas anaknya pergi dengan berat hati.

Dalam perantauan, Syamsudin tinggal dan


bekerja pada saudagar di Malaka. Ia sempat mengalami pengalaman pahit ketika tinggaldi Bengkalis.
Untungnya saudagar kaya itu sangat baik, bahkan menganggap Syamsudin sebagai anaknya sendiri.

Syamsudin pernah menggagalkan kebakaran yang hampir melumatkan anak saudagar tersebut. Anak
itu bernama Haji Salwiah. Hal inilah yang membuat suami istri saudagat itu berkeputusan untuk
menikahkan anaknya, Haji Salwiah dengan Syamsudin. Guna menghindari prasangka buruk dari
orang-orang di sekitar, Syamsudin diperintahkan untuk menunaikan ibadah haji terlebih dahulu.

Dalam perjalanannya ke Mekkah, Syamsudin bertemu dengan sahabatnya. Jamin namanya, ia adalah
sahabat karib Syamsudin. Suka duka mereka alimi berdua. Berbagai hal telah mereka lalui berdua.
Misalnya saja waktu Syamsudin kecopetan. Jamin rela membantu Syamsudin berjualan.
Sepulang dari Mekah, Syamsudin menyempatkan diri menginap di Pulau Pinang sebelum melanjutkan
perjalanan ke Malaka. Kali ini ia tidak bersama Jamin karena Jamin akan menuntuk ilmu di Mekkah. Di
pulau itu, ia berkenalan dengan Abdulfatah. Abdulfatah mengaku sangat mengenal keluarga Haji
Salwiah. Syamsudin banyak bercerita tentang rencana pernikahannya dengan Haji Salwiah kepada
Abdulfatah.

Syamsudin sendiri tidak menyangka bahwa ternyata Abdulfatah menyimpan rasa terhadap Salwiah.
Ketika mengetahui Syamsudin adalah calon suami Haji Salwiah timbul niat jahat. Syamsudin dibuatnya
luka parah dalam tabrakan yang direkonstruksi oleh Abdulfatah. Selanjutnya, Abdulfatah menipu
beberapa pihak dan hingga akhirnya keluarga Haji Salwiah menerima kabar bahwa Syamsudin telah
meninggal.

Sahabat Syamsudin yang kala itu kembali ke tanah air terkejut bercampur geli ketika mengetahui
keadaan Syamsudin. Apalagi setelah mengetahui pelakunya. Dengan kepandaian Jamin, ia membalas
Abdulfatah. Ia memerdayainya sehingga semua rencara perkawinan Abdulfatah dengan Haji Salwiah
berhasil digagalkan.

Karena sering melakukan penipuan, Abdulfatah akhirnya dihukum. Tuhan masih mencintai Syamsudin,
begitu juga istrinya.

Category: Sinopsis

rumpunsastra.com:
Rumpunsastra.com menyediakan informasi terkait dengan Bahasa dan Sastra Indonesia

Related posts:

1. Sinopsis Novel Dijemput Mamaknya


2. Sinopsis Novel Asmara Jaya
3. Sinopsis Novel Di Kaki Bukit Cibalak
4. Sinopsis Novel Canting
5. Sinopsis Novel Percobaan Setia
Like untuk mendapat informasi terbaru dari kami

0 comments
‹ Sinopsis Novel CantingSinopsis Novel Dijemput Mamaknya ›
Pencarian

SINOPSIS NOVEL “TAK PUTUS DIRUNDUNG MALANG”


Posted: 21 Maret 2010 in sastra

25

74 Votes

– Tema : Kehidupan seseorang yang tak pernah putus dirundung malang.


– Setting : Dusun Ketahun, Kota Bengkulu.
– Tokoh : Syahbuddin, Mansur, Laminah, Jepisah, Madang, Marzuki, Datuk Halim, Andung Seripah, Malik,
Darwis, Tokeh dan Istrinya.
– Alur : Maju.
– Amanat : Meskipun hidup kita terasa pahit. Akan tetapi, kita harus tetap bersabar dalam menjalani
kehidupan tersebut.
– Gaya Bahasa : Melayu.
– Kutipan cerita :

Malam gelap-gulita di hulu sungai Ketahun…….


Seperti tak menaruh iba-kasihan angin yang kuat mengadu pohon-pohon durian yang besar-besar dan
berpuluh-puluh tahun umurnya. Deru-deru dan derak-derak yang memenuhi rimba-belukar itu tiadalah
ubahnya dengan tempik-sorak dan ratap-tangis orang ditengah peperangan. Bunyi durian jatuh ke tanah
tak putus-putusnya dan hampir menyamai letusan meriam di medan perjuangan.

– Ringkasan Cerita :

Buku tersebut menceritakan tentang seseorang yang tidak henti-hentinya mengalami kepahitan hidup.
Kisah tersebut berawal dari sebuah keluarga miskin di Dusun Ketahun, Bengkulu. Keluarga tersebut
beranggotakan tiga orang–seorang ayah dan dua orang anaknya. Cerita pahit kehidupannya berawal
ketika ia dan adiknya–Laminah, yang harus ditinggal mati ayahnya. Yang sebelumnya mereka juga terlebih
dahulu ditinggal mati oleh ibu mereka.
Setelah menjadi seorang yatim piatu, mereka kemudian diasuh oleh bibi mereka, Jepisah. Bibi mereka
selalu bersikap baik terhadap mereka. Pertama kali saat mereka tinggal bersama Jepisah, mereka
diperlakukan seperti anak sendiri oleh Jepisah dan suaminya–Madang. Akan tetapi, setelah beberapa hari
kemudian mereka kembali harus merasakan pahitnya kehidupan. Suami Jepisah mulai bertingkah
seenaknya sendiri terhadap mereka. Madang tidak segan-segan mengeluarkan kata-kata keras dan kasar
kepada mereka, bahkan memukul atau pun menendang sekalipun. Padahal Jepisah sangat menyayangi
mereka berdua.
Mereka berdua tetap bersabar sampai akhirnya sebuah kesalahpahaman menjadikan mereka harus pergi
meninggalkan bibi yang sangat mereka sayangi itu. Mereka lalu menginap di tempat Datuk Halim dan
Seripah, istrinya. Kehidupan mereka pun mulai membaik. Mereka diperlakukan seperti seorang yatim piatu
yang memang benar-benar harus disayangi dan dikasihi. Tapi, karena merasa sudah sangat merepotkan,
mereka berdua berencana untuk pergi merantau ke kota, meninggalkan Dusun Ketahun.
Sesampainya di kota Bengkulu, tepatnya di kampung Cina, mereka dipekerjakan oleh seorang tokeh yang
memiliki sebuah toko Roti. Beberapa tahun mereka hidup dengan tenang disana. Namun, ketenangan
mereka kembali harus terusik setelah kedatangan Sarmin, pegawai baru di toko itu. Perngai Sarmin sangat
menyeramkan. Bandannya kekar berotot. Laminah merasa sangat terganggu akan keberadaan Sarmin.
Berkali-kali ia harus menangis tersedu karena rasa takutnya terhadap Sarmin. Oleh karena itu, Mansur
bertekad memberi peringatan terhadap Sarmin. Perkelahian pun tidak dapat dielakkan lagi.
Setelah kejadian itu, Mansur beserta adiknya memutuskan untuk mencari pekerjaan ditempat lain. Mereka
pun kembali merasakan kejamnya kehidupan. Mansur harus di bawa ke kantor polisi dan terpaksa
mendekam di dalam sel setelah dituduh mencuri uang. Laminah harus menerima kenyataan pahit itu, ia
harus rela hidup sendirian tanpa saudaranya. Terlebih ia kembali terusik oleh Darwis, temannya dulu
ketika masih bekerja di toko Roti. Keperawanannya hampir saja terenggut oleh pria tak berhati itu. Ia tidak
tahan lagi akan kehidupan pahit yang selalu dialaminya, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menyudahi
hidupnya dengan melompat dari tebing curam ke lautan luas.
Setelah sekian lama terkurung di dalam penjara. Mansur akhirnya bisa merasakan kembali udara segar
kota Bengkulu. Tak lama kemudian, kabar mengenai kematian adiknya pun terdengar olehnya. Kini, ia
hanya hidup sendiri setelah ditinggal mati ibu, ayah dan adiknya. Ia berusaha tetap tabah mengahadapi
kenyataan tersebut. Sampai akhirnya malapetaka pun datang. Karena terlalu banyak memikirkan
kehidupan yang baginya semakin kejam, fisiknya menjadi lemah hingga akhirnya ketika sedang berlayar ia
jatuh pingsan dan tenggelam ke lautan. Jasadnya hilang entah kemana.

Iklan
Report this ad
Report this ad

Buku setebal 216 halaman itu memiliki desain sampul berwarna biru dan
seharga Rp65 ribu. Bagaimana dengan sinopsisnya?

"Apa tujuan hidupmu? Kalau itu ditanyakan kepadaku saat remaja, aku pasti
nggak bisa menjawabnya. Jangankan tujuan hidup, cara belajar yang benar
saja aku nggak tahu. Setiap hari aku ke sekolah lebih suka bertemu
teman-teman dan bermain kartu. Aku nggak tahu apa yang menjadi passion-ku.
Aku sekadar menjalani apa yang ibu pilihkan untukku—termasuk melanjutkan
kuliah di Jerman.

Tentu bukan keputusan mudah untuk hidup mandiri di negara baru. Selama 7
tahun tinggal di Jerman, banyak kendala aku alami; bahasa Jerman yang
belum fasih membuat proses perkuliahan menjadi berat, hingga uang yang
pas-pasan membuatku harus mengatur waktu antara kuliah dan kerja sambilan.

Semua proses yang sulit itu telah mengubahku; jadi mengenal diri sendiri,
mengenal agamaku, dan memahami untuk apa aku ada di dunia. Buatku, kini
hidup tak lagi sama, bukan hanya tentang aku, aku, dan aku. Tapi juga, tentang
orangtua, orang lain, dan yang paling penting mensyukuri semua hal yang
sudah Tuhan berikan.

The purpose to live a happy life is to always be grateful and don't forget the
magic word: ikhlas, ikhlas, ikhlas."

Anda mungkin juga menyukai