Anda di halaman 1dari 3

Andil Orde Baru dalam Pembangunan Indonesia

Lahirnya Orde Baru diawali dengan keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966
(Supersemar). Dalam perkembangannya Supersemar mengantarkan Letjen
Soeharto ke kursi presiden menggantikan Ir. Soekarno. Masa Orde Baru ini menjadi
titik awal koreksi terhadap berbagai penyelewengan yang terjadi di masa lampau.
Pada masa ini, pemerintah berusaha untuk membangun kembali kekuatan bangsa
dan menumbuhkan stabilitas nasional guna mempercepat pembangunan menuju
masyarakat adil dan makmur. Untuk kembali membangun Indonesia, pemerintah
Orde Baru mengupayakan berbagai cara.

Pemerintah menyadari bahwa stabilitas politik dan ekonomi merupakan prioritas


utama dalam pembangunan Indonesia. Sebelumnya, Indonesia mempunyai konflik
berkepanjangan dengan beberapa negara sehingga Indonesia terisolir dari ekonomi
dunia dan sulit mendapat bantuan-bantuan asing yang sangat dibutuhkan. Oleh
karena itu, pemerintah melaksanakan berbagai upaya untuk mengembalikan
stabilitas politik dan ekonomi.

Dalam upaya mewujudkan stabilitas politik, pemerintah menciptakan beberapa


instrumen politik di antaranya yaitu :
1. Penataran P-4
P-4 adalah singkatan dari Pedoman Penghayatan dan Pengalaman
Pancasila. Tujuannya adalah untuk melahirkan manusia Pancasila, yakni
manusia yang dalam keadaan apapun secara konsisten dan konsekuen
mengamalkan Pancasila. Sebelumnya, Pancasila memiliki berbagai tafsiran
dan menimbulkan bahaya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
sebagaimana telah terjadi pada masa Orde Lama yaitu tragedi G-30-S/PKI.
Akhirnya, Pancasila disatutafsirkan oleh Panitia Lima yang beranggotakan
Moh. Hatta, Mr. Achmad Subardjo, Prof. Mr. AG. Pringgodigdo, Prof. Mrs.
Sunario dan A.A. Maramis. Hasil dari tafsiran tersebut diberi nama
Ekaprasetia Pancakarsa. Akhirnya Ekaprasetia Pancakarsa disahkan dan
ditetapkan oleh MPR sebagai P-4.
2. Dwifungsi ABRI
Pada Orde Baru, Dwifungsi ABRI yaitu ABRI sebagai kekuatan hankam dan
juga sebagai kekuatan sosial politik. ABRI hadir pada semua sektor
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dwifungsi juga berarti masuknya militer
dalam posisi-posisi penting dan mengurangi jatah orang-orang sipil karena
saat itu sipil dianggap masih belum mampu memimpin atau mengelola
negara.
3. Fusi Partai Pemilu
Pemerintahan Orde Baru mengemukakan gagasan penyederhanaan parpol
dengan mengelompokkan parpol. Hasilnya yaitu parpol Islam (NU, Parmusi,
PSII, dan Perti) bergabung dalam kelompok Persatuan Pembangunan. Partai
nasionalis (Partai Katolik, Parkindo, PNI, dan IPKI) tergabung dalam
kelompok Demokrasi Pembangunan. Selain itu, ada pula kelompok Golongan
Karya. Dari fusi partai politik melalui UU No. 3 Tahun 1975, hanya dua partai
politik yaitu Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi Indonesia
serta satu Golongan Karya yang berhak sebagai organisasi partai pemilu.

Dalam mewujudkan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, pemerintah juga


melakukan berbagai upaya. Pada awal pemerintahan Orde Baru keadaan ekonomi
masyarakat sangat buruk yang ditandai dengan terjadinya inflasi mencapai 120%.
Untuk memperbaiki kondisi tersebut, pemerintah Orde Baru membentuk Kabinet
Pembangunan pada 6 Juni 1968. Kabinet Pembangunan memiliki tugas pokok yang
disebut dengan Pancakrida. Dalam melaksanakan pembangunan, pemerintah
bertumpu pada Trilogi Pembangunan :
1. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju kepada
terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
2. Pertumbuhkan ekonomi yang cukup tinggi.
3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
Selain itu, untuk meningkatkan kinerja perbaikan perekonomian, Presiden Soeharto
mengangkat Tim Ahli Ekonomi Presiden yang terdiri dari 8 orang. Langkah
sistematik pembangunan Orde Baru dipaparkan dalam GBHN (Garis-Garis Besar
Haluan Negara). Pembangunan dilaksanakan secara bertahap dengan mekanisme
lima tahunan yang dikenal dengan Pelita (Pembangunan Lima Tahun).
Pembangunan ini merupakan bagian dari Pola Umum Pembangunan Jangka
Panjang. Pola umum ini meliputi waktu 25 sampai 30 tahun (Pelita I, II, III, IV, V ,VI).
Beberapa program pembangunan yang dilaksanakan selama masa Orde Baru untuk
kehidupan masyarakat adalah sebagai berikut.
1. Swasembada Pangan
Pembangunan di sektor perhatian mendapat perhatian utama karena
mayoritas masyarakat bekerja di bidang pertanian. Pada 1984, Indonesia
berhasil mencapai swasembada beras yang merupakan kebutuhan pokok
penduduk. Keberhasilan ini dinilai sukses karena mengubah Indonesia yang
asalnya pengimpor beras terbesar di dunia menjadi swasembada. FAO
(Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) mengundang Presiden Soeharto
untuk berpidato di depan konferensinya yang ke-23 di Roma, Italia pada 14
November 1985.
2. Keluarga Berencana
Strategi yang diterapkan dalam Program Kependudukan dan Keluarga
Berencana adalah tercapainya jumlah penduduk yang serasi dengan laju
pembangunan. Program Keluarga Berencana berhasil menekan laju
pertambahan penduduk dan meningkatkan kesejahteraan penduduk di
Indonesia. Keberhasilan ini mendapat pujian dan rasa kagum dari UNICEF.
3. Rumah untuk Keluarga
Pemerintahan membentuk Badan Kebijaksanaan Perumahan Nasional
(BKPN) untuk memantapkan program pembangunan perumahan dan Perum
Pembangunan Rumah Nasional (Perumnas) sebagai pelaksana
pembangunan perumahan.

Anda mungkin juga menyukai