Anda di halaman 1dari 2

Sebulan Berlalu, Air Masih Menggenangi Beberapa Lokasi di Manado

Banjir bandang yang menerjang Manado telah berlalu hampir sebulan. Namun tumpukan sampah dan
lumpur masih saja terlihat di beberapa wilayah. Bahkan di beberapa ruas jalan dan lorong, air sisa banjir
masih terlihat tergenang.
Seperti yang terpantau Kompas.com, Senin (10/2/2014), air setinggi 20 sentimeter terlihat di ruas jalan
Persimpangan Plaza dan depan Makmur, Kecamatan Wenang.
Salah satu warga, Yudi yang terlihat masih berusaha membersihkan lumpur dari rumah miliknya,
mengaku kesal dengan kondisi tersebut.
Menurutnya, pemerintah kota Manado tidak mencari solusi yang tepat untuk mengatasi hal itu. "Air di
sini tidak mau surut, tetap tergenang. Kalau hujan datang, air langsung masuk di dalam rumah, karena
selokan tersumbat," ujar Yudi.
Menurut dia, percuma saja mereka membersihkan rumah mereka, karena air bercampur lumpur di jalan
masih ada. Selain di persimpangan Plaza, air dan lumpur juga masih terlihat di lorong samping Klenteng
Kwang Kong, Kampung Cina.
Di lorong tersebut beberapa rumah warga keturunan Tionghoa terlihat masih dipenuhi lumpur. Sampah
dan lumpur yang telah lama terendap menimbulkan bau yang tidak sedap. Tak ayal, warga yang melintas
di kawasan ramai tersebut harus menutup hidung mereka.
Sampah juga masih terlihat di simpang tiga Terminal Paal Dua, samping SPBU Paal 2, Tanjung Baru,
Ketang Baru, lorong Lililoyor, Dendengan Dalam, Tikala dan beberapa lokasi lainnya. Banyaknya
sampah yang ditinggalkan banjir bandang yang terjadi pada 15 Januari 2014 lalu memang membuat
pemerintah kewalahan. Walau ribuan relawan setiap hari turun membantu membersihkan dan mengangkat
sampah, tetap saja masih banyak sampah yang belum terangkat.
Diperkirakan sampah yang ditinggalkan banjir bandang tersebut mencapai 100.000 kubik. Sementara
Tempat Pembuangan Sampah di Sumompo sudah melebihi kapasitas tampung.
Sumber : Kompas (Senin, 10 Februari 2014)

Ekstrak Propolis Bantu Percepat Pemulihan

Jakarta - Uji klinis di RSPAD Gatot Soebroto, ekstrak propolis mempercepat proses kesembuhan
pasien demam berdarah dengue. Pasien yang mendapat terapi tambahan ekstrak propolis
menjalani rawat inap lebih singkat.
Senyawa ekstrak propolis dinilai efektif sebagai terapi tambahan bagi pasien demam berdarah
dengue. "Terapi diberikan hari ketiga atau keempat perawatan kepada pasien derajat satu atau
pada tahap belum mengalami kebocoran di pembuluh darah," kata Kepala Divisi Penyakit Tropik
dan Infeksi Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto, Letnan Kolonel (Ckm) Soroy
Lardo, di Jakarta, Kamis (5/3), saat publikasi "Efektivitas Senyawa Uji Klinis Pasien Demam
Berdarah Dengue.
Soroy merupakan salah satu peneliti pada uji klinis itu. Peneliti lain adalah dokter spesialis
penyakit dalam Kolonel (Ckm) Djoko Wibisino, dokter spesialis kesehatan jiwa Letkol (Ckm)
Bagus Sulistyo Budhi, dan dokter asisten pada Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot
Soebroto Yongkie Iswandi Purnama.
Propolis adalah bahan perekat yang dikumpulkan lebah untuk membuat sarang steril. Tim
peneliti menguji senyawa ekstrak propolis yang merupakan kombinasi propolis dari sejumlah
negara, antara lain Amerika Serikat, Tiongkok, dan negara di Eropa.
Menurut Soroy, tim menguji efek anti inflamasi (anti peradangan) pada senyawa itu. Riset
selama Mei 2012-Juli 2013 di Divisi Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto bermetode uji acak
terkendali. Tercatat 63 pasien berusia 17-50 tahun mengikuti uji klinis. Rinciannya, 31 pasien
pada kelompok dengan terapi ekstrak propolis, sedangkan 32 pasien pada kelompok plasebo
(tanpa terapi ekstrak propolis). Dosis ekstrak propolis tiga kali dua kapsul per hari selama tujuh
hari dengan takaran 200 miligram per kapsul.
Hasilnya, jumlah trombosit pasien yang diberi ekstrak propolis lebih cepat naik daripada pasien
kelompok plasebo, mulai hari ketiga hingga ketujuh. Hari ketujuh, jumlah trombosit pasien
dengan ekstrak propolis pun rata-rata menjalani rawat inap 4,69 hari, lebih singkat dibandingkan
dengan kelompok plasebo (rata-rata 5,46 hari).
Bagus menambahkan, ia tak menemukan efek samping dari terapi ekstrak propolis. Apalagi,
selama ini konsumsi produk lebah dan madu aman di masyarakat. "Ada enam pasien tak
melanjutkan pengujian karena muntah. Namun, orang sakit demam memang juga merasakan
mual," ujarnya.

Anda mungkin juga menyukai