Anda di halaman 1dari 6

TOPIK 4

Diksi

PETUNJUK

Dalam topik ini dibahas tentang Diksi yang terdiri dari subtopik (1)
Ketepatan kata, (2) kesesuaian kata, dan (3) Perubahan Makna.
Perhatikan dan pelajari topik ini dengan baik dan bersungguh-sungguh
untuk dapat memahami isinya. Kalau perlu buat catatan-catatan kecil untuk
memudahkan pemahaman Anda.
Pada akhirnya Anda diharapkan memperoleh kemampuan sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Untuk lebih memahami dan
menambah wawasan, Anda perlu membaca buku-buku yang relevan dengan
subtopik.

TUJUAN
Setelah mempelajari topik ini, Anda mampu:
1. 1. Menganalisis dan memperbaiki ketidaktepatan penggunaan kata.
2. 2. Menganalisis dan memperbaiki kesesuaian kata dalam kalaimat.
3. 3. Menganalis dfan memperbaiki perubahan makna dalam kalimat.

5.1 Ketepatan Kata

Ketepatan penggunaan kata dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait
dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata
secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu
mengkomunikasikan secara efektif kepada pembaca.
Penggunaan kata dalam karya ilmiah harus tepat dan sesuai dengan situasi yang hendak
diciptakan. Dalam karya ilmiah, diksi dipakai untuk menyatakan sebuah konsep, pembuktian,
hasil pemikirin, atau solusi suatu masalah. Tegasnya diksi merupakan faktor penting dalam
menentukan kualitas suatu karangan.
Indikator ketepatan kata, antara lain:
(1) Mengkomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan kata yang tepat dan sesuai
berdasarkan kaidah bahasa Indonesia.
(2) Menghasilkan komunikasi puncak (yang paling efektif) tanpa menimbulkan salah
tafsir atau salah makna.
(3) Menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan penulis
atau pembicara.
(4) Menghasilkan target komunikasi yang diharapkan.
Selain indikator ketepatan kata, ada hal lain yang perlu diperhatikan oleh pengguna bahasa, yaitu
kemampuan memilih kata yang sesuai dengan tuntutan komunikasi.
Syarat-Syarat Ketepatan Kata
(1) Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat.
(2) Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim.
Contoh: adalah, ialah, yaitu, merupakan (dalam pemakaiannya berbeda-beda.
(3) Membedakan kata secara cermat yang mirip ejaannya.
Contoh: - inferensi (kesimpulan) dan inteferensi (saling mempengaruhi) kemudian sarat
(penuh) dan syarat (ketentuan)
(4) Menggunakan bahasa asing harus memahami maknanya secara cermat.
Contoh : dilegalisir seharusnya dilegalisasi
(5) Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat.
Contoh: Mobil (kata umum) corolla (kata khusus, sedan buatan toyota).

5.2 Kesesuaian Kata


Selain ketepatan kata, penggunaan bahasa harus pula memperhatikan kesesuaian kata agar
tidak merusak makna, suasana, dan situasi yang hendak ditimbulkan, atau suasana yang sedang
berlangsung.
Syarat kesesuaian kata
(1) Menggunakan ragam baku dengan cermat
Contoh : hakikat (baku), hakekat (tidak baku)
(2) Menggunakan kata yang berhubungan dengan sosial dengan cermat.
Contoh: kencing (kurang sopan) – buang air kecil (lebih sopan)
(3) Menggunakan kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna secara cermat.
Contoh: sesuai bagi (salah) – sesuai dengan (benar)
(4) Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis.
Contoh: tulis, baca, kerja (bahasa lisan) – menulis, membaca, bekerja (bahasa tulis).
Ketepatan kata terkait dengan konsep, logika, dan gagasan yang hendak ditulis. Ketepatan itu
menghasilkan kepastian makna.
Penggunaan kata dalam surat, proposal, laporan, pidato, diskusi ilmiah, karangan ilmiah, dan
lain-lain harus tepat dan sesuai dengan situasi yang hendak diciptakan. Dalam karya ilmiah, diksi
dipakai untuk menyatakan sebuah konsep, pembuktian, hasil pemikiran, atau solusi suatu
masalah.
Memilih kata yang tepat untuk menyampaikan gagasan ilmiah menuntut penguasaan:
1. keterampilan yang tinggi terhadap bahasa yang digunakan;
2. wawasan bidang ilmu yang tulis;
3. konsistensi penggunaan sudut pandang, istilah, baik dalam makna maupun bentuk agar
tidak menimbulkan salah penafsiran;
4. keterpatan kata; dan
5. syarat kesesuaian kata.

5.3 Perubahan Makna


Beberapa faktor yang menyebabkan perubahan makna:
1. Faktor Kebahasaan
Perubahan makna yang ditimbulkan oleh faktor kebahasaan meliputi :
a. perubahan intonasi ( perubahan yang diakibatkan oleh perubahan nada, irama, dan tekanan.
Contoh: Paman teman saya belum menikah
Paman, teman saya belum menikah
b. Perubahan struktur frasa
Contoh : kaleng susu (kaleng tempat susu)
Susu kaleng (susu yang dikemas dalam kaleng)
c. Perubahan bentuk kata
Contoh: tua (tidak muda) jika ditambah dengan ke- menjadi ketua (makna berubah menjadi
peminpin)

2. Kesejarahan
Kata perempuan pada zaman penjajahan digunakan untuk menyebut perempuan penghibur.
Orang menggantinya dengan kata wanita. Kini, setelah orang melupakan peristiwa tersebut
menggunakannya kembali, dengan pertimbangan kata perempuan lebih mulia dibandingkan kata
wanita.
Perhatikan penggunaan kata bercetak miring pada masa lalu dan bandingkan dengan
pemakaian kata pada masa sekarang.
Prestasi orang itu berbobot (sekarang berkualitas).
Prestasi kerjanya mengangumkan (sekarang kinerja).

3. Kesosialan
Masalah sosial berpengaruh terhadap perubahan makna. Kata gerombolan yang pada
mulanya bermakna orang berkumpul atau kerumunan. Kemudian, kata itu tidak digunakan
karena berkonotasi dengan pemberontak, perampok, dan sebagainya.
Perhatikan contoh berikut:
Petani kaya disebut petani berdasi
Militer disebut baju hijau
Guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa

4. Kejiwaan
Perubahan makna karena faktor kejiwaan ditimbulkan oleh pertimbangan rasa takut,
kehalusan ekpresi, dan kesopanan.
Perhatikan contoh berikut;
a. Tabu
pelacur disebut tunasusila atau PSK
germo disebut hidung belang
b. kehalusan (pleonasme)
bodoh disebut kurang pandai
malas disebut kurang rajin
c. Kesopanan
ke kamar mandi disebut kebelakang
gagal disebut kurang berhasil

5. Bahasa asing
Perubahan makna karena faktor asing, misalnya kata tempat orang terhormat diganti VIP.
Kata symposium pada mulanya bermakna orang yang minum-minum di restoran dan kadang-
kadang ada acara dansa yang diselingi dengan diskusi. Dewasa ini kata symposium sudah lebih
dititikberatkan pada acara diskusi yang membahas berbagai masalah dalam bidang ilmu tertentu.

RANGKUMAN
Ketepatan penggunaan kata dipengaruhi oleh kemampuan pengguna
bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai,
dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan
gagasan secara tepat sehingga mampu mengkomunikasikan secara efektif
kepada pembaca.
Selain ketepatan kata, penggunaan bahasa harus pula memperhatikan
kesesuaian kata agar tidak merusak makna, suasana, dan situasi yang hendak
ditimbulkan, atau suasana yang sedang berlangsung.
Beberapa faktor yang meyebabkan perunahan makna adalah; (1) faktor
kebahasan, (2) kesejarahan, (3) kesosialan, (4) kejiwaan, dan (5) bahasa asing.

LATIHAN-----------------------------------------
Petunjuk:
1. Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar!
2. Kumpulkan pada waktu yang ditentukan!

Soal:
1. Pilih penggunaan kata yang tepat dalam kalimat berikut:
a. Pelanggar pajak akan dikenai (a. Sangsi, b.sanksi)
b. Pengusaha bisnis kelautan mulai (a. Melihat, b. Melirik, c.mengintip, d. Melotot)
kekayaan laut di Indonesia.
2. Sedan (isak) berbeda makna dengan sedan (mobil) merupakan contoh (a. Homonim, b.
Homograf, c. Homofon).
3. Pilih jenis perubahan makna kata
a. Hulubalang raja diganti peminpin pasukan. Perubahan makna karena faktor (a.
Sosial, b. Psikologis, c. Sejarah, d. Bahasa).
b. Perceraian suami istri sering disebuit pisah suami istri karena kasus (a. Sosial, b.
Psikologis, c. Sejarah, d. Tabu).
4. Tentukanlah kalimat berikut ini manakah yang menggunakan: a. makna konotasi, b. makna
denotasi, c. makna konotasi dan makna denotasi.
a. Calon presiden RI pada pemilu 2004 dapat diklasifikasikan menjadi: a. Calon
yang berjuang secara individu, b. Calon yang diperjuangkan oleh kelompoknya,
dan c. Calon yang berjuang secara individu dan didukung oleh kelompoknya.
b. Laporan direktur PT Kencana ditolak oleh komisaris pemegang saham. Oleh
karena itu, ia harus menyerahkan jabatan kepada komisaris pemegang saham
terbesar.
c. Tukar rupiah terhadap dolar USA dalam posisi mengambang.
d. Krisis mereda, dan ekonomi mulai bangkit.
e. Pendidikan merupakan modal pengembangan SDM

Anda mungkin juga menyukai