Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

RPP KELAS RENDAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Bilangan dan Olahdata

Dosen Pengampu:

Trimurtini, S. Pd., M. Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 9

1. Maryana (1401420101)
2. Fanis Skha Putri (1401420104)

ROMBEL A
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
Nama : Maryana
NIM : 1401420101
No. presensi : 17
Tugas : Analisis Perangkat Pembelajaran (RPP) Kelas Rendah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


KELAS EKSPERIMEN II
Fokus Pembelajaran Matematika Menggunakan Alat Peraga Dekak-dekak

A. Analisis RPP Kelas Rendah Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah
1. Kompetensi Inti
Pada RPP kelas rendah memuat kompetensi inti dengan deskripsi kompetensi yang
sudah sesuai.
Tingkat Pendidikan Dasar
(Tingkat Kelas I-VI SD/MI/SDLB/PAKET A)

KOMPETENSI INTI DESKRIPSI KOMPETENSI


Sikap Spritual 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama
yang dianutnya.
Sikap Sosial 2. Menunjukkan perilaku:
a. jujur,
b. disiplin,
c. santun,
d. percaya diri,
e. peduli, dan
f. bertanggung jawab
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangga, dan negara.
Pengetahuan 3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar dengan
cara:
a. mengamati,
b. menanya, dan
c. mencoba
Berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
Keterampilan 4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak:
a. kreatif,
b. produktif,
c. kritis,
d. mandiri,
e. kolaboratif, dan
f. komunikatif
Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis, dan kritis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang
mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap
perkembangannya.

2. Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup Materi


Pada RPP kelas rendah yang dianalisis terfokus pada pembelajaran matematika
dengan muatan kompetensi dan ruang lingkup materi sudah sesuai.
Kompetensi : Menggunakan model konkret dalam penyelesaian masalah
Ruang lingkup materi : Bilangan cacah

Jadi, berdasarkan hasil analisis data dengan mengacu pada Permendikbud Nomor 21
Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, dapat disimpulkan
bahwa kompetensi inti, tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi pada RPP kelas
rendah sudah baik dan sesuai.

B. Analisis RPP Kelas Rendah Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah
A. Desain Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran
meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan
sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.
Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan
1. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan
kajian mata pelajaran. Namun, pada RPP kelas rendah yang dianalisis untuk
penggalan silabus tidak bisa dibaca lengkap. Oleh karena itu, silabus tidak bisa
dianalisis dengan baik.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Komponen RPP terdiri atas:
a. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan
Pada RPP kelas rendah telah menunjukkan identitas sekolah yaitu nama satuan
pendidikan.
b. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema
Pada RPP kelas rendah untuk tema sudah dicantumkan. Namun, untuk
subtema tidak tertera. Subtema yang seharusnya tertera adalah subtema 1
Hidup Rukun di Rumah.
c. Kelas/semester
Pada RPP kelas rendah untuk kelas/semester sudah dicantumkan dengan jelas.
d. Materi pokok
Materi pokok pembelajaran pada RPP kelas rendah sudah mewakili KD dan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
e. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia
dalam silabus dan KD yang harus dicapai
Pada RPP kelas rendah alokasi waktu dirasa sudah cukup untuk membahas
materi dalam satu pertemuan.
f. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
Tujuan pembelajaran pada RPP kelas rendah sudah menggunakan kata kerja
operasional berdasarkan KD dan dapat diamati maupun diukur mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
g. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi
Untuk indikator pencapaian kompetensi pada RPP kelas rendah sudah memuat
dan berdasarkan kompetensi dasar.
h. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi
Materi pembelajaran pada RPP kelas rendah sudah sesuai dengan indikator
pencapaian kompetensi. Contohnya, untuk materi pembelajaran matematikan
berfokus pada bilangan cacah.
i. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai
Pada RPP kelas rendah metode pembelajaran sudah memuat model (CTL),
pendekatan (saintifik), dan metode (tanya jawab, diskusi, demonstrasi,
penugasan).
j. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran
Media pembelajaran pada RPP kelas rendah sudah sesuai dengan materi
pembelajaran. Contohnya pada materi pembelajaran matematika tentang
bilangan cacah, media yang digunakan adalah alat peraga dekak-dekak.
k. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar,
atau sumber belajar lain yang relevan
Sumber belajar pada RPP kelas rendah sudah lengkap dengan berbagai
literatur yang sesuai materi pembelajaran.
l. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan,
inti, dan penutup
Langka-langkah pembelajaran pada RPP kelas rendah sudah memuat tahap
pendahuluan, inti dan penutup dengan menyesuaikan model pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
m. Penilaian hasil pembelajaran
Penilaian hasil pembelajaran pada RPP kelas rendah sudah mencakup
penilaian sikap spritual (perilaku syukur dan berdoa), penilaian sikap sosial
(jujur, teliti, santun, bertanggung jawab), penilaian pengetahuan (lembar
evaluasi), dan penilaian keterampilan (rubrik).
Jadi, berdasarkan hasil analisis data dengan mengacu pada Permendikbud Nomor
22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, dapat
disimpulkan bahwa komponen isi RPP sudah baik dan sesuai dengan implementasi
kurikulum 2013 dan kompetensi dasar RPP sudah menggunakan revisi.
C. Analisis Kelebihan Perangkat Pembelajaran Ditinjau Dari:
 Fokus Pembelajaran
Berdasarkan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi pada mupel
matematika sudah sesuai dengan kelas 2 SD dan dilihat dari teori belajar Piaget
bahwa siswa SD kelas 2 sudah memasuki tahap operasional konkrit (7 – 11 tahun).
Pada tahap ini kemampuan memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda
konkrit seperti dekak-dekak.
Penggunaan alat peraga dekak-dekak dalam pembelajaran matematika yang bersifat
abstrak maka siswa akan lebih cepat memahami apa yang sedang mereka pelajari,
karena mereka dapat melihat, meraba, mengungkapkan dengan memikirkan secara
langsung objek yang sedang mereka pelajari. Sehingga konsep abstrak yang baru
dipahami itu akan mengendap, melekat dan tahan lama bila ia belajar melalui berbuat.
Dengan adanya alat peraga dekak-dekak akan dapat menarik perhatian serta minat
belajar siswa dan menjadikan siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran
matematika sehingga hasil belajar pun dapat meningkat.
 Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Dengan melihat kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian
kompetensi khususnya pada muatan pembelajaran matematika sudah sesuai dengan
yang diharapkan. Dilihat dari kompetensi dasar muatan pembelajaran matematika 3.1
dan 4.1 dapat dirumuskan bahwa materi pembelajaran adalah lambang bilangan dan
nilai tempat.
 Tujuan Pembelajaran
Dengan melihat tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan penulisan tujuan
pembelajaran (Audiens, Behavior, Condition, and Degree)
 Langkah-langkah Pembelajaran
Dengan melihat langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) sesuai dengan indikator
pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran yang diberikan. Dilihat dari langkah-
langkah pembelajaran menunjukkan kelebihan, yaitu:
1. Pembelajaran lebih bermakna, artinya siswa melakukan sendiri kegiatan yang
berhubungan dengan materi yang ada sehingga siswa dapat memahaminya sendiri.
2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep
kepada siswa karena pembelajaran CTL menuntut siswa menemukan sendiri
bukan menghafalkan, seperti pada langkah-langkah pembelajaran siswa diminta
menemukan jawaban sendiri dengan menggunakan alat peraga dekak-dekak.
3. Menumbuhkan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat tentang materi
yang dipelajari.
4. Menumbuhkan rasa ingin tahu tentang materi yang dipelajari dengan bertanya
kepada guru.
5. Menumbuhkan kemampuan dalam bekerja sama dengan teman lain untuk
memecahkan masalah yang ada, seperti pada langkah-langkah pembelajaran setiap
siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok
diberi dekak-dekak.
6. Siswa dapat membuat kesimpulan sendiri dari kegiatan pembelajaran.
 Media dan Alat Peraga Pembelajaran
Kelebihan alat peraga dekak-dekak adalah bisa digunakan untuk operasi hitung
bilangan (penjumlahan dan pengurangan) sampai dengan puluhan ribu.
D. Analisis Kekurangan Perangkat Pembelajaran Ditinjau Dari:
 Langkah-langkah Pembelajaran
Dengan melihat langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) ada beberapa kekurangan
dalam pelaksanaannya yaitu:
1. Bagi siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran, tidak mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman yang sama dengan teman lainnya karena siswa tidak
mengalami sendiri.
2. Perasaan khawatir pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik siswa
karena harus menyesuaikan dengan kelompoknya.
3. Banyak siswa yang tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang
lainnya, karena siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain
dalam kelompoknya.

Dari kekurangan tersebut, maka seorang guru dalam menerapkan model pembelajaran
CTL harus dapat memperhatikan keadaan siswa dalam kelas. Selain itu, seorang guru
juga harus mampu membagi kelompok secara heterogen, agar siswa yang pandai
dapat membantu siswa yang kurang pandai.

 Media dan Alat Peraga Pembelajaran


Dilihat pada lampiran media dan alat peraga pembelajaran terdapat kekurangan yaitu:
1. Identitas sekolah, kelas/semester, tema, alokasi waktu, dan lain-lain tidak
dicantumkan pada lampiran.
2. Kompetensi dasar dan indikator tidak dicantumkan pada lampiran.
3. Kekurangan dari alat peraga dekak-dekak adalah hanya bisa untuk perhitungan
operasi hitung (penjumlahan dan pengurangan) saja.
 Kisi-kisi Penilaian
Pada indikator soal terdapat beberapa kesalahan. Dalam penulisan indikator soal yang
dituliskan adalah indikator pembelajaran. Hal ini terdapat kesalahan dalam kisi-kisi
penilaian. Menurut Buku Panduan Penulisan Soal SD/MI Tahun 2017 ada beberapa
kriteria perumusan indikator:
1. Memuat ciri-ciri KD yang akan diukur.
2. Memuat kata kerja operasional yang dapat dikur (satu kata keja operasional untuk
soal pilihan ganda, satu atau lebih dari satu kata kerja operasional untuk soal
uraian).
3. Berkaitan dengan materi/ konsep yang dipilih.
4. Dapat dibuat soalnya sesuai dengan bentuk soal yang ditetapkan.

Komponen-komponen indikator soal yang perlu diperhatikan adalah subjek, perilaku


yang akan diukur, dan kondisi/konteks/stimulus.

Contoh perbaikan indikator soal nomor 5:

Disajikan gambar dekak-dekak, peseta didik dapat menentukan banyaknya manik-

Stimulus Subjek Perilaku

manik yang tertera pada gambar.

Pada ranah kognitif yang digunakan pada kisi-kisi penilaian tidak bisa dikategorikan
pada level kognitif C4 dan C5 khususnya pada muatan pembelajaran matematika. Hal
ini dikarenakan pada soal evaluasi belum bisa dikategorikan level kognitif C4
(menganalisis) dan C5 (mengevaluasi).

 Soal Evaluasi
Dilihat pada lampiran soal evaluasi terdapat beberapa kekurangan yaitu:
1. Untuk penomoran soal evaluasi menggunakan huruf. Hal ini terdapat kesalahan,
sebaiknya diganti menggunakan angka (1, 2, 3, 4, 5, …).
2. Pada soal evaluasi tidak bisa dikategorikan pada bentuk instrumen uraian singkat.
Dilihat dari soal tersebut lebih menunjukkan pada soal isian singkat. Perlu adanya
perbaikan dalam penulisan soal. Sehingga, soal evaluasi tersebut layak diujikan
kepada peserta didik. Sebelum soal evaluasi diujikan kepada peserta didik,
alangkah baiknya guru bisa menelaah butir soal secara kualitatif berdasarkan
bentuk soal yang diujikan.

Anda mungkin juga menyukai