Anda di halaman 1dari 17

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH MENENGAH

(USIA REMAJA)
“Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik”

Disusun Oleh:

Kelompok 7 Indralaya
1. Putri Aditia Pratiwi 06021182025014

2. Sarmila 06021181025015
3. Dwi Anti Octarini 06021282025021
4. Shelfi Oktafiani 06021282025024
5. Inayah Khoiriti 06021282025039
6. Fidhalia Trinanda Masbie 06021282025046
Dosen Pengampu:
Drs. Nandang Heryana, M.Pd.
Yenni Lidyawati, S.Pd.,M.Pd.
Novritika, S.Pd.,M.Pd.

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKUTLAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan makalah “Karakteristik Perkembangan Siswa
Sekolah Menengah (Usia Remaja)” dalam mata kuliah Pengantar Peserta Didik, Program Studi
Pendidikan dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya
dapat terselesaikan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas presentasi kelompok pada mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik. Dengan adanya makalah ini, penulis berharap pembaca dapat lebih
mudah untuk mendapatkan wawasan mengenai “Karakteristik Perkembangan Siswa Sekolah
Menengah (Usia Remaja).”

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs. Nandang Heryana, M.Pd, Ibu Yenni
Lidyawati, S.Pd.,M.Pd, dan Ibu Novritika, S.Pd.,M.Pd, selaku dosen mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
untuk menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan agar penulis dapat
belajar dari kesalahan dan dapat memperbaiki penyusunan dalam makalah. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan menambah wawasan mengenai Karakteristik Perkembangan Siswa
Sekolah Menengah (Usia Remaja).

Indralaya, 24 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan........................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3
A. Karakteristik Perkembangan Siswa Usia Sekolah Menengah ........................................................ 3
B. Tugas-Tugas Perkembangan Siswa Sekolah Menengah ................................................................ 7
C. Perbedaan Individu Pada Siswa Sekolah Menengah ..................................................................... 8
D. Problematika Dan Solusi Perkembangan Siswa Sekolah Menengah .............................................. 9
E. Studi Kasus ................................................................................................................................ 12
PENUTUPAN ....................................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan................................................................................................................................ 13
B. Saran ......................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 14

iii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia belajar, tumbuh, dan berkembang dari pengalaman yang diperolehnya melalui
kehidupan keluarga, sampai pada penemuan bagaimana ia dapat memposisikan dirinya untuk
dapat diterima ke dalam keseluruhan kehidupan di mana ia berada. Namun, perkembangan
manusia. Pada usia sekolah menengah yaitu usia SMP dan SMA, siswa berada pada usia remaja
atau pubertas atau adolesen. Masa remaja merupakan masa peralihan atau transisi antara masa
kanak-kanak dengan dewasa. Aspek perkembangan kepribadian telah dilewati masa sebelumnya,
tetapi puncak perkembangan dapat dikatakan terjadi pada masa-masa ini. Sebab setelah melewati
masa remaja, individu telah berubah menjadi orang dewasa yang kepribadiannya telah terbentuk
relatif tetap. Permasalahan bagi peserta didik usia sekolah menengah dapat timbul baik dari
intern maupun ekstern yang dapat mengganggu proses belajar.

Para remaja umumnya dalam memberikan penilaian terhadap suatu situasi masih
berpegang pada prinsip-prinsip yang berlaku dalam kehidupan kekerabatan dan sebaya serta
aturan-aturan negara. Menjelang akhir masa usia remaja, mereka barulah mampu untuk
berpegang pada nilai-nilai yang lebih tinggi (pasca konvensi: Kohlberg). Pada masa
perkembangan usia sekolah menengah, rasa kepedulian terhadap kepentingan dan kesejahteraan
terhadap orang lain cukup besar, tetapi kepedulian ini masih dipengaruhi oleh sifat egosentrisme.
Mereka juga belum bisa membedakan kebahagiaan yang dasar dengan sesaat, memperhatikan
kepentingan bersama atau orang-orang terdekatnya. Oleh sebab itulah setiap remaja memiliki
karakteristik perkembangan yang berbeda.

Sebagai calon pendidik haruslah tahu keadaan peserta didiknya dan harus bisa
mengarahkan pada hal yang baik, sehingga peserta didik akan tearah pada hal-hal positif. Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui dan menggali lebih dalam mengenai “Karakteristik
Perkembangan Siswa Sekolah Menengah (Usia Remaja).”

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas. Maka, rumusan masalah yang akan dikaji
atau diperdalami pembahasannya, yaitu:

1. Bagaimana karakteristik perkembangan siswa usia sekolah menengah (usia remaja)?


2. Apa saja tugas-tugas perkembangan siswa sekolah menengah?
3. Apa saja perbedaan individu pada siswa sekolah menengah?
4. Apa saja problematika dan solusi perkembangan siswa sekolah menengah?
5. Bagaimana contoh studi kasus?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui dan mendalami topik-topik
pembahasan yang telah disebutkan dalam perumusan masalah di atas. Berdasarkan rumusan
masalah tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai dari penulisan makalah ini adalah
mengetahui karakteristik perkembangan, tugas-tugas, dan problematika serta solusi terhadap
siswa usia sekolah menengah (Usia Remaja), dan diakhiri dengan studi kasus.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini yaitu diharapkan agar dapat menambah wawasan dan
pengetahuan pembaca. Selain itu, penulisan makalah ini diharapkan bisa menjadi pedoman dasar
untuk mengetahui Karakteristik Perkembangan Siswa Usia Sekolah Menengah (Usia Remaja).

2
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Perkembangan Siswa Usia Sekolah Menengah


Pada usia sekolah menengah, anak berada pada masa remaja atau pubertas atau adolesen.
Masa remaja merupakan masa peralihan atau transisi antara masa kanak-kanak dengan dewasa.
Meskipun perkembangan aspek-aspek kepribadian telah diawali pada masa-masa sebelumnya,
tetapi pada masa ini transisi terjadi perubahan-perubahan yang sangat cepat.

Ada 5 karakteristik perkembangan anak usia menengah, antara lain karakteristik


perkembangan fisik, perkembangan intelektual, pemikiran sosial dan moralitas, perkembangan
pemikiran politik, dan perkembangan agama dan keyakinan. Berikut ini penjelasan tentang
karakteristik perkembangan anak usia sekolah menengah.

1) Perkembangan Fisik
Pada masa remaja, perkembangan fisik sangat cepat dibandingkan dengan masa-
masa sebelumnya. Pada masa remaja awal (usia SMP) mayoritas postur tubuh anak-anak
tinggi tetapi kurus. Lengan, kaki, dan leher mereka panjang -panjang, baru kemudian
berat badan mereka mengikuti dan pada akhir masa remaja, proporsi tinggi dan berat
badan mereka seimbang. Selain pertambahan tinggi badan yang sangat cepat, pada masa
remaja ini juga berlangsung perkembangan seksual yang cepat pula.
Secara fisik, masa remaja ditandai dengan adanya pubertas yaitu masa ketika
sesorang mencapai kematangan seksual dan kemampuan reproduksi. Remaja pria
mengalami mimpi basah dan remaja wanita mengalami menstruasi, dan pengalaman ini
merupakan petanda bahwa mereka telah memasuki masa kematangan seksual. Fase
remaja ini merupakan masa terjadinya banjir hormon, yaitu zat-zat kimia yang sangat
kuat, yang disekresikan oleh kelenjar-kelenjar endoktrin dan dibawa keseluruh tubuh
oleh aliran darah. Konsentrasi hormon-hormon tertentu meningkat secara dramatis
selama masa remaja, seperti hormon testosteron dan estradiol.
Pertumbuhan fisik erat hubungannya dengan kondisi remaja. Kondisi yang baik
berdampak baik pada pertumbuhan fisik remaja, demikian pula sebaliknya. Adapun
kondisi-kondisi yang mempengaruhi tersebut adalah:
1) Pengaruh Keluarga

3
Meliputi faktor keturunan yang dibawa dari orang tuanya .
2) Pengaruh Gizi
Gizi yang cukup akan membuat anak lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat
mencapai taraf dewasa dibadingkan dengan mereka yang tidak mendapatkan gizi cukup.
3) Gangguan Emosi.
Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan
terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan dan ini akan membawa akibat
berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituitary. Bila terjadi hal
demikian pertumbuhan awal remajanya terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang
seharusnya.
4) Jenis Kelamin
Anak laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak perempuan. Hal
ini terjadi karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki berbeda dengan perempuan.
5) Status Sosial Ekonomi
Anak dengan ekonomi yang lebih tinggi akan berbeda pertumbuhan fisiknya
dengan anak yang status sosial ekonomi rendah.
6) Perubahan Bentuk Fisik
Perubahan psikologis muncul antara lain disebabkan oleh perubahan-perubahan
fisik. Diantara perubahan fisik yang sangat berpengaruh adalah pertumbuhan tubuh
(badan makin panjang dan tinggi), mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai
dengan menstruasi pada perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki ).

1. Perkembangan Intelektual
Dalam pandangan Piaget, perkembangan kognitif pada hakikatnya adalah
perkembangan kemampuan penalaran logis. Baginya, berpikir dalam proses kognitif
tersebut lebih penting daripada sekedar mengerti. Pada masa remaja, peserta didik mulai
mengembangkan cara berpikirnya.
Masa remaja sudah mencapai tahap perkembangan berpikir operasional formal.
Tahap ini ditandai dengan kemampuan berfikir abstrak (seperti memecahkan persamaan
aljabar), idealistik (seperti berpikir tentang ciri-ciri ideal dirinya, orang lain dan
masyarakat) dan logis (seperti menyusun rencana untuk memecahkan masalah).

4
Faktor –faktor yang mempengaruhi intelektual seseorang adalah :
1) Bertambahnya informasi yang disimpan dalam otak seseorang sehingga ia mampu
berpikir reflektif.
2) Banyak pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang
dapat berfikir proporsional.
3) Adanya kebebasan berfikir, menimbulkan keberanian seseorang dalam
penyusunan hipotesis yang radikal, kebebasan menjajaki masalah secara
keseluruhan dan menunjang keberanian anak memecahkan masalah dan menarik
kesimpulan yang baru dan benar.

2. Pemikiran Sosial dan Moralitas


Keterampilan pemikiran sosial yang baru dimiliki remaja berkenaan dengan
pengetahuan dan keyakinan mereka tentang masalah-masalah hubungan pribadi dan
sosial. Remaja awal telah mempunyai pemikiran-pemikiran logis, tetapi dalam pemikiran
logis ini mereka sering kali menghadapi kebingungan antara pemikiran orang lain karena
masih didasari sikap egosentrisme. Egosentrisme remaja seringkali muncul atau
diperlihatkan dalam hubungan dengan orang lain, mereka tidak dapat memisahkan
perasaan dia dan perasaan orang lain tentang dirinya. Remaja sering berpenampilan atau
berperilaku mengikuti bayangan atau sosok gangnya. Mereka sering membuat trik-trik
atau cara-cara untuk menunjukkan kehebatan, kepopuleran atau kelebihan dirinya kepada
sesama remaja. Para remaja sering kali berbuat atau memiliki ceritra atau dongeng
pribadi, yang menggambarkan kehebatan dirinya. Cerita-cerita yang mereka baca atau
dengar dicoba diterapkan atau dijadikan cerita dirinya.

Pada masa remaja rasa kepedulian terhadap kepentingan dan kesejahteraan orang
lain cukup besar, tetapi kepedulian ini masih dipengaruhi oleh sifat egosentrisme.
Sebagian remaja sudah bisa menyadari bahwa membahagiakan orang lain itu perbuatan
mulia tetapi itu hal yang sulit, mereka mencari keseimbangan antara membahagiakan
orang lain dengan kebahagian dirinya. Pada masa remaja juga telah berkembang nilai
moral berkenaan dengan rasa bersalah, telah tumbuh pada mereka bukan saja rasa
bersalah karena berbuat tidak baik, tetapi juga bersalah karena tidak berbuat baik. Dalam
perkembangan nilai moral ini, masih nampak adanya kesenjangan. Remaja sudah

5
mengetahui nilai atau prinsip-prinsip yang mendasar, tetapi mereka belum mampu
melakukannya, mereka sudah menyadari bahwa membahagiakan orang lain itu adalah
baik, tetapi mereka belum mampu melihat bagaimana merealisasikannya.

3. Perkembangan pemikiran politik

Remaja telah mempunyai pemikiran-pemikiran politik yang lebih kompleks dari


anak-anak sekolah dasar. Mereka telah memikirkan ide-ide dan pandangan politik yang
lebih abstrak, dan telah melihat banyak hubungan antar hal-hal tersebut. Mereka dapat
melihat pembentukkan hukum dan peraturan-peraturan legal secara demokratis, dan
melhat hal-hal tersebut dapat diterapkan pada setiap orang di masyarakat, dan bukan pada
kelompok-kelompok khusus. Pemikiran politik ini jelas menggambarkan unsur-unsur
kemampuan berpikir formal operasional dari Piaget dan pengembangan lebih tinggi dari
bentuk pemikiran moral Kohlberg.

Remaja juga masih menunjukkan adanya kesenjangan dan ketidak senjangan


dalam pemikiran politiknya. Pemikiran politiknya tidak didasarkan atas prinsip
“seluruhnya atau tidak sama sekali”, sebagai ciri kemampuan pemikiran moral tahap
tinggi, tetapi lebih banyak didasari oleh pengetahuan-pengetahuan politik yang bersifat
khusus. Meskipun demikian pemikiran mereka sudah lebih abstrak dan kurang bersifat
individual dibandingkan dengan usia anak sekolah dasar.

4. Perkembangan agama dan keyakinan

Perkembangan kemampuan berpikir remaja mempengaruhi perkembangan


pemikiran dan keyakinan tentang agama. Remaja sudah memiliki pemikiran-pemikiran
rasional, menyangkut hal-hal yang bersifat abstrak atau gaib dan meliputi hal-hal yang
lebih luas. Remaja yang mendapatkan pendidikan agama yang intensif, bukan saja telah
memiliki kebiasaan melaksanakan kegiatan peribadatan dan ritual agama, tetapi juga
telah mendapatkan atau menemukan kepercayaan-kepercayaan khusus yang lebih
mendalam yang membentuk keyakinannya dan menjadi pegangan dalam merespon
terhadap masalah-masalah dalam kehidupannya. Keyakinan yang lebih luas dan
mendalam ini, bukan hanya diyakini atas dasar pemikiran tetapi juga atas keimanan. Pada
masa remaja awal, gambaran Tuhan masih diwarnai oleh gambaran tentang ciri-ciri

6
manusia, tetapi pada masa remaja akhir gambaran ini telah berubah ke arah gambaran
sifat-sifat Tuhan yang sesungguhnya.

B. Tugas-Tugas Perkembangan Siswa Sekolah Menengah


Tugas-tugas perkembangan terkait dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
seyogyanya dimiliki setiap siswa sesuai dengan fase perkembangannya.

Munculnya Tugas-tugas perkembangan bersumber pada faktor-faktor berikut:


1. Kematangan fisik, misalnya belajar berjalan karena kematangan otot-otot kaki, dan
belajar bergaul dengan jenis kelamin yang berbeda pada masa remaja, karena kematangan
hormon seksual.
2. Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya belajar membaca, belajar menulis, belajar
berhitung, serta belajar berorganisasi.
3. Tuntutan dari dorongan dan cita-cita siswa itu sendiri misalnya memilih pekerjaan, dan
memilih teman hidup.
4. Tuntutan norma agama, misalnya taat beribadah kepada Tuhan, dan berbuat baik kepada
semua manusia.
Tugas-tugas perkembangan remaja sebagai berikut:
1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya
2. Mencapai kemandirian emocional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai
otoritas
3. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal
4. Mampu bergaul dengan teman sebaya atau orang lain secara wajar
5. Menemukan manusia model yang dijadikan pusat identifikasinya
6. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuan sendiri
7. Memperoleh self-control atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup
8. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri yang kekanak-kanakan
9. Bertingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial
10. Mengembangkan keterampilan intelectual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi
warga negara.
11. Memilih dan mempersiapkan karir
12. Memiliki sikap positif terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga

7
13. Mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Hurlock (1981) mengemukakan bahwa anak sekolah menengah atas sudah mulai
memikirkan masa depan mereka secara sungguh-sungguh. Anak laki-laki biasanya lebih
bersungguh-sungguh dalam perkerjaan dibanding dengan anak perempuan yang
memandang pekerjaan sebagai pengisi waktu sebelum menikah.
Apabila dilihat dari tahapan karier dari Super dan Jordaan (John Milton Dillard,
1985:200, masa remaja termasuk tahap eksplorasi pada tingkat tentatif dan transisi (usia
15-21 tahun). Pada tahap tentatif (15-17), faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah
kebutuhan, minat, kapasitas, nilai-nilai dan kesempatan.

C. Perbedaan Individu Pada Siswa Sekolah Menengah


Perbedaan indivudu anak usia menengah dapat kita lihat dari segi perbedaan kemampuan,
integelensi dan perbedaan kepribadian.

1. Perbedaan Kemampuan
Perbedaan secara fisik dapat diamati langsung oleh guru dengan memperhatikan
postur tubuh. Informasi perbedaan fisik ini mesti menjadi salah satu pertimbangan guru
dalam menempatkan tempat duduk siswa. Perbedaan secara psikis meliputi perbedaan
dalam tingkat kecerdasan, kepribadian, minat, sikap, dan kebiasaan belajar. Perbedaan
dalam individu siswa sekolah menengah dapat dibedakan bedasarkan kemampuan
potensial dan nyata. Kemampuan potensial (potensial ability) adalah kecakapan yang
masih terkandung dalam diri siswa yang diperolehnya dari pembawaan. Kemampuan
nyata (actual ability) adalah kecakapan yang segera dapat di demonstrasikan dan diuji.
Kemampuan nyata disebut juga prestasi belajar (achievement).

2. Perbedaan dalam Inteligensi

Perbedaan inteligensi merujuk kepada bagaimana individu bertingkah laku, cara


individu bertindak. Inteligensi berkenaan dengan fungsi mental yang kompleks yang
dimanifestasikan dalam tingkah laku. Aspek inteligensi meliputi bagaimana individu
memperhatikan, mengamati, mengingat, mengkhayal, memikirkan, dan sebagainya.
Bagaimana individu belajar dan apa yang dipelajarinya sangat dipengaruhi oleh
kemampuan intelegensinya.

8
Intelegensi adalah kemampuan umum seseorang dalam memecahkan masalah
dengan cepat, tepat, dan mudah. Menurut Heim dalam Dennis Child, perilaku intelegensi
merupakan kemampuan memahami hal-hal penting dalam situasi tertentu dan mampu
memberikan tanggapan yang sesuai serta mampu mengatasi situasi tertentu lebih baik
daripada yang lain. Indikator perilaku inteligensi menurut Whiterington antara lain :

a) Kemudahan dalam menggunakan bilangan


b) Efisiensi dalam berbahasa
c) Kecepatan dalam pengamatan
d) Kemudahan dalam mengingat
e) Kemudahan dalam memahami hubungan
f) Imajinasi

3. Perbedaan dalam Kepribadian


Kepribadian secara empiris dapat dikemukakan bahwa anak-anak didik itu
berlainan kepribadiannya. Dalam kamus psikologi, kepribadian diartikan sebagai
personality, berasal dari kata Latin yaitu persona artinya satu kedok atau topeng.
Menurut Gordon Allport dalam Sumadi Suryabrata, kepribadian adalah organisasi
dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas
dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Sedangkan menurut Carole Wade,
kepribadian adalah pola perilaku, pemikiran, motivasi dan emosi yang jelas dan cukup
stabil serta menandai seseorang (individu).
Berdasarkan pendapat tersebut disimpulkan kepribadian atau personalitas adalah
pemikiran, emosi, dan perilaku tertentu yang menjadi ciri dari seseorang dalam
menghadapi dunianya. Selanjutnya kepribadian dapat pula diartikan sebagai pola-pola
perilaku, tata lrama, pemikiran, motif, dan emosi yang khas, yang memberikan karakter
kepada individu sepanjang waktu dan pada berbagai situasi yang berbeda. Pola ini
meliputi banyak trait, yaitu cara-cara dan kebiasaan berperilaku.

D. Problematik dan Solusi Perkembangan Siswa Sekolah Menengah


Permasalahan yang dialami manusia tidak akan pernah putus sampai ajal menjemput,
permasalahan manusia akan semakin memuncak ketika mereka menginjak usia transisi dimana

9
keingintahuan yang sangat tinggi dengan semangat yang menggebu-gebu akan sia-sia tanpa
bimbingan yang terarah, perkiraan usia transisi manusia yaitu ketika mereka berada di jenjang
sekolah tingkat menengah, ketika mereka menginjak remaja dan dewasa awal, mereka lebih tenar
dengan istilah Anak Baru Gede (ABG).

Menurut karangan Prof. Dr. H.Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono dalam bukunya
Perkembangan Peserta Didik, menerangkan beberapa permasalahan remaja sehubungan dengan
kebutuhan-kebutuhannya sebagai berikut.

1. Upaya untuk dapat mengubah sikap dan perilaku kekanak-kanakan menjadi sikapdan
perilaku dewasa, tidak semuanya dapat dicapai dengan mudah oleh mereka.Pada masa ini
remaja menghadapi tugas-tugas besar , sedang dipihak lain harapanditumpukan pada
mereka untuk dapat meletakkan dasar-dasar bagi pembentukansikap dan pola perilaku.
Kegagalan mengatasi ketidakpuasan ini dapatmengakibatkan menurunnya harga diri, dan
akibat lebih lanjut dapatmengakibatkan remaja bersikap keras dan agresif atau sebaliknya
bersikap tidak percaya diri, pendiam, atau kurang harga diri.
2. Sering kali remaja mengalami kesulitan untuk menerima perubahan fisiknya. hal ini
disebabkan pertumbuhan tubuhnya dirasa kurang serasi, walau hal ini tidak terjadi pada
semua remaja.
3. Perkembangan fungsi seks pada masa ini dapat menimbulkan kebingungan remajauntuk
memahaminya, sehingga sering salah tingkah dan perilaku yang menentang norma (bagi
remaja laki-laki serta berperilaku mengurung diri bagi remaja perempuan).
4. Dalam memasuki kehidupan bermasyarakat, remaja yang terlalu mendambakan
kemandirian dalam artian menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi problema
kehidupan, kebanyakan menghadapi berbagai macam permasalahan, terutama masalah
penyesuaian emosional. Kehidupan bermasyarakat menuntut mereka untuk banyak
menyesuaikan diri, namun yang terjadi semuanya tidak selaras dengan kenyataan. Dalam
hal ini terjadi ketidakselarasan antara pola hidup masyarakat dan perilaku yang menurut
remaja baik, remaja merasa selalu disalahkan dan akibatnya meraka frustasi dengan
tingkah lakunya sendiri.
5. Harapan-harapan untuk dapat berdiri sendiri dan untuk hidup mandiri secara sosial
ekonomis akan berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan berbagai jenis

10
pekerjaan dan jenis pendidikan. Penyesuaian sosial merupakan salah satu yang sangat
sulit dihadapi oleh remaja.
6. Berbagai norma dan nilai yang berlaku di dalam hidup bermasyarakat merupakan
masalah tersendiri bagi remaja, sedang dipihak remaja merasa memiliki norma dan nilai
kehidupan yang dirasa lebih sesuai dari pada nilai dan norma dikalangan masyarakat luas.

Permasalahan yang terjadi pada anak usia sekolah menengah timbul atas dua faktor yang
mempengaruhi proses perkembangan mereka yaitu faktor internal, dan eksternal. Faktor internal
siswa meliputi gangguan atau kurangnya kemampuan psiko-fisik siswa dalam dirinya yakni:

a) Bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual,
intelegensi siswa dari pengalaman sehari-hari, kita memiliki kesan seakan-akan apa yang
kita alami dan kita pelajari tidak seluruhnya tersimpan dalam akal kita.
b) Bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap.

Adapun faktor eksternalnya meliputi:

1. Lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga menjadi faktor penting dalam menanamkan


pendidikan karakter anak, di luar faktor pendidikan di sekolah serta lingkungan sosial.
Lingkungan keluarga ini, bisa dimulai dari situasi dalam keluarga dan pola
pendidikanyang dilakukan. Jika pola pendidikan karakter di tengah keluarga sudah
terbangun dengan baik, dengan sendirinya anak akan lebih mudah untuk menerima
pendidikan karakter di sekolah.
2. Lingkungan perkampungan masyarakat, masyarakat adalah bagian keluarga besar bagi
para remaja yang tidak ingin mengetahui keadaan anaknya dan menuntunnya ke jalan
yang benar jika mereka tersesat, justru seorang anak harus mengetahui dan menjaga
keadaannya sendiri dengan berbagai macam karakter anggota keluarga yang berbeda-
beda.
3. Lingkungan sekolah, kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar
sangat mengganggu sekali pada proses pendidikan yang dilaksanakan oleh peserta didik
usia sekolah menengah, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah juga
mengganggu terlaksananya pendidikan seorang siswa. Selain faktor yang bersifat umum
diatas ada faktor-faktor lain yang menimbulkan kesulitan belajar siswa. Antara faktor-

11
faktor khusus yang dapat dipandang adalah sindrom psikologis berupa learning disability
(ketidakmampuan belajar).

E. Studi Kasus
Oki merupakan siswa kelas 10 SMK. Oki merupakan anak broken home, dari kelas 5 SD
ia telah hidup bersama neneknya. Di sekolah Oki dikenal sebagai anak yang suka meminta uang
kepada teman-temannya dengan dengan cara yang kasar. Jika temannya tidak memberi uang
maka dia akan marah dan tidak segan-segan untuk memukul temannya. Ketika dirumah ia juga
akan marah jika tidak diberi uang dan menghancurkan barang-barang yang berada di dekatnya.
Uang tersebut digunakan Oki untuk bermain judi online. Walaupun begitu Oki mempunyai
keahlian dalam memperbaiki alat elektronik seperti televisi, radio, dan lain-lain.

Penyelesaian :

1. Sebagai seorang pendidik untuk menanggulangan masalah ini adalah dengan melakukan
pendekatan secara individual diluar jam belajar untuk mengetahui masalah-masalah
yang dihadapi peserta didik kemudian memberikan saran selayaknya seorang guru
agar masalah tersebut dapat teratasi dan tidak menurunkan prestasi belajar anak tersebut.
2. Anak memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini perlu didukung
oleh keluarga. Orang tua bukan hanya memberikan kebutuhan secara materi saja kepada
anaknya, tetapi anak juga memerlukan kasih sayang dan perhatian dari orang tua. Pada
masa remaja anak membutuhkan seseorang untuk berkeluh kesah dan memahami
perilaku yang dilakukan olehnya, disinilah peranan besar sebagai orang tua diperlukan

12
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa peralihan atau transisi antara masa kanak-kanak dengan
dewasa. Meskipun perkembangan aspek-aspek kepribadian telah diawali pada masa-masa
sebelumnya, tetapi pada masa ini transisi terjadi perubahan-perubahan yang sangat cepat. Ada 5
karakteristik perkembangan anak usia menengah, antara lain karakteristik perkembangan fisik,
perkembangan intelektual, pemikiran sosial dan moralitas, perkembangan pemikiran politik, dan
perkembangan agama dan keyakinan. Tugas-tugas perkembangan terkait dengan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang seyogyanya dimiliki setiap siswa sesuai dengan fase
perkembangannya. Perbedaan indivudu anak usia menengah dapat kita lihat dari segi perbedaan
kemampuan, integelensi dan perbedaan kepribadian. Pada masa remaja juga terdapat berbagai
macam problematika baik dari internal maupun eksternal remaja itu sendiri.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
masih banyak terdapat kekurangan dan masih memerlukan pembenahan supaya makalah ini
menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu, penulis memerlukan kritik dan saran oleh para pembaca
agar penulis dapat mengetahui kekurangan dalam penulisan makalah dan dapat diperbaiki ke
depannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

(DOC) MAKALAH _ PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH MENENGAH _ PROGRAM


STUDI S1 PGSD _ Ratih Ayu Solekha - Academia. (n.d.).

5 Karakteristik Perkembangan Anak Usia SMP_MTs SMA_MA - Muttaqin id. (n.d.).

Cakap Melayu Dabo Singkep_ Perbedaan Individu Anak Usia Sekolah Menengah. (n.d.).

Kata Kunci : (2014). 7(1), 68–83.

Morphology, T. C. (n.d.). No
主観的健康感を中心とした在宅高齢者における健康関連指標に関する共分散構造分
析Title.

14

Anda mungkin juga menyukai