Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PEDOMAN EJAAN BAHASA INDONESIA

Dosen pengampu : Sri Hartati M,Pd


Di susun oleh : Zakia Azzahra
Nim : 23021340001
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini kami susun sebagai
salah satu tugas akademik dalam memahami dan mengungkapkan pentingnya Pedoman Ejaan
Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Kami ingin menyampaikan terima kasih yang
tulus kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan bimbingan dalam
proses penyusunan makalah ini.

Makalah ini bertujuan untuk mengulas secara komprehensif tentang Pedoman Ejaan
Bahasa Indonesia, yang telah menjadi bagian integral dari identitas bahasa kita. Ejaan adalah
aspek penting dalam komunikasi dan pemahaman bahasa, dan oleh karena itu, pemahaman
yang mendalam tentang pedoman ejaan sangatlah relevan. Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia
telah mengalami sejarah panjang, perubahan, dan kontroversi, yang akan kami bahas dengan
lebih rinci dalam makalah ini.

Selain itu, makalah ini juga akan membahas dampak pedoman ejaan terhadap
berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, media massa, dan identitas bahasa Indonesia.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang betapa
pentingnya pedoman ejaan dalam menjaga keseragaman dan kekayaan bahasa Indonesia.

Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dan kami
mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang konstruktif untuk perbaikan di masa depan.
Terakhir, kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan pemahaman yang lebih
baik tentang Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia kepada pembaca. Selamat membaca!

Palembang, 05 september 2023

Zakia Azzahra

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2.. Rumusan masalah ........................................................................................................... 2
1.3.Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 2
BAB II........................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 4
1. PERKEMBANGAN EJAAN BAHASA INDONESIA .................................................... 4
A. PERKEMBANGAN EJAAN BAHASA INDONESIA.................................................... 4
a.Ejaan Pra-Kemerdekaan .................................................................................................. 4
b.Upaya Pembaruan ............................................................................................................ 4
B. PEDOMAN EJAAN EJAAN PERTAMA ........................................................................ 5
1. Keharmonisan Ejaan ....................................................................................................... 5
2. Tahun 1947: Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Pertama (PEB1) .................................. 5
C. REVISI-REVISI PEDOMAN EJAAN .............................................................................. 6
1. PEB2 hingga PEB4......................................................................................................... 6
2. Pengaruh Politik dan Budaya ......................................................................................... 6
3. PEB5: Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Terkini .......................................................... 7
2. PEDOMAN EJAAN BAHASA INDONESIA TERKINI ................................................. 7
A. Pedoman Ejaan yang Digunakan Saat Ini ...................................................................... 7
B. Perbedaan dengan Pedoman Sebelumnya ...................................................................... 8
3. CONTOH PENERAPAN PEDOMAN EJAAN ................................................................ 8
A. Ejaan Kata-Kata Tunggal .............................................................................................. 8
B. Ejaan Kata-Kata Majemuk ............................................................................................. 8
C. Ejaan Huruf Kapital ....................................................................................................... 9
D. Ejaan Singkatan dan Akronim ....................................................................................... 9
4. DAMPAK PEDOMAN EJAAN BAHASA INDONESIA ................................................ 9
A. Pendidikan dan Pembelajaran ........................................................................................ 9
B. Media Massa dan Komunikasi ..................................................................................... 10

iii
C. Identitas Bahasa Indonesia ........................................................................................... 10
BAB III .................................................................................................................................... 11
PENUTUP................................................................................................................................ 11
KESIMPULAN .................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12

iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi utama yang digunakan oleh manusia dalam
berinteraksi dan menyampaikan pesan kepada sesama. Bahasa Indonesia sebagai bahasa
resmi dan nasional di Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam mempersatukan
bangsa yang beragam budaya dan etnis. Untuk memastikan konsistensi dan keseragaman
penggunaan bahasa Indonesia, Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat
relevan dan esensial.

Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia adalah seperangkat aturan yang digunakan untuk
mengatur cara penulisan dan ejaan kata-kata dalam bahasa Indonesia. Pedoman ini
memainkan peran penting dalam memastikan bahwa setiap orang dapat menggunakan bahasa
Indonesia dengan benar dan efektif, baik dalam konteks formal maupun informal. Pedoman
Ejaan ini mengatur berbagai aspek ejaan, seperti pemilihan huruf, penggunaan tanda baca,
penggunaan huruf kapital, serta ejaan kata-kata majemuk dan singkatan.

Dalam sejarahnya, Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia telah mengalami beberapa revisi
yang bertujuan untuk mengikuti perkembangan bahasa dan kebutuhan komunikasi
masyarakat. Revisi-revisi tersebut mengacu pada prinsip-prinsip dasar yang bertujuan untuk
menjaga keseragaman ejaan serta memudahkan pemahaman teks yang ditulis dalam bahasa
Indonesia.

Komitmen terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang benar dan sesuai dengan
Pedoman Ejaan menjadi semakin penting dengan meningkatnya globalisasi, perubahan
teknologi, dan peran bahasa Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu,
pemahaman yang mendalam tentang Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia menjadi relevan bagi
semua individu yang ingin berkontribusi dalam memelihara, mengembangkan, dan
memajukan bahasa Indonesia.

Dalam konteks pendidikan, media massa, dan komunikasi sehari-hari, pemahaman yang
baik tentang Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia sangat diperlukan untuk memastikan pesan
yang disampaikan dapat dipahami dengan jelas tanpa adanya kebingungan atau kesalahan
ejaan yang mengganggu. Oleh karena itu, makalah ini akan menguraikan lebih lanjut
mengenai sejarah, prinsip dasar, implementasi, serta dampak Pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia dalam konteks masyarakat Indonesia saat ini.
1.2.. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia, termasuk peran
dan relevansinya dalam memelihara bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional?
2. Apa prinsip-prinsip dasar yang mendasari Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia, dan
bagaimana prinsip-prinsip ini memengaruhi penggunaan bahasa sehari-hari?
3. Bagaimana implementasi Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia terkini dalam praktik
penggunaan bahasa di berbagai bidang, seperti pendidikan, media massa, dan
komunikasi sehari-hari?
4. Apa saja kontroversi dan perdebatan yang muncul seputar Pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia, dan bagaimana persepsi masyarakat terhadapnya?
5. Apa dampak penggunaan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia terhadap pembelajaran
bahasa, komunikasi, serta identitas bahasa Indonesia?
6. Bagaimana upaya pembaruan dan perbaikan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia untuk
mengikuti perkembangan bahasa dan kebutuhan komunikasi yang terus berubah?

1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan utama dari penulisan makalah ini adalah:

a. Bahasa Indonesia untuk memahami evolusi aturan ejaan bahasa dalam konteks
budaya Indonesia.

b. Menganalisis Prinsip-Prinsip Dasar: Menganalisis prinsip-prinsip dasar yang


mendasari Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia dan bagaimana prinsip-prinsip ini
memengaruhi penggunaan bahasa sehari-hari.

c. Menjelaskan Implementasi Menggali Sejarah dan Perkembangan: Mengkaji sejarah


dan perkembangan Pedoman Ejaan Terkini: Menjelaskan implementasi Pedoman
Ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku saat ini dalam praktik penggunaan bahasa di
berbagai sektor, termasuk pendidikan, media massa, dan komunikasi sehari-hari.

d. Menggali Kontroversi dan Perdebatan: Menyelidiki kontroversi dan perdebatan yang


muncul seputar Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia, serta mengevaluasi dampaknya
pada pemahaman masyarakat.

e. Menganalisis Dampak Pendidikan dan Identitas Bahasa: Menganalisis dampak


penggunaan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia terhadap pembelajaran bahasa,
komunikasi, serta identitas bahasa Indonesia.

2
f. Mengidentifikasi Upaya Pembaruan: Mengidentifikasi upaya pembaruan dan
perbaikan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia dalam upaya mengikuti perkembangan
bahasa dan kebutuhan komunikasi yang terus berubah.

g. Mengedukasi Pembaca: Memberikan wawasan yang lebih dalam kepada pembaca


mengenai peran Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia dalam menjaga, mengembangkan,
dan memajukan bahasa Indonesia sebagai aset budaya bangsa yang penting.

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. PERKEMBANGAN EJAAN BAHASA INDONESIA


A. PERKEMBANGAN EJAAN BAHASA INDONESIA

Sejarah perkembangan ejaan bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam
menjaga dan mengembangkan bahasa nasional. Pada bagian ini, kita akan mengulas
perjalanan panjang ejaan bahasa Indonesia dari awal hingga saat ini.

a.Ejaan Pra-Kemerdekaan

Sebelum Indonesia meraih kemerdekaan pada tahun 1945, ejaan bahasa Indonesia telah
mengalami berbagai perubahan dan pengaruh yang mencerminkan proses panjang menuju
penentuan norma-norma ejaan yang sesuai dengan karakteristik bahasa Indonesia. Bagian ini
akan membahas dua aspek penting dalam ejaan pra-kemerdekaan, yaitu pengaruh ejaan
Belanda dan upaya pembaruan oleh tokoh-tokoh bahasa.

1. Pengaruh Ejaan Belanda

Sejarah awal ejaan bahasa Indonesia sangat dipengaruhi oleh ejaan Belanda. Hal ini terjadi
karena Indonesia merupakan koloni Belanda selama berabad-abad, dan bahasa Belanda
adalah bahasa resmi kolonial. Beberapa aspek pengaruh ejaan Belanda pada bahasa Indonesia
mencakup:

• Ejaan Konsonan Ganda: Bahasa Belanda memiliki penggunaan konsonan ganda


(misalnya, "sch" dalam "school" dan "ff" dalam "effect") yang tidak ada dalam bahasa
Indonesia. Pada masa awal, ejaan bahasa Indonesia juga mencoba mengadopsi
konsonan ganda tersebut, meskipun tidak selalu sesuai dengan fonologi bahasa
Indonesia.

• Penggunaan Huruf "Tj": Dalam bahasa Belanda, konsonan "tj" digunakan untuk
mengeja bunyi tertentu yang tidak ada dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, ejaan
bahasa Indonesia awal mencoba memasukkan huruf "tj" untuk mewakili bunyi
tersebut, seperti dalam kata "tjinta" untuk "cinta."

• Ejaan Huruf Vokal: Ejaan huruf vokal dalam bahasa Belanda juga mempengaruhi
ejaan bahasa Indonesia pada awalnya. Contohnya, penggunaan "oe" untuk bunyi /u/
dan "j" untuk bunyi /y/.

b.Upaya Pembaruan

Meskipun bahasa Indonesia telah terpengaruh oleh ejaan Belanda, terdapat upaya serius
untuk melakukan pembaruan ejaan agar lebih sesuai dengan karakteristik bahasa Indonesia
yang sebenarnya. Inisiatif ini datang dari tokoh-tokoh bahasa yang berkomitmen untuk

4
memurnikan ejaan bahasa Indonesia. Beberapa tokoh dan upaya pembaruan yang mencolok
antara lain:

• Soetomo: Tokoh pergerakan kebangsaan yang juga aktif dalam bidang bahasa. Dia
memperjuangkan ejaan yang lebih sesuai dengan fonologi bahasa Indonesia, termasuk
menghapus konsonan ganda yang tidak ditemukan dalam bahasa Indonesia.

• Ejaan van Ophuijsen: Seorang ahli bahasa Belanda yang merumuskan salah satu
bentuk ejaan yang disebut "ejaan van Ophuijsen." Meskipun ejaan ini memiliki
pengaruh Belanda, ia berusaha menghilangkan beberapa konsonan ganda dan
menciptakan aturan ejaan yang lebih konsisten.

• Kongres Bahasa Indonesia Pertama (1926): Kongres ini menjadi tonggak penting
dalam perjuangan pembaruan ejaan. Para delegasi dari berbagai daerah di Indonesia
membahas masalah ejaan, dan hasilnya adalah peningkatan kesadaran akan
pentingnya ejaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan karakteristik sendiri.

B. PEDOMAN EJAAN EJAAN PERTAMA

Setelah Indonesia meraih kemerdekaan pada tahun 1945, ejaan bahasa Indonesia
mengalami perubahan signifikan yang mencerminkan semangat nasionalisme dan upaya
memperkuat identitas bahasa nasional. Bagian ini akan membahas periode ejaan
kemerdekaan awal dan pengenalan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Pertama (PEB1).

1. Keharmonisan Ejaan

• Konsolidasi Bahasa Indonesia: Setelah proklamasi kemerdekaan, muncul kesadaran


akan pentingnya mengkonsolidasikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang
kuat dan bersatu. Ini mencakup penggunaan yang konsisten dan benar dalam
penulisan bahasa.

• Deklarasi Bahasa Indonesia: Bahasa Indonesia secara resmi diumumkan sebagai


bahasa nasional Indonesia pada 28 Oktober 1928. Ini menjadi landasan bagi upaya
pembaruan ejaan.

2. Tahun 1947: Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Pertama (PEB1)

• Konteks Perumusan PEB1: Penyusunan PEB1 adalah respons terhadap semangat


kemerdekaan dan kebutuhan akan ejaan bahasa Indonesia yang lebih sesuai dengan
karakteristik bahasa tersebut.

• Upaya Penyusunan: PEB1 disusun oleh berbagai tokoh bahasa yang berkomitmen,
seperti Soewandi, Chaerul Saleh, dan Sutan Takdir Alisjahbana. Mereka mengambil
berbagai elemen dari ejaan-ejaan yang ada dan menggabungkannya untuk
menciptakan aturan ejaan yang lebih konsisten.

5
• Perubahan Signifikan: PEB1 mengenalkan berbagai perubahan signifikan dalam ejaan
bahasa Indonesia. Beberapa perubahan meliputi:

• Penghapusan konsonan ganda yang tidak ada dalam bahasa Indonesia, seperti
"sch" dan "th."

• Pemakaian huruf "j" untuk bunyi /y/ dan "j" untuk bunyi /dz/ yang tidak ada
dalam ejaan sebelumnya.

• Penggunaan "oe" untuk bunyi /u/ yang sebelumnya ditulis dengan "oe."

• Penerimaan dan Implementasi: PEB1 diterima dengan baik oleh masyarakat dan
menjadi acuan utama dalam penulisan bahasa Indonesia pada masa itu.
Implementasinya terutama terlihat dalam publikasi sastra dan media massa.

• Revisi PEB1: Meskipun PEB1 berhasil memperbaiki ejaan bahasa Indonesia, revisi-
revisi kecil terus dilakukan untuk menyempurnakan aturan ejaan dan menjaga
konsistensi.

C. REVISI-REVISI PEDOMAN EJAAN

Setelah pengenalan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Pertama (PEB1) pada tahun
1947, bahasa Indonesia terus mengalami perkembangan dan perubahan yang mencerminkan
semakin kuatnya peran dan identitas bahasa nasional. Dalam bagian ini, kita akan melihat
periode revisi-revisi pedoman ejaan bahasa Indonesia yang mengikuti PEB1.

1. PEB2 hingga PEB4

• Pengaruh Perkembangan Bahasa: Revisi PEB2 hingga PEB4 terjadi sebagai respons
terhadap perkembangan bahasa Indonesia dan kebutuhan masyarakat. Perubahan-
perubahan tersebut mencakup pemutakhiran kosakata dan aturan ejaan.

• Pengenalan Ejaan Dwibahasa: Pada periode ini, muncul usaha untuk mengakomodasi
dwibahasa dalam aturan ejaan. Ejaan dwibahasa mengakui pengaruh bahasa daerah
terhadap ejaan dan kosa kata bahasa Indonesia.

• Pemisahan dan Penggabungan Kata: Revisi-revisi ini juga mengatur pemisahan dan
penggabungan kata, yang menciptakan aturan yang lebih jelas dalam penulisan kata
majemuk.

2. Pengaruh Politik dan Budaya

• Masa Orde Baru: Era Orde Baru membawa perubahan dalam ejaan bahasa Indonesia.
Terdapat usaha untuk menegakkan keseragaman ejaan, yang berdampak pada revisi
PEB3 pada tahun 1972.

6
• Aspek Politik: Keputusan-keputusan mengenai ejaan bahasa Indonesia pada masa ini
juga dipengaruhi oleh pertimbangan politik, seperti penggunaan huruf kapital untuk
kata-kata yang berhubungan dengan pemerintah atau ideologi.

3. PEB5: Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Terkini

• Deskripsi PEB5: PEB5 adalah pedoman ejaan bahasa Indonesia yang berlaku saat ini.
PEB5 diterbitkan pada tahun 2015 oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

• Perubahan dan Perbaikan: PEB5 mengenalkan beberapa perubahan ejaan dan


peningkatan dalam konsistensi aturan ejaan. Perubahan tersebut mencakup
penggunaan huruf kapital yang lebih terbatas dan pemutakhiran ejaan kata-kata
serapan.

• Penerimaan dan Implementasi: PEB5 diterima oleh masyarakat dan digunakan dalam
berbagai konteks, termasuk pendidikan, media massa, dan komunikasi sehari-hari.

2. PEDOMAN EJAAN BAHASA INDONESIA TERKINI

Bagian ini akan membahas Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia terkini, yang saat ini
berlaku dan memiliki perbedaan dengan pedoman ejaan sebelumnya.

A. Pedoman Ejaan yang Digunakan Saat Ini

Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Terkini, dikenal sebagai PEB5, adalah pedoman ejaan yang
berlaku saat ini di Indonesia. PEB5 merupakan hasil pembaruan dan penyempurnaan dari
pedoman ejaan sebelumnya, dan digunakan sebagai panduan resmi dalam penulisan bahasa
Indonesia. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai PEB5:

1. Penyusunan PEB5: PEB5 disusun oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Proses penyusunannya
melibatkan berbagai ahli bahasa, linguistik, dan pemangku kepentingan lainnya.

2. Tujuan PEB5: Salah satu tujuan utama PEB5 adalah menyempurnakan aturan ejaan
bahasa Indonesia agar lebih sesuai dengan perkembangan bahasa dan kebutuhan
komunikasi modern. PEB5 juga bertujuan untuk menjaga konsistensi ejaan dan
keseragaman penggunaan bahasa Indonesia di berbagai bidang.

3. Pemutakhiran Kata: PEB5 memasukkan pemutakhiran kosakata dan kata-kata serapan


yang mencerminkan perkembangan dalam berbagai bidang, termasuk teknologi, sains,
dan budaya.

4. Penggunaan Huruf Kapital: PEB5 memberikan panduan yang lebih jelas mengenai
penggunaan huruf kapital, yang lebih terbatas dibandingkan dengan pedoman
sebelumnya. Penggunaan huruf kapital dibatasi pada nama diri, gelar, dan beberapa
konteks tertentu.
7
5. Ejaan Kata-kata Majemuk: PEB5 juga mengatur aturan ejaan kata-kata majemuk yang
lebih konsisten, termasuk penggunaan tanda hubung.

B. Perbedaan dengan Pedoman Sebelumnya

Perbedaan antara PEB5 dengan pedoman ejaan sebelumnya mencakup beberapa aspek yang
penting. Berikut adalah contoh perbedaan utama:

1. Penggunaan Huruf Kapital: Salah satu perbedaan mencolok adalah penggunaan huruf
kapital yang lebih terbatas dalam PEB5. Hal ini mencerminkan upaya untuk menjaga
keseragaman dan menghindari penggunaan huruf kapital yang berlebihan.

2. Ejaan Kata-kata Serapan: PEB5 mencakup pemutakhiran kata-kata serapan yang lebih
sesuai dengan asal-usulnya. Ini berarti ada beberapa perubahan ejaan untuk kata-kata
yang telah diserap dari bahasa asing.

3. Pemisahan Kata: PEB5 memberikan aturan yang lebih jelas tentang pemisahan kata
dalam penulisan. Hal ini membantu meningkatkan konsistensi dalam penulisan kata-
kata majemuk.

4. Kaidah-kaidah Ejaan Lainnya: PEB5 juga mencakup penjelasan lebih rinci mengenai
kaidah-kaidah ejaan lainnya, seperti penggunaan tanda baca dan penggunaan tanda
hubung.

3. CONTOH PENERAPAN PEDOMAN EJAAN

Pada bagian ini, kita akan melihat beberapa contoh penerapan Pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia dalam berbagai konteks penggunaan bahasa, termasuk ejaan kata-kata tunggal,
kata-kata majemuk, huruf kapital, serta ejaan singkatan dan akronim.

A. Ejaan Kata-Kata Tunggal

Ejaan kata-kata tunggal adalah dasar dalam Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia. Berikut
adalah beberapa contoh penerapannya:

1. Konsisten dengan Pedoman: PEB5 menekankan penggunaan huruf "e" di akhir kata
daripada "è" atau "é" dalam kata seperti "konek" bukan "konèk" atau "konék."

2. Penggunaan Tanda Hubung: Contoh lain adalah penggunaan tanda hubung dalam
kata-kata seperti "rumah-sakit," "pemerintah-pusat," atau "teknologi-informasi" sesuai
dengan aturan pemisahan kata yang telah diatur.

B. Ejaan Kata-Kata Majemuk

Ejaan kata-kata majemuk memerlukan perhatian khusus dalam Pedoman Ejaan. Contoh-
contoh penerapannya adalah:

8
1. Pemisahan Kata: Kata majemuk seperti "matahari," "bola basket," dan "cuci tangan"
harus diuraikan sesuai aturan, bukan digabung menjadi satu kata.

2. Tanda Hubung: Penggunaan tanda hubung yang benar dalam kata majemuk, seperti
"anak-anak" atau "ibu-bapak," memastikan pemahaman yang jelas dalam penulisan.

C. Ejaan Huruf Kapital

Penggunaan huruf kapital dalam Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia harus sesuai dengan
aturan. Contoh-contoh penerapannya adalah:

1. Nama Diraih: Huruf kapital digunakan untuk nama diraih seperti "Siti," "Ahmad,"
atau "Susilo."

2. Gelar: Penggunaan huruf kapital dalam gelar seperti "Dokter," "Profesor," atau
"Presiden" pada awal kalimat atau saat merujuk kepada seseorang dengan gelar.

D. Ejaan Singkatan dan Akronim

Pedoman Ejaan juga mencakup penggunaan singkatan dan akronim. Berikut adalah
beberapa contoh penerapannya:

1. Singkatan: Singkatan seperti "dll." untuk "dan lain-lain" atau "dsb." untuk "dan
sebagainya" digunakan sesuai dengan aturan dan diakhiri dengan tanda titik.

2. Akronim: Akronim seperti "UNESCO" atau "ASEAN" diuraikan secara lengkap saat
pertama kali disebutkan dalam teks, dan akronim itu sendiri ditulis dalam huruf
kapital.

Contoh-contoh di atas mengilustrasikan pentingnya penerapan Pedoman Ejaan Bahasa


Indonesia dalam penulisan sehari-hari. Pedoman ini membantu menjaga konsistensi,
keseragaman, dan pemahaman yang baik dalam penggunaan bahasa Indonesia di berbagai
konteks komunikasi.

4. DAMPAK PEDOMAN EJAAN BAHASA INDONESIA

Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai
aspek kehidupan, termasuk pendidikan, media massa, komunikasi, dan identitas bahasa
Indonesia. Bagian ini akan membahas dampak-dampak tersebut secara lebih rinci.

A. Pendidikan dan Pembelajaran

1. Konsistensi Pengajaran: Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia memberikan panduan yang


jelas dalam pengajaran ejaan kepada siswa. Hal ini memastikan konsistensi dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah.

9
2. Kemampuan Literasi: Penggunaan Pedoman Ejaan yang benar meningkatkan
kemampuan literasi siswa, membantu mereka dalam pemahaman bacaan, penulisan,
dan berbicara.

3. Kemudahan Perbandingan: Pedoman Ejaan yang konsisten memudahkan


perbandingan antara teks-teks dalam bahasa Indonesia, sehingga siswa dapat belajar
dari berbagai sumber dengan lebih efektif.

B. Media Massa dan Komunikasi

1. Kesesuaian dengan Standar: Media massa, termasuk surat kabar, majalah, dan media
daring, mengikuti Pedoman Ejaan dalam menulis berita dan konten lainnya. Hal ini
memastikan bahwa informasi yang disampaikan sesuai dengan standar ejaan yang
berlaku.

2. Penghindaran Kesalahpahaman: Penggunaan Pedoman Ejaan yang benar membantu


menghindari kesalahpahaman dan kebingungan dalam komunikasi publik, sehingga
pesan dapat tersampaikan dengan jelas.

3. Pemberian Penghargaan terhadap Bahasa: Penerapan Pedoman Ejaan oleh media


massa dan komunikasi memperkuat penghargaan terhadap bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional yang penting.

C. Identitas Bahasa Indonesia

1. Pemeliharaan dan Pengembangan: Pedoman Ejaan membantu dalam pemeliharaan


dan pengembangan bahasa Indonesia sebagai aset budaya yang berharga. Melalui
konsistensi dalam penggunaan bahasa, identitas bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional diperkuat.

2. Kebanggaan Nasional: Bahasa Indonesia yang benar dan sesuai Pedoman Ejaan
menciptakan rasa kebanggaan nasional. Ini juga mencerminkan upaya untuk
melestarikan bahasa sebagai simbol identitas bangsa.

3. Pengakuan Internasional: Penggunaan Pedoman Ejaan yang konsisten oleh berbagai


lembaga dan dalam hubungan internasional meningkatkan pengakuan internasional
terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa yang layak dan serius diperhitungkan.

Dengan demikian, Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia bukan hanya berdampak pada aturan
penulisan, tetapi juga memiliki dampak yang mendalam dalam pendidikan, media massa,
komunikasi, dan identitas bahasa Indonesia sebagai bagian tak terpisahkan dari budaya dan
jati diri bangsa Indonesia.

10
BAB III

PENUTUP

Dalam makalah ini, kita telah menjelajahi perkembangan Pedoman Ejaan


Bahasa Indonesia, dari pengaruh ejaan Belanda pada masa pra-kemerdekaan
hingga pengenalan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Pertama (PEB1) setelah
kemerdekaan. Selanjutnya, kita mengeksplorasi periode revisi-revisi pedoman
ejaan, termasuk pengaruh politik dan budaya pada ejaan bahasa Indonesia.
Kami juga meninjau Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Terkini (PEB5) beserta
perbedaannya dengan pedoman sebelumnya.

Selanjutnya, kami menyajikan contoh penerapan Pedoman Ejaan dalam


berbagai konteks, termasuk ejaan kata-kata tunggal, kata-kata majemuk, huruf
kapital, singkatan, dan akronim. Hal ini memperlihatkan pentingnya pedoman
ejaan dalam menjaga konsistensi dan keseragaman dalam penulisan bahasa
Indonesia.

Dampak Pedoman Ejaan juga telah dibahas, terutama dalam konteks


pendidikan, media massa, komunikasi, dan identitas bahasa Indonesia. Kami
mencatat bahwa pedoman ejaan membantu dalam meningkatkan kemampuan
literasi siswa, menjaga kualitas berita dalam media massa, dan memperkuat
identitas bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang penting.

KESIMPULAN

Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia memainkan peran yang sangat penting


dalam menjaga, mengembangkan, dan memajukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional yang kuat. Melalui sejarah perkembangannya, terutama dengan
pengenalan PEB1 setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia telah memiliki aturan
ejaan yang lebih konsisten dan sesuai dengan karakteristiknya.

Perubahan dan revisi terus menerus dalam pedoman ejaan mencerminkan


evolusi bahasa Indonesia dan kebutuhan komunikasi yang terus berubah.
Penggunaan Pedoman Ejaan yang benar dan konsisten memiliki dampak positif
pada pendidikan, media massa, dan identitas bahasa Indonesia sebagai aset
budaya yang berharga.

Oleh karena itu, dalam era globalisasi dan teknologi informasi yang semakin
berkembang, penting bagi masyarakat Indonesia untuk terus memahami,
mematuhi, dan memelihara Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia sebagai bagian
integral dari identitas dan budaya bangsa. Dengan begitu, bahasa Indonesia akan

11
tetap menjadi sumber kebanggaan nasional yang tumbuh dan beradaptasi
dengan perubahan zaman.

DAFTAR PUSTAKA

1. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Badan Pengembangan dan


Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia. (PEB5)

2. Chaer, Abdul. (2009). Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia. Rineka Cipta.

3. Soepomo, Poedjosoedarmo. (2001). Pembaruan Ejaan Bahasa Indonesia.


Balai Pustaka.

4. Tarigan, Henry Guntur. (2008). Ejaan Bahasa Indonesia. Erlangga.

5. Simanjuntak, Payaman J. (1995). Historiografi Bahasa Indonesia: Sejarah


Pengembangan dan Pembaruan Bahasa Indonesia. Yayasan Obor
Indonesia.

6. Kusnanto, Herri. (2007). Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia: Sebuah


Interpretasi Struktural. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
Departemen Pendidikan Nasional.

7. Suharno. (1992). Bahasa dan Perubahan Sosial. Pustaka Utama Grafiti.

8. Wirawan, I. M. (2016). Ejaan Bahasa Indonesia: Sejarah dan Kaidahnya.


Kencana.

9. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2008). Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Balai Pustaka.

10.Badan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia. (2015). Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Direktorat
Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan.

11.Alisjahbana, Sutan Takdir. (1957). Kebudayaan dan Kebangsaan. Pustaka


Jaya.

12.Wolff, John U.. (1996). An Indonesian-English Dictionary. Tuttle


Publishing.

12
13.Crown, Ian. (2012). Indonesian Grammar in Context, Volume 1: Asyik
Berbahasa Indonesia. Equinox Publishing.

14.Tjondronegoro, Pradjarto. (1984). Bertutur dalam Bahasa Indonesia:


Panduan bagi Warga Belajar Bahasa Indonesia. Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

15.Sneddon, James N.. (2003). Indonesian: A Comprehensive Grammar.


Routledge.

16.Purwadi. (2006). Bentuk Kata dalam Bahasa Indonesia: Tinjauan


Linguistik di Bidang Morfologi. Erlangga.

13
14

Anda mungkin juga menyukai