Anda di halaman 1dari 8

UJIAN TENGAH SEMESTER

Dampak Virus Corona (COVID-19) terhadap Bisnis Internasional

Dosen Pengampu: Prof. Eko Ganis Sukoharsono, SE, MCom (Accy), MCom-
Hons, CSRS, CSRA, Ph.D

Disusun Oleh:

Abinawa Gayuh Mukti Prabowo

185020300111055

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya

Malang

2020
Latar Belakang

Pandemi koronavirus 2019–2020 atau dikenal sebagai pandemi COVID-19 adalah


peristiwa pandemi penyakit koronavirus 2019 (bahasa Inggris: coronavirus disease 2019,
disingkat COVID-19). Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus jenis baru yang diberi nama
SARS-CoV-2. COVID-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok
pada bulan Desember 2019 setelah beberapa orang mengalami pneumonia tanpa sebab yang jelas
dan prosedur perawatan dan vaksin yang diberikan ternyata tidak efektif. Kemunculan penyakit
diduga berhubungan dengan pasar grosir makanan laut Huanan yang menjual hewan hidup.
Sedikitnya 70% urutan genom SARS-CoV-2 sama seperti SARS-CoV.

Di Tiongkok dan di seluruh dunia, otoritas kesehatan masyarakat berupaya menahan penyebaran
penyakit ini. Pemerintah Tiongkok telah membatasi perjalanan, mengarantina, dan membatasi
orang-orang untuk keluar dari rumah, yang memengaruhi lebih dari 170 juta orang. Sejumlah
negara telah mengeluarkan peringatan perjalanan ke Wuhan, Hubei, dan Tiongkok pada
umumnya. Wisatawan yang telah mengunjungi Tiongkok Daratan telah diminta untuk memantau
kesehatan mereka setidaknya selama dua pekan. Siapa pun yang menduga bahwa mereka telah
terinfeksi disarankan untuk memakai masker pelindung dan mencari nasihat medis dengan
memanggil dokter dan tidak langsung mengunjungi klinik kesehatan. Bandar udara dan stasiun
kereta api menerapkan pemeriksaan suhu tubuh, pernyataan kesehatan, dan plakat informasi
untuk mengidentifikasi pembawa virus. Banyak acara Tahun Baru Imlek dan tempat-tempat
wisata ditutup untuk mencegah orang-orang berkumpul secara massal, termasuk Kota Terlarang
di Beijing dan pameran kuil tradisional. Pihak berwenang di 24 dari 31 provinsi, kota, dan
wilayah Tiongkok, memperpanjang liburan tahun baru hingga 10 Februari ...dan memerintahkan
sebagian besar tempat kerja agar tidak buka sampai tanggal tersebut. Wilayah-wilayah ini
menyumbang 80% produk domestik bruto dan 90% ekspor Tiongkok. Hong Kong menaikkan
tingkat respons penyakit menularnya ke level tertinggi dan menyatakan keadaan darurat,
menutup sekolah hingga bulan Maret, dan membatalkan perayaan tahun baru imlek.

Wabah ini telah dinyatakan sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan
dunia (PHEIC) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 30 Januari 2020. Pernyataan ini
adalah deklarasi keenam yang dilakukan oleh WHO sejak pandemi flu babi 2009. Xenophobia
dan rasisme terhadap orang-orang keturunan Tiongkok dan Asia Timur terjadi sebagai akibat
dari wabah COVID-19, dengan ketakutan dan permusuhan terjadi di beberapa negara.
Misinformasi tentang koronavirus yang menyebar terutama melalui internet membuat WHO
menyatakan "infodemik" pada 2 Februari 2020.

Pertanyaan Wajib:

1. Apa pendapat Anda tentang drop-down bisnis internasional yang disebabkan oleh Covid-19?
Menurut saya, bahaya dari Covid-19 ini sudah sangat harus dipertimbangkan oleh seluruh
perusahaan yang berada di dunia. Karena virus ini sudah merupakan golongan pandemik,
yang dengan demiikian berarti virus ini sudah menyebar lebih dari 2 benua. Yang mana
berarti sudah lebih dari sepertiga benua sudah terkena dampak dari virus ini. Karena sudah
berdampak secara global, sehingga pastinya seluruh
2. Apakah Anda punya solusi untuk membangkitkan bisnis internasional dengan cepat?
Berikan contoh!
3. Berikan 5 contoh jenis bisnis internasional terburuk yang terkena dampak Covid-19!

Pertanyaan Pilihan

1. Jelaskan mengenai globalisasi. Berikan pro dan kontra dari globalisasi! Berikan contoh
dari negara yang kamu pilih!
Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran
pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Kemajuan
infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan Internet,
merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling
ketergantungan (interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya.
Pernyataan pro yang merupakan pendukung dimana globalisasi merupakan suatu
hal yang positif, adalah dimana salah satunya tidak ada border dari negara ke negara lain.
Dimana hal ini dapat membangun kerja sama dari satu negara ke negara lain yang
tentunya akan memberi dampak baik untuk hubungan timbal balik yang akan didapatkan
dari negara lain. Yang tentunya juga menjadi nilai tambah dari globalisasi adalah
teknologi yang berkembang, dimana kita berharap dengan adanya teknologi dapat
membantu kerja manusia dalam menjalankan kegiatan dari berbagai aspek. Dengan
adanya teknologi, pekerjaan yang ditanggung manusia akan semakin ringan, dan tugas
kita adalah membuat teknologi yang maju dan yang ada untuk membantu kegiatan kita.
Tentunya dengan zaman yang berkembang dan maju ini, diharapkan sebuah globalisasi
dapat membuat keberadaan manusia semakin berkembang dan sejahtera dari berbagai
aspek kehidupan. Juga kita ketahui kita sudah memasuki Revolusi Industri 4.0 yang
dimana semua kegiatan melibatkan program dan komputerisasi yang memudahkan
manusia untuk bekerja dan berkegiatan.
Mengenai pro di situlah kontra pasti ada. Di arus globalisasi ini mungkin akan
banyak masyarakat dan diantara kita yang akan dimakan oleh teknologi. Kerap kali kita
sering terbuai dengan kemajuan teknologi, ditambah westernisasi yang semakin menjadi
di tanah air yang mampu mengalahkan hasil kreativitas anak bangsa. Penting untuk kita
sadari di era ini untuk terus waspada serta mampu mengontrol diri sendiri, mempertajam
kembali visi misi Indonesia. Ini yang di khawatirkan di era global ini, rasa nasionalisme
akan memudar seperti tidak memiliki jati diri darimana kita berasal. Mereka yang anti
dengan globalisasi berpendapat bahwa globalisasi adalah fenomena yang sengaja
dibentuk untuk memperbesar pengaruh budaya dan konsumerisme, seolah olah terlihat
benar dan positif. begitu juga dengan masyarakat tradisional yang tidak percaya
globalisasi yang tengah terjadi, mereka mengatakan Globalisasi sebuat mitos dan terlalu
di besar- besarkan, Globalisasi hanya merupakan tahap lanjutam/evolusi dari produksi
dan perdagangan kapital. Juga ditakutkan sumber daya manusia sudah mulai tidak
diperlukan lagi, sehingga semakin banyak jenis mata pencaharian yang akan hilang
karena sudah tergantikan oleh teknologi. Contohnya, akuntan, dimana hari ini segala jenis
pencatatan transaksi dilakukan dengan program komputer, sehingga sebenarnya jasa
seorang akuntan sudah tidak diperlukan. Dengan begitu kita semua tidak bisa hanya
bergantung dengan satu skill yang kita punya, namun kini diharapkan kita dapat
menguasai beberapa jenis kemahiran yang sekiranya dibutuhkan dalam dunia kerja.

2. Siapa partisipan dari internasional bisnis berdasarkan pernyataan diatas?


Partisipan dari bisnis internasional dari pernyataan diatas adalah perusahaan, masyarakat,
dan negara. Kenapa bisa begitu?
a. Perusahaan
Disini perusahaan berperan sebagai penjalan bisnis internasional di suatu negara.
Dimana perusahaan ini yang mencari keuntungan dari sebuah bisnis, dengan bisnis
internasional semua perusahaan akan berusaha bersaing secara global untuk
memenangkan pasar internasional. Ketika perusahaan bisa memenangkan pasar,
perusahaan tidak berorientasi pada keuntungan, tetapi aspek lain. Contohnya, dengan
dampak secara sosial, apa yang perusahaan bisa beri kepada sekitar, yang tanpa
menghilangkan orientasi sebuah keuntungan. Dan ketika menjalankan suatu bisnis
tentunya disesuaikan dengan wilayah yang dipilih, dan disini lah letak kesulitan
perusahaan menjalankan bisnis, harus menyesuaikan dengan apa yang berlaku di
suatu daerah. Contohnya, McDonald, ketika McD memutuskan untuk mendirikan
perusahaan di Indonesia, mereka harus menyesuaikan dengan apa yang ada di
Indonesia, sehingga McD mencoba mencari selera makanan dari masyarakat
Indonesia, salah satu menu yang ada adalah nasi uduk.

b. Masyarakat
Masyarakat dalam bisnis internasional berperan sebagai pasar. Bagaimana bisa
sebuah bisnis dapat berjalan jika tidak ada pasar yang dituju. Dengan demikian bisa
dikatan masyarakat merupakan target konsumen dari perusahaan. Masyarakat juga
bisa menjadi produsen jika mereka menghasilkan produk yang nantinya akan
ditawarkan kepada konsumen. Sehingga bisa dikatakan jika masyarakat memiliki
peranan yang besar. Masyarakat terbentuk dari sekumpulan orang yang mendiami
suatu wilayah dengan peraturan dan norma yang berlaku, sehingga dimana
masyarakat berada, mereka sendiri yang akan membentuk sistem dari suatu bisnis.
Jika bisnis ingin berjalan dengan baik, dibutuhkan disamping sumber daya alam
adalah sumber daya manusia yang memadai. Sehingga kemampuan-kemampuan dari
masyarakat yang memadai dibutuhkan oleh perusahaan untuk berbisnis. Sehingga,
negara maju kini digemari oleh perusahaan untuk mendirikan diri disana, karena
sumber daya manusia yang memadai.

c. Negara
Negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu dan diorganisasi
oleh pemerintah negara yang sah, yang umumnya memiliki kedaulatan. Negara juga
merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi
semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara independent. Syarat primer
sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan memiliki pemerintahan
yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan dari
negara lain. Dimana dalam hal ini negara berperan dalam tersedianya sumber daya
alam, sumber daya manusia, serta politik dan hukum yang berlaku. Sehingga sistem
berjalannya suatu bisnis harus berdasarkan apa yang dianut atau diterapkan oleh
negara tersebut. Perusahaan disini harus memilah dimana mereka memutuskan untuk
membangun perusahaan, sehingga tidak terjadi kegagalan bisnis. Negara juga yang
menjalin hubungan dengan negara lain secara global, dan globalisasi juga membantu
memudahkan jalannya bisnis internasional dari negara ke negara lain.

Pembahasan (Indonesia)

1. Beberapa bulan terakhir hingga saat ini, Virus Corona (COVID-19) menjadi fokus utama
permasalahan di dunia internasional. Virus yang telah dijadikan pandemi sebagai statusnya
oleh WHO ini membuat sektor perdagangan internasional goyah. Virus yang telah menelan
ribuan jiwa di dunia ini juga mengganggu aktivitas bisnis di hampir seluruh negara
terdampak. Pada tahun 2003, wabah SARS melemahkan perekonomian dunia sebesar 0,5
hingga 1 persen poin. Menurut perkiraan saya, pada tahun 2020 dampak Virus Corona
terhadap perekonomian bisa lebih besar dibanding wabah SARS. Sampai saat ini, dapat
terbukti Virus Corona telah memukul keras perekonomian Indonesia. Direktur Pelaksana
Bank Dunia, Mari Elka Pangestu, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa
melemah di bawah 5% pada kuartal I-2020. Mengingat Cina merupakan tempat pertama
penyebaran virus corona, pelemahan ekonomi di Indonesia dapat terjadi karena salah satunya
adalah Cina merupakan mitra dagang terbesar bagi Indonesia. Selain itu, Cina juga
merupakan penyumbang wisatawan terbesar Indonesia. Pada 28 Januari 2020, Menteri
Keuangan Sri Mulyani menyampaikan di depan anggota parlemen Indonesia bahwa
munculnya virus corona telah memunculkan pesimisme terhadap pertumbuhan ekonomi
dunia. Beberapa kebijakan dan anjuran para pakar kesehatan yang berupa Self-Quarantine
dan Social Distancing sangat melemahkan beberapa sektor bisnis di Indonesia, khususnya
pariwisata dan manufaktur. Pada saat ini (20 Maret 2020, pukul 06.22 UTC) Rupiah
melemah hingga di angka Rp 16.205 per Dolar Amerika Serikat. Padahal, pada awal 2020
rupiah menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia melawan dolar AS karena menguat
2,29%. Terdapat tiga faktor ekonomi yang paling utama yang melemah karena adanya virus
corona yaitu, supply, demand, dan, service. Supply adalah ketersediaan barang, akibat wabah
ini Indonesia tidak bisa mendapatkan barang-barang yang dibutuhkan dari negara yang
terjangkit virus corona dikarenakan banyak negara yang melakukan kebijakan lockdown.

2. Menurut saya, solusi terbaik untuk memulihkan kondisi perekonomian di Indonesia adalah
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kebersihan dan mencegah penyebaran virus
corona. Anjuran dari pemerintah pusat (Self-Quarantine dan Social Distancing) sudah sangat
baik, hanya saja masih banyak masyarakat yang menganggap remeh perihal virus corona ini.
Tokoh-tokoh penting, influencer, organisasi masyarakat, tokoh agama, hingga perusahaan
kecil maupun besar harus berusaha untuk ikut serta dalam upaya peningkatan kesadaran
masyarakat. Kabar terkini menyatakan bahwa vaksin virus corona telah diciptakan dan
sedang dalam proses produksi masal. Ini kabar baik untuk seluruh negara dan sektor bisnis
yang terdampak. Hal terbaik untuk dilakukan adalah untuk mencegah penyebaran virus
corona semakin luas. Untuk perusahaan manufaktur, diusahakan untuk meminimalisir proses
produksi namun tidak memberhentikan keseluruhan proses. Proses produksi dapat berlanjut
dengan syarat seluruh pekerja wajib melewati beragam proses tes kesehatan dan dibuat
standar operasional prosedur menanggapi virus corona ini. Pekerja wajib menggunakan alat
perlindungan diri (APD) untuk meminimalisir tertular/tersebar virus corona. Bila hal tersebut
dapat dilakukan, maka image perusahaan akan menjadi lebih baik dan mencegah perginya
investor dari perusahaan.

3. a. Jaringan dan Telekomunikasi


Hubei, Cina, merupakan pusat serat optik dunia karena telah menyumbang ±25% serat
optik di dunia. Banyak manufaktur yang terganggu karena menurunnya tingkat produksi chip
memory yang terdapat di smartphone akibat lockdown. Perkembangan jaringan dan
telekomunikasi di Indonesia juga terganggu karena Indonesia bergantung pada Hubei, Cina,
atas ketersediaan serat optik dan chip memory tersebut.
b. Manufaktur
Sektor manufaktur di Indonesia sangat mengandalkan bahan baku impor. Virus corona
yang telah menjadi pandemi ini membuat ketersediaan barang di berbagai industri sangat
terbatas karena banyak aktivitas produksi di negara mitra dagang belum sepenuhnya normal.
Ketersediaan bahan baku dan suku cadang mesin industry garmen dari Cina diakui oleh
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) sudah terhenti sejak Januari lalu. Terdapat opsi
alternatif yaitu mengimpor ketersediaan barang dari negara lain namun kendala utama yang
terjadi adalah harga yang jauh lebih mahal. Terhambatnya ketersediaan bahan baku
dipengaruhi oleh aktivitas produksi, jalur logistik, dan kegiatan bongkar muat yang menurun
akibat wabah virus corona. Virus corona seolah menjadi bom waktu bagi para pelaku
industry karena suatu saat mereka akan kehabisan stok material untuk memproduksi produk
jadi. Akibatnya, persaingan dalam memperebutkan bahan baku dengan negara lain semakin
tidak terhindarkan.
c.

Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi
https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_koronavirus_2019%E2%80%932020
https://id.wikipedia.org/wiki/Negara

Anda mungkin juga menyukai