Anda di halaman 1dari 25

STRATEGI PENTARIFAN

RS
BALGIS ALZAGLADI/ 2006560434

INDAH PRIHATIN/ 2006506722


RIKI YEDIJA LUMBAN TOBING/ 2006560724

KELOMPOK 7
DEFINISI TARIF

• Harga (nilai uang) yang harus dibayar oleh konsumen untuk memperoleh atau
mengkonsumsi suatu komoditi (barang atau jasa) yang dibebankan kepada konsumen
sebagai imbalan atas komoditi yang diterimaBesarnya biaya yang harus dikeluarkan
untuk memperoleh jasa pelayanan kesehatan tertentu
TARIF RS

 Definisi:
 Tarif rumah sakit merupakan nilai dari tindakan pelayanan kesehatan
yang ditetapkan dalam ukuran uang.
 Ditetapkan secara rasional dan proporsional
LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN TARIF RS

 PMK No. 85 tahun 2015 tentang pola tarif nasional rumah sakit: Tarif rumah sakit adalah
imbalan yang diterima oleh pihak rumah sakit atas jasa dari kegiatan pelayanan maupun
non pelayanan yang diberikan kepada pengguna jasa.
 KepMenKes RI Nomor 582/SK/VI/1997 tentang Pola Tarif Rumah Sakit Pemerintah
 KepMenKes RI Nomor 560/SK/IV/2003 tentang Pola Tarif PERJAN Rumah Sakit
PRINSIP PENETAPAN TARIF

 Tarif rumah sakit adalah semua harga yang harus dibayarkan untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
 Tarif rumah sakit terdiri atas biaya ditambah margin yang diharapkan.
 Secara matematis maka tarif rumah sakit dapat digambarkan dalam
formula berikut:
Tarif = Total Biaya Tetap + (Biaya Variabel x Volume) + Margin
TUJUAN PENETAPAN TARIF

1. Penetapan tarif untuk membiayai semua biaya operasional


2. Penetapan Tarif untuk untuk Pembiayaan Subsidi Silang
3. Penetapan Tarif untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan
4. Penetapan Tarif untuk Tujuan Lain
 Tujuan lain dari tarif adalah untuk menghasilkan keunggulan bersaing.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
MENETAPKAN TARIF
1. Menghitung unit cost untuk semua tindakan pelayanan Kesehatan
2. Mengetahui tujuan strategis rumah sakit dalam penetapan tarif
3. Memahami struktur pasar tindakan pelayanan kesehatan yang disajikan rumah sakit
4. Memahami faktor-faktor pembentuk struktur pasar untuk setiap tindakan penyajian
pelayanan kesehatan yang disajikan rumah sakit antara lain adalah permintaan
5. Peraturan pemerintah
LANGKAH-LANGKAH PENETAPAN TARIF

• TAHAP PENGHITUNGAN UNIT COST


• TAHAP PENGHITUNGAN TARIF
• TAHAP PENYUSUNAN KEBIJAKAN PENETAPAN TARIF
• SOSIALISASI TARIF BARU RUMAH SAKIT
STRATEGI TARIF

Giddens, et al (2005)
• Selecting a pricing strategy for your product is critical, because price is the most highly
visible element of all marketing efforts.
• To price products appropriately, we need to know: (1) Cost and profit objectives; (2)
Customer or Demand; (3) and Competition
PRICE STRATEGY

• Dalam bisnis pelayanan kesehatan, penyedia layanan kesehatan memerlukan strategi dalam penetapan harga
sehingga dapat meningkatkan daya saing pasar, karena penetapan harga merupakan salah satu faktor terpenting
dalam keberhasilan sebuah perusahaan (Eldin, 2021).
• Elemen harga adalah elemen yang paling menantang. Di satu sisi, rumah sakit tetap memerlukan profit.
Sedangkan di sisi lain, harga layanan kesehatan yang terjangkau dapat menjadi poin penting untuk menarik
pelanggan. Selain itu, ada faktor-faktor lain yang terlibat dalam penentuan harga seperti kebijakan harga yang
ditetapkan oleh pemerintah melalui JKN. Elemen harga ini agak sulit untuk dikendalikan, tapi rumah sakit dapat
mencari peluang dengan menawarkan berbagai tingkatan layanan dengan harga yang beragam, tentu dengan
beberapa pilihan harga. Misalkan dengan menurunkan harga beberapa treatment untuk mendorong pelanggan
menggunakan jasa rumah sakit sehingga rumah sakit dapat memperoleh kepercayaan pelanggan (Pure, 2019).
FAKTOR PENENTU PENETAPAN TARIF PELAYANAN KESEHATAN

• Faktor internal institusi yaitu biaya riil atau biaya satuan (unit cost) pelayanan yang
diperlukan dan kebijakan pembiayaan bagi pelayanan tersebut
• Faktor eksternal institusi yang salah satunya adalah faktor kemampuan dan kemauan
membayar pengguna jasa (pasien)
DASAR RASIONALISASI TARIF

• BESARAN TARIF HARUS DAPAT COST RECOVERY TETAPI TETAP


MELINDUNGI GOLONGAN EKONOMI LEMAH (EQUITY)
• HARUS BERDASARKAN UNIT COST
• MEMPERHATIKAN ATP-WTP MASYARAKAT (PASAR POTENSIAL-NYA)
 UNIT COST

• BIAYA YANG DIBUTUHKAN UNTUK MELAYANI SATU KALI PEMERIKSAAN/


TINDAKAN/PELAYANAN.
• METODE:- FULL COSTING
• - DOUBLE DISTRIBUTION
• - ACTIVITY BASED COSTING (ABC)
• METODE ABC : BIAYA LANGSUNG + BIAYA TAK LANGSUNG
ABILITY TO PAY (ATP)

• Kemampuan membayar masyarakat, khususnya untuk pelayanan RS


Rumus:
• Jumlah pendapatan keluarga setahun dikurangi dengan jumlah pengeluaran keluarga non
pelayanan Kesehatan, dibagi jumlah anggota keluarga
• Diukur pada masyarakat yang merupakan “target market” rumah sakit, biasanya pada
radius 2-5 km dari rumah sakit
WILLINGNESS TO PAY

• Kemauan membayar masyarakat, khususnya dalam membeli pelayanan RS


• Dapat diukur dengan 2 cara: WTP actual dan WTP hipotetik
• WTP actual: berdasarkan realisasi yang sudah pernah dibayar masyarakat pada saat
memanfaatkan pelayanan rumah sakit, untuk masing-masing jenis pelayanan
• WTP hipotetik: berdasarkan kesanggupan masyarakat apabila akan memanfaatkan
pelayanan rumah sakit
STRATEGY PENETAPAN HARGA YANG UMUM
DITERAPKAN DALAM BISNIS LAYANAN
KESEHATAN
1. MARKET SKIMMING STRATEGY

• Market skimming strategy menargetkan pelanggan berpenghasilan tinggi yang tergolong


trendsetter, biasanya digunakan saat perusahaan meluncurkan layanan baru atau memiliki
keunggulan kompetitif. Misalnya saat rumah sakit memiliki mesin CT scan baru yang
high-tech, saat rumah sakit lain belum memiliki mesin ini. Rumah sakit harus
menentukan harga pada poin tertentu, lalu secara bertahap menurunkan harga dari waktu
ke waktu. Dengan strategi ini, rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang unik dan
kompeten dengan harga tinggi, yang dapat memberikan profit tertinggi (Eldin, 2021).
1. MARKET SKIMMING STRATEGY

• Keuntungan strategi market skimming (Eldin, 2021):


• Pengembalian investasi lebih tinggi
• Membantu menciptakan dan mempertahankan brand image perusahan
• Membantu dalam segmentasi pasar
• Pelanggan awal membantu dalam menguji produk baru
1. MARKET SKIMMING STRATEGY

• Strategi ini sangat cocok untuk produk dengan life-cycles yang pendek dan/atau yang
akan menghadapi kompetisi pada masa tertentu. Secara singkat, strategi skimming market
ini bertujuan memperoleh harga tinggi dengan volume pasar yang rendah (Achar, 2017).
Strategi market skimming juga membantu dalam mencapai break even point lebih cepat,
tapi perlu diingat bahwa harga awal tidak boleh terlalu ekstrim, untuk nantinya harga
diturunkan secara berangsur-angsur sehingga layanan menjadi lebih mudah diakses oleh
pasar yang lebih besar (Eldin, 2021).
2.PENETRATION PRICING STRATEGY

• Penetration pricing strategy merupakan kebalikan dari market skimming strategy. Perusahaan memulai
dengan tingkat harga minimum untuk mencapai volume pasar sebesar-besarnya, kemudian harga
dinaikkan secara bertahap. Strategi ini beresiko memberikan profit yang sangat minimal atau bahkan
nol, tetapi dapat mendorong pelanggan untuk mencoba layanan yang diberikan rumah sakit sehingga
dapat menciptakan kepercayaan atau loyalitas dari pelanggan (Eldin, 2021).
• Strategi harga penetrasi ini cocok diterapkan pada rumah sakit yang masih baru atau yang berada di
lingkungan dengan banyak kompetitor. Karena perusahaan memulai dengan harga yang lebih rendah
dari kompetitor, strategi ini sangat berguna untuk mengenalkan dan menonjolkan brand perusahaan.
Setelah perusahaan berhasil masuk ke dalam target pasar, barulah harga dapat dinaikkan menjadi setara
atau lebih tinggi daripada kompetitor, berdasarkan umpan balik positif dari pelanggan (Eldin, 2021).
3.COMPETITIVE PRICING STRATEGY

• Competitive pricing strategy tidak jauh berbeda dengan penetration pricing strategy.
Tujuan dari strategi harga kompetitif bukan untuk menargetkan pasar, tapi untuk
menjauhkan kompetitor dari pelanggan. Perusahaan menetapkan harga yang bersaing
dengan kompetitor dan mengawasi reaksi kompetitor, sehingga harga dapat disesuaikan
berdasarkan pergerakan kompetitor. Tapi strategi ini tidak bisa bertahan selamanya,
karena perusahaan harus mempertimbangkan kondisi produk/layanan yang berbeda
antara perusahaan dengan kompetitor (Eldin, 2021).
4.PREMIUM PRICING STRATEGY

• Terdapat segmen besar pelanggan yang tertarik dengan brand eksklusif dan mewah.
Premium pricing strategy sangat cocok untuk diterapkan pada segmen pasar tersebut,
contohnya untuk layanan kesehatan bedah plastik atau layanan rawat inap mewah.
Strategi harga premium dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan nilai dari
produk/layanan, yang dimulai dari peluncuran awal layanan tersebut, dimana perusahaan
harus selalu memberikan efek eksklusivitas dan kemewahan terhadap pelanggan (Eldin,
2021).
5.PSYCHOLOGICAL PRICING STRATEGY

• Angka yang ditulis pada sebuah harga, memiliki pengaruh psikologi terhadap pelanggan.
Psychological pricing strategy secara unik bertujuan untuk mengubah persepsi konsumen terhadap
berapa harga sebenarnya. Berikut beberapa contoh strategi harga psikologis (Eldin, 2021):
• Mengakhiri dengan angka ganjil, misalnya Rp 299.000,00 daripada menulis Rp 300.000,00 kondisi ini
membuat pelanggan merasa mengeluarkan biaya lebih sedikit
• Menuliskan harga original di sebelah harga promo untuk menunjukkan seberapa besar harga yang dapat
dihemat oleh pelanggan

• Strategi ini sangat cocok untuk target pelanggan yang peka terhadap harga, tapi tidak cocok untuk
target pelanggan yang mengincar eksklusivitas (Eldin, 2021).
6. VALUE PRICING STRATEGY

• Dalam value pricing strategy, harga ditetapkan berdasarkan persepsi pelanggan terhadap nilai dari
produk/layanan (Achar, 2017). Nilai ini sangatlah penting, karena mempertimbangkan semua faktor ekonomi,
produktivitas, dan psikologis dari produk dan pelanggannya. Untuk menetapkan harga berdasarkan nilai,
perusahaan harus memiliki pemahaman yang mendalam mengenai kebutuhan pelanggan, pain point (segala
masalah yang dihadapi pelanggan), motivasi, serta reputasi brand perusahaan. Perlu juga mempertimbangkan
bagaimana keadaan pasar mempengaruhi cara orang memandang nilai produk/layanan (Eldin, 2021).
• Saat perusahaan menggunakan strategi penetapan harga manapun, elemen nilai tetap harus diingat meskipun
bukan strategi utama yang digunakan. Hal ini dapat membantu mengurangi resiko dengan memastikan
perusahaan tidak memulai dengan harga yang terlalu tinggi saat melakukan skimming harga atau menjual
dengan harga yang terlalu rendah (Eldin, 2021).
DAFTAR PUSTAKA

1. Achar, S. (2017). Pricing Strategies With Particular Reference to Healthcare. Global Management Accountants Conference (pp. 2-21). Pakistan: ICMA
Pakistan.
2. Eldin, A. E. (2021, Apr 18). 6 Powerful Pricing Strategies Used in Healthcare. Retrieved Oct 13, 2021, from https://healthcarebusinessclub.com/:
https://healthcarebusinessclub.com/articles/healthcare-provider/facility-management/healthcare-pricing-strategies/
3. Pure, B. (2019, Apr 29). Hospital Marketing: How the 4 Ps of Marketing Mix Will Net More Patients for Your Hospital. Retrieved Oct 7, 2021, from
https://www.thedoctorsanswer.com/: https://blog.thedoctorsanswer.com/4-ps-of-hospital-marketing-mix
4. Agastya, Arifai. (2009). Unit cost dan Tarif Rumah Sakit. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
5. Kevin Davine, P.O.D.L. (2000). Health-Care Financial Management in a Changing Environment. Journal of Business Research, 48(3), pp.183-91.
6. Pemerintah Indonesia. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan No. 85 Tahun 2015 tentang Pola Tarif Nasional Rumah Sakit. Berita Negara RI Tahun 2015,
No 9. Jakarta: Dirjen Peraturan Perundang-undangan Kemenkumham RI.
7. Porter, M.E. (2008). The five competitive forces that shape strategy. Harvard Business Review 86: 78–95.
8. Sabarguna, B. (2003). Manajemen Keuangan Rumah Sakit. Yogyakarta: Konsorsium Rumah Sakit Jateng.
9. Trisnantoro, L. (2004). Konsep Penetapan Tarif Dalam Manajemen Rumah Sakit, MM. Universitas Gajah Mada.

Anda mungkin juga menyukai