Anda di halaman 1dari 12

EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736

Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan


Volome 2 No. 2 Tahun 2017
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

PROFESIONALISME KERJA PERANGKAT KELURAHAN DALAM


PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN KOTAMOBAGU
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

Andika Winly Oroh1


Novie Pioh2
Gustaf Undap3

Abstrak
Profesionalisme pegawai sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan pegawai yang
tercemin dalam perilaku sehari-hari. Hal tersebut harus mengacu kepada potensi
pegawai dalam mengerjakan tugas-tugas yang diembannya. Dengan adanya
profesionalisme birokrat ataupun aparatur pemerintah harus professional dalam
bekerja sekaligus taat hukum, netral, rasional, demokratik, inovatif mandiri memiliki
integritas yang tinggi serta menjunjung tinggi etika administrasi publik dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Teknik analisa data yang digunakan ada
penelitian ini adalah teknik analisa yang dilakukan sepanjang penelitian berlangsung
sejak pengumpulan data dimulai, analisis data dilangsungkan secara terus menerus
hingga pembuatan laporan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
bahwa profesionalisme dikaji dari aspek-aspek kompetensi kerja, efektivitas, efisiensi,
dan tanggung jawab, dimana pegawai Kelurahan Kotamobagu dalam pelayanan publik
harus lebih ditingkatkan, hal ini terbukti dari tanggapan informan yang menyatakan
bahwa kesiapan pegawai dalam pelaksanaan pelayanan publik yaitu disiplin dalam
memulai dan menyelesaikan pelayanan, mampu mengerjakan pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya, sikap aparatur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,
dimana aparatur dalam bekerja belum sepenuhnya memahami dan melaksanakan
dengan baik peran, tugas dan tanggung jawab mereka didalam memberikan pelayanan
publik

Kata Kunci: Profesionalisme Kerja, Perangkat Kelurahan, Pelayanan Publik.

1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP-Unsrat..
2
Ketua Penguji/Dosen Pembimbing Skripsi
3
Sekretaris Penguji/Dosen Pembimbing Skripsi
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 2 No. 2 Tahun 2017
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Pendahuluan tugasnya, perangkat kelurahan


Profesionalisme menurut sebagaimana yang dimaksud pada ayat
Sedarmayanti (2010:96) adalah pilar (2), bertanggung jawab kepada Lurah.
yang akan menempatkan birokrasi Perangkat kelurahan sebagaimana yang
sebagai mesin efektif bagi pemerintah dimaksud pada ayat (2), diisi dari
dan sebagai parameter kecakapan pegawai negri sipil yang di angkat oleh
aparatur dalam bekerja secara baik. sekretaris daerah Kabupaten dan kota
Ukuran profesionalisme adalah asal usul Camat.
kompetensi, efektivitas, dan efesiensi Demikian juga yang terjadi di kantor
serta bertanggung jawab. Kelancaran kelurahan kotamobagu, tidak terlepas
pelaksanaan tugas organisasi itu sangat dari peran dan fungsi pegawainya.
tergantung pada kesempurnaan pegawai Dimana peran dan fungsi pegawai-
yang berada di dalamnya yang mampu pegawai ini adalah membantu
berkerja secara profesional, efektif, dan pelaksanaan tugas yang diberikan dari
efisien guna meningkatkan kelancaran pimpinan kelurahan. Para pegawai di
roda pemerintahan. Aparatur kantor lurah kotamobagu di tuntut untuk
pemerintahan sebagai penyelenggara memiliki profesionalisme kerja, agar
pelayanan bagi masyarakat sekaligus kerja dan tugas yang diberikan atau
sebagai publik service, memikirkan dan diemban dapat dilaksanakan secara
mengupayakan tercapainya sasaran optimal. Dalam menjalankan tugasnya
pelayanan kepada masyarakat dalam para pegawai di kantor lurah
berbagai lapisan, melakukan tugasnya Kotamobagu pada umumnya harus
ini dikarenakan profesionalisme memiliki kemampuan, keahlian, rasa
birokrat ataupun Pegawai Negeri Sipil tanggung jawab yang besar serta
tersebut tidak berjalan dengan baik. mampu menyelesaikan masalah yang
Banyak yang bisa mempengaruhi dihadapinya, demi terciptanya
profesionalisme kerja pegawai sehingga profesionalisme pegawai dalam
kurang maksimal dan optimal, melaksanakan tugasnya. Namun pada
diantaranya kurang keahlian yang kenyataannya banyak dijumpai pegawai
dimiliki pegawai itu dalam proses di kantor Kelurahan Kotamobagu
plaksanaan kerja. Untuk tercapainya kurang profesional. Masih dijumpai
profesionalisme kerja yang baik beberapa gejala masalah diantaranya
diperlukan kemampuan dan keahlian adalah masih ada warga yang mengeluh
kerja untuk melaksanakan tugas soal jaminan waktu pelayanan sehingga
pokoknya. Dalam suatu instansi tidak menentu kapan pengurusan surat
pemerintah daerah yang terkecil di kantor kelurahan selesai, ada pegawai
khususnya di kelurahan. Pada Peraturan yang keluar dari kantor saat jam kerja
Pemerintah No 73 Tahun 2005, tentang sehingga menunda-nunda pekerjaannya
Kelurahan Pasal 6 ayat (1), karena ada urusan lain, dan masih
menerangkan bahwa Kelurahan terdiri terlihat pegawai yang kurang tanggap
dari Lurah dan perangkat Kelurahan. dalam menyelesaikan pekerjaan. Tentu
Kemudian ayat (2), menerangkan hal ini tidak sesuai dengan harapan
bahwa perangkat Kelurahan sebagai masyarakat tentang pelayanan yang
mana yang dimaksud pada ayat (1), akan diberikan.
terdiri dari Sekretaris Kelurahan dan Fenomena tersebut menunjukkan
seksi sebanyak empat seksi dan jabatan gejala bahwa aparatur di Kantor
fungsional. Dalam melaksanakan Kelurahan Kotamobagu belum

2
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 2 No. 2 Tahun 2017
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

sepenuhnya mampu melaksanakan ditujukan untuk kepentingan publik atau


tugas pekerjaan yang diemban secara masyarakat yang mengandung adanya
professional, hal ini turut disadari unsur-unsur perhatian dan kesediaan
bahwa proses rekrutmen dan serta kesiapan dari pelaksana pelayanan
penempatan aparatur yang masih tersebut. Untuk itu aparat pemerintah
dilakukan secara umum, artinya belum tentunya lebih meningkatkan
terdapat standar khusus yang keterampilan atau keahlian dan
diberlakukan bagi penempatan aparatur semangat yang tinggi sebagai pelayan
pada bidang-bidang tertentu seperti di publik, sehingga pelayanan dapat secara
kantor kelurahan. Berdasarkan ukuran maksimal diterima dan memberikan
profesionalisme yaitu kompetensi, kepuasan bagi masyarakat.
aparatur kantor Kelurahan Kotamobagu
belum memenuhi harapan kompetensi Tinjauan Pustaka
sebagai aparatur yang berhadapan Sebelum membahas sikap
langsung dengan masyarakat sebagai profesional, ada baiknya diketahui
penyedia layanan publik, sehingga hal terlebih dahulu makna profesional dan
ini akan mengakibatkan efektivitas, profesionalisme, dan akhirnya baru
efisiensi, dan tanggung jawab kerja akan tercapai tindakan profesional.
yang lemah. Peranan pemimpin Profesional artinya ahli dalam
kelurahan yaitu lurah juga dituntut bidangnya. Jika seorang manajer
untuk dapat ditingkatkan dalam mengaku sebagai seorang yang
mengawasi, mengevaluasi, serta profesional maka ia harus mampu
memberikan pembinaan kepada menunjukan bahwa dia ahli dalam
aparaturnya sehingga aparatur bidangnya. Harus mampu menunjukan
kelurahan dapat bekerja secara kualitas yang tinggi dalam pekerjannya.
maksimal dan professional sesuai Berbicara mengenai profesionalisme
dengan standart dan ukuran kinerja mencerminkan sikap seseorang terhadap
tugas pokok dan fungsi masing-masing profesinya. Secara sederhana,
aparatur. Tugas pokok Pemerintah pada profesionalisme yang diartikan perilaku,
hakekatnya adalah memberikan cara, dan kualitas yang menjadi ciri
pelayanan kepada masyarakat dalam suatu profesi. Seseorang dikatakan
rangka meningkatkan kesejahteraan professional apabila pekerjannya
masyarakat. Demikian juga dengan memiliki ciri standar teknis atau etika
Pemerintahan Kelurahan yang suatu profesi (Oerip dan Uetomo,
merupakan ujung tombak pertama 2000:264-265). Istilah profesional itu
dalam pemberian pelayanan kepada berlaku untuk semua aparat mulai dari
masyarakat. Dalam melayani tingkat atas sampai tingkat bawah.
masyarakat, pemerintah Kelurahan juga Profesionalisme dapat diartikan sebagai
tidak terlepas dari permasalahan yang suatu kemampuan dan keterampilan
berkenaan dengan kondisi pelayanan seseorang dalam melakukan pekerjaan
yang relatif belum memuaskan. Hal ini menurut bidang dan tingkatan masing-
terutama berkaitan dengan baik masing. Profesionalisme menyangkut
buruknya sumber daya aparatur kecocokan (fitness), antara kemampuan
pemerintah yang profesional. Maka yang dimiliki oleh birokrasi
dengan demikian pelayanan publik (bereaucratic–competence) dengan
dapat ditafsirkan sebagai tanggung kebutuhan tugas (task–reguerement),
jawab pemerintah atas kegiatan yang terpenuhi kecocokan antara kemampuan

3
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 2 No. 2 Tahun 2017
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

dengan kebutuhan tugas merupakan bahwa “Profesional adalah suatu sikap


syarat terbentuknya aparatur yang atau keadaan dalam melaksanakan
profesional. Artinya keahlian dan pekerjaan dengan memerlukan keahlian
kemampuan aparat merefleksikan arah melalui pendidikan atau latihan tertentu,
dan tujuan yang ingin dicapai oleh dan dilakukan sebagai suatu pekerjaan
sebuah organisasi (Kurniawan, yang menjadi sumber penghasilan”.
2005:74). Menurut Imawan (1997:77) Sedangkan menurut Suparlan (dalam
profesionalisme menunjukkan hasil Daryanto, 2013:17) menjelaskan bahwa
kerja yang sesuai dengan standar teknis “Profesional berasal dari kata profesi
atau etika sebuah profesi. Aktivitas yang mempunyai makna menunjukan
kerja itu lazim berhubungan dengan pada suatu pekerjaan atau jabatan yang
penghasilan dalam bentuk uang. Untuk menuntut keahlian, tanggung jawab,
menciptakan kadar profesionalitas dan kesetiaan pada pekerjaan itu”.
dalam melaksanakan misi institusi Profesionalisme ini dapat di artikan
persyaratan dasarnya adalah tersedianya sebagai nilai-nilai moral dan mental
sumber daya manusia yang andal, yang sangat kaya. Khususnya bagi
pekerjaan yang terprogram dengan baik, aparatur pemerintahan yang memiliki
dan waktu yang tersedia untuk profesi sebagai pelayan masyarakat.
melaksanakan program tersebut serta Orang yang professional bisa dikatakan
adanya dukungan dana yang memadai profesional apabila memiliki kemapuan
dan fasilitas yang memadai dan fasilitas dengan baik dalam berkerja serta
yang mendukung. memiliki inovasi dalam menjalankan
Profesionalisme pegawai sangat tugas yang diberikan oleh atasanya.
ditentukan oleh tingkat kemampuan Sementara menurut Sedarmayanti
pegawai yang tercermin melalui (2010:96) mengatakan profesionalisme
perilakunya sehari–hari dalam adalah pilar yang menempatkan
organisasi. Tingkat kemampuan birokrasi sebagai mesin yang efektif
pegawai yang tinggi akan lebih cepat bagi pemerintah dan sebagai parameter
mengarah kepada pencapaian tujuan kecakapan aparatur dalam bekerja
organisasi yang telah direncanakan secara baik. Ukuran profesionalisme
sebelumnya, sebaliknya apabila tingkat adalah kompetensi, efektivitas dan
kemampuan pegawai rendah efesiensi serta bertanggung jawab.
kecenderungan tujuan organisasi yang Terbentuknya aparatur profesional
akan dicapai akan lambat bahkan menurut pendapat diatas memerlukan
menyimpang dari rencana semula. kemampuan, kemampuan dan keahlian
Istilah kemampuan menunjukkan serta pengalaman yang muncul tidak
potensi untuk melaksanakan tugas yang tiba-tiba tanpa melalui perjalanan
mungkin dan tidak mungkin dilakukan. waktu. Dengan kemampuan yang
Kalau disebut potensi, maka dimiliki oleh aparat memungkinnya
kemampuan disini baru merupakan untuk menjalankan. Apa yang
kekuatan yang ada di dalam diri dikemukakan Oemar Hamalik (2000:7-
seseorang. Dan istilah kemampuan 8) dapat menambah pemahaman
dapat juga dipergunakan untuk mengenai profesionalisme kerja
menunjukkan apa yang akan dapat pegawai atau tenaga kerja. Ia
dikerjakan oleh seseorang, bukan apa mengemukakan bahwa tenaga kerja
yang telah dikerjakan oleh seseorang. pada hakikatnya mengandung aspek-
Menurut Sedarmayanti (2010:157) aspek:

4
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 2 No. 2 Tahun 2017
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

1. Aspek Potensial, bahwa setiap tenaga berprestasi, berupaya agar berhasil


kerja memiliki potensi-potensi dan memberikan hasil dari
herediter yang bersifat dinamis, yang pekerjaannya, baik kuantitas maupun
terus berkembang dan dapat kualitas.
dikembangkan. Potensi-potensi itu Pendapat Boediono (2003:60),
antara lain : daya mengingat, daya bahwa pelayanan merupakan suatu
berpikir, daya berkehendak, daya proses bantuan kepada orang lain
perasaan, bakat, minat, motivasi, dan dengan cara-cara tertentu yang
potensi-potensi lainnya. memerlukan kepekaan dan hubungan
2. Aspek Profesionalisme dan atau interpersonal agar terciptanya kepuasan
vokasional, bahwa setiap tenaga dan keberhasilan. Dalam pendapat Gie
kerja memiliki kemampuan dan (1993:105) mendefenisikan pelayanan
keterampilan kerja atau kejuruan merupakan suatu kegiatan dalam suatu
dalam bidang tertentu, dengan organisasi atau instansi yang dilakukan
kemampuan dan keterampilan itu, untuk mengamalkan dan mengabdikan
dia dapat mengabdikan dirinya diri kepada masyarakat. Berdasarkan
dalam lapangan kerja tertentu dan definisi pelayanan di atas dapatlah
menciptakan hasil yang baik secara disimpulkan bahwa pelayanan adalah
optimal. kegiatan yang dilakukan oleh organisasi
3. Aspek Fungsional, bahwa setiap atau instansi yang ditujukan untuik
tenaga kerja melaksanakan kepentingan masyarakat yang dapat
pekerjaannya secara tepat guna, berbentuk uang, barang, ide, atau
artinya dia bekerja sesuai dengan gagasan ataupun surat-surat atas dasar
tugas dan fungsinya dalam bidang keikhlasan, rasa senang, jujur,
yang sesuai pula, misalnya seorang mengutamakan rasa puas bagi yang
tenaga kerja yang memiliki menerima layanan. Menurut Kurniawan
keterampilan dalam bidang (dalam Sinambela, 2006:5) pelayanan
elektronik seyogianya bekerja dalam publik diartikan sebagai pemberi
bidang pekerjaan elektronik, bukan pelayanan (melayani) keperluan orang
bekerja sebagai tukang kayu untuk atau masyarakat yang mempunyai
bangunan. kepentingan pada organisasi itu sesuai
4. Aspek Operasional, bahwa setiap dengan aturan pokok dan tata cara yang
tenaga kerja dapat mendayagunakan ditetapkan. Pengertian pelayanan umum
kemampuan dan keterampilannya menurut Keputusan Menteri Negara
dalam proses dan prosedur Pendayagunaan Aparatur Negara (Men-
pelaksanaan kegiatan kerja yang PAN) Nomor 81 Tahun 1993 adakah
sedang ditekuninya. segala bentuk kegiatan pelayanan umum
5. Aspek Personal, bahwa setiap tenaga yang dilaksanakan oleh instansi
kerja harus memiliki sifat-sifat pemerintah pusat, di daerah, dan
kepribadian yang menunjang lingkungan Badan Usaha Milik
pekerjaannya, misalnya : sikap Negara/Daerah dalam bentuk barang
mandiri dan tangguh, bertanggung dan jasa, baik dalam rangka upaya
jawab, tekun dan rajin, mencintai pemenuhan kebutuhan masyarakat
pekerjaannya, berdisiplin dan maupun dalam rangka upaya
berdedikasi tinggi. pemenuhan kebutuhan masyarakat
6. Aspek Produktivitas, bahwa setiap maupun dalam rangka pelaksanaan
tenaga kerja harus memiliki motif ketentuan peraturan perundang–

5
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 2 No. 2 Tahun 2017
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

undangan (Boediono, 2003:61). Dari 1. Kompetensi yang terdiri dari:


defenisi di atas dapatlah dipahami Keterampilan dan pengetahuan yang
bahwa pelayanan publik merupakan dimiliki aparat kelurahan
jenis bidang usaha yang dikelola oleh 2. Efektifitas kerja yang terdiri dari:
pemerintah dalam bentuk barang dan Kuantitas kerja, kualitas kerja, dan
jasa untuk melayani kepentingan waktu pekerjaan yang dimiliki aparat
masyarakat tanpa berorientasi. kelurahan
3. Efesiensi yang terdiri dari: biaya dan
Metode Penelitian waktu pelayanan yang dimiliki
Penelitian ini menggunakan aparat kelurahan
metode deskriptif. Narbuko dan 4. Bertanggung Jawab yang terdiri dari:
Achmadi (2004:44) memberikan menyelesaikan tugas dengan baik,
pengertian penelitian deskriptif sebagai tepat waktu, dan berani menanggung
penelitian yang berusaha untuk resiko oleh aparat kelurahan
menuturkan pemecahan masalah yang
ada sekarang berdasarkan data-data, jadi Hasil Penelitian
ia juga menyajikan data, menganalisis 1. Kompetensi Perangkat Kelurahan
dan menginterpretasi, ia juga bisa Pada sesi lainnya, bahwa
bersifat komperatif dan korelatif. peningkatan kompetensi aparatur dapat
Informan dalam penelitian ini dilakukan melalui peningkatan
dengan menggunakan teknik Purposive ketrampilan dan keahlian. Hal tersebut
Sampling, untuk pegawai kantor dapat dilakukan melalui diklat
kelurahan kotamobagu, dimana cara administrasi, diklat teknis dan diklat
penentuan informan bukan berdasarkan kepemimpinan. Diklat administasi ini
atas adanya tujuan tertentu, sedangkan bertujuan agar aparatur dapat
untuk masyarakat dengan menggunakan meningkatkan kompetensi dibidangnya.
sampling acciddental, yaitu teknik Pendidikan dan Pelatihan dibidang
penentuan sampel berdasarkan administrasi yang aparatur laksanakan,
kebetulan, yakni siapa saja secara telah memberikan kontribusi yang
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat berarti bagi pegawai dalam rangka
digunakan sebagai informan, bila orang kelancaran tugas. Namun suatu hal yang
yang ditemui itu cocok dengan sumber terpenting bagi pegawai setelah
data yaitu melakukan pengurusan memiliki legalitas pelatihan, ada
pelayanan publik di kantor kelurahan perubahan/perbedaan yang cukup
kotamobagu. Dengan demikian yang mendasar adalah keefektifan kerja.
menjadi informan yaitu: Dengan memiliki legalitas pelatihan
1. Lurah justru hasil kerjanya lebih efektif dan
2. Sekretaris Lurah efisien. Setelah dianalisis menunjukkan
3. Kepala seksi Pemerintahan bahwa pegawai yang punya legalitas
4. Masyarakat yang diambil 5 orang per pelatihan dapat memperbaiki dan
kelurahan meningkatkan hasil kerja yang lebih
Penelitian ini difokuskan pada baik. Memang ada perbedaan yang
profesionalisme kerja perangkat mendasar bahwa pegawai yang
kelurahan dalam memberikan pelayanan mengikuti pelatihan kinerjanya lebih
publik, yang dikaji berdasarkan teori baik bila dibandingkan dengan
Profesionalisme kerja Sedarmayanti sebelumnya. Karena itu cukup beralasan
(2009:96) yaitu: jika setiap aparatur diberdayakan guna

6
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 2 No. 2 Tahun 2017
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

menunjang kelancaran tugas rutin. kepuasan, pencapaian visi organisasi,


Komitmen dari Pemerintah Kota pemenuhan aspirasi, pengembangan
Kotamobagu dalam mengembangkan sumber daya manusia organisasi dan
kompetensi aparatur melalui pendidikan aspirasi yang dimiliki, serta
dan latihan administrasi, pada tahun memberikan dampak positif bagi
2016 tercatat masing-masing 2 orang masyarakat. Kefektifan adalah penilaian
aparatur kelurahan dengan materi diklat yang dibuat sehubungan dengan prestasi
antara lain diklat perbendaharaan, individu, Kelompok dan organisasi.
kepegawaian, pengadaan barang dan Pegawai Negeri Sipil sebagai seorang
jasa, dan manajemen perkantoran. Dari individu merupakan pelaku dalam
segi kuantitatif, jumlah aparatur yang efektivitas Individu. Dalam Prespektif
mengikuti diklat administrasi ini kefektivan, dibagi dalam tiga tingkatan
termasuk sangat kecil, dibanding dan bagian yang paling mendasar
dengan jumlah pegawai seluruhnya. adalah keefektivan Individu. Kefektivan
Kondisi ini menunjukkan belum suatu Kelompok akan ditentukan oleh
maksimalnya upaya pengembangan keefektivan individu dan kefektivan
kompetensi melalui Pendidikan dan organisasi tergantung pada keefektivan
pelatihan administrasi aparatur kelompok. Dengan kata lain, organisasi
disebabkan oleh terbatasnya alokasi akan efektif, jika individu (Pegawai
anggaran dan kurangnya minat aparatur Negeri Sipil) khususnya aparatur
untuk meningkatkan keterampilan dan kelurahan juga efektif.
keahlian. Namun demikian upaya yang Berdasarkan hasil penelitian,
dilakukan dapat menambah beberapa mencoba melihat fakta dilapangan dan
pegawai yang mempunyai legalitas ternyata peneliti menemukan masalah
pelatihan. Dengan demikian dalam organisasi yang berasal dari
pengembangan kompetensi aparatur individu tersebut yang sering
yang dilakukan oleh Pemerintah Kota mengakibatkan organisasi tidak berjalan
Kotamobagu melalui pelatihan efektif. Terlihat pada jam–jam kerja ada
administrasi umum, dalam kurun waktu beberapa ruangan yang kosong, hal ini
tiga tahun terakhir ini dapat di karenakan perangkat kelurahan
menghasilkan sebanyak 10 orang yang tersebut tidak berada ditempat. Di sisi
memiliki legalitas pelatihan bidang lain, tiga pendekatan yang diperlukan
administrasi umum. Dari jumlah dalam mengukur efektivitas individu,
tersebut diantaranya 2 orang diklat yaitu:
perbendaharaan dan 3 orang pada diklat 1. Pendekatan sumber (resource
kepegawaian, kemudian terdapat 2 approach) yakni mengukur
orang mempunyai legalitas bidang efektivitas dari input. Pendekatan
kepegawaian dan 3 orang legalitas mengutamakan adanya keberhasilan
manajemen perkantoran. organisasi untuk memperoleh sumber
2. Efektivitas Kerja Perangkat daya, baik fisik maupun non fisik
Kelurahan yang sesuai dengan kebutuhan
Efektivitas sering digunakan sebagai organisasi.
konsep tentang efektif dimana sebuah 2. Pendekatan proses (process
organisasi bertujuan untuk approach) adalah untuk melihat
menghasilkan. Organizational sejauh mana efektivitas pelaksanaan
effectiveness (efektivitas organisasi) program dari semua kegiatan proses
dapat dilakukan dengan memperhatikan internal atau mekanisme organisasi.

7
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 2 No. 2 Tahun 2017
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

3. Pendekatan sasaran (goals approach) 4. Keadaptasian: keadaptasian ialah


dimana pusat perhatian pada output, tingkat dimana organisasi dapat
mengukur keberhasilan organisasi benar–benar tanggap terhadap
untuk mencapai hasil (output) yang perubahan internal dan eksternal.
sesuai dengan rencana. 5. Pengembangan: kriteria ini
Unsur penting dalam konsep mengukur kemampuan organisasi
efektivitas sesungguhnya adalah untuk meningkatkan kapasitasnya
pencapaian tujuan sesuai dengan apa menghadapi tuntutan lingkungan.
yang telah disepakati secara maksimal, Suatu organisasi harus melakukan
tujuan merupakan harapan yang dicita- berbagai upaya untuk memperbesar
citakan atau suatu kondisi tertentu yang kesempatan kelangsungan hidup jangka
ingin dicapai oleh serangkaian proses. panjangnya. Usaha–usaha
Membangun organisasi dan individu pengembangan yang lazim ialah
yang efektif memerlukan kriteria program pelatihan untuk meningkatkan
kefektifan. Kriteria keefektifan secara kualitas pegawai. Jika dihubungkan
khas dinyatakan dalam ukuran waktu dengan Pelayanan Publik, Produksi
jangka pendek, jangka menengah dan merupakan kemampuan pegawai Negeri
jangka panjang. Kriteria jangka pendek Sipil dalam memberikan jasanya
adalah untuk menunjukkan hasil sebagai pelayan masyarakat.
tindakan yang mencakup waktu satu 3. Efesiensi Kerja Perangkat Kelurahan
tahun atau kurang. Kriteria jangka Efisiensi adalah proses dalam
menengah diterapkan jika anda menilai pelaksanaan pekerjaan perangkat
keefektifan seseorang, kelompok, atau kelurahan terutama pada pelayanan
organisasi dalam jangka waktu yang publik itu sendiri. Contohnya dalam
lebih lama, umpamanya lima tahun. pengurusan surat keterangan domisili,
Kriteria jangka panjang dipakai untuk masukan (input) dalam bagian dari
menilai waktu yang akan datang yang kemampuan dan skill perangkat
tidak terbatas. Lima kategori kriteria kelurahan, sedangkan proses merupakan
keefektifan: serangkaian aktivitas yang dilakukan
1. Produksi: mencerminkan dan diupayakan perangkat kelurahan
kemampuan organisasi kelurahan dalam pembuatan surat-surat
untuk menghasilkan jumlah dan adminsitrasi. Terakhir keluaran adalah
kualitas keluaran yang dibutuhkan hasil akhir dari serangkaian masukkan
lingkungan. dan proses yang dilakukan.
2. Efisiensi: didefinisikan sebagai Kriteria selanjutnya adalah kepuasan,
perbandingan keluaran terhadap dimana dalam pelayanan publik berarti
masukkan. Kriteria jangka pendek ini rasa puas terhadap produksi maupun
memfokuskan perhatian atas siklus efisiensi yang ada di dalam pelayanan
keseluruhan dari masukan-proses- publik. Sedangkan keadaptasian adalah
keluaran, dengan menekankan pada cara bagaimana perangkat kelurahan
elemen masukkan dan proses. dalam menghadapi permasalahan yang
3. Kepuasaan: kepuasan dan moral berhubungan dengan pelayanan publik
adalah ukuran yang serupa untuk yang ada di kantor kelurahan termasuk
menunjukkan tingkat dimana di dalamnya keluhan-keluhan dari
organisasi memenuhi kebutuhan masyarakat. Pengembangan merupakan
pelanggannya. kriteria selanjutnya agar organisasi
dapat berjalan efektif. Pengembangan

8
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 2 No. 2 Tahun 2017
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

dapat diartikan sebagai solusi untuk yang dijanjikan dengan segera dan
meningkatkan kualitas dalam pelayanan memuaskan. Untuk segi kepercayaan
publik seperti pelatihan-pelatihan yang di kantor kelurahan kotamobagu,
dapat menunjang kompotensi perangkat masyarakat terkadang mengeluhkan
kelurahan. waktu pelayanan yang dijanjikan.
Dalam praktek pelayanan publik di 3. Responsiveness (daya tanggap) yaitu
kantor kelurahan Kotamobagu, sikap tanggap pegawai dalam
perangkat kelurahan belum mampu memberikan pelayanan yang
untuk memberikan jasanya secara dibutuhkan dan dapat menyelesaikan
maksimal. Berbagai kendala yang dengan cepat. Kecepatan pelayanan
berasal dari individu perangkat itu yang diberikan merupakan sikap
sendiri membuat proses pelayanan tanggap dari petugas dalam
publik menjadi lamban. Sedangkan pemberian pelayanan yang
menurut Parasuraman ada 10 dimensi dibutuhkan. Sikap tanggap ini
kualitas yang menentukan kualitas merupakan satu akibat akal dan
pelayanan yaitu: Realibility, pikiran yang ditunjukkan pada
Responsiveness, Competence, Acces, pelanggan.
Courtesy, Communication, Credibilty, 4. Assurance (jaminan) mencakup
Security, Understanding, Tangible. pengetahuan, kemampuan,
Namun dalam perkembangan kesopanan dan sifat dapat dipercaya
selanjutnya Parasuraman sampai pada yang dimiliki pegawai, bebas dari
kesimpulan bahwa kesepuluh dimensi bahaya, risiko dan keragu-raguan.
kualitas pelayanan diatas dirangkum Jaminan adalah upaya perlindungan
menjadi lima dimensi yaitu: yang disajikan untuk masyarakat
1. Tangible (bukti fisik) meliputi bagi warganya terhadap resiko yang
fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai apabila resiko itu terjadi akan dapat
dan sarana komunikasi serta mengakibatkan gangguan dalam
kendaraan operasional. Dengan struktur kehidupan yang normal.
demikian, bukti langsung/wujud Kelemahan dari aparatur Kelurahan
merupakan satu indikator yang Kotamobagu adalah terletak pada
paling konkrit. Wujudnya berupa etos kerja khususnya lagi mengenai
segala fasilitas yang secara nyata kedisiplinan.
dapat terlihat. Berdasarkan fakta 5. Empathy (empati) meliputi
dilapangan, di kantor kelurahan kemudahan dalam melakukan
Kotamobagu, sudah tersedia hubungan, komunikasi yang baik dan
beberapa fasilitas seperti buku tamu, memahami kebutuhan pelanggan.
buku profil kelurahan, buku surat Empati merupakan individualized
masuk dan keluar, buku catatan attention to customer. Empati adalah
keuangan dan lain-lain sebagainya. perhatian yang dilaksanakan secara
Hanya saja perlengkapan seperti pribadi atau individu terhadap
komputer masih kurang memadai. pelanggan dengan menempatkan
Komputer hanya berjumlah 1 unit. dirinya pada situasi pelanggan. Dari
Perlu adanya perbaikan fasilitas sisi empati, aparatur yang ada di
untuk menunjang tugas dan fungsi kantor kelurahan Kotamobagu sudah
aparat kelurahan. berusaha untuk membangun
2. Reliability (kepercayaan) merupakan komunikasi yang baik dengan
kemampuan memberikan pelayanan masyarakat kelurahan kolongan. Hal

9
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 2 No. 2 Tahun 2017
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

ini menjadi jelas karena setiap tertuang dalam uraian tugas atau job
minggunya aparatur kelurahan description. Semua tugas, dan tanggung
berusaha untuk memperbaiki kualitas jawab telah diuraikan secara terperinci,
pelayanan dengan di adakannya tujuannya tentu agar memudahkan
evaluasi kinerja tiap mingggu dalam hal pemahaman dalam bidang
sebagai bentuk keinginan untuk pekerjaannya. Selain uraian tugas,
memahami keluhan–keluhan penerapan tanggung jawab dalam ruang
masyarakat namun sayangnya lingkup pekerjaan juga dituangkan
program ini belum terimplementasi dalam aturan-aturan lain seperti Standar
dengan baik Operasional Prosedur (SOP), dan
4. Tanggung Jawab Perangkat Standar Operasional Manajemen
Kelurahan (SOM).
Tanggung Jawab adalah kesadaran
manusia akan tingkah laku atau Kesimpulan
perbuatannya yang disengaja maupun 1. Kompetensi kerja pegawai
tidak disengaja. Selain itu Tanggung Kelurahan Kotamobagu dalam
Jawab juga merupakan perwujudan pelayanan publik harus lebih
kesadaran akan kewajiban. Tanggung ditingkatkan. Hal ini terbukti dari
Jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah tanggapan informan yang
menjadi bagian hidup manusia, setiap menyatakan bahwa kesiapan pegawai
orang dibebani dengan tanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan publik
telebih dalam ruang lingkup Pekerjaan. yaitu disiplin dalam memulai dan
Berdasarkan penkajian yang lebih menyelesaikan pelayanan, mampu
mendalam, Tanggung Jawab adalah mengerjakan pekerjaan yang menjadi
kewajiban yang harus dipikul, sebagai tanggung jawabnya, sikap aparatur
akibat dari perbuatan yang telah dalam memberikan pelayanan
dilakukan. Setiap orang selalu berjuang kepada masyarakat. Dimana aparatur
untuk memenuhi keperluannya sendiri dalam bekerja belum sepenuhnya
maupun keluarganya, dalam usahanya memahami dan melaksanakan
tersebutlah, disadari bahwa ada dengan baik peran, tugas dan
kekuatan lain yang ikut menentukan tanggung jawab mereka didalam
yaitu Kekuasaan Tuhan. memberikan pelayanan publik.
Setiap pekerjaan dan profesi yang 2. Efektifitas Kerja Perangkat
telah dan akan ditekuni pasti menuntut Kelurahan Kotamobagu dalam
tanggung jawab yang telah memilih memberikan pelayanan publik masih
untuk bernaung dalam sebuah instansi ditemukannya masalah dalam
baik swasta maupun pemerintah. Tentu organisasi kelurahan itu sendiri yang
tanggung jawab tersebut akan sangat berasal dari individu aparatur
menentukan sejauh mana kepercayaan kelurahan yang sering
dalam sebuah pemerintahan kepada mengakibatkan organisasi
aparaturnya termasuk ditingkat pemerintahan kelurahan tidak
kelurahan. Jika diberikan tanggung berjalan efektif. Terlihat pada jam–
jawab yang besar, tentu sudah jam kerja ada beberapa ruangan yang
dipastikan bahwa pemerintah kosong, hal ini di karenakan
mempercayainya dalam mengemban perangkat kelurahan tersebut tidak
tugas dan tanggung jawab tersebut. berada ditempat
Penerapannya tanggung jawab biasanya

10
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 2 No. 2 Tahun 2017
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

3. Efisiensi kerja Perangkat Kelurahan dalam lingkungan kerja, dan hal


Kotamobagu dalam memberikan tersebut dapat dilakukan melalui
pelayanan publik, kriterianya adalah pembinaan dan melakukan kerjasama
kepuasan, dimana dalam pelayanan dengan pihak-pihak terkait.
publik berarti rasa puas terhadap 3. Mengingat tidak adanya lembaga
produksi atau jasa yang diberikan pelatihan teknis di Kota Kotamobagu
oleh perangkat kelurahan maupun khususnya yang berhubungan dengan
efisiensi yang ada di dalam bidang pelayanan publik di
pelayanan publik. Praktek pelayanan kelurahan, hendaknya pimpinan
publik di kantor kelurahan lembaga dapat berkoordinasi dengan
Kotamobagu, perangkat kelurahan Badan Diklat agar pihak tersebut
belum mampu untuk memberikan dapat menyelenggarakan Diklat
jasanya secara maksimal. Berbagai Teknis sehingga kegiatan dapat
kendala yang berasal dari individu dilaksanakan di daerah guna
perangkat itu sendiri membuat proses mensiasati anggaran yang terbatas.
pelayanan publik menjadi lamban. 4. Pegawai Kelurahan Kotamobagu,
4. Tanggung jawab perangkat hendaknya dapat meningkatkan
kelurahan Kotamobagu menuntut profesionalisme melalui kemampuan
adanya kejelasan ini sangat penting dan keahlian yang dimiliki dengan
dalam pelayanan publik, hal dapat cara mengikuti pendidikan dan
mempengaruhi kepercayaan pelatihan yang diadakan oleh
masyarakat terhadap kinerja aparatur pemerintah kota agar terbentuk
pemerintah kelurahan yaitu meliputi pegawai yang professional, mampu
prosedur atau tata cara pelayanan, merespon, dan menjawab setiap
persyaratan pelayanan, baik teknis keluhan dan permasalahan dari
maupun administratif, rincian masyarakat.
biaya/tarif pelayanan dan tata cara
pembayarannya, aparatur yang DAFTAR PUSTAKA
menerima keluhan masyarakat. Boediono, B , 2008 . Pelayanan prima
Perpajakan. Jakarta: PT. Rineka
Saran Cipta.
1. Dalam pengembangan kompetensi Daryanto, 2013, Standart Kompetensi
aparatur dihadapkan oleh alokasi dan Penilaian Kinerja Guru
anggaran yang terbatas, maka pihak Profesional, Yogyakarta: Gava
pimpinan lembaga perlu menambah Media.
alokasi anggaran dalam Gie, The Liang. 2007. Ensiklopedia
pengembangan kompetensi baik di Administrasi . Jakarta: Gunung
bidang pendidikan formal dan Agung.
pelatihan, hal tersebut dapat Hamalik, Oemar. 2008. Pengembangan
diusulkan melalui rencana kerja yang Sumber Daya Manusia,
dibuat pada setiap tahun anggaran Manajemen Pelatihan
2. Mengingat masih minimnya Ketenagakerjaan, Pendekatan
minatnya aparatur untuk Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
meningkatkan kompetensi, maka Kurniawan, Agung. 2006. Transformasi
perlu adanya memberikan Pelayanan Publik. Yogyakarta:
pemahaman kepada para pegawai Pembaharuan.
mengenai pentingnya kompetensi

11
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 2 No. 2 Tahun 2017
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Maskun, Sumitro. Profesi Aparatur ___________, 2007, Manajemen


Negara dalam Birokrasi Sumber Daya Manusia. Bandung:
Indonesia. Makalah disajikan PT Refika Aditama.
pada Seminar Nasional Ilmu-Ilmu Sinambela, Lijan Poltak, dkk.2006.
sosial 2007 Medan, 19 Maret Reformasi Pelayanan Publik.
2007 Jakarta: Bumi Aksara.
Moenir, H.A.S. 2007. Manajemen Singarimbun, Masri & Sofian Efendi.
Pelayanan Umum di Indonesia. 2006. Metode Penelitian Survei.
Jakarta: Bumi Aksara. Jakarta: LP3ES.
Narbuko, Cholid, dan Abu Achmadi. Sugiyono, 2006, Metode Penelitian
2006. Metodologi Penelitian. administrasi. Bandung: Alfabeta.
Jakarta: Bumi Aksara Thoha, Miftah. 2007. Perilaku
Poerwopoespito, F.X. Oerip.S dan T.A. Organisasi: Konsep dan
Tatag Oetomo. 2010. Mengatasi Aplikasinya. Raja Grafindo
Krisis Manusia di Perusahaan. Persada. Jakarta.
Jakarta: Grasindo. Peraturan Perundang-undangan:
Sedermayanti. 2007. Good Governance Keputusan Menteri Pendayagunaan
(Kepemerintahan yang Baik) Aparatur Negara No.63 Tahun
Bagian Kedua: Membangun 2003
Sstem Manajemen Kinerja guna Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Meningkatkan Produktivitas Tentang Aparatur Sipil Negara.
Menuju Good Governance Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
(Kepemerintahan yang Baik). Tentang Pemerintahan Daerah.
Bandung: Mandar Maju. Peraturan nomor 73 tentang
___________, 2010, Pengembangan pemerintahan kelurahan
Kepribadian Pegawai, Bandung:
CV. Mandar Maju.

12

Anda mungkin juga menyukai