<logo>

ANASTESI DAN BEDAH

MINOR
GIMUL ANAK

UTARDJO RS.,SU.SpKGA(K)
Exit Continue
 ANESTESI LOKAL
GIMUL ANAK
• PERTIMBANGAN:
• 1. Anak bukan miniatur orang dewasa
• 2. Nilai toleransi anak berbeda
• 3. Mahluk biologik --> tumbuh-kembang

• DIPAHAMI MASALAH:
• 1. Bioavailability
• 2. Dosis obat
• 3. Jenis obat

•
 BIOAVAILABILITY
• kecepatan & kadar obat yg dapat
diserap ke dlm sirkulasi sistemik
sec biologis (sel, jar.,darah, urine)
• DIPENGARUHI
• 1. FISIKO-KIMIAWI
• aksi-reaksi komp. dg valensi beda
• 2. FORMULASI
• kandungan;bentuk sajian
• 3. FISIOLOGI
• pH lambung;ensim;protein binding
 DOSIS OBAT
• JENIS:- DOSIS TERAPEUTIK
• - DOSIS MAKSIMALIS
• - DOSIS MINIMALIS
• - DOSIS TOKSIS / LETALIS
• PEMBERIAN:- DOSIS SETIAP HARI
• - DOSIS TOTALIS
• RUMUS:- BERAT BADAN
• - TINGGI BADAN
• - LUAS PERMUKAAN BADAN
 JENIS OBAT
• BERDASARKAN KHASIAT:
• 1. ANALGETIK -------- hilangkan rasa sakit
• 2. ANTIPIRETIK ------ hilangkan panas
• 3. ANTIBIOTIK -------- bunuh bakteri
• 4. KHEMATERAPEUTIK ---- lemahkan
• bakteri ----- bunuh bakteri
• 5. ANTI-INFLAMASI --- hilangkan bengkak
• 6. ANTI-ALERGI ---- cegah/hiangkan alergi
 RUMUS DOSIS OBAT
• 1. CLARK : berat badan (kg)
• -------------------------- x dosis dws.
• 70
• 2. YOUNG : umur (tahun)
• ---------------------- x dosis dws.
• umur + 12 th.
• 3. PINCUS CATZELL
• luas permukaan bdn. anak
• ------------------------------------------- x dosis dws.
• luas permukaan bdn. dws.
 EFEKTIFITAS OBAT
• 1. PEMBERIAN OBAT KURANG TEPAT
• --> terjadi kekebalan--> tdk ada khasiat

• 2. PEMBERIAN OBAT SUDAH TEPAT

• dosis cocok ---> berkhasiat; dosis tdk
• cocok ---> tidak berkhasiat.

• 3. PEMBERIAN OBAT TIDAK BEREFEK

• titik tangkap obat tidak tepat
 KOMPOSISI OBAT
ANESTESI LOKAL
• BAHAN DASAR:
• 1. LIDOKAIN HCl 2 % / LIGNOKAIN 2% ---
• 20 mg. ------> pehakain
• 2. PROKAIN 2 % ------> novokain
• 3. PRILOKAIN 3 % -----> citanest

• BAHAN PENUNJANG:
• 1. ADRENALIN
• 2. NOR-ADRENALIN
 INTERAKSI
KANDUNGAN OBAT
• 1. ADA ADRENALIN
• a. dosis dapat besar
• b. waktu timbul parastesi cepat
• c. duarasi parastesi lama
• d. keasaman obat naik
• e. kemungkinan toksisitas kecil
• 2. TIDAK ADA ADRENALIN
• sebaliknya.
 RASA SAKIT - NYERI
• SESUATU REFLEKS UNTUK MENGHIN-
DARI RANGSANGAN DARI LUAR BADAN,
ATAU MELINDUNGI BADAN DARI SEMA-
CAM BAHAYA, TTP BILA PERASAAN NYE-
RI TERLALU KERAS ATAU BERLANG-
SUNG LAMA, AKAN BERAKIBAT TIDAK
BAIK UNTUK BADAN, PASIEN TIDAK TE-
NANG, PUTUS ASA, NAFSU MAKAN KU-
RANG -- KURANG GIZI, AKIBATNYA KEA-
DAAN PASIN JADI BURUK.
 MACAM RASA SAKIT
• 1. SAKIT PERIFER
• a. sakit superfisial…. mukosa
• b. sakit dalam……periosteum
• c. sakit referred…..daerah lain
• 2. SAKIT SENTRAL
• sakit di sumsum tl, batang otak
• 3. SAKIT PSIKOLOGIK
• sakit tanpa sebab
 MEKANISME
RASA SAKIT
• 1. Inpulse ---> rangsang langsung /
• komunikasi ---> pusat syaraf.
• 2. Inpulse ---> melalui kranio spinalis
• ---> pusat syaraf.
• 3. Inpulse ---> melalui syaraf sympa-
• tikus afferent sensorik ---> pusat
• syaraf
 MEKANISME STIMULASI
RASA SAKIT
• Na + ST Na+
• ++++++++++++++ -------------------------------------------------------------
• ==============================dinding syaraf===
• --------------------------- +++++++++++++++++++++++++++++++
• K+ K+
• --------------------------- +++++++++++++++++++++++++++++++
• ==============================dinding syaraf===
• ++++++++++++++ ------------------------------------------------------------
• Resting Stage Depolarisasi Stage
 MEKANISME BLOKIR
RASA SAKIT
• Na + AN. ST. Na+
• ++++++++++++++ +++++++++ ++++++++++++++++++++
• ==============================dinding syaraf===
• --------------------------- -------------------- ---------------------------------------
• K+ K+
• --------------------------- ------------------- ---------------------------------------
• ==============================dinding syaraf===
• ++++++++++++++ +++++++++ ++++++++++++++++++++
• RestIng Stage
 AMBANG RASA SAKIT
• NILAI AMBANG SAKIT:
• 1.TINGGI  STIMULUS KECIL TDK BEREAKSI
• 2.RENDAH  STIMULUS KECIL REAKSI BERLE-
• BIHAN
• “AMBANG RASA SAKIT UMUMNYA BERBANDING
TERBALIK DENGAN REAKSI THDP RASA SAKIT”

• FAKTOR PENGARUH/TOLERANSI:
• 1. PSIKOLOGIS
• 2. TAKUT & SEGAN HADAPI RAWAT GIMUL
• 3. KELELAHAN
• 4. USIA
 TERAPI RASA SAKIT
• 1. HILANGKAN PENYEBAB
• a. bedah b. obat c. fisio-terapi
• 2. MEMOTONG LINTASAN TRANSMISI
• a. motong cara neurokimiawi (bloking)
• b. motong cara fisika (bedah--trachek-
• tomi)
• 3. TINGKATKAN DAYA TAHAN SAKIT
• a. penenang (tranguilizer)---hipnotika /
• sedativa
• b. analgetik - antipyretik
KONTROL RASA SAKIT

• MACAM:
• 1. ANESTESI LOKAL
• 2. ANASTESI UMUM
 MACAM TEKNIK
ANESTESI LOKAL
• 1. TEKNIK TOPIKAL APLIKASI
• jenis: a. spray ----- chlor aethyl
• b. salep / gel ----- lidokain salep
• mekanisme: membekukan protoflasma
• sel-sel secara reversibel
• di permukaan ketebalan 1-
• 3 mm.
• Indikasi: insisi, eksisi, biopsi, exo gigi
• luksasi der.3., prainjeksi, dll.
 MACAM TEKNIK
ANESTESI LOKAL
• 2. TEKNIK INFILTRASI
• jenis: a. submukosa b. supraperiosteal
• c. subperiosteal d. interdental
• e. intraoseus
• mekanisme: memblokir saraf terminal
• indikasi: a. exo. gigi desidui, b. exo gigi
• tetap, c. eksisi / ektomi, d. di-
• rect exterpasi pulpa, e. prepa-
• rasi gigi, dll.
 MACAM TEKNIK
ANESTESI LOKAL
• 3. TEKNIK BLOK ANESTESI
• jenis: a. blok n. alv. Inferior / superior,
• b. blok n.lingualis, c.blok n.men-
• talis, d. blok.n.orbitalis, dll.
• mekanisme: memblokir cabang saraf
• utama.
• Indikasi: a. operasi area luas, b.exo. >
• dr satu gigi desidui, c.exo
• gigi tetap, d. alveolectomi,
• dll.
 PEMILIHAN ALAT
INJEKSI UNTUK ANAK
• 1. pakailah alat injeksi yg disposibel /
• sekali pakai dan tidak getas / mudah
• patah
• 2. pilih ukuran alat injeksi yg kecil
• 3. pilih jarum injeksi ukuran atau diame-
• ter kecil dg bevel yg lancip
• 4. Pilih alat injeksi yg hubungan antara ja-
• rum dg tabung benar-benar kuat / tidak
• bocor
 CARA PELAKSANAAN
ANASTESI LOKAL
• 1. TOPIKAL ANASTESI dg “CE”
• a. bersihkan dan keringkan area yg
• akan dianastesi
• b. gulung kapas steril sesuai kebutuhan
• c. semprotkan “CE” pd gulungan kapas
• d. tunggu sampai ada embun es
• e. tempelkan kapas berembun tadi
• pada area yg akan dioperasi / gigi
• yg akan dicabut.
 CARA PELAKSANAAN
ANASTESI LOKAL
• 2. INFILTRASI ANASTESI
• a. siapkan “disposible injeksi” steril se-
• suai ukuran, lalu diisi obat anastesi
• dan tidak boleh ada udara
• b. sterilkan area yg akan dianastesi
• c. suntikan jarum dg bevel menghadap
• dan menempel pd tulang, jarum masuk
• di bawah perioteum sedalam minimal
• 1/3 panjang jarum, lalu diaspirasi, dan
• akhirnya dideponir pelan-pelan
 CARA PELAKSANAAN
ANASTESI LOKAL
• 3. BLOK ANASTESI MANDIBULAR
• a. lakukan spt ad.2a-b di atas
• b. raba area trigonum retromolare, te-
• lusuri linea obliqua dg jari telunjuk
• sampai terasa hilang dan berhenti
• disitu, suntikan jarum di area tsb.
• C. lihat mata anak berkedip atau tidak
• d. aspirasi dan deponir pelan-pelan
• e. ada parastesi sisi bibir yg diinjeksi
 RASA SAKIT INJEKSI
KARENA

• 1. jarum dg bevel tumpul

• 2. diameter jarum terlalu besar
• 3. tidak ada topikal anastesi
• 4. menempatkan jarum menusuk syaraf
• 5. aspirasi dan deponir obat terlalu keras
• atau cepat
• 6. larutan obat bersifat asam / pH asam
• tinggi / tdk sesuai pH jaringan
 PEMILIHAN OBAT
ANASTESI LOKAL
• SIFAT OBAT:
• 1. POTENSI & REALIBILITAS
• 2. AKSI REVERSIBEL
• 3. KEAMANAN
• 4. KURANG IRITASI
• 5. KECEPATAN TIMBUL EFEK
• 6. DURASI FEEL
• 7. STERIITAS
• 8. BERDAYA TAHAN LAMA
• 9. PENETRASI MEMBRAN MUKOSA
• JENIS OBAT:
• 1. LIGNOKAIN (LIDOKAIN)
• 2. MEPIVACAIN (CARBOCAINE)
• 3. PRILOKAIN
• KEEFEKTIFAN AN.LOKAL TGT:
• 1. POTENSI ANALGETIK
• 2. KONSENTRASI
• 3. KELARUTAN DALAM AIR &
• LIPOID.
• 4. PERSISTENSI AGEN  VASO-
• KONSTRIKTOR
• 5. KECEPATAN METABOLISME
• 6. KECEPATAN TERDEPOSIT
• 7. PENYEBARAN AGEN
 GAGAL ANASTESI
LOKAL
• 1. JARAK LARUTAN DG SYARAF
• TERLALU JAUH
• 2. KONSENTRASI TIDAK TEPAT
• 3. DAYA DIFUSI (FISIKOKIMIAWI)
• RENDAH
• 4. DIAMETER SYARAF BESAR /
• TEBAL
• 5. KEASAMAN JAR. TINGGI
• 6. SAAT INJEKSI TIMBUL SAKIT
 KOMPLIKASI ANASTESI
LOKAL
• Suatu penyimpangan dari pola dasar
normal yang seharusnya tidak terjadi
selama anastesi

• MISAL: hematom, pembengkakkan,

• fraktur jarum, perdarahan arteri,
• parestesi lama , dll.
• JENIS/SIFAT : primer - sekunder
• ringan - berat
• sementara - tetap
 KEGAGALAN BLOK
ANASTESI MANDIBULAR
• INSERSI JARUM:
• a. terlalu tinggi ---- bindeng/ ger. mand.
• terganggu
• b. terlalu rendah ---- menelan sulit
• c. terlalu medial ---- menelan dan napas
• sulit
• d. terlalu lateral ---- ganggu gerakan
• mandibula
• e. terlalu dangkal ---- tak berkhasiat
• f. terlalu dalam ---- menelan sulit
 PERSIAPAN ANASTESI
LOKAL PADA ANAK
• 1. PERSIAPAN PSIKIS ANAK
• a. pendekatan “tell-show-do”
• b. pendekatan psikologi terpadu / sosi-
• al (orang tua/wali, anak,operator dan
• lingkungan klinik)
• c. pendekatan psikologi keluarga
• 2. PERSIAPAN FISIK ANAK
• a. pemeriksaan kesehatan umum
• b. pemeriksan kesehatan gimul / lokal
 DENYUT JANTUNG &
TEKANAN DARAH ANAK
• UMUR (TAHUN) RATA-RATA/MENIT
• 1-2 115 - 105
• 2-6 105 - 90
• 7 - 10 90 - 80
• 11 - 12 80 - 75
• UMUR (TAHUN) SISTOLIK DIASTOLIK
• 4-5 58 - 104 40 - 74
• 6-8 74 - 110 42 - 74
• 9 - 11 75 - 120 44 - 76
• 12 - 14 82 - 126 48 - 86