Anda di halaman 1dari 28

INTERNATIONAL CODE OF GOOD

CONDUCT DOR DENTISTRY

Kelompok 2
Bab I
Pendahuluan
International code of good conduct for dentist
PRM, 42, melaporkan dokter dan Rumah
Sakit Keluarga Ibu dan Anak ke Kepolisian
Resor Metro Tangerang Kabupaten. Dia
mengaku menjadi korban malpraktek cabut
gigi.

Akibat salah cabut tersebut, ibu rumah


tangga yang tinggal di Kampung
Sukabakti, Kelurahan Curug, Kecamatan
Curug, Kabupaten Tangerang, ini
mengalami pembengkakan gusi, infeksi
dan demam. Pipik menuduh Citra, dokter
gigi di rumah sakit yang berlokasi di Jalan
Raya Curug itu melakukan kelalaian.

Ada pelanggaran kode etik dan unsur


pidana atau malpraktek yang dilakukan
sang dokter,” kata kuasa hukum Pipik,
Maju Simamorang, kepada wartawan,
https://metro.tempo.co/read/297461/salah-cabut-gigi-
dokter-dilaporkan-malpraktek
LATAR BELAKANG

PRAKTIK KEDOKTERAN GIGI

PRINSIP ETIKA DAN HUKUM YANG


BERLAKU

UNTUK MENGHINDARI TUDUHAN


MALPRAKTIK
PANCASILA

PROFESI
ASAS ETIKA DOKTER UUD 1945
( BIOETIK ) GIGI
INDONESIA

Veracity Beneficence Justice

Non
Autonomy
Maleficence

PDGI : KODEKGI
Wajib dihayati, ditaati, diamalkan oleh oleh seluruh dokter gigi yang menjalankan
profesinya di wilayah hukum Indonesia
TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui Kode Etik


Profesi Dokter Gigi yang berlaku

2. Agar Kode Etik Dokter Gigi bisa


dihayati dan diamalkan
Bab II
Tinjauan
Pustaka
International code of good conduct for dentist
• Profesi dokter gigi memegang posisi kepercayaan khusus dalam masyarakat. Sebagai konsekuensinya,
masyarakat memberikan profesi tersebut hak-hak istimewa tertentu yang tidak tersedia bagi anggota
masyarakat luas. Sebagai imbalannya, profesi membuat komitmen kepada masyarakat bahwa para
anggotanya akan mematuhi standar perilaku etis yang tinggi. Standar-standar ini diwujudkan dalam ADA
Principles of Ethics and Code of Professional Conduct (ADA Code). Kode ADA, pada dasarnya,
merupakan ekspresi tertulis dari kewajiban yang timbul dari kontrak tersirat antara profesi dokter gigi dan
masyarakat.
• Anggota ADA secara sukarela setuju untuk mematuhi Kode ADA sebagai syarat keanggotaan
dalam Asosiasi. Mereka menyadari bahwa kepercayaan publik yang berkelanjutan pada
profesi kedokteran gigi didasarkan pada komitmen masing-masing dokter gigi terhadap
standar perilaku etis yang tinggi

• Kode Etik Profesional adalah produk dari sistem legislatif ADA. Kode Etik Profesional
mengikat anggota ADA, dan pelanggaran dapat mengakibatkan tindakan disipliner.
Bagian 1 PRINSIP: OTONOMI PASIEN
KODE ETIK PROFESIONAL

Dokter gigi harus menginformasikan pasien tentang perawatan yang diusulkan, dan setiap alternatif
yang masuk akal, dengan cara yang memungkinkan pasien untuk terlibat dalam keputusan perawatan.

Bagian 2 PRINSIP: NON MALEFICENCE


KODE ETIK PROFESIONAL

Prinsip ini mengungkapkan konsep bahwa dokter gigi memiliki kewajiban untuk melindungi pasien dari bahaya.
Berdasarkan prinsip ini, kewajiban utama dokter gigi termasuk menjaga pengetahuan dan keterampilan terkini,
mengetahui keterbatasan diri sendiri dan kapan untuk merujuk ke spesialis atau profesional lainnya, dan
mengetahui kapan dan dalam keadaan apa pendelegasian perawatan pasien ke unit pelengkap adalah tepat.
Bagian 3 PRINSIP: BENEFICENCE
KODE ETIK PROFESIONAL

 Prinsip ini mengungkapkan konsep bahwa dokter gigi memiliki kewajiban untuk bertindak untuk kepentingan
orang lain. Aspek terpenting dari kewajiban ini adalah pemberian perawatan gigi yang kompeten dan tepat waktu
dalam batas-batas keadaan klinis yang disajikan oleh pasien, dengan mempertimbangkan kebutuhan, keinginan,
dan nilai pasien.
Bagian 4 PRINSIP: JUSTICE
KODE ETIK PROFESIONAL

 Prinsip ini mengungkapkan konsep bahwa dokter gigi memiliki kewajiban untuk bersikap adil dalam berurusan
dengan pasien, kolega, dan masyarakat.

Bagian 5 PRINSIP: VERACITY


KODE ETIK PROFESIONAL

 Prinsip ini mengungkapkan konsep bahwa dokter gigi memiliki kewajiban untuk jujur ​dan dapat dipercaya dalam
berurusan dengan orang lain.
Bab III
Pembahasan
International code of good conduct for dentist
Kode Etik Kedokteran Indonesia
Pembahasan

Penyelenggaraan praktik kedokteran dan kedokteran


gigi di Indonesia
diatur dalam Undang-undang menurut UU No. 29 tahun 2004 Pasal 45 Ayat 3
tentang Praktik Kedokteran, pasien berhak untuk memperoleh penjelasan
secara lengkap sekurang-kurangnya mencakup diagnosis dan tata acara
tindakan medis, tujuan tindakan medis yang dilakukan, alternative tindakan
lain dan resikonya, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, serta
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
Selain itu, menurut Kode Etik Kedokteran Gigi (KODEKGI) Pasal 10 Ayat 1
menyebutkan bahwa “Dokter Gigi di Indonesia wajib menyampaikan informasi
mengenai rencana perawatan dan pengobatan berserta alternatif yang sesuai dan
memperoleh persetujuan pasien dalam mengambil “keputusan”.
Jika terjadi pelanggaran, pasien berhak untuk mengajukan tuntutan atas informasi
mengenai perawatan yang dilakukan. Pasien berhak untuk mengajukan tuntutan atas
informasi yang lengkap dan jelas sesuai yang tercantum dalam UU No. 29 tahun 2004
Pasan 45 Ayat 3. Selain itu, dalam Pasal 66 Ayat 1 menyebutkan bahwa “Setiap orang
yang mengetahui atau kepentingannya dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi
dalam menjalani praktik kedokteran dapat mengadukan secara tertulis kepada Ketua
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia”.
Kode Dokter
PDGI
etik gigi
KODE ETIK DOKTER GIGI INDONESIA

PDG
I

Kode
Etik
Bab Bab
I V
Bab Bab Bab
II III IV
BAB I Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Kewajiban Pasal 6
Umum Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
BAB II (Kewajiban Dokter Gigi Terhadap Pasien)

Pasal Pasal Pasal Pasal


13 14 15 16

Pasal Pasal Pasal Pasal


20 19 18 17

Pasal Pasal
21 22
BAB III (KEWAJIBAN DOKTER GIGI TERHADAP TEMAN SEJAWAT)

Pasal
23

Pasal
24

Pasal
25

Pasal
26

Pasal
27

Pasal
28
Pasal
29
BAB IV (Kewajiban Dokter Gigi Terhadap Diri Sendiri)

Pasal Pasal Pasal Pasal


30 31 32 33
BAB V

Pasal 34
Hak Dokter Gigi
HAK DOKTER
GIGI DAN
SANKSI
PELANGGARAN
ETIK

Pasal 35
Sanksi Pelanggaran Etik
Kode Etik American Dental Association
Kode Etik ADA
Bab IV
Penutup
International code of good conduct for dentist
Etik Kedokteran Gigi Indonesia wajib dihayati dan diamalkan oleh setiap Dokter
Gigi di Indonesia. Pengingkaran terhadapnya akan menyebabkan kerugian baik
bagi masyarakat maupun bagi dokter gigi sendiri. Akibat yang paling tidak
dikehendaki adalah rusaknya martabat dan tradisi luhur profesi kedokteran gigi
yang harus dijaga bersama. Oleh karena itu semua dokter gigi di Indonesia
bersepakat, bagi dokter gigi yang melanggar Kodekgi wajib ditindak dan diberi
hukuman sesuai dengan tingkat kesalahannya.

Kesimpulan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai