Anda di halaman 1dari 25

CASE REPO RT

MANAJEMEN PERUBAHAN WARNA GIGI PADA GIGI NON-


VITAL ENDODONTIK YANG DIRAWAT
-LAPORAN 6 TAHUN FOLLOW-UP

By Mitha Wulandini Husrin Putri


162 2018 2091

Pembimbing : drg. Fadil Abdillah, Sp.KG


INTRODUCTION

Trauma pada gigi anterior dapat menyebabkan non-


vitalitas dan perubahan warna yang terlalu besar pada
gigi.

bleaching gigi merupakan alternatif untuk pemutihan gigi


yang mampu membangun kembali senyum pasien tanpa
mempengaruhi struktur gigi

Prosedur bleaching internal seperti "walking bleach"


dapat digunakan untuk memutihkan gigi yang berubah
PROBLEM

Case Report
 Seorang pasien wanita berusia 12 tahun

 keluhan utama
- gigi berubah warna di daerah anterior
atas. - Ada riwayat trauma pada gigi yang
sama 2 tahun yang lalu.
Pemeriksaan klinis
• Pemeriksaan introral adanya fraktur Ellis
kelas IV
• insisivus sentral maksila kanan yang
berubah warna (Gbr. 1a).

Pemeriksaan
penunjang
Radiografi periapikal intraoral menunjukkan
radiolusen periapikal Diagnosisnya yaitu
kista periapikal.
INTERVENTION

Prosedur Pertama

 Rencana perawatan terapi endodontik yang di isi lebih dari panjang kerja

 apicectomy,

 Perawatan endodontik dengan obturasi berlebihan diikuti dengan


apicectomy dilakukan sebelum bleaching
INTERVENTION

Prosedur Kedua
 (setelah 20 hari) rongga akses dibuka dan sekitar 3 mm

 pengisian gutta percha dikeluarkan dari rongga akses


hingga sepertiga dari mahkota menggunakan glidden
drill (Gbr. 2a)

 Rongga diirigasi dengan asam ortofosfat 1% untuk


menghilangkan smear layer, debris.
INTERVENTION

Prosedur Kedua
 Resin ionomer kaca yang dimodifikasi (Vitremer, 3M
ESPE) ditempatkan di atas pengisian gutta-percha

 Campuran natrium perborate dan air suling (Gbr. 2b)


ditempatkan di dalam rongga dan direstorasi dengan
komposit
INTERVENTION

Prosedur Ketiga
Pasien dipanggil kembali setiap 7 hari sekali, untuk mengganti
agen pemutihan.

Setelah 3 kunjungan ada perubahan drastis dalam


warna gigi dengan hasil yang memuaskan.

Tepi insisal yang retak dirapikan dengan komposit (Restorative


Z 100, 3M). Pasien diikuti secara teratur untuk dapat memeriksa
apakah terjadi resorpsi serviks eksternal dan memeriksa
stabilitas warna
INTERVENTION
Prosedur
Selanjutnya

Setelah 6 tahun tindak lanjut, hasil estetik tetap


memuaskan tanpa perubahan warna (Gambar 3a)

radiografi periapikal menunjukkan tidak adanya


radiolusen periapikal dan resorpsi serviks eksternal
sehubungan dengan gigi yang di bleaching (Gambar
3b).
COMPARISON
1. CROWN
merupakan gigi tiruan yang digunakan
untuk menggantikan gigi yang rusak.

Dental Crown dipasang pada permukaan


gusi menutupi sisa-sisa dari gigi rusak
yang telah dibersihkan dan berfungsi
sebagai permukaan gigi yang baru.
COMPARISON
2. Teknik Termokatalitik
Teknik termokatalitik adalah teknik pemutihan dengan meletakkan material oksidator di

dalam kamar pulpa dan kemudian memanaskannya.

Teknik termokatalitik menggunakan sepotong kapas kecil yang telah dibasahi dengan bahan

pemutih yang ditempatkan dalam kamar pulpa, kemudian dilakukan pemanasan selama dua

menit. bila perlu dapat juga pemanasan dilakukan pada sepotong kapas yang dibasahi larutan pemutih

dan ditempatkan dibagian labial gigi.

Teknik ini mengunakan panas untuk mempercepat proses oksidasi. Sumber panas yang

dapat digunakan adalah rheostat controlled photoflood, lihgt activited atau instrumen Woodson
OUTCOME

BEFORE AFTER
OUTCOME

BEFORE AFTER
Discussion
Teknik ini secara tradisional telah digunakan untuk
merawat gigi non vital vital yang berubah warna.

Pilihan bleaching lainnya melibatkan teknik termokatalitik dan


teknik bleaching eksternal di menggunakan hidrogen
peroksida terkonsentrasi tinggi dan gel karbamid peroksida.

Tidak disarankan untuk menggunakan metode termokatalitik


dengan pemanasan larutan H2O2 30%, karena dapat
meningkatkan risiko resorpsi eksternal yang
merupakan komplikasi yg serius.
Discussion
Pasien yang menjalani terapi bleaching pada usia muda sering
mengalami resorpsi eksternal.Jadi teknik walking bleach adalah
pengobatan pilihan utama pada anak-anak dengan gigi non vital vital yang
berubah warna.

H2O2 dapat lebih mudah menembus ke dalam periodonsium karena tubulus


dentin terbuka lebar pada gigi usia muda. Akibatnya, saat ini teknik termokatalitik
lebih sedikit digunakan terutama pada anak-anak karena risiko tinggi resorpsi
akar eksternal.
Discussion
Menurut Howell, teknik walking bleaching memiliki tingkat
keberhasilan langsung sebesar 89,5%. Namun, ada
kemungkinan perubahan warna berulang, yang berarti
bahwa hasil awal tidak dapat dianggap permanen.
Klasifikasi Fraktur Ellis

KELAS 1 KELAS 2 KELAS 3


Fraktur mahkota Fraktur mahkota Fraktur mahkota gigi
sederhana yang yang lebih luas yang melibatkan
hanya melibatkan yang telah jaringan dentin dan
jaringn email melibatkan jaringan menyebabkan
dentin tetapi belum terbukanya pulpa
melibatkan pulpa
Klasifikasi Fraktur Ellis

KELAS 4 KELAS 5 KELAS 6


Trauma pada gigi Trauma pada gigi Fraktur akar dengan
yang menyebabkan yang menyebabkan atau tanpa
gigi menjadi non vital kehilangan gigi kehilangan struktur
dengan atau tanpa atauavulsi mahkota
kehilangan struktur
mahkota
Klasifikasi Fraktur Ellis

KELAS 7 KELAS 8 KELAS 9


Perubahan posisi atau Kerusakan gigi akibat Kerusakan pada gigi
displacement gigi trauma atau benturan sulung akibat trauma
pada gigi yang pada gigi depan
menyebabkan fraktur
mahkota yang besar
tetapi gigi tetap
padatempatnya dan
akar tidak mengalami
perubahan
APIKOEKTOMI Definisi

prosedur bedah endodontik, berupa


pemotongan 1/3 apeks gigi dan sebagian
jaringan yang mengelilinginy terutama
jaringan nekrosis dan jaringan-jaringan
lunak yang terinfeksi.

Indikasi

• Adanya granuloma
• Kerusakan jaringan pendukung gigi
<1/3 apeks
• Terjadi infeksi lokal setelah perawatan
endodontik

Kontraindikasi

• Poket periodontal yang dalam


• Mobilitas gigi derajat 3
• Pada gigi yang apikalnya tidak dapat
dicapai
WALKING BLEACH
merupakan prosedur perawatan gigi untuk kasus pewarnaan gigi
secara intrinsik.

Teknik ini menggunakan pasta walking bleaching dengan


mencampurkan natrium perborat dengan air sehingga membentuk
konsistensi seperti pasir basah yang kemudian diaplikasikan ke
dalam kamar pulpa dilanjutkan dengan melakukan tumpatan
sementara.

efek maksimum pemutihan diperoleh sekitar 24 jam. setelah


7 hatt, pasien harus kembali untuk melakukan evaluasi dari hasil
perawatan pemutihan gigi.
REAKSI OKSIDASI BLEACHING
 mekanisme pemutikan gigi merupakan reaksi oksidasi
dari bahan pemutih.

 Peroksida sebagai agen oksidator mempunyai radikal


bebas yang tidak mempunyai pasangan elektron yang
akan dilepas dan kemudian diterima oleh email
sehingga terjadi proses oksidasi.

 elektron-elektron ini akan teroksidasi oleh bahan


organik yang menyebabkan perubahan warna gigi.

 pembentukan perhidroksil dapat ditingkatkan dengan


menaikkan PH peroksida sampai 9,9-10,8 dan proses
buffer ini dapat meningkatkan efek pemutihan.
REAKSI OKSIDASI BLEACHING
 setelah terbentuk HO2 dalam jumlah banyak, maka akan
bereaksi dengan ikatan tidak jenuh dan menyebabkan
penyerapan energi pada molekul organik email yg lebih
kecil dengan warna yg lebih terang.

 pada karbamid peroksida 10% kandungan hidrogen


peroksidanya adalah 3,6% dengang 6,4% urea yang
akan terurai menjadi amonia dan karbondioksida.

 penambahan karbopol sebagai unsur pengental juga


berpengaruh pada efektifitas kerja karbamid peroksida.
CONCLUTION

teknik walking bleaching dapat


1 menyebabkan keberhasilan memutihkan gigi
yang diisi oleh akar yang tidak vital tanpa
risiko efek samping.

2 teknik walking bleach, yang mudah


dilakukan, menghabiskan sedikit waktu,
relatif murah dan tidak memerlukan
peralatan khusus, adalah metode pilihan
utama.

3
teknik walking bleach merupakan alat yang
penting dan berharga untuk gigi permanen
non-vital yang telah diwarnai yang berubah
warna pada klien pediatrik.
T H A N K YOU

Anda mungkin juga menyukai