Anda di halaman 1dari 3

IOSR Journal of Dental dan Ilmu Kesehatan (IOSR-JDMS)

e-ISSN: 2279-0853, p-ISSN: 2279-0861.Volume 14, Issue 11 Ver. IV (November 2015), PP


77-80 www.iosrjournals.org

Koreksi ortodontik Terhadap Diastem Sentral Pada Kasus


Periodontitis Agresif : Sebuah Clinical Case Report
Dr. Gurudutt Desai1, Dr. Heli Desai2, Dr.Nikunj Patel3, Dr. Priyadarshani Gir4
1
(Departemen Ortodonti, Maharaja Ganga Singh Gigi College, RUHS, Rajasthan) 2(Departemen Periodontik,
Maharaja Ganga Singh Gigi College, RUHS, Rajasthan) 3 & 4(Departemen OMFS, ACPMDC, Dhule,
Maharashtra)

Abstrak:
Tujuan: Diastem sentral pada pasien dengan periodontitis agresif adalah situasi yang sangat jarang terjadi
dan dapat mewakili dampak negatif pada estetika dan fungsi. Tujuan dari artikel ini adalah untuk menjelaskan
laporan kasus yang jarang terjadi dari pasien laki-laki berusia 19 tahun dengan diastem sentral yang
diakibatkan oleh periodontitis agresif dan berhasil diobati oleh alat ortodontik lepasan.
deskripsi kasus: Setelah diagnosis periodontitis agresif, pasien pertama dirawat untuk memperbaiki kondisi
periodontal dengan profilaksis dan diikuti oleh prosedur penutupan flap. Setelah enam bulan selesai perawatan
periodontal kemudian pasien dirawat untuk mengkoreksi diastem sentral dengan menggunakan alat ortodontik
removable diikuti dengan retensi.
Kesimpulan: 1. Untuk memastikan hasil yang baik dari kondisi periodontal, maka harus dilakukan perawatan
periodontal terlebih dahulu sebelum memulai prosedur ortodontik.
2. Tidak semua prosedur ortodontik menggunakan perawatan yang ortodontik cekat, ortodontik lepasan juga
bisa menjadi pilihan dalam beberapa keadaan seperti cepatnya pemakaian, keingginan pasien dan biaya.

I. pengantar
Estetik merupakan hal yang sangat diperhatikan untuk sekarang ini, perawatan maloklusi seperti
diastem sentral, protrusi, crowding dapat dilakukan. Adanya diastema sentral pada orang dewasa sering
dianggap sebagai masalah estetika atau maloklusi. Tidak semua perawatan diastema sentral dapat dilakukan
dalam waktu yang sama. Luas dan etiologi diastem harus dievaluasi secara benar. seleksi kasus yang tepat,
pemilihan perawatan yang tepat, kerjasama pasien yang memadai, dan kebersihan mulut yang baik merupakan
hal yang penting untuk diperhatikan.[1]
Banyak faktor yang berperan dalam terjadinya diastem sentral termasuk kebiasaan buruk,
ketidakseimbangan jaringan lunak, orang dengan kebutuhan khusus, perbedaan ukuran gigi. [1] Peradangan dan
kerusakan tulang adalah faktor etiologi utama dalam laporan kasus ini.
Karena periodontitis agresif biasanya berkembang selama masa remaja, dan selama periode ini juga
perawatan ortodontik diperlukan, hal ini akan membuat dokter gigi spesialis ortodontik bekerjasama dengan
dokter gigi spesialis periodontia untuk menganamnesa pasien dengan tanda awal periodontitis agresif dan
memulai perawatan yang di butuhkan[2]
Karena kurangnya informasi dalam literatur mengenai pasien dengan diastem sentral yang disebabkan
oleh periodontitis agresif, kasus ini sangat penting dilaporkan untuk menambah pengetahuan mengenai
terjadinya distem sentral yang disebabkan oleh periodontitis agresif.
Oleh karena itu, tujuan dari artikel ini adalah untuk melaporkan kasus klinis seorang anak laki-laki
berusia 19 tahun dengan diastem sentral yang disebabkan oleh periodontitis agresif dan kemudian dilakukan
perawatan dengan alat ortodontik lepasan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.

II. Laporan kasus


Pasien laki-laki berusia 19 tahun datang ke dari MGS Dental dengan keluhan celah antara gigi anterior
rahang atas sejak satu tahun. Pasien sebelumnya baik-baik saja 1 tahun yang lalu, tetapi setelah itu dia mulai
melihat adanya celah antara dua gigi depannya. Dia juga merasa terjadi sedikit kegoyangan di dua gigi bawah
depannya.

Pasien dirujuk ke departemen ortodonsi, di mana ia didiagnosis dengan diastem sentral, dan dengan
dengan kondisi penyakit periodontal yang membutuhkan perhatian khusus. Oleh karena itu, pasien wajib
dikonsultasikan dan dirujuk ke departemen periodontia.

Berikut adalah hasil klinis dan radiografi dari kondisi periodontal pasien: gingiva berwarna merah
dengan margin edema ringan dihampir semua gigi. Perdarahan saat probing. Ada poket. Terjadi kegoyagan
pada gigi 31, 36, 41, 42, 46. furkasi grade 2 terjadi pada gigi 46 (Gbr.2). Pada gambaran radiografi dapat dilihat
kehilangan tulang pada gigi 45, 46, 47 (Gbr.3)Dengan ini pasien didiagnosis dengan periodontitis agressif.
Perawatan periodontal diperlukan sebelum perawatan ortodontik. Oleh karena itu, pasien pertama kali
menjalani dua kunjungan scaling dan root planning. setelah tiga minggu pemberian obat profilaksis, kemudian
flap periodontal di area yang membutuhkan pembedahan dan area yang tidak dilakukan pembedahan dirawat
secara non-bedah.
Enam bulan setelah selesai perawatan periodontal kemudian pasien dirujuk ke departemen orthodonsi. Pada
pemeriksaan ortodontik didapatkan hasil: diastem sentral 3mm. Gigi 16 sedikit miring ke mesial. molar berada
dalam hubungan kelas I, gigi 36 hilang. Profil pasien baik. pasien tidak bersedia untuk pengobatan tetap karena
biaya dan waktu yang lama, dalam kondisi ini, pasien dirawat dengan alat ortodontik lepasan dengan
menggunakan busur labial split untuk koreksi diastem sentral (Gbr.4) dan hasil dicapai (fig.5,6) Terakhir,
pasien dirujuk ke bagian prostodontia untuk mengembalikan gigi 36 yang hilang, untuk mencegah
penyimpangan gigi tetangga dan supraeruption gigi yang berseberangan.

III. Diskusi
Diastem sentral adalah ruang antara gigi seri sentral atas. Etiologi, patogenesis, dan diagnosis diastem
sentral agak kontroversial selama bertahun-tahun.[2]
Pada tahun 1907, Angle menyarankan frenulum sebagai penyebab diastem sentral dan membuat metode
untuk menghilangkannya, frenulum diyakini sebagai penyebab utama dari diastema sentral. Pada pertengahan
1900-an, frenulum labial yang abnormal diyakini sebagai efek daripada penyebab. Pembesaran dan frenulum
rendah memang ada tanpa adanya diastema sentral. Dan juga, diastema dapat terjadi tanpa frenum yang
abnormal. Bergstrom dan kawan-kawan menyampaikan bahwa frenulum bukan merupakan faktor etiologi utama
dari diastem sentral. Ceremello juga menunjukkan tidak ada hubungan antara diastema dan konfigurasi
frenulum.
Ada banyak faktor etiologi lainnya berperan dalam terjadinya diastem sentral selain frenulum, seperti
celah pada garis tengah tulang dan berbagai etiologi multifaktor termasuk kebiasaan buruk, ketidakseimbangan
jaringan lunak, orang dengan kebutuhan khusus, ketidakharmonisan dentoskeletal. [2] Dalam hal ini penyebab
diastem sentral adalah antara lain :
1. Karena benda asing dan peradangan jaringan periodontal, dan
2. Lengkung maksila yang abnormal karena kehilangan tulang karena penyakit periodontal. periodontitis agresif
dalam hal ini berperan penting sebagai penyebab diastema.
Terapi ortodontik tidak dikontraindikasikan untuk pasien dengan penyakit periodontal yang parah,
faktor seperti peradangan, plak, kalkulus dan trauma oklusal harus dikontrol sebelum dan saat perawatan
ortodontik
Oleh karena itu, sebelum memulai perawatan ortodontik, wajib terlebih dahulu untuk mengobati
penyakit periodontal. Keberhasilan perawatan ortodontik sangat bergantung pada manajemen periodontal.
Terapi periodontal diarahkan pada faktor etiologi termasuk plak, kalkulus, dan trauma oklusal.
Ong dan Wang menyatakan bahwa pergerakan gigi selama perawatan ortodontik adalah hasil dari
kekuatan yang dikontrol pada gigi, yang berarti kekuatan yang ringan dari alat ortodontik yang cekat dan
lepasan akan memberikan hasil yang baik pada perawatan diastema sentral.
Molar permanen pertama, biasanya terlibat dalam periodontitis agresif, gigi ini merupakan gigi
pertama yang erupsi di rongga mulut. Gigi ini sering digunakan sebagai penyangga untuk peralatan ortodontik
aktif atau pasif di mana molar band diletakkan pada gigi molar pertama pada rahang atas dan rahang bawah.
Kontak alat ortodontik sering mengakibatkan peningkatan akumulasi plak dan pengaruh negatif pada kesehatan
gingiva. [7] jadi, perawatan yang tepat dari diastem sentral akan bergantung pada etiologi dan keberhasilan dari
perawatan yang tepat.
Beberapa penelitian telah membahas dampak perawatan ortodontik cekat, peralatan myofungsional dan
ortopedi berhubungan dengan akumulasi plak gingiva dan gingivitis. Peningkatan positif pada tanda klinis dari
peradangan subgingiva, seperti perdarahan saat probing (BOP) dan kedalaman pemeriksaan periodontal (PPD)
dan volume cairan crevicular telah diamati selama perawatan ortodontik cekat. Pasien juga tidak bersedia untuk
pengobatan ortodontik cekat karena biaya, lamanya pemakaian dan keterbatasan dalam menjaga kebersihan
mulut dengan baik. Itu sebabnya kami memilih alat ortodontik lepasan seperti busur labial split untuk
memperbaiki diastema sentral dan mencapai hasil yang baik dalam waktu empat bulan.
IV. Gambar

Gambar 1 sebelum pengobatan Gbr.2 Bifurkasi grade II

Gbr.3 OPG Gbr.4 alat ortodontik lepasan

Gambar 5 retainer setelah perawatan Gambar 6 setelah perawatan

V. Kesimpulan
Diastem sentral yang disebabkan oleh periodontitis agresif ini merupakan situasi yang sangat jarang
terjadi, hal ini dapat berdampak negatif secara estetik dan fungsional. Hasil yang memuaskan dapat dilakukan
dengan penggunaan alat ortodontik lepasan.

Referensi
[1] Mavreas D. Self-Ligasi dan Pasien periodontal berkompromi: Sebuah Perspektif berbeda. Seminar di Ortodonti, Vol 14,
No 1 (Maret), 2008: pp 36-45
[2] Huang WJ, Creath C J. diastem sentral : review etiologi dan pengobatan. Pediatric kedokteran gigi 17: 3,1995
[3] Angle EH: Pengobatan maloklusi gigi, 7 Ed. Philadelphia: SS Putih Co, 1907.
[4] Bergstrom K, Jensen R, Mårtensson B: Pengaruh frenectomy labial unggul dalam kasus dengan diastem sentral . Am J Orthodont
63: 633-38 1973.
[5] Ceremello PJ: The frenulum labial superior dan diastema midlin dan hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan ofthe
struktur oral. Am J Orthodont 39: 120-39 1933.
[6] Ong MMA dan Wang H L. Periodontic dan perawatan ortodontik pada orang dewasa. Am J Orthod dentofacial Orthop 122 (4); 420-
428
[7] Hazan Molina H, Levin L, Einy S. Aressive periodontitis didiagnosis Durin atau sebelum perawatan ortodontik. Acta Odontologica
Scandinavica, 2012; Awal Online, 1-9NTS.
[8] Gomes SC, Varela CC, Veiga SL, Rosing CK, kondisi Oppermann R V. periodontal dalam mata pelajaran mengikuti terapi
ortodontik: Sebuah studi awal. Eur J Orthod 29 (2007) 477-481
[9] Zachrisson BU, Alnæs E 1973 periodontal kondisi pada individu ortodontik dirawat dan diobati. Saya: hilangnya attachment,
kedalaman poket gingiva dan tinggi mahkota klinis. Angle Orthod 43: 402-411
[10] Alstad S, Zachrisson BU 1979 studi longitudinal kondisi periodontal yang berhubungan dengan perawatan ortodontik pada remaja.
Am J Orthodont 76: 277-286
[11] Huser M, Baehni P, Lang R 1990 Pengaruh band ortodontik pada mikrobiologis dan parameter klinis. Am J Orthod dentofacial
Orthop 97: 213-218

Anda mungkin juga menyukai