Anda di halaman 1dari 12

LITERATURE REVIEW: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG

PENYAKIT ASMA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN


PENDERITA ASMA

DISUSUN OLEH :

ANA KHAITUL SULISTIANI


(17.1292.S)
Pendahuluan

Menurut data dari Global Asma Initiative for Asthma (GINA, 2020),
peristiwa asma dari bermacam negeri dikatakan 1- 18% serta
Asma merupakan penyakit jangka panjang yang menyerang saluran diperkirakan 300 juta orang di segala dunia mengidap asma.
pernapasan, menyebabkan udara masuk dan keluar melalui saluran Menurut World Health Organization (WHO, 2016) prevalensi asma
kecil paru-paru. Pada asma saluran udara menyempit dan saat ini 235 juta orang di dunia menderita asma. Di negara
menyebabkan kesulitan bernafas dan beberapa perubahan terjadi berkembang, penyakit ini kurang terdiagnosis dan angka
pada saluran pernapasan penderita asma (Qomar, 2018). kematiannya melebihi 80%.

Di Amerika Serikat, menurut data tahun 2016 dari National Center for Health
Statistics (NCHS), prevalensi asma berdasarkan usia sebesar 7,4% pada Angka peristiwa asma di Indonesia bersumber pada informasi Studi Kesehatan
dewasa , berdasarkan jenis kelamin 6,3% pada laki-laki dan 9,0% pada Dasar (KemenKes, 2018). menggapai 4, 5%. Survei Kesehatan Rumah Tangga
perempuan, dan berdasarkan ras adalah ras kulit putih sebesar 7,6%, dan ras tahun 2005 mencatat 225. 000 orang wafat sebab asma, angka kematian yang
kulit hitam 9,9%. Menurut (Ningrum dkk, 2012) asma berpengaruh pada diakibatkan oleh penyakit asma diperkirakan hendak bertambah sebesar 20%
disabilitas dan kematian dini terutama pada orangtua usia 75-79 tahun pada 10 tahun mendatang, bila tidak terkendali dengan baik, Kementrian
Kesehatan (Kemenkes RI, 2011).
Tujuan
untuk mengetahui hubungan
pengetahuan tentang penyakit
asma dengan upaya pencegahan
kekambuhan penderita asma.
Metode

• Strategi pencarian artikel pada penelitian ini


dengan menuliskan kata kunci dalam Bahasa
Indonesia “Pengetahuan” DAN “Pencegahan
asma” serta menuliskan kata kunci dalam Bahasa
Inggris “Knowledge” AND “Prevention Asthma”.
Database yang digunakan oleh peneliti yaitu
Google Scholar dan dan PUBMED (Pemilihan
artikel yang akan diteliti yaitu artikel dengan
terbitan 10 tahun terakhir 2011-2021. Peneliti
menggunakan instrumen Cross sectional dari JBI
(The Joanna Briggs Institute).
HASIL

1. Responden Pengetahuan Penderita Asma

Table 4.1 pengetahuan penderita asma (n = 306)

No Artikel Pengetahuan

  Penulis Tahun Baik Cukup Kurang

      F % F % F %

1 Heni Triana,dkk 2014 11 3,40% 18 5,88% 5 1,63%

2 Arin Satria,dkk 2011 4 1,30% 23 7,51% 20 6,53%

3 Rita Astuti,dkk 2018 69 22,54% NM NM 16 5,22%

4 Samsul Qomar 2018 36 11,76% NM NM 34 11,12%

5 Elfira Sri Futriani 2018 34 11,12% NM   36 11,76%

Total masing-masing pengetahuan 154 50,32% 41 13,40% 111 36,27%

Total responden (N) 306


2. Pencegahan Kekambuhan

Table 4.2 pencegahan kekambuhan penderita asma (n=306)

No Artikel Pengetahuan

  Penulis Tahun Baik Cukup Kurang Buruk

      F % F % F % F %

1 Heni 2014 20 6,53% 11 3,60% N NM 3 0,10%


Triana,dkk M

2 Arin Satria,dkk 2011 3 0,10% 29 9,47% 15 4,10% NM NM

3 Rita Astuti,dkk 2018 65 21,24% N NM 20 6,53% NM NM


M

4 Samsul Qomar 2018 57 18,62% N NM 13 4,24% NM NM


M

5 Elfira Sri 2018 57 18,62% N NM 13 4,24% NM NM


Futriani M

Total masing-masing 202 66,01% 40 13,07% 61 19.93% 3 0,10%


pengetahuan

                 

Total responden (N) 306


3. Hubungan pengetahuan dan upaya pencegahan kekambuhan

Tabel 4.3 hubungan pengetahuan dan upaya pencegahan kekambuhan penderita asma

Hubungan Pengetahuan dan Upaya Pencegahan Kekambuhan

No Artikel Tahun P-value

1 Heni 2014 0, 006


Triana,dkk

2 Arin Satria,dkk 2011 < 0,05

3 Rita Astuti,dkk 2018 0,02

4 Samsul Qomar 2018 0,300

5 Elfira Sri 2018 0,300


Futriani
B. Pembahasan

1. pengetahuan
Menurut (Hasmira, 2016) tingkat pengetahuan Pengetahuan sangat penting untuk masyarakat,
yang baik memperngaruhi frekuensi kejadian pengetahuan yang kurang sangat berpengaruh
asma karena dengan sikap baik mampu pada kesembuhan penderita asma. Berdasarkan
bertindak melakukan pencegahan penyakit kekambuhan asma disebabkan karena faktor
asma yang berulang, tingkat sikap yang baik pengetahuan. Pengetahuan yang kurang sendiri
mempengaruhi bagaimana keluarga berusaha disebabkan karena kurangnya kesadaran
menjaga kesehatan keluarga karena dengan masyarakat untuk mendapatkan informasi
sikap yang baik akan mengarahkan keluarga tentang asma yang bersumber dari media cetak ,
untuk nertindak melakukan pencegahan masyarakat relative kurang berinteraksi dengan
terhadap berbagai penyakit khususnya asma. orang lain sehingga menyebabkan masyarakat
menerima informasi relative kecil dengan
pengetahuan yang cukup maka menjadikan
masyarakat tinggi terhadap kemampuanya dalam
memahami asma (Hidayati, 2015).
2. Upaya Pencegahan Kekambuhan

Menurut (Hasmira, 2016) pencegahan merupakan salah satu hal yang dilakukan
untuk meghindari terjadinya penyakit asma, usaha pencegahan dapat dilakukan
untuk mencegah kemungkinan terjadinya serangan penyakit asma ialah
menerapkan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan, selain itu
dapat menghindari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya serangan asma
dengan menjaga kesehatan, menghindari faktor pemicu dan menggunakan obat
asma

Dalam upaya pencegahan perlunya dukungan keluarga dalam memotivasi


penderita untuk melakukan usaha dalam mencegah kekambuhan, sebagian besar
penderita tahu bagaimana cara mencegah kekambuhan asma tetapi kemauan dan
motivasi yang kurang yang ada pada dirinya. Penderita yang mengalami
kekambuhan jarang disebabkan karena adanyafaktor lingkungan yang baik
motivasi dan dukungan dari keluarga termasuk dalam perawatan pencegahan
kekambuhan serta patuhnya penderita dengan anjuran dari tenaga kesehatan
untuk melakukan pencegahan asma itu sendiri (Hidayati, 2015).
3. Hubungan Pengetahuan dan Upaya
Pencegahan

Berdasarkan hasil dari penelitian didapatkan bahwa responden yang berpengetahuan kurang tidak akan membantu
penderita untuk mencegah kekambuhan, semakin penderita berpengetahuan tinggi tentang asma maka penderita
akan tahu bagaimana bersikap pada keadaan tersebut dan kekambuhan asma dapat diminimalkan. Pengetahuan
tentang pencegahan asma merupakan salah satu yang bisa dilakukan adalah harapan pola hidup sehat, menjaga
lingkungan bersih dari factor penyebab terjadinya serangan asma (Hidayati 2015).

Menurut (Hasmira, 2016) sikap sangat menentukkan usaha untuk menjaga agar tidak terjadi kekambuhan asma
dan juga bergantung pada pengetahuan penderita terhadap penyakitnya, karena dengan pengetahuanya tersebut
penderita memiliki alas an dan landasan untuk memilih dan menentukkan. Informasi dan pengetahuan tentang
asma sangat penting dimana yang harus diajarkan kepada penderita adalah mengenalkan factor pemicu serangan
asma serta pemahaman tentang pencegahan, perawatan dan kerja obat asma, strategi untuk mengurangi gejala,
dampak asma, dan gaya hidup serta kekambuhan asma.

Dengan pengetahuan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi yang semakin
banyak tentang kesehatan, orangtua atau keluarga yang memiliki pendidikan tinggi dapat mempengaruhi asma
dengan cara mengindari makanan dan aktivitas yang dapat menyebabkan kekambuhan asma. Hal ini sejalan
dengan yang menyatakan bahwa pengetahuan tentang penyakit asma perlu diketahui masyarakat umum,
sehingga untuk meminimalisasi faktor pencetus asma bagi penderita (Mustika Wati, 2015).
SIMPULAN
Berdasarkan responden yang didapatkan dari 5
artikel yaitu berdasarkan pengetahuan penderita
asma paling banyak dengan berpengetahuan baik
154 (44,32%), dibanding berpengetahuan cukup 41
(20,38%), atau kurang 111 (35,3%), Berdasarkan
upaya pencegahan kekambuhan penderita asma
paling banyak didapatkan dengan upaya
pencegahan kekambuhan baik 202 (60,82%)
dibanding upaya pencegahan kekambuhan cukup
40 (18,88%), atau kurang 61 (18,54%), Terdapat
hubungan antara pengetahuan tentang penyakit
asma dengan upaya pencegahan kekambuhan
penderita asma diperoleh dengan nilai P-value
<0,05
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai