Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam upaya pembangunan pelayanan kesehatan, jumlah fasilitas


kesehatan Indonesia terus meningkat. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia
2015, pertumbuhan jumlah Puskesmas di Indonesia dalam kurun waktu 4 tahun,
yaitu dari tahun 20112015 mencapai 433 puskesmas, sedangkan jumlah rumah
sakit di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 2488 rumah sakit yang tersebar di
34 provinsi di Indonesia.1 Lingkungan dan sanitasi yang baik, bersih, dan sehat
tentu dibutuhkan agar berbagai fungsi fasilitas kesehatan dapat berjalan dengan
baik. Namun dalam pelaksanaannya, setiap fasilitas kesehatan menggunakan
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan menghasilkan limbah B3. Pengelolaan
bahan B3 dam limbah bahan B3 yang benar dan sesuai aturan harus dilakukan
untuk mewujudkan lingkungan yang baik, bersih, dan sehat.2
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) adalah upaya meminimalkan risiko penggunaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
terhadap sumber daya manusia di fasilitas kesehatan, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan sekitar fasilitas kesehatan. Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat,
konsentrasi, dan/atau jumlah, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
membahayakan kesehatan, kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup serta
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup sekitarnya. Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) adalah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan
yang mengandung B3.3
Di negara berkembang, penanganan terhadap pajanan B3 dan pengelolaan
limbah B3 fasilitas kesehatan belum mendapat perhatian yang cukup. Dampak
buruk akibat pajanan B3 di fasilitas kesehatan masih terjadi. Limbah fasilitas
kesehatan masih ditangani dan dibuang bersama dengan limbah domestik. 4
Rendahnya pengetahuan mengenai penanganan pajanan B3 di fasilitas kesehatan
dan tata cara pengolahan limbah B3 fasilitas kesehatan mendorong penulis untuk
menulis makalah ini. Melalui makalah ini, penulis berharap dapat menambah

1
pengetahuan dan wawasan mengenai penanganan pajanan B3 dan limbah B3 di
fasilitas kesehatan sehingga sumber daya manusia di fasilitas kesehatan, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan sekitar fasilitas kesehatan
dapat terbebas dari pajanan B3 dan limbah B3.

Anda mungkin juga menyukai