Perancu (Confounding
Factor)
Oleh : Sri Novita Lubis, SKM, M.Kes
Pengertian Bias
Bias didefinisikan sebagai kesalahan
sistematis dalam studi epidemiologi
yang menghasilkan perkiraan yang
salah tentang hubungan antara
paparan dan hasil/outcome .
Distorsi
Memperbesar
Memperkecil
Meniadakan
Pengaruh
paparan yang
sebenarnya
Sumber Bias
Sumber bias dibagi 2 :
1. Bias seleksi (Selection bias)
2. Bias informasi (Information bias)
3. Bias kerancuan (Confounding bias)
Bias Seleksi
Distorsi efek berkaitan dengan cara
pemilihan subyek kedalam populasi studi.
Bias seleksi merupakan masalah penting
dalam kasus - kontrol dan kohort
retrospektif, sementara itu tidak mungkin
terjadi dalam sebuah studi kohort
prospektif . Pengamatan terhadap
kelompok bias ini termasuk daya ingat ,
pewawancara, tindak lanjut dan kesalahan
klasifikasi .
6.
7.
8.
Bias Informasi
Kesalahan sistematis dalam : mengamati, memilih
instrumen, mengukur, membuat klasifikasi,mencatat
informasi, dan membuat interpretasi tentang paparan
maupun penyakit, sehingga mengakibatkan distorsi
penaksiran pengaruh paparan terhadap penyakit.
2. Interviewer Bias
Bias pewawancara terjadi jika subjek
diwawancara dalam survei atau pada medical
record yang diinterpretasi oleh investigator.
Cara untuk mengurangi bias pewawancara adalah
investigator yang mengumpulkan informasi harus
berbeda dengan yang melakukan interpretasi
hasil test.
Confounding Bias
Yi : distorsi dalam menaksir pengaruh paparan
terhadap penyakit akibat tercampurnya
pengaruh sebuah atau beberapa variabel luar.
Confounder (perancu)
Faktor ketiga yang berhubungan dengan paparan
dan outcome, dan mempengaruhi
sebahagian/seluruh hubungan antara keduanya.
Restriksi
Menerapkan kriteria inklusi dan eksklusi dalam memilih
subjek untuk penelitian, sehingga semua subjek
penelitian memiliki level atau kategori faktor perancu
yang sama.
Karena level atau kategori faktor perancu yang sudah
sama antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
maka faktor perancu tsb tidak menyebabkan kerancuan.
Kelemahan :
1. Pembatasan terlalu ketat dan dilakukan pada banyak
variabel perancu akan memangkas ukuran sampel.
2. Membatasi kemampuan generalisasi hasil penelitian.
Matching
Pemasangan antara kasus dan kontrol.
Dilakukan pada beberapa variabel yang berpotensi sebagai
confounder, dengan tujuan mengurangi resiko confounding.
Keuntungan :
1. Mengeliminasi perancu kuat (umur, JK)
2. Mengeliminasi pengaruh variabel perancu yang sulit diukur
3. Dapat digunakan saat jumlah kasus terbatas
Kelemahan :
1. Overmatching
2. Sulit, butuh waktu banyak
3. Teknik analisis khusus pasangan
Randomisasi
Cara efektif menghilangkan pengaruh confounding.
Confounding terbagi seimbang antara kelompok penelitian
Berlaku bila confounding tidak diketahui sebelum penelitian.
Keuntungan :
1. Menghasilkan kelompok yang sama, termasuk variabelvariabel yang tidak diantisipasi, didefinisikan, ataupun diukur.
2. Bila setelah randomisasi terjadi pajanan variabel lain, asalkan
probabilitas untuk kedua grup sama, maka tidak banyak
berpengaruh.
Kelemahan :
1. Jika jumlah kelompok kecil setiap kelompok masih bervariasi
akibat probablitas.
2. Lemah untuk analisis bersifat eksplanatori.