Kelompok 4
STUDI
EKSPERIMENTAL
Trials
✢ Epidemiologic experiments = trials
✢ Berasal dari bahasa Perancis trier, yang memilki
arti “mencoba” atau “mencoba sesuatu dalam
sebuah tes”
3
STUDI EKSPERIMENTAL
Meneliti pengaruh perlakuan
terhadap perilaku yang timbul
Definisi sebagai akibat dari perlakuan.
Memberikan intervensi atau
faktor paparan secara random
pada kelompok paparan dan
tidak paparan.
Tujuan Mengukur efek dari suatu
intervensi terhadap hasil tertentu yang diprediksi sebelumnya
6
TIPE STUDI EKSPERIMENTAL
Tipe studi eksperimental Alternatif Nama Lain Unit Studi
Sumber : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4989464/pdf/12889_2016_Article_3473.pdf
Clinical Trials
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0140673616005870
Field Trials
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0140673615611175
Randomized vs. Non-
randomized Trials
Randomized
Control Trial
Tahap Uji Klinik
✢ Fase I : pengujian suatu obat baru untuk
pertama kalinya pada manusia. Hal yang
diteliti adalah keamanan obat. Tujuan fase
ini ialah menentukan besarnya dosis
tunggal yang dapat diterima, artinya yang
tidak menimbulkan efek samping serius.
13
✢ Fase II: dicobakan untuk pertama kalinya
pada sekelompok kecil penderita yang
kelak akan diobati dengan calon obat.
Tujuannya ialah melihat apakah efek
farmakologik yang tampak pada fase I
berguna atau tidak untuk pengobatan.
Dilakukan secara terbuka tanpa kontrol
(uncontrolled trial).
14
✢ Fase III: dilakukan untuk memastikan bahwa suatu
obat-baru benar-benar berkhasiat (sama dengan
penelitian pada akhit fase II) dan untuk mengetahui
kedudukannya dibandingkan dengan obat standar,
biasanya pembandingan dilakukan dengan plasebo.
Karena hasil fase III merupakan kesimpulan
definitif, diperlukan metode pembandingan
terkontrol (controlled trial). Bila hasil uji klinik fase
III menunjukkan bahwa obat baru ini cukup aman
dan efektif, maka obat dapat diizinkan untuk
dipasarkan. 15
✢ Fase IV: disebut post marketing drug
surveillance karena merupakan pengamatan
terhadap obat yang telah dipasarkan.
Bertujuan untuk mendeteksi adanya efek
samping yang jarang dan serius serta efek
samping lain yang tidak terdeteksi pada
ujia klinik fase I, II, dan III.
16
KOMPONEN-KOMPONEN UJI KLINIK
22
Perlakuan Pengobatan yang Diteliti dan Pembandingnya
Jenis perlakuan/pengobatan dan
pembandingnya harus didefinisikan secara
jelas
Tujuan:
✢ Setiap subjek akan memperoleh
kesempatan yang sama dalam mendapatkan
perlakuan
✢ Subjek - subjek yang memenuhi kriteria
inklusi akan terbagi sama rata dalam tiap
5. Besar Sampel
Faktor-faktor yang dijadikan pertimbangan
dalam penentuan jumlah sampel
a. Derajat kepekaan uji klinik
Jika diketahui bahwa perbedaan
kemaknaan klinis antara 2 obat yang
diujitidak begitu besar, maka diperlukan
jumlah sampel yang besar
25
5.Besar Sampel
Faktor-faktor yang dijadikan pertimbangan
dalam penentuan jumlah sampel
b.Keragaman hasil
✢Makin kecil keragaman hasul uji antar
individu dalam kelompok yang sama, maka
makin sedikit jumlah subjek yang diperlukan
26
5.Besar Sampel
Faktor-faktor yang dijadikan pertimbangan
dalam penentuan jumlah sampel
27
✢ Salah satu contoh cara penghitungan besar
sampel antara lain, apabila kita ingin
membandingkan 2 jenis obat, A dan B di
mana diperkirakan bahwa prosentase
kesembuhan setelah pemberian obat A
adalah 90%, sementara prosentase
kesembuhan pada pemberian obat B 70%.
Dengan menentukan (kesalahan tipe I) dan
(kesalahan tipe II), maka digunakan cara
penghitungan ,Di mana,
28
✢ N = jumlah sampel per perlakuan
✢ P1 = prosentase kesembuhan yang
diharapkan dari perlakuan 1 yakni 95%
✢ P2 = prosentase kesembuhan yang
diharapkan dari perlakuan 2 yakni 90%
= kesalahan tipe I, misalnya 0,05
= kesalahan tipe II, misalnya 0,1
29
30
Blinding/pembutaan
✢ Adalah merahasiakan bentuk terapi yang
diberikan. Dengan pembutaan, maka pasien
dan/atau pemeriksa tidak mengetahui yang mana
obat yang diuji dan yang mana pembandingnya.
✢ Tujuan utama adalah untuk menghindari bias
pada penilaian respons terhadap obat yang
diujikan.
Sumber: Probandari A, Prahasto I D. (tanpa tahun). Rancangan Penelitian Eksperimental Murni dan
Kuasi Eksperimental. Fakutas Kedokteran UGM. Diunduh dari gamel.fk.ugm.ac.id/ tanggal 22
November 2018
✢ Single blind: jika identitas obat tidak diberitahukan
kepada pasien
Sumber: Probandari A, Prahasto I D. (tanpa tahun). Rancangan Penelitian Eksperimental Murni dan
Kuasi Eksperimental. Fakutas Kedokteran UGM. Diunduh dari gamel.fk.ugm.ac.id/ tanggal 22
November 2018
Analisis dan Interpretasi Data
Tergantung pada metode statistik
○ History: kejadian-kejadian tertentu yang terjadi antara pengukuran pertama (pretest) dan
kedua (post-test)
○ Maturation: proses perubahan (kematangan) di dalam diri subyek yang terjadi selama
berlangsungnya eksperimen. Untuk mengatasi hal ini: mendisain eksperimen yang tidak
terlalu lama
○ Efek Testing: efek yang ditimbulkan hasil pengukuran pertama (pretest) terhadap hasil
pengukuran kedua (post-test). Cara mengatasinya: tidak memberikan pre-test
○ Instrumentation: efek yang ditimbulkan akibat perubahan cara pengukuran, perubahan
pengamat, yang dapat membuat perubahan hasil pengukuran
○ Selection: adanya bias di dalam menentukan/memilih responden/subyek untuk kelompok
eksperimen dan kelompok control/pembanding
○ Statistical regression: kelompok yang dipilih berdasarkan skor yang ekstrim cenderung
akan meregres ke rerata populasi
○ Mortality: kehilangan subyek, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok
pembading
Sumber: Jaedun A. (2011). Metode Penelitian Eksperimen. Universitas Negeri Yogyakarta.
Diunduh dari
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131569339/pengabdian/metode-penelitian-eksperimen.pdf
✢ Validitas eksternal merujuk pada data yang dihasilkan suatu
instrumen sesuai dengan informasi atau keterangan dari sumber
lain yang terkait dengan variabel penelitian yang dimaksud.
https://www.cancer.gov/publications/dictionaries/cancer-terms/def/nonrandomized-clinical-trial
40
Non Randomized Trials
✢ (NRT) dibuat dengan memasangkan 2 atau
lebih kelompok partisipan yang diberikan 2
perlakuan yang berbeda (dalam bidang
epidemiologi kelompok terpapar atau tidak
menjadi faktor risiko penyakit)
41
When is it appropriate to use a
non-randomized trial design?
✢ Saat pengacakan (randomisasi) dapat mengurangi
keefektifan intervensi
(bila keefektifan intervensi bergantung pada keaktifan
partisipan yang dipengaruhi oleh kepercayaan dan
preferensi tertentu)
✢ Saat terdapat hal tidak etis untuk melakukan
pengacakan
✢ Saat pelaksanaan pengacakan tidak praktis (contoh :
faktor biaya atau kenyamanan)
✢ Saat adanya hambatan hukum atau politik untuk
alokasi acak 42
Tipe kontrol yang digunakan
pada non-randomized trials
Concurrentl Historically
y controlled controlled
43
Tipe kontrol yang digunakan pada
non-randomized trials (cont..)
✢ Concurrently controlled bila kelompok
pembanding menerima perlakuan dan di
follow up pada interval waktu yang sama
44
Tipe kontrol yang digunakan pada
non-randomized trials (cont..)
✢ Historically controlled bila kelompok
kontrol diberi perlakuan dan di follow up
sebelum kelompok intervensi
45
Kelebihan
Memungkinkan Untuk melakukan randomisasi. Randomisasi bertujuan
untuk menciptakan karakteristik antar kelompok hampir sama dalam
penelitian