Anda di halaman 1dari 48

Trials

Sara Sonnya Ayutthaya Salam


(1806253160) (1806167131)
Retno Ambarwati Hendrick Warman
(1806168613) (1806253324)
Dwinda Listya Mujtahid
(1806167900) (1806254402)
Wiwin Lastyana Syabilila Indraswari
(1806168935) (1806254825)

Kelompok 4
STUDI
EKSPERIMENTAL
Trials
✢ Epidemiologic experiments = trials
✢ Berasal dari bahasa Perancis trier, yang memilki
arti “mencoba” atau “mencoba sesuatu dalam
sebuah tes”

3
STUDI EKSPERIMENTAL
Meneliti pengaruh perlakuan
terhadap perilaku yang timbul
Definisi sebagai akibat dari perlakuan.
Memberikan intervensi atau
faktor paparan secara random
pada kelompok paparan dan
tidak paparan.
Tujuan Mengukur efek dari suatu
intervensi terhadap hasil tertentu yang diprediksi sebelumnya

Desain ini merupakan metode utama untuk menginvestigasi terapi baru.


Misalnya, efek dari obat atau efektifitas suatu program kesehatan
KARAKTERISTIK
STUDI EKSPERIMENTAL

 Peneliti mempunyai kontrol terhadap pemaparan


 Prospektif
 Ke depan
 Pemilihan subyek dengan cara random atau non
random
 Diberikan intervensi standar atau tidak diberikan
intervensi. pada kelompok kontrol
Trials
✢ Tipe utama trials dalam epidemiologi :
(Gerstman 2013)
 Community trials
 Clinical trials
 Field trials

6
TIPE STUDI EKSPERIMENTAL
Tipe studi eksperimental Alternatif Nama Lain Unit Studi

Uji Randomised Controlled Uji Klinis Individu


(Randomised Controlled
Trial)

Uji Cluster Prevalensi Kelompok


(Cluster Randomised
Controlled Trial)

Uji Lapangan (Field Trip) Kasus-Referensi

Uji Komunitas (Community Studi Intervensi Komunitas orang sehat


Trials) Komunitas
CommunityTrials
✢ Digunakan untuk melihat
keberhasilan dari intervensi
pencegahan yang diterapkan
pada tingkatan kelompok
✢ Contoh : kampanye edukasi
kesehatan

Sumber : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4989464/pdf/12889_2016_Article_3473.pdf
Clinical Trials

✢ Digunakan untuk melihat


keberhasilan dari intervensi
terapeutik pada individu yang
sakit
✢ Contoh : trial kemoterapi pada
pasien kanker

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0140673616005870
Field Trials

✢ Digunakan untuk melihat


keberhasilan dari
intervensi yang diterapkan
pada tingkat individu
✢ Contoh : vaccine trials

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0140673615611175
Randomized vs. Non-
randomized Trials
Randomized
Control Trial
Tahap Uji Klinik
✢ Fase I : pengujian suatu obat baru untuk
pertama kalinya pada manusia. Hal yang
diteliti adalah keamanan obat. Tujuan fase
ini ialah menentukan besarnya dosis
tunggal yang dapat diterima, artinya yang
tidak menimbulkan efek samping serius.

13
✢ Fase II: dicobakan untuk pertama kalinya
pada sekelompok kecil penderita yang
kelak akan diobati dengan calon obat.
Tujuannya ialah melihat apakah efek
farmakologik yang tampak pada fase I
berguna atau tidak untuk pengobatan.
Dilakukan secara terbuka tanpa kontrol
(uncontrolled trial).
14
✢ Fase III: dilakukan untuk memastikan bahwa suatu
obat-baru benar-benar berkhasiat (sama dengan
penelitian pada akhit fase II) dan untuk mengetahui
kedudukannya dibandingkan dengan obat standar,
biasanya pembandingan dilakukan dengan plasebo.
Karena hasil fase III merupakan kesimpulan
definitif, diperlukan metode pembandingan
terkontrol (controlled trial). Bila hasil uji klinik fase
III menunjukkan bahwa obat baru ini cukup aman
dan efektif, maka obat dapat diizinkan untuk
dipasarkan. 15
✢ Fase IV: disebut post marketing drug
surveillance karena merupakan pengamatan
terhadap obat yang telah dipasarkan.
Bertujuan untuk mendeteksi adanya efek
samping yang jarang dan serius serta efek
samping lain yang tidak terdeteksi pada
ujia klinik fase I, II, dan III.

16
KOMPONEN-KOMPONEN UJI KLINIK

1. Seleksi / Pemilihan subjek


2. Rancangan
3. Jenis Perlakuan dan pembandingnya
4. Randomisasi perlakuan
5. Besar sampel
6. Penyamaran (blinding)
7. Penilaian respon
8. Analisis data
9. Protokol uji
10. Etika
Seleksi/pemilihan subjek
Kriteria pemilihan pasien

Kriteria • syarat - syarat yang secara mutlak


harus dipenuhi oleh subjek untuk

inklusi dapat diikutsertakan dalam


penelitian

Kriteria • kriteria yang tidak


memungkinkan diikutsertakannya

eklusi subjek dalam penelitian


2. Rancangan Uji Klinik
a.Rancangan paralel/rancangan antar subjek
(RCT-parallel design)
Prinsip dasar rancangan ini yakni, secara acak subjek-
subjek yang dilibatkan dalam penelitian dibagi ke dalam
dua atau lebih kelompok pengobatan. Jumlah subjek
dalam tiap-tiap kelompok pengobatan harus seimbang
atau sama. Masing-masing kelompok akan memperoleh
pengobatan/perlakuan yang berbeda, sesuai dengan jenis
obat/perlakuan yang diujikan. Selanjutnya hasil
pengobatan pada masing-masing kelompok
dibandingkan
19
20
2.Rancangan Uji Klinik
b.Rancangan silang/rancangan sama subjek
(RCT-cross-over design)
Pada rancangan ini setiap subjek akan
memperoleh semua bentuk
pengobatan/perlakuan secara selang-seling
yang ditentukan secara acak. Untuk
menghindari kemungkinan pengaruh
obat/perlakuan yang satu dengan yang lainnya,
setiap subjek akan memperoleh periode bebas
pengobatan (washen-out period)
21
✢ Note:Rancangan ini hanya dapat dilakukan untuk
penyakit-penyakit yang bersifat kronik dan stabil,
seperti rematoid artritis dan hipertensi

22
Perlakuan Pengobatan yang Diteliti dan Pembandingnya
Jenis perlakuan/pengobatan dan
pembandingnya harus didefinisikan secara
jelas

Informasi yang perlu dicantumkan


1. Jenis obat dan formulasinya
2. Dosis dan frekuensi pengobatan
3. Waktu dan cara pemberian
4. Lama pengobatan
Pengacakan Perlakuan
Diperlukan dalam uji klinik terkendali
(randomized-controlled trial-RCT) untuk
menghindari bias

Tujuan:
✢ Setiap subjek akan memperoleh
kesempatan yang sama dalam mendapatkan
perlakuan
✢ Subjek - subjek yang memenuhi kriteria
inklusi akan terbagi sama rata dalam tiap
5. Besar Sampel
Faktor-faktor yang dijadikan pertimbangan
dalam penentuan jumlah sampel
a. Derajat kepekaan uji klinik
Jika diketahui bahwa perbedaan
kemaknaan klinis antara 2 obat yang
diujitidak begitu besar, maka diperlukan
jumlah sampel yang besar

25
5.Besar Sampel
Faktor-faktor yang dijadikan pertimbangan
dalam penentuan jumlah sampel
b.Keragaman hasil
✢Makin kecil keragaman hasul uji antar
individu dalam kelompok yang sama, maka
makin sedikit jumlah subjek yang diperlukan

26
5.Besar Sampel
Faktor-faktor yang dijadikan pertimbangan
dalam penentuan jumlah sampel

c.Derajat kemaknaan Statistik


Makin besar kebermaknaan statistik yang
diharapkan dari uji klinik, maka makin besar
pula jumlah subjek yang diperlukan

27
✢ Salah satu contoh cara penghitungan besar
sampel antara lain, apabila kita ingin
membandingkan 2 jenis obat, A dan B di
mana diperkirakan bahwa prosentase
kesembuhan setelah pemberian obat A
adalah 90%, sementara prosentase
kesembuhan pada pemberian obat B 70%.
Dengan menentukan (kesalahan tipe I) dan
(kesalahan tipe II), maka digunakan cara
penghitungan ,Di mana,

28
✢ N = jumlah sampel per perlakuan
✢ P1 = prosentase kesembuhan yang
diharapkan dari perlakuan 1 yakni 95%
✢ P2 = prosentase kesembuhan yang
diharapkan dari perlakuan 2 yakni 90%
= kesalahan tipe I, misalnya 0,05
= kesalahan tipe II, misalnya 0,1

29
30
Blinding/pembutaan
✢ Adalah merahasiakan bentuk terapi yang
diberikan. Dengan pembutaan, maka pasien
dan/atau pemeriksa tidak mengetahui yang mana
obat yang diuji dan yang mana pembandingnya.
✢ Tujuan utama adalah untuk menghindari bias
pada penilaian respons terhadap obat yang
diujikan.

Sumber: Probandari A, Prahasto I D. (tanpa tahun). Rancangan Penelitian Eksperimental Murni dan
Kuasi Eksperimental. Fakutas Kedokteran UGM. Diunduh dari gamel.fk.ugm.ac.id/ tanggal 22
November 2018
✢ Single blind: jika identitas obat tidak diberitahukan
kepada pasien

✢ Double-blind: jika baik pasien maupun dokter


pemeriksa tidak diberitahu obat yang diuji maupun
pembandingnya

✢ Triple blind: jika pasien, dokter pemeriksa ataupun


individu yang melakukan analisis tidak mengetahui
identitas obat yang diuji dan pembandingnya

Sumber: Probandari A, Prahasto I D. (tanpa tahun). Rancangan Penelitian Eksperimental Murni dan
Kuasi Eksperimental. Fakutas Kedokteran UGM. Diunduh dari gamel.fk.ugm.ac.id/ tanggal 22
November 2018
Analisis dan Interpretasi Data
Tergantung pada metode statistik

Protokol Uji Klinik


Petunjuk pelaksanaan uji klinik (operation manual)
penjelasan mengenai prosedur dan tatalaksana penelitian hingga cara
penilaian hasil serta analisis data
Rancangan ilmiah (scientific design)
latar belakang, tujuan khusus, kepentingan uji klinik hingga rancangan
uji dasar ilmiah penggunaan rancangan yang bersangkutan
Etika Uji Klinik
✢ Protokol uji klinik telah mendapat izin kelaikan etik
(ethical clearance) dari komisi etik penelitian biomedik
pada manusia
✢ Menjamin kebebasan pasien untuk ikut secara sukarela
dan mengizinkan pasien bila mengundurkan diri dari uji
klinik
✢ Keikutsertaan pasien dalam uji klinik harus dinyatakan
secara tertulis (written - informed consent)
✢ Menjamin kerahasiaan identitas dan segala informasi
yang diperoleh pasien
Validitas internal dan eksternal
✢ Apakah hasil penelitian ini benar atau
dapat dipercaya?  validitas internal

✢ Apakah kita dapat menggeneralisasikan


hasil penelitian ini kepada sejumlah subyek
yang kondisinya dianggap sama dengan
subyek yang kita teliti?  validitas
external
Sumber: Jaedun A. (2011). Metode Penelitian Eksperimen. Universitas Negeri Yogyakarta.
Diunduh dari
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131569339/pengabdian/metode-penelitian-eksperimen.pdf
✢ Penelitian eksperimen pada umumnya lebih menekankan
pada pemenuhan validitas internal, yaitu dengan cara
mengontrol/mengendalikan/mengeliminir pengaruh faktor-
faktor di luar yang dieksperimenkan yang dapat
mempengaruhi hasil eksperimen.

✢ Validitas internal suatu instrumen dikatakan tinggi apabila


butir-butir soal penyusun instrumen dan juga faktor-
faktornya sejalan atau tidak menyimpang dari fungsi
instrumen itu sendiri.

Sumber: Jaedun A. (2011). Metode Penelitian Eksperimen. Universitas Negeri Yogyakarta.


Diunduh dari
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131569339/pengabdian/metode-penelitian-eksperimen.pdf
tanggal 22 November 2018
✢ Faktor-faktor yang mengancam validitas internal:

○ History: kejadian-kejadian tertentu yang terjadi antara pengukuran pertama (pretest) dan
kedua (post-test)
○ Maturation: proses perubahan (kematangan) di dalam diri subyek yang terjadi selama
berlangsungnya eksperimen. Untuk mengatasi hal ini: mendisain eksperimen yang tidak
terlalu lama
○ Efek Testing: efek yang ditimbulkan hasil pengukuran pertama (pretest) terhadap hasil
pengukuran kedua (post-test). Cara mengatasinya: tidak memberikan pre-test
○ Instrumentation: efek yang ditimbulkan akibat perubahan cara pengukuran, perubahan
pengamat, yang dapat membuat perubahan hasil pengukuran
○ Selection: adanya bias di dalam menentukan/memilih responden/subyek untuk kelompok
eksperimen dan kelompok control/pembanding
○ Statistical regression: kelompok yang dipilih berdasarkan skor yang ekstrim cenderung
akan meregres ke rerata populasi
○ Mortality: kehilangan subyek, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok
pembading
Sumber: Jaedun A. (2011). Metode Penelitian Eksperimen. Universitas Negeri Yogyakarta.
Diunduh dari
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131569339/pengabdian/metode-penelitian-eksperimen.pdf
✢ Validitas eksternal merujuk pada data yang dihasilkan suatu
instrumen sesuai dengan informasi atau keterangan dari sumber
lain yang terkait dengan variabel penelitian yang dimaksud.

✢ 4 faktor yang mempengaruhi validitas eksternal:


○ Pengaruh interaksi seleksi yang bias dan variabel eksperimen
○ Pengaruh interaksi pre test (subjek yang diberi pre test akan
memberikan respon yang berbeda dengan yang tidak diberi
pre test)
○ Pengaruh reaktif dari prosedur eksperimental
○ Pengaruh intervensi perlakuan yang berulang-ulang

Sumber: Jaedun A. (2011). Metode Penelitian Eksperimen. Universitas Negeri Yogyakarta.


Diunduh dari
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131569339/pengabdian/metode-penelitian-eksperimen.pdf
Non Randomized
Control Trial
Non Randomized Trials
✢ Definition :
“A clinical trial in which the participants are
not assigned by chance to different treatment
groups. Participants may choose which group
they want to be in, or they may be assigned to
the groups by the researchers.”

https://www.cancer.gov/publications/dictionaries/cancer-terms/def/nonrandomized-clinical-trial
40
Non Randomized Trials
✢ (NRT) dibuat dengan memasangkan 2 atau
lebih kelompok partisipan yang diberikan 2
perlakuan yang berbeda (dalam bidang
epidemiologi kelompok terpapar atau tidak
menjadi faktor risiko penyakit)

41
When is it appropriate to use a
non-randomized trial design?
✢ Saat pengacakan (randomisasi) dapat mengurangi
keefektifan intervensi
(bila keefektifan intervensi bergantung pada keaktifan
partisipan yang dipengaruhi oleh kepercayaan dan
preferensi tertentu)
✢ Saat terdapat hal tidak etis untuk melakukan
pengacakan
✢ Saat pelaksanaan pengacakan tidak praktis (contoh :
faktor biaya atau kenyamanan)
✢ Saat adanya hambatan hukum atau politik untuk
alokasi acak 42
Tipe kontrol yang digunakan
pada non-randomized trials

Concurrentl Historically
y controlled controlled

43
Tipe kontrol yang digunakan pada
non-randomized trials (cont..)
✢ Concurrently controlled  bila kelompok
pembanding menerima perlakuan dan di
follow up pada interval waktu yang sama

44
Tipe kontrol yang digunakan pada
non-randomized trials (cont..)
✢ Historically controlled  bila kelompok
kontrol diberi perlakuan dan di follow up
sebelum kelompok intervensi

45
Kelebihan
Memungkinkan Untuk melakukan randomisasi. Randomisasi bertujuan
untuk menciptakan karakteristik antar kelompok hampir sama dalam
penelitian

Memungkinkan peneliti melakukan double blind, sehingga peneliti maupun


responden tidak menegetahui status responden apakan dalak kelompok intervensi
atau non intervensi sehingga meminimalisir faktor bias penelitian

Dapat memberikan bukti kuat adanya hubungan


sebab-akibat

dapat merupakan satu-satunya disain yang sesuai


dipakai misalnya untuk mempelajari obat-obat baru
46
Kekurangan
Mahal dan memakan waktu

Pengorganisasian penelitian. Melibatkan banyak pihak


sehingga butuh manajemen yang tidak mudah karena
melibatkan banyak pihak
tidak semua pertanyaan penelitian dapat dijawab dengan
disain experimen karena : masalah etika dan frekwensi
“outcome” yang jarang

Standar intervensi “exposure” mungkin dapat berbeda


dengankondisi sesungguhnya di populasi
Daftar Pustaka
✢ Gerstman B. 2013. Epidemiology Kept Simple An introduction to traditional and modern
epidemiology. Third edition. Sussex : Wiley-Blackwell 
✢ https
://www.researchgate.net/profile/Dr_Senthilvel_Vasudevan2/post/How_effective_are_quasi_no
n-randomized_studies/attachment/59d63613c49f478072ea3c1a/AS%3A273601507332105%4
01442243090775/download/NonRandomizedTrial.pdf
.
✢ Jaedun A. (2011). Metode Penelitian Eksperimen. Universitas Negeri Yogyakarta. Diunduh
dari
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131569339/pengabdian/metode-penelitian-eksperimen.pdf
tanggal 22 November 2018
✢ Principles of research: limitations of non-randomized studies [online] (18 November 2018)
https://www.surgeryjournal.co.uk/article/S0263-9319(08)00024-0/fulltext
✢ : Probandari A, Prahasto I D. (tanpa tahun). Rancangan Penelitian Eksperimental Murni dan
Kuasi Eksperimental. Fakutas Kedokteran UGM. Diunduh dari gamel.fk.ugm.ac.id/ tanggal
22 November 2018
✢ Rahmatini. (2015). Evaluasi Khasiat Dan Keamanan Obat (Uji Klinik). Majalah Kedokteran
Andalas, 31-38. 48

Anda mungkin juga menyukai