Anda di halaman 1dari 14

Matematika Bisnis

KELOMPOK 1 :

Widia Aulya Rahayu ( 200205036 )


Shakynna Suandha ( 200205077 )
Wanda Zulkarnaen ( 200205078 )
Dwi Fajar Mutiara ( 200205084 )
Rahma Kholila Hasibuan ( 200205090 )
Raihannisa Fadella ( 200205100 )
Rezky Aisyah ( 200205101 )
1. INVENTORY ( TURN OVER)
Inventory turnover adalah parameter pengukuran persediaan barang yang terjual
dalam suatu periode. Periode persediaan rata-rata biasanya dihitung dalam setahun.
Perputaran barang yang cepat mengindikasikan perusahaan terjadinya penjualan
yang tinggi di perusahaan. Sebaliknya, jika perputaran barang berjalan dengan
lambat berarti penjualan dalam perusahaan berjalan terhambat. Hasil dari
perhitungan inventory turnover akan menunjukkan keefektifan persediaan barang
dan dibandingkan dengan harga pokok penjualan atau lebih sering disebut HPP.

Contoh perusahaan yang memiliki perputaran persediaan yang tinggi adalah industri
fast fashion seperti Zara. Perusahaan retail fast fashion unggulan dunia tersebut
mampu memproduksi banyak produk sekaligus kemudian menjualnya dengan cepat
kepada pasar dan menggantikan produk yang ada dengan produk terbaru.
Pemasukan dari penjualan barang pun tetap lancar sementara biaya penyimpanan
produk di gudang dapat ditekan. Inovasi produk akibat perputaran barang yang cepat
juga menyebabkan konsumen tetap setia untuk menggunakan produk dari Zara.
Rumus Inventory Turnover
Inventory turnover berbeda-beda tergantung jenis barang yang dijual. Perusahaan bahan baku tekstil
tentu saja memiliki indikator perputaran yang berbeda dengan perusahaan yang menjual produk high
end fashion. Ada 2 rumus yang biasa digunakan untuk menghitung perputaran persediaan dalam satu
periode. Ada yang dibandingkan dengan HPP dan ada pula yang dibandingkan dengan penjualan.
Penggunaan rumus tersebut tergantung dengan kondisi perusahaan dan data yang tersedia. Rumus
hitungnya adalah:

Inventory turnover = HPP / Persediaan Rata-rata

atau

Inventory turnover = Sales / Persediaan


CONTOH SOAL INVETORY
TURNOVER
1. Metode tanda pengenal khusus
Setiap barang dagangan yang mempunyai harga pokok yang sama diberi tanda pengenal yang sama waktu
dilaksanakan inventarisasi serta dihitung jumlahnya. Jumlah harga/nilai persediaan akhir dihitung berdasarkan
harga tanda pengenal khusus seperti yang tertera pada masing-masing barang.

Contoh soal :
Data data suatu perusahaan diketahui berikut :

Barang kelompok A. Persediaan tgl. 1/1 sebanyak 500 unit @ Rp.100,00


Barang kelompok B. Persediaan tgl. 3/1 sebanyak 800 unit @ Rp.200,00
Barang kelompok C. Persediaan tgl. 12/1 sebanyak 900 unit @ Rp.300,00
Barang kelompok D. Persediaan tgl. 18/1 sebanyak 1000 unit @ Rp.400,00
Barang kelompok E. Persediaan tgl. 25/1 sebanyak 500 unit @ Rp. 500,00
Jika diketahui pada tanggal 31/1 setelah dilakukan inventarisasi secara fisik/nyata,masih terdapat persediaan
sebanyak 1000 – unit yang terdiri dari barang kelompok B = 400 unit,barang kelompok sebanyak D = 400 unit
dan barang kelompok E = 200 unit. Berapakah harga/nilai persediaan barang tersebut?

Jawab :
Barang kelompok B = 400 unit = 400 x Rp.200,00 = Rp.80.000,00
Barang kelompok D = 400 unit = 400 x Rp.400,00 = Rp.160.000,00
Barang kelompok E = 200 unit = 200 x Rp.500,00 = Rp.100.000,00
Jumlah 1000 unit Rp. 340.000,00
2. Metode rata rata sederhana

Harga pokok rata rata per unit dengan metode rata rata sederhana sama dengan Total Harga per unit masing-
masing kelompok dibagi dengan jumlah kelompok.

HP rata – rata per unit = Σ harga per unit masing – masing


Σ kelompok

Nilai persediaan akhir ( NPA ) sama dengan sisa persediaan akhir dikalikan dengan banyak.
Harga rata- rata :

NPA = Banyak persediaan akhir x HP rata rata per unit


metode sederhana
CONTOH SOAL
Sama dengan soal No.1 pada soal metode Tanda Pengenal Khusus :

Jawab :
Jadi harga pokok rata – rata per unit.
Kelompok A harga pokok per unit = Rp.100.00
Kelompok B harga pokok per unit = Rp.200.00
Kelompok C harga pokok per unit = Rp.300.00
Kelompok D harga pokok per unit = Rp.400.00
Kelompok E harga pokok per unit = Rp.500.00

5 kelompok Rp. 1.500,00

Maka harga rata – ratanya = Rp.1.500,00 : 5 = Rp.300,00


Saldo/sisa persediaan akhir 1000 unit x Rp.300,00 = Rp.300.000,00
2. Profit
a. ( Harga Jual Obat + ppn )
Contoh Soal :

Agus memesan obat sirup Paracetamol 1 lusin. 1 botol sirup paracetamol harganya Rp.15.000 dengan
harga PPN 10% dan het 1 obat paracetamol sirup adalah Rp.25.000/botol. Hitunglah berapa harga
1 botol paracetamol sirup termasuk harga PPN? Dan berapa harga 1 lusin obat paracetamol sirup termasuk
harga PPN!

Jawab : Diketahui : 1 botol = Rp.15.000


harga PPN = 10%
obat paracetamol = Rp.25.000/botol

Jawab : 1 botol = 15.000 x 10 = 1.500


100
= 15.000 + 1.500 = 16.500

1 lusin = 16.500 x 12 = 198.000


b. Harga jual obat + ppn + diskon
Bu mia membeli sebuah vitamin dengan harga Rp. 250.000,00 belum termasuk pajak.
Berapakah besar pajak yang harus dibayar bu mia jika persentase pajak sebesar 10 % dab
mendapatkan diskon 15 % !

Jawab :
Diketahui :
Besar diskon = 15 % x harga pokok barang
Besar diskon = 15 % x Rp. 250.000,00
Besar diskon = Rp. 37,500
Harga pokok barang = Rp. 250.000,00 - besarnharga diskon
Harga pokok barang = Rp. 250.000,00 - 37.500,00
Harga pokok barang = Rp. 212.500,00

Ditanyai : besar PPN ?


Besar PPN = persentase ppn x harga pokok barang
Besar PPN = 10% x Rp. 212.500,00
Besar PPN =RP. 21.250,00
Jadi besar pajak yang harus dibayar bu mia adalah Rp. 21.250,00
c. ( Harga jual obat dengan resep )
contoh soal :

Dr. Sugeng
DUM. 139/08/99
Jl. Mutiara No.9 Jakarta Timur

Jakarta, 6 Agustus 2015

R/ Amoxsan 500 mg No. XV


S 3 dd 1 kaps
R/ Tremenza tab No. XV
S 3 dd 1 tab
R/ Cinolon N cr 10 g No. I
Sue

Pro : Nana 21 thn


Alamat : Jl. Kedondong No. 12 Jak-
Tim
Jawab :
harga jual apotek Amoxsan 500 mg/kapsul : Rp. 4.004,-
harga
harga jual obat untuk
harga untuk 1515 kapsul
kapsul == Rp.
Rp. 4.004,-
4.004,- x 15 + Rp. 1.000,-
== Rp.
Rp. 61.060,-
61.060,-
== Rp.
Rp. 61.100,-
61.100,-
harga jual apotek Tremenza
harga Tremenza /tablet : Rp. 1.130,-
harga jual obat untuk
harga untuk 1515 tablet
tablet == Rp.
Rp. 1.130,-
1.130,- x 15 + Rp. 1.000,-
== Rp.
Rp. 17.950,-
17.950,-
== Rp.
Rp. 18.000,-
18.000,-
harga jual apotek Cinolon N /tube : Rp . 19.877,-
harga 19.877,-
harga jual obat untuk
harga untuk 11 tube == Rp.
Rp. 19.877,-
19.877,- x 1 + Rp.
Rp. 1000,-
== Rp.
Rp. 20.877,-
20.877,-
== Rp.
Rp. 20.900,-
20.900,-
harga jual resep tersebut
harga tersebut adalah == R/ 1 + R/ 2 + R/3
R/3
== Rp.
Rp. 61.100,-
61.100,- + Rp. 18.000,-
18.000,- + Rp. 20.900,-
== Rp.
Rp. 100.000,-
100.000,-
d. ( Harga jual obat resep dengan tuslah dan
embalase )

contoh soal :
R/Amoxicillin tab x 1 tab = Rp. 1.000,-
CTM tab x 1 tab = Rp. 5.00,-
Equaltab v 1 tab = Rp. 5.00,-
Mf pulu no xx
S3dd1 det x
Pro = An Deo
Umur = 8 thn
Alamat = Jl. Cinta sejati
hitunglah harga ppn dari resep tersebut dengan penambahan tuslah
ppn : 10%
Jawab :
Amoxicillin 5 tab -> Rp. 5.000,-
CTM 5 tab -> Rp. 2.500,-
Equal 2,5 tab ~ 3 tab -> Rp. 1.500,-

Amoxicillin = 5.000 x 10/100 =500


5.000 + 5.00 = Rp. 5.500,-
CTM = 2.500 X 10/100 = 250
2.500 + 250 = Rp. 2.750,-
Equal = 1.500 x 10/100 = 150
1.500 + 150 = Rp. 1.650,-
jadi totalnya : Rp. 5.500,- + Rp. 2.700,- + Rp. 1.650,-
tuslah = Rp. 9.900,- + Rp. 1.000,-
= Rp. 10.900,- ~ Rp. 11.000,-
TERIMA
KASIH ☺

Anda mungkin juga menyukai