Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kromatografi merupakan salah satu metode pemisahan komponen-
komponen campuran diman cuplikan berkesetimbangan di antara dua fasa, fasa
gerak yang membawa cuplikan dan fasa diam yang menahan cuplikan secara
selektif. Bila fasa geark berupa fasa gas, disebut kromatografi gas, sedangkan
kalau fasa gerak berupa zat cair.
Kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh Michael Tswest (1906),
seorang ahli botani Rusia. Tswest menyiapkan kolom yang diisi dengan serbuk
kalsium karbonat, dan kedalamnya dituangkan campuran pigmen tanaman yang
dilarutkan dalam eter. Secara mengejutkan, pigmen memisahkan dan membentuk
lapisan berwarna di sepanjang kolom. Ia menamakan kromatografi pada teknik
pemisahan baru ini, dimana “chroma” berarti warna serta “graphein” yang berarti
tulisan. Kemudian kimiawan dari Swiss Richard Martin Willstätter (1872-1942)
menerapkan teknik ini untuk risetnya yakni untuk pemisahan pigmen klorofil.
Kromatografi gas (GC) adalah jenis umum dari kromatografi yang
digunakan dalam kimia analitik untuk memisahkan dan menganalisis senyawa
yang dapat menguap tanpa dekomposisi. GC dapat digunakan untuk pengujian
kemurnian zat tertentu, atau memisahkan komponen yang berbeda dari campuran
(jumlah relatif komponen tersebut juga dapat ditentukan). GC dapat digunakan
dalam mengidentifikasi suatu senyawa. Sedangkan Kromatografi Cair Tenaga
Tinggi (KCKT) atau biasa juga disebut dengan High Performance Liquid
Chromatography (HPLC) merupakan metode yang tidak destruktif dan dapat
digunakan baik untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. HPLC secara mendasar
merupakan sebuah perkembangan tingkat tinggi dari kromatografi kolom.

1.2. Tujuan
1. Mengetahui apa itu Kromatografi HPLC dan GC
2. Mengetahui prinsip kerja dari kromatografi HPLC dan GC

1
3. Mengetahui Kelebihan & kekurangan dari kromatografi HPLC dan GC
4. Mengetahui manfaat dari penggunaan kromatografi HPLC

2
BAB II

PEMBAHASAN KROMATOGRAFI GAS

2.1. Pengertian Kromatografi Gas (GC)

Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-


macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa
gerak yang bisa berupa gas( kromatografi gas ) ataupun cair ( kromatografi cair )
dan fasa diam yang juga bisa berupa cairan ataupun suatu padatan. Hal ini
dikarenakan adanya perbedaan polaritas dari fasa diam dan gerak.

Kromatografi gas adalah suatu metode pemisahan campuran yang terdiri


dari dua macam komponen atau lebih, yang didasarkan pada distribusi diferensial
diantara dua fasa yaitu fasa diam yang berupa padatan atau cairan dan fasa mobil
yang berupa gas.

2.2. Prinsip Kerja Kromatografi Gas

Kromatografi gas atau yang biasa disebut carrier gas digunakan untuk
membawa sample melewati lapisan (bed) material. Karena gas yang bergerak,
maka disebut mobile phase (fasa bergerak), sebaliknya lapisan material yang diam
disebut stationary phase (fasa diam).

Cara kerja dari kromatografi gas adalah gas pembawa lewat melalui satu sisi
detektor kemudian memasuki kolom. Di dekat kolom ada suatu alat di mana
sampel – sampel bisa dimasukkan ke dalam gas pembawa ( tempat injeksi).
Sampel – sampel tersebut dapat berupa gas atau cairan yang volatil (mudah
menguap). Lubang injeksi dipanaskan agar sampel teruapkan dengan cepat.

Aliran gas selanjutnya menemui kolom,kolom berisi suatu padatan halus


dengan luas permukaan yang besar dan relatif inert. Sebelum diisi ke dalam
kolom, padatan tersebut diimpregnasi dengan cairan yang diinginkan yang
berperan sebagai fasa diam atau stasioner sesungguhnya, cairan ini harus stabil

3
dan nonvolatil pada temperatur kolom dan harus sesuai dengan pemisahan
tertentu. Setelah muncul dari kolom itu, aliran gas lewat melalui sisi lain detektor.
Maka elusi zat terlarut dari kolom mengatur ketidakseimbangan antara dua sisi
detektor yang direkam secara elektrik.

GC menggunakan gas sebagai gas pembawa/fase geraknya. Ada 2 jenis


kromatografi gas, yaitu :
1. Kromatografi gas–cair (KGC) yang fase diamnya berupa cairan yang
diikatkan pada suatu pendukung sehingga solut akan terlarut dalam fase
diam.
2. Kromatografi gas-padat (KGP), yang fase diamnya berupa padatan dan
kadang-kadang berupa polimerik.
Prinsip kromatografi gas: Pada dasarnya prinsip yang digunakan pada
kromatografi gas dan HPLC secara garis besar adalah sama karena sama-sama
menggunakan kolom, hanya saja pada kromatografi gas, sampel yang diinjeksikan
harus yang tahan panas karena menggunakan gas pembakar. Disamping itu pada
kromatografi gas, selain oleh afinitasnya terhadap fase diam maupun fase gerak,
pemisahannya juga ditentukan oleh titik didih keatsirian dari sampel.
2.3. Fase Diam Dan Fase Gerak Pada Kromatografi Gas
1. Fase Diam
Pemilihan fasa diam juga harus disesuaikan dengan sampel yang akan
dipisahkan. Untuk sampel yang bersifat polar sebaiknya digunakan fasa diam
yang polar. Begitupun untuk sampel yang nonpolar, digunakan fasa diam yang
nonpolar agar pemisahan dapat berlangsung lebih sempurna.
Fase diam pada Kromatografi Gas biasanya berupa cairan yang disaputkan
pada bahan penyangga padat yang lembab, bukan senyawa padat yang berfungsi
sebagai permukaan yang menyerap (kromatografi gas-padat). Sistem gas-padat
telah dipakai secara luas dalam pemurnian gas dan penghilangan asap, tetapi
kurang kegunaannya dalam kromatografi. Pemakaian fase cair memungkinkan
kita memilih dari sejumlah fase diam yang sangat beragam yang akan
memisahkan hampir segala macam campuran.

4
2. Fase Gerak
Disebut juga sebagai gas pembawa. Fungsi utamanya adalah untuk
membawa uap analit melalui system kromatografi tanpa berinteraksi dengan
komponen-komponen sampel.
Adapun syarat-syarat fase gerak pada kromatografi gas yaitu sebagai
berikut::
 Tidak reaktif
 Murni (agar tidak mempengaruhi detector)
 Dapat disimpan dalam tangki tekanan tinggi. Biasanya mengandung gas
helium, nitrogen, hydrogen, atau campuran argon dan metana
 Pemilihan gas pembawa yang digunakan tergantung dari detektor apa yang
digunakan

2.4. Komponen dalam Kromatografi Gas


Adapun komponen-komponen dari kromatografi gas yaitu sebagai berikut
1. Gas Pembawa

Pada pengamatan ini, terlihat tiga tabung gas yang memiliki warna yang
berbeda. Pada tabung 1, berisi gas tekan; tabung 2, berisi gas Nitrogen (N2) dan
pada tabung 3, berisi gas Hidrogen (H2).
Gas pembawa harus bersifat inert artinya gas ini tidak bereaksi dengan
cuplikan ataupun fasa diamnya. Gas ini disimpan dalam silinder baja bertekanan
tinggi sehingga gas ini akan mengalir cepat dengan sendirinya. Karena aliran gas
yang cepat inilah maka pemisahan dengan kromatografi gas berlangsung hanya
dalam beberapa menit saja

5
Gas pembawa yang biasa digunakan adalah gas argon, helium, hidrogen
dan nitrogen. Gas nitrogen memerlukan kecepatan alir yang lambat (10 cm/detik)
untuk mencapai efisiensi yang optimum dengan HETP (High Eficiency
Theoretical Plate) minimum. Sementara hidrogen dan helium dapat dialirkan lebih
cepat untuk mencapai efisiensi optimumnya, 35 cm/detik untuk gas hidrogen dan
25 cm/detik untuk helium. Dengan kenaikan laju alir, kinerja hidrogen berkurang
sedikir demi sedikit sedangkan kinerja nitrogen berkurang secara drastis.
Semakin cepat solut berkesetimbangan di antara fasa diam dan fasa gerak
maka semakin kecil pula faktor transfer massa. Difusi solut yang cepat membantu
mempercepat kesetimbangan di antara dua fasa tersebut, sehingga efisiensinya
meningkat (HETP nya menurun). Pada kecepatan alir tinggi, solut berdifusi lebih
cepat melalui hidrogen dan helium daripada melalui nitrogen. Hal inilah yang
menyebabkan hidrogen dan helium memberikan resolusi yang lebih baik daripada
nitrogen. Hidrogen memiliki efisiensi yang relatif stabil dengan adanya perubahan
kecepatan alir. Namun, hidrogen mudah meledak jika terjadi kontrak dengan
udara. Biasanya, helium banyak digunakan sebagai penggantinya. Kotoran yang
terdapat dalam carrier gas dapat bereaksi dengan fasa diam. Oleh karena itu, gas
yang digunakan sebagai gas pembawa yang relatif kecil sehingga tidak akan
merusak kolom. Biasanya terdapat saringan (molecular saeive) untuk
menghilangkan kotoran yang berupa air dan hidrokarbon dalam gas pembawa .
Pemilihan gas pembawa biasanya disesuaikan dengan jenis detektor.

2. Injektor
Sampel dapat berupa gas atau cairan dengan syarat sampel harus mudah
menguap saat diinjeksikan dan stabil pada suhu operasional (50°-300° C). Injektor
berada dalam oven yang temperaturnya dapat dikontrol. Suhu injektor biasanya
50° C di atas titik didih cuplikan. Jumlah cuplikan yang diinjeksikan sekitar 5 µL.
Tempat pemasukkan cuplikan cair pada kolom pak biasanya terbuat dari tabung
gelas di dalam blok logam panas. Injeksi sampel menggunakan semprit kecil.
Jarum semprit menembus lempengan karet tebal disebut septum yang mana akan
mengubah bentuknya kembali secara otomatis ketika semprit ditarik keluar.

6
Untuk cuplikan berupa gas dapat dimasukkan dengan menggunakan alat
suntik gas (gas-tight syringe) atau kran gas (gas-sampling valve). Alat pemasukan
cuplikan untuk kolom terbuka dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu injeksi
split (split injection) dan injeksi splitless (splitless injection). Injeksi split
dimaksudkan untuk mengurangi volume cuplikan yang masuk ke kolom. Cuplikan
yang masuk biasanya hanya 0,1 % hingga 10 % dari 0,1-2 µL, sementara sisanya
dibuang.

Gambar Sistem injeksi split

Sedangkan injeksi splitless lebih cocok digunakan untuk analisa renik.

3. Kolom
Kolom pada umumnya terbuat dari baja tahan karat atau terkadang dapat
terbuat dari gelas. Kolom kaca digunakan bila untuk memisahkan cuplikan yang
mengandung komponen yang dapat terurai jika kontak dengan logam. Diameter
kolom yang digunakan biasanya 3 mm – 6 mm dengan panjang antara 2-3 m.
kolom dibentuk melingkar agar dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam oven (
thermostat ).
Kolom adalah tempat berlangsungnya proses pemisahan komponen yang
terkandung dalam cuplikan. Di dalam kolom terdapat fasa diam yang dapat berupa
cairan, wax, atau padatan dengan titik didih rendah. Fasa diam ini harus sukar
menguap, memiliki tekanan uap rendah, titik didihnya tinggi (minimal 100º C di

7
atas suhu operasi kolom) dan stabil secara kimia. Fasa diam ini melekat pada
adsorben. Adsorben yang digunakan harus memiliki ukuran yang seragam dan
cukup kuat agar tidak hancur saat dimasukkan ke dalam kolom. Adsorben
biasanya terbuat dari celite yang berasal dari bahan diatomae. Cairan yang
digunakan sebagai fasa diam di antaranya adalah hidrokarbon bertitik didih tinggi,
silicone oils, waxes, ester polimer, eter dan amida. (The Techniques). Pemilihan
fasa diam juga harus disesuaikan dengan sampel yang akan dipisahkan. Untuk
sampel yang bersifat polar sebaiknya digunakan fasa diam yang polar. Begitupun
untuk sampel yang nonpolar, digunakan fasa diam yang nonpolar agar pemisahan
dapat berlangsung lebih sempurna.
Ada dua tipe kolom yang biasa digunakan dalam kromatografi gas, yaitu
kolom pak (packed column) dan kolom terbuka (open tubular column).
 Kolom pak (packed column)
Kolom pak terbuat dari stainless steel atau gelas Pyrex. Gelas Pyrex
digunakan jika cuplikan yang akan dipisahkan bersifat labil secara termal.
Diameter kolom pak berkisar antara 3 – 6 mm dengan panjang 1 – 5 m. kolom
diisi dengan zat padat halus sebagai zat pendukung dan fasa diam berupa zat cair
kental yang melekat pada zat pendukung. Kolom pak dapat menampung jumlah
cuplikan yang banyak sehingga disukai untuk tujuan preparatif. Kolom yang
terbuat dari stainless steel biasa dicuci dengan HCl terlarut, kemudian ditambah
dengan air diikuti dengan methanol, aseton, metilen diklorida dan n-heksana.
Proses pencucian ini untuk menghilangkan karat dan noda yang berasal dari agen
pelumas yang digunakan saat membuat kolom. Kolom pak diisi dengan 5%
polyethylene glycol adipate dengan efisiensi kolom sebesar 40,000 theoretical
plates
 Kolom terbuka (open tubular column)
Kolom terbuka terbuat dari stainless steel atau quartz. Berdiameter antara
0,1 – 0,7 mm dengan panjang berkisar antara 15 - 100 m. semakin panjang kolom
maka akan efisiensinya semakin besar dan perbedaan waktu retensi antara
komponen satu dengan komponen lain semakin besar dan akan meningkatkan
selektivitas. Penggunaan kolom terbuka memberikan resolusi yang lebih tinggi
daripada kolom pak. Tidak seperti pada kolom pak, pada kolom terbuka fasa

8
geraknya tidak mengalami hambatan ketika melewati kolom sehingga waktu
analisis menggunakan kolom ini lebih singkat daripada jika menggunakan kolom
pak.

4. Termostat (Oven)
Termostat (oven) adalah tempat penyimpanan kolom. Suhu kolom harus
dikontrol. Temperatur kolom bervariasi antara 50ºC - 250ºC. Suhu injektor lebih
rendah dari suhu kolom dan suhu kolom lebih rendah daripada suhu detektor.
Suhu kolom optimum bergantung pada titik didih cuplikan dan derajat pemisahan
yang diinginkan.
Operasi GC dapat dilakukan secara isotermal dan terprogram. Analisis yang
dilakukan secara isotermal digunakan untuk memisahkan cuplikan yang
komponen-komponen penyusunnya memiliki perbedaan titik didih yang dekat,
sedangkan sistem terprogram digunakan untuk memisahkan cuplikan yang
perbedaan titik didihnya jauh.

5. Detektor
Detektor adalah komponen yang ditempatkan pada ujung kolom GC yang
menganalisis aliran gas yang keluar dan memberikan data kepada perekam data
yang menyajikan hasil kromatogram secara grafik. Detektor menunjukkan dan
mengukur jumlah komponen yang dipisahkan oleh gas pembawa. Alat ini akan
mengubah analit yang telah terpisahkan dan dibawa oleh gas pembawa menjadi
sinyal listrik yang proporsional. Oleh karena itu, alat ini tidak boleh memberikan
respon terhadap gas pembawa yang mengalir pada waktu yang bersamaan.
Beberapa detektor yang dapat digunakan antara lain: detektor hantar bahang
(DHB), detektor ionisasi nyala (FID), detektor tangkap ion, dan lain sebagainya.

6. Rekorder
Rekorder berfungsi sebagai pencetak hasil percobaan pada lembaran kertas
berupa kumpulan puncak, yang selanjutnya disebut sebagai kromatogram. Seperti
telah diberitahukan diawal, jumlah puncak dalam kromatogram menyatakan

9
jumlah komponen penyusun campuran. Sedangkan luas puncak menyatakan
kuantitas komponennya.

2.5. Mekanisme Kerja Dalam Kromatografi Gas


Pada percobaan ini, akan dilakukan pemisahan komponen-komponen pada
larutan n-Heksana. N-Heksana dapat dideteksi dikarenakan senyawa ini
merupakan senyawa organik yang memiliki titik didih cukup rendah dan bersifat
volatil.
Adapun mekanisme kerja kromatografi gas adalah sebagai berikut : gas
bertekanan tinggi dialirkan ke dalam kolom yang berisi fasa diam, kemudian
sampel berupa n-Heksana diinjeksikan ke dalam aliran gas dan ikut terbawa oleh
gas ke dalam kolom. Di dalam kolom akan terjadi proses pemisahan dari n-
Heksana menjadikomponen-komponen penyusunnya. Komponen-komponen
tersebut satu per satu akan keluar kolom dan mencapai detektor yang diletakkan di
ujung akhir kolom. Hasil pendeteksian direkam oleh rekorder dan dikenal
sebagaikromatogram. Jumlah peak pada kromatogram menyatakan jumlah
komponen yang terdapat dalam cuplikan dan kuantitas suatu komponen
ditentukan berdasarkan luas peaknya.
Berikut adalah skema dari instrumen GC:

10
BAB III

PEMBAHASAN KROMATOGRAFI HPLC

3.1. Pengertian HPLC


Kromatografi Cair Tenaga Tinggi (KCKT) atau biasa juga disebut dengan
High Performance Liquid Chromatography (HPLC) merupakan metode yang
tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif dan
kuantitatif. HPLC secara mendasar merupakan sebuah perkembangan tingkat
tinggi dari kromatografi kolom. Selain dari pelarut yang menetes melalui kolom di
bawah pengaruh gravitasi, HPLC didukung oleh pompa yang dapat memberikan
tekanan tinggi sampai dengan 400 atm. Hal ini membuat HPLC dapat
memisahkan komponen sampel lebih cepat.

3.2. Kegunaan Dari HPLC

Beberapa kegunaan dari HPLC :

 HPLC dengan prinsip kromatografi banyak digunakan pada industri farmasi


dan pestisida.
 Zat- zat dengan kepolaran berbeda yaitu antara sedikit polar sampai polar
dapat dipisahkan dengan HPLC berdasarkan partisi cair-cair
 Asam-asam nukleat dapat dipisahkan dengan kolom penukar ion yang
dikombinasikan dengan kolom butiran berlapis zat berpori.
 Morfin, heroin dan semacamnya telah dapat dipisahkan dengan rezin
Zipax-SAX.
 Dapat memisahkan vitamin- vitamin yang larut dalam air.
 Digunakan untuk menentukan berat molekul polimer dan masalah-masalah
biokimia.
 Dapat digunakan untuk memurnikan dan mengidentifikasi suatu senyawa.

1. Aplikasi dalam ilmiah

Perkembangan yang baru-baru ini HPLC telah menjadi pengembangan


metode HPLC denaturing (DHPLC). This procedure can separate double-stranded

11
DNA molecules that differ by as little as one . Prosedur ini dapat memisahkan
molekul DNA untai-ganda yang berbeda sekecil satu pasangan basa .The speed of
analysis (approximately 5 minutes per sample) and the size of DNA fragment that
can be analyzed (up to 2.0 kilobytes) has made it a preferred method for a variety
of applications in the field of molecular biology. Kecepatan analisis (sekitar 5
menit per sampel) dan ukuran fragmen DNA yang dapat dianalisis (hingga 2,0
kilobyte) telah membuatnya menjadi metode yang disukai untuk berbagai aplikasi
dalam bidang biologi molekuler.Applications of DHPLC include the detection of
single nucleotide (SNPs). Aplikasi DHPLC termasuk deteksi tunggal nukleotida
polimorfisme (SNP). These are single base-pair variations in DNA that can give
valuable information on genetic variation within a population. Ini adalah satu
dasar pasangan variasi dalam DNA yang dapat memberikan informasi berharga
tentang variasi genetik dalam suatu populasi, They can also help to identify the
genes that cause certain human diseases.dan juga dapat membantu untuk
mengidentifikasi gen yang menyebabkan penyakit manusia tertentu. Dan aplikasi
lain dari kromatrogarafi HPLC adalah dalam dunia farmasi digunakan untuk
menganalisis.

Contoh analisis menggunakan kromatrografi HPLC:

 Analisis Diazepam dalam darah

Diazepam (Valium) merupakan Senyawa golongan psikotropika. Senyawa


ini berbentuk kristal agak kekuningan yang tidak larut dalam air, rumus
kimiaC23H27N. Diazepam termasuk obat antiansietas, antikonvulsan, dan
sedatif. Mempunyai Indikasi untuk status epileptikus, ansietas atau insomnia,
konvulsi akibat keracunan, kejang demam, dan sebagai obat penenang. Prinsip
cara uji diazepam ini adalah dengan mengekstraksi menggunakan pelarut atau
campuran pelarut yang sesuai. Kemudian sampel yang sudah melalui proses
preparasi selanjutnya diinjeksikan ke sistem HPLC.

12
3.3. Kelebihan dan Kekurangan Dalam Penggunaan HPLC

Dengan adanya HPLC tentunya sangat membantu dalam proses


kromatografi.

Berikut merupakan kelebihan dari alat HPLC antara lain:

 Mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran dengan daya


memisah yang tinggi.
 Dapat dihindari terjadinya dekomposisi / kerusakan bahan analisis.
 Dapat digunakan bermacan-macam detektor dengan kepekaan yang tinggi.
 Kolom dapat digunakan kembali.
 Waktu analisa cukup singkat.
 HPLC dapat digunakan untuk isolasi zat yang tidak mudah menguap dan zat
yang tidak stabil.
 Dapat menganalisis sampel yang kecil kuantitasnya.
 Teknik HPLC dapat dilakukan pada suhu kamar.

Kelemahan dari alat HPLC antara lain:

 Harga sebuah alat HPLC cukup mahal.


 Sering ada larutan standar yang tertinggal diinjektor.
 Pada kolom dengan diameter rata-rata partikel fase diam dengan ukuran 5
dan 3 mikrometer sela-sela partikel lebih mudah tertutup oleh kotoran, jadi
harus seringkali dicuci dan kemurnian larutan harus dijaga.

3.4. Prinsip Kerja

Pada dasarnya prinsip kerja HPLC sama dengan kromatografi lapis tipis dan
kromatografi kolom, yang membedakan adalah fasa diam yang digunakan pada
HPLC memiliki ukuran yang lebih kecil sehingga luas permukaan besar sehingga
keseimbangan antar fasa menjadi lebih baik dan efisien.

13
Pada HPLC tekanan yang tinggi menyebabkan fasa gerak dapat bergerak lebih
cepat sehingga difusi menjadi sekecil-kecilnya. Ukuran butir kecil pada fasa diam
dan tekanan yang tinggi pada fasa gerak pada kromatografi kolom cair secara teori
akan menghasilkan pemisahan yang sebaik-baiknya.

14
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
1. Kromatografi gas (GC) adalah jenis umum dari kromatografi yang digunakan
dalam kimia analitikuntuk memisahkan dan menganalisis senyawa yang
dapat menguap tanpa dekomposisi. GC dapat digunakan untuk pengujian
kemurnian zat tertentu, atau memisahkan komponen yang berbeda dari
campuran
2. Kromatografi gas atau yang biasa disebut carrier gas digunakan untuk
membawa sample melewati lapisan (bed) material. Karena gas yang bergerak,
maka disebut mobile phase (fasa bergerak), sebaliknya lapisan material yang
diam disebut stationary phase (fasa diam)
3. Kromatografi Cair Tenaga Tinggi (KCKT) atau biasa juga disebut dengan
High Performance Liquid Chromatography (HPLC) merupakan metode yang
tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif dan
kuantitatif. HPLC secara mendasar merupakan sebuah perkembangan tingkat
tinggi dari kromatografi kolom.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://www.blogpribadi.com/2009/11/kromatografi-gas.html. diakses pada tanggal


01 Januari 2018.

http://paramita-kromatografi.blogspot.co.id/2012/12/kromatografi-cair-kinerja-
tinggi-kckt_6.html diakses pada tanggal 01 Januari 2018.

http://ruangdiskusiapoteker.blogspot.co.id/2012/06/kromatografi-cair-kinerja-
tinggi.html diakses pada tanggal 01 Januari 2018.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kromatografi_cair_berperforma_tinggi diakses pada


tanggal 2 Januari 2018

http://www.nestgrp.com/pdf/colcare.pdf diakses pada tanggal 2 Januari 2018

16

Anda mungkin juga menyukai