Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM IDK3

BIOKIMIA

URINE

NAMA : AFAN LUHUNG PRIBADI

NIM : 1811020015

KELAS : 2A

PRODI KEPERAWATAN S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2019
11-03-2019

URINE

TUJUAN

1. Mengetahui sifat-sifat fisik urine.

2. Penentuan garam-garam amonium

3. Mengetahui adanya asam urat

4. Mengetahui adanya glukosa sebagai gula pereduksi pada urine

DASAR TEORI

Urin merupakan keluaran akhir yang dihasilkan ginjal sebagai akibat


kelebihan urine dari penyaringan unsur-unsur plasma (Djuanda 1980). Urine atau
urin merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan
dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan untuk
membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk
menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui
ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra
(Thenawijaya 1995). Proses pembentukan urin di dalam ginjal melalui tiga
tahapan yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan
augmentasi (penambahan) (Winangi 1979).
Pada filtrasi terjadi proses sebagai berikut. Filtrasi darah terjadi di
glomerulus, yaitu kapiler darah yang bergelung-gelung di dalam kapsul Bowman.
Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium sehingga memudahkan proses
penyaringan. Selain itu, di glomerulus juga terjadi pengikatan sel-sel darah,
keping darah, dan sebagian besar protein plasma agar tidak ikut dikeluarkan. Hasil
proses infiltrasi ini berupa urine primer (filtrate glomerulus) yang komposisinya
mirip dengan darah, tetapi tidak mengandung protein. Di dalam urine primer
dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, ion-ion, dan garam-
garam lainnya (Winangi 1979).
Proses reabsorpsi terjadi di dalam pembuluh (tubulus) proksimal. Proses
ini terjadi setelah urine primer hasil proses infiltrasi mengalir dalam pembuluh
(tubulus) proksimal. Bahan-bahan yang diserap dalam proses reabsorpsi ini adalah
bahan-bahan yang masih berguna, antara lain glukosa, asam amino, dan sejumlah
besar ion-ion anorganik. Selain itu, air yang terdapat dalam urine primer juga
mengalami reabsorpsi melalui proses osmosis, sedangkan reabsorpsi bahan-bahan
lainnya berlangsung secara transpor aktif. Proses penyerapan air juga terjadi di
dalam tubulus distal. Kemudian, bahan-bahan yang telah diserap kembali oleh
tubulus proksimal dikembalikan ke dalam darah melalui pembuluh kapiler yang
ada di sekeliling tubulus. Proses reabsorpsi ini juga terjadi di lengkung Henle,
khususnya ion natrium. Hasil proses reabsorpsi adalah urine sekunder yang
memiliki komposisi zat-zat penyusun yang sangat berbeda dengan urine primer.
Dalam urine sekunder tidak ditemukan zat-zat yang masih dibutuhkan tubuh dan
kadar urine meningkat dibandingkan di dalam urine primer (Thenawijaya 1995).
ALAT DAN BAHAN

1.Tabung Reaksi
2. Pipet tetes
3. Rak tabung reaksi
4. Gelas ukur
5. Beaker glass
6. Urine
7. NaOH
8. HCl
9. HNO3
10. NH3
11. BaCl2
12. Larutan Benedict
CARA KERJA

1. PENENTUAN SIFAT FISIK URINE

a. Penentuan volume urine


 Mengukur volume urine dalam beaker glass
 Mencatat volume urine
b. Penentuan keernihan dan warna
 Mengamati kejernihan dan warna urine
c. Penentuan pH urine
 Meletakan kertas pH didalam urine yang ada pada tabung reaksi kemudian
cocokan dengan pH meter

2. PENENTUAN KOMPONEN YANG TERDAPAT PADA URINE

a. Penentuan garam ammonium


 Memasukan 2ml urine kedalam tabung reaksi
 Menambahkan 10 tetes NaOH encer
 Memanaskan di atas pemanas air
 Mencium bau uap yang keluar
 Menguji dengan kertas lakmus merah basah, kemudian amati
b. Pemeriksaan sulfat anorganik dan sulfat eterial
 Memasukan 5 ml urine kedalam tabung reaksi
 Menambahkan 1ml HCl 0,5 m kedalam tabung reaksi
 Mengocok dan menyaringnya
 Memisahkan hasil fitrat dan endapan
 Menambahkan 1ml HCl 0,5 m pada endapan
 Mendidihkan filtrat diatas penangas air bila tidak ada endapanya
tambahkan 1ml BaCl2, amati
c. Tes murekeid
 Memasukan 2ml urine kedalam cawan
 Menambahkan 4 tetes HNO3 pekat
 Menyiapkan beaker glass yang berisi air mendidih diatas hot plate di ruang
asam
 Memasukan cawan yang berisi urine kedalam beaker glass
 Memanaskan dalam lemari asam sampai airnya uap
 Mengamati warna yang terbentuk
 Menambahkan 2ml NH3 pada endapan
 Mengamati perubahan warna yang terjadi
3. Penentuan glukosa berlebihan pada urine tidak normal
 Memasukan 5 tetes urine kedalam tabung reaksi
 Menambahkan 1ml benedict
 Mendidihkan diatas penangas air selama 5 menit dinginkan
 Mengamati perubahan yang terjadi

Anda mungkin juga menyukai