Anda di halaman 1dari 6

Nama Penyakit Status Dermatologis Kriteria Diagnosis Tata Laksana

Tinea Kruris/ Tinea Inguinalis/ Jockey Predileksi Anamnesis Farmako


Itch /Eczema Marginatum/ Ringworm Terbatas di genitokrural tetapi dapat meluas ke daerah gluteus, Keluhan utama biasanya gatal yang meningkat saat 1. Topikal
Of The Groin/ Dhobi Itch daerah perianal, dan sekitar anus. berkeringat,. Nyeri juga sering dirasakan pada daerah Antifungal: ketokonazole 2% diberikan 2x/hari
Merupakan dermatofitosis pada lipat Efloresensi yang terjadi masemsi dan infeksi sekunder. setelah mandi selama 2 minggu, dioleskan
paha, daerah perineum, dan sekitar anus.  Macam-macam bentuk (polimorfik), baik primer maupun Pemeriksaan Penunjang tipis-tipis.
Penyebab paling sering yaitu T. rubrum, sekunder  Hasil pemeriksaan mikroskopik secara langsung 2. Sistemik
T. mentagrophytes, dan E. floccosum  Lesi yang khas berupa plak eritematosa berbatas tegas dengan KOH 10-20%: didapatkan hifa (dua garis Pruritus (antihistamin): cetirizine 10mg 1x/hari
meluas dari lipat paha hingga ke paha bagian dalam dan lurus sejajar transparan, bercabang dua/dikotom atau 5mg 2x/hari.
seringkali bilateral dan bersepta) dengan atau tanpa artrospora Non-Farmako
 Skrotum biasanya jarang terlibat (deretan spora di ujung hifa) yang khas pada 1. Menghindari agen penyebab: ventilasi rumah
 Lesi disertai skuama selapis dengan tepi yang meninggi. infeksi dermatofita. cukup; handuk tidak dipakai bersamaan dan
 Peradangan di bagian tepi lesi lebih terlihat dengan bagian rutin diganti; tidak memakai pakaian/CD yang
tengah tampak seperti menyembuh (central clearing). ketat; jangan sampai area lesi lembab (karena
 Pada tepi lesi dapat disertai vesikel, pustul, dan papul, akan memperlama masa penyembuhan)
terkadang terlihat erosi disertai keluarnya serum akibat 2. Menerapkan PHBS
garukan. Pada lesi kronis dapat ditemukan adanya
likenifikasi disertai skuama dan hiperpigmentasi.

 Pemeriksaan wood lamp: didapatkan fluoresensi


berwarna kuning keemasan

Tinea Kapitis/ Ringworm of the Scalp Terdapat 4 gejala klinis yang berbeda berdasarkan penyebabnya: Gray Patch Ringworm Sistemik
Merupakan kelainan pada kulit dan Favosa Pada pemeriksaan dengan lampu Wood dapat dilihat  Griseofuvin
rambut kepala yang disebabkan oleh  Bentuk meradang. Etiologi tersering: T. schoenleinii, fluoresensi hijau kekuning-kuningan pada rambut yang 1) Ultramicrosize: dosis tunggal 10-15
spesies dermatofita (kecuali E. floccosum banyak ditemukan pada usia sebelum remaja → dewasa sakit melampaui batas-batas grey patch tersebut. mg/kgBB
dan T. concentricum). 2) Microsize: 15-25 mg/kgBB
Kelainan ini dapat ditandai dengan lesi  Pembentukan skutula (krusta yg berbentuk mangkuk merah 3) Diberikan bersama makanan yg
bersisik, kemerah-merahan, alopesia, dan kuning berkembang menjadi kuning kecoklatan, mengandung lemak. Lama pengobatan
kadang-kadang terjadi gambaran klinis pengangkatan krusta dasar cekung, merah basah & bau tikus minimal 6-8 minggu sampai 3-4 bulan
yang lebih berat, yang disebut kerion. (mousy odor) (bergantung keadaan klinis & mikologik)
 Dapat terjadi skar, atrofi, dan alopesia permanen.  Ketokonazol: 3,3-6,6 mg/ kgBB selama 6-8
minggu, Diminum bersama soda atau air jeruk
 Itrakonazol: 100 mg/hari selama 5 minggu (3-
5 mg/kg BB)
 Flukonazol: tersedia dalam bentuk sirup,
cocok untuk anak-anak
 Terbinafin: 62,5-250 mg/hr selama 6 minggu,
umumnya cukup dgn 3-6 mg/kgBB/hari
selama 4 minggu
Sistemik tambahan
 Antibiotik sistemik: pada tipe kerion
 Kortikosteroid oral 0,5-1 mg/kgBB selama 2-
Kerion 4 minggu bertujuan untuk mengurangi nyeri,
 Bentuk meradang. Etiologi tersering: M. canis, M. Gyseum bengkak, & peradangan
 Gatal (+), nyeri, demam, limfadenopati servikal Topikal
 Folikulitis pustular → kerion (massa dengan rawa “boggy Sampo ketokonazol 2% atau selenium sulfid 2,5%
mass” bertabur rambut rusak dan lubang folikel yang lunak diberikan minimal 3x/minggu, cara: didiamkan pada
dan basah karena pus) kulit kepala minimal 3 menit, diberikan sebelum ada
 Jaringan parut → alopesia sikatrikal (ireversibel) kesembuhan klinis & mikologik
 Inflamasi berat: pembengkakan yg menyerupai sarang
lebah, tampak bisul-bisul kecil disertai skuama akibat
adanya peradangan hebat.

Gray Patch Ringworm


 Etiologi: genus Microsporum (M. audoinii, M.
ferrugineum), sering ditemukan pada anak-anak
 Keluhan subyektif: gatal
 Papul eritem di sekitar batang rambut melebar &
membentuk bercak yang memucat & bersisik
 Rambut menjadi berwarna abu-abu tidak berkilat lagi dan
mudah patah (1-3 mm di atas kulit kepala)
 Alopesia setempat
 Inflamasi ringan, hanya sekali-sekali dapat terbentuk kerion.

Black Dot Ringworm


 Etiologi: T. tonsurans dan T. violaseum
 Rambut yang terkena infeksi rapuh dan patah tepat pada
muara folikel rambut sebagai “bintik hitam/black dot”,
sedangkan yang tertinggal adalah ujung rambut yang penuh
spora

Tinea Barbae/ Tinea Sikosis/ Barber’s Predileksi  Griseofulvin 0,5-1 gr/hari, bentuk micronized
Itch Dagu dan jenggot, kumis  Anti jamur topikal: gol. azole
Merupakan dermatofitosis pada jenggot, Efloresensi  Sampo anti-jamur
dagu, ataupun kumis. Tersering Terdapat 3 tipe:  Kortikosteroid: bila disertai peradangan berat
diisebabkan oleh T. rubrum, T.  Sirsinata : T. sirsinata pada kulit glabrosa (infeksi jamur pada
mentagrophytes, dan T. violaceum. lapisan epidermis kulit yang tidal/berambut)
Banyak ditemukan pada dewasa (petani,  Superfisial/ sikosis: folikulitis bakterial
pemerah susu)  Inflammatory kerion
→ Eritem, papul, skuama meluas ke luar, gambaran polisiklik,
kerion juga dapat terjadi
Tinea Pedis/ Athlete’s Foot/ Ringworm Intertriginosa Pemeriksaan KOH 10-20% (rambut: 10%, kulit dan Non-Farmako
of the Foot/ Kutu Air  Skuama, erosi, dan eritem di interdigital dan subdigital kuku 20%) Hilangkan faktor predisposisi:
Merupakan dematofitosis pada kaki (antara jari IV dan V)  kaos kaki serap keringat dan diganti tiap hari
(tetapi juga dapat terjadi pada tangan  Dipengaruhi oleh kelembaban celah jari  kaki bersih dan kering
yang disebut Tinea Manum).  Dermatofitosis simpleks: meluas ke telapak kaki sekitarnya  hindari sepati tertutup, sepatu sempit, sepatu
Penyebab tersering T. rubrum, T.  Dermatofitosis kompleks: oklusi dan koinfeksi bakterial → OR
mentagrophytes var. interdigitale, E. maserasi (kulit putih dan rapuh), pruritus, malodor  setelah mandi, diberi bedak anti jamur di sela-
floccosum, dan Candida.  + koinfeksi: selulitis/ limfangitis/ limfadenitis/ erisipelas sela jari kaki
Banyak ditemukan pada usia dewasa  Menahun → fissure yang nyeri bila tersentuh Farmako
(sering memakai sepatu tertutup, tukang Sistemik
cuci, petani, atlet, tentara). Antibiotik sistemik → infeksi sekunder
Topikal
 Rendam kaki larutan kalium permanganat
1/5000 atau larutan karbonat natrikus
 Obat anti-jamur: salep Whifield setelah kaki
direndam larutan rendaman Ketokonazol 2%
Pengobatan tinea manus
Dry Type Maserate Type Lebih kurang sama dengan tinea kruris dan tinea
Hiperkeratotik korporis:
 Moccasin, bilateral Topikal
Antijamur
 Penebalan kulit telapak kaki, tepi, punggung kaki
Imidazol atau Alilamin digunakan pagi dan sore
 Kulit kaki yang tebal → skuama bercak/difus, kering,
selama minimal 2-4 migngu dioleskan sampai 3 cm
eritema yang bervariasi disertai tinea manus unilateral “two
di luar batas lesi diteruskan sampai minimal 2
feet and one hand syndrome”
minggu setelah sembuh
 Fissura dalam, kadang terasa sakit (karena kulit pecah)
Sistemik (bila topikal gagal)
 Griseofulvin microsized 500-1000 mg/hari
selama 2-6 minggu
 Ketokonazol 200 mg/hari selama 4 minggu
 Itrakonazol 100 mg/hari selama 2 minggu, atau
200 mg/hari selama 1 minggu
 Terbinafin 250 mg/hari selama 1-2 minggu
Vesikuler Subakut/ Vesikobulosa
 Vesikel tegang >3mm, vesiko-pustul, atau bula
 Kulit tipis telapak kaki dan daerah periplantar
 Alur gejala: gatal hebat/ amis → vesikel pecah → erosi →
skuama basah/ kotor (infeksi sekunder: Erisipelas), warna:
colloret/merah jambu

Tinea Alba Pemeriksaan fisik Anamnesis Non Medikamentosa


Merupakan suatu kelainan kulit berupa 1. Perjalanan klinis terdiri dari tiga fase: 1. Terutama timbul pada anak dan remaja, usia Mengurangi/hindari pajanan sinar matahari.
makula hipopigmentasi dengan batas a. Fase pertama yaitu timbul makula berwarna merah muda antara 3 sampai 16 tahun. angka kejadian pada Medikamentosa
tidak tegas disertai skuama putih halus dengan tepi menimbul. lelaki dan perempuan sama. Prinsip: secara umum, respons pitiriasis alba
(powdery white scale) pada b. Fase kedua timbul dalam beberapa minggu berupa macula 2. Umumnya asimtomatik, terdapat beberapa kasus terhadap terapi seringkali tidak memuaskan,
permukaannya, yang timbul terutama di hipopigmentasi dengan skuama putih halus (powdery dengan keluhan gatal atau rasa terbakar. terutama karena lamanya waktu pemulihan
daerah wajah, diduga berhubungan white scale) pada permukaannya. 3. Faktor yang diduga sebagai pencetus: pajanan pigmentasi kulit.
dengan riwayat pajanan sinar matahari. c. Fase ketiga berupa makula hipopigmentasi tanpa skuama sinar matahari, frekuensi mandi, dan pajanan air Terdapat beberapa obat/tindakan yang dapat dipilih
yang dapat menetap hingga beberapa bulan/tahun (bersifat panas. sesuai dengan indikasi sebagai berikut:
self limiting). Ketiga tahap tersebut dapat ditemukan 4. Pitiriasis alba dapat menjadi gambaran klinis dari 1. Topikal
secara bersamaan. dermatitis atopic ringan. a. Pelembab
2. Lesi umumnya berukuran 0,5-3 cm. Dapat berbentuk bulat, Diagnosis Banding b. Kortikosteroid potensi ringan
oval atau ireguler. 1. Hipopigmentasi pasca inflamasi c. Salep takrolimus 0,1% dua kali sehari selama
3. Tempat predileksi utama yaitu daerah wajah, dapat pula 2. Pitiriasis versikolor 8 minggu
ditemukan di leher, batang tubuh, dan ekstremitas. 3. Nevus depigmentosus d. Krim pimekrolimus 1% dua kali sehari
4. Nevus anemikus selama 12 minggu
5. Vitiligo e. Salep kalsitriol 0,0003% dua kali sehari
6. Mikosis fungoides selama 8 minggu
7. Tuberosklerosis 2. Fototerapi
Pemeriksaan Penunjang Terapi dengan laser excimer 308 nm dua kali
1. Untuk penegakan diagnosis tidak perlu seminggu selama 12 minggu.
pemeriksaan penunjang khusus. Edukasi
2. Apabila diagnosis meragukan, dapat dilakukan 1. Kelainan kulit dapat berulang.
pemeriksaan penunjang sesuai diagnosis banding 2. Hindari pajanan sinar matahari dan gunakan
dengan pemeriksaan histopatologi. tabir surya
3. Pemeriksaan menggunakan lampu Wood
membantu untuk memperjelas lesi.

Tinea Versikolor/ Pitiriasis Versikolor/ Predileksi  Pemeriksaan lampu Wood: dapat memperlihatkan
Panu Pada badan bagian atas, leher, dan perut, ektremitas sisi fluoresensi kekuningan
Merupakan infeksi kulit superfisial proksimal. Kadang ditemukan pada wajah dan skalp; dapat juga
kronik, disebabkan oleh Malassezia spp., ditemukan pada aksila, lipat paha, genitalia.
umumnya tidak memberikan gejala Efloresensi
subyektif, ditandai oleh area  Lesi berupa makula berbatas tegas, dapat hipopigmentasi
depigmentasi atau diskolorasi berskuama (putih), hiperpigmentasi (hitam), dan kadang eritematosa
halus, tersebar diskret atau konfluen, dan (merah), terdiri atas berbagai ukuran, dan berskuama halus
terutama terdapat pada badan bagian atas. (pitiriasiformis).
 Umumnya tidak disertai gejala subyektif, hanya berupa
keluhan kosmetis, meskipun kadang ada pruritus ringan.

 Pemeriksaan mikologis langsung sediaan kerokan


kulit atau pemeriksaan KOH 20%: akan
menunjukkan kumpulan hifa pendek dan sel ragi
bulat, kadang oval seperti 'spaghetti and
meatballs' atau 'bananas and grapes'.

Anda mungkin juga menyukai