Anda di halaman 1dari 9

MILIARIA

GK : Gatal, terutama muncul saat berkeringat VERUKA VULGARIS

FR : Tinggal di lingkungan tropis panas dan kelembapan tinggi, baju ketat GK : Kutil pada kulit dan mukosa

FR : Biasanya terjadi pada anak dan dewasa muda, berhubungan dengan daging mentah,
imunodefisiensi

Miliaria kristalina

Status lokalis :

vesical miliar (1 – 2 mm) dengan dasar eritematosa sekitar lubang keringat tersebar diskret (rubra),
vesikel miliar sub korneal tanpa inflamasi, mudah pecah dan deskuamasi (kritalina), papul putih keras Status lokalis : Papul berwarna kulit sampai keabuan dengan permukaan verukosa. Permukaan datar
1 – 3 mm (profunda), (veruka plana), dengan goresan dapat timbul autoinokulasi (fenomena koebner)

Pemeriksaan penunjang : - Pemeriksaan penunjang : -

Tatalaksana : Tatalaksana : Larutan AgNO3 25%/ asam trikloro asetat 50 %/ Asam salisilat 20%- 40%

Edukasi : Menjaga kebersihan kulit, efek samping obat ulkus, penyakit residif walaupun dengan
 Bedak kalamin 2 x 1 selama 1 mnggu
pengobatan adekuat
 Bedak salisil 2 % dibubuhi mentol 2 x 1 selama 1 mnggu
 CTM tab 4 mg, 3 x 1/ cetirizine tab 10 mg 1 x 1/ loratadine tab 10 mg 1 x 1 selama 7 hari Kriteria rujukan : Diagnosis belum dapat ditegakan, memerlukan anestesi atau sedasi
Edukasi

Menghindari hindari berlebihan, pakai pakaian yang tidak ketat, menjaga ventilasi di rumah,
menghindari lingkungan panas, mandi air dingin dan memakai sabun
HERPES ZOSTER HERPES SIMPLEKS

GK : Nyeri yang menjalar dan gatal sebelum erupsi, disertai mual muntah pusing, setelah itu timbul GK : Demam, myalgia, nyeri kepala, adenopati regional
gejala kulit kemerahan berbintil bintil
FR : Aktif secara seksual dan imunodefisiensi
FR : Orang dewasa terutama orang tua, imunodefisiensi, riwayat varisela sebelumnya

Status lokalis : Vesikel berkelompok dengan dasar eritem terletak unilateral sepanjang distribusi saraf
Status lokalis : Papul eritema diikuti oleh vesikel berkelompok dengan dasar eritem. Predileksi mulut
spinal atau kranial
(HSV 1) alat kelamin (HSV 2)
Pemeriksaan penunjang : Tes tzank
Pemeriksaan penunjang : Pada umumnya tidak diperlukan, tes tzank
Tatalaksana :
Tatalaksana : Asiklovir tab 200mg, 400mg, dosis 200 mg 5 x 1 selama 5 hari/ valasiklovir 2 x 500
 Bedak salisil 2 % (cegah vesikel tidak pecah), mg/hari selama 7 – 10 hari
 Asiklovir tab 200 mg, 400 mg, 400 mg dosis dewasa 5 x 2, anak 4 x 20mg/kgbb (max 800mg) Edukasi : Pasien harus abstinensia ketika masih ada lesi atau gejala,. Konseling mengenai perjalanan
selama 7 hari/ valasiklovir 3 x 1000 mg/hari penyakit dan info mengenai rekurensi, kondom dapat mengurangi resiko transmisi
Komplikasi: Neuralgia pasca herpetic, ramsay hunt syndrome, infeksi sistemik, paralisis motor Kriteria Rujukan: Tidak sembuh dalam 7 – 10 hari, bayi geratrik atau imunokompeten, komplikasi,
Edukasi : Menghindari gesekan kulit, pemberian nutrisi tktp, istirahat dan cegah kontak dengan orang multifarmaka
lain. Konseling mengenai penyakit dan pengobatan, lesi membaik biasanya dalam 2 – 3 minggu,
edukasi seringnya neuralgia pasca herpetic.

Kriteria rujukan: Tidak sembuh dalam 7 – 10 hari, imunokompromais bayi anak dan geriatric,
komplikasi, multifarmaka
MOLUSKUM KONTAGIOSUM REAKSI GIGITAN SERANGGA

GK : Adanya kealinan kulit berupa bintil GK : Keluhan gata, rasa tidak nyaman, kemerahan, nyeri tekan, hangat, bengkak. Umumnya pada
pakaian yang tidak tertutup pakaian
FR : Terutama menyerang anak dan kadang orang dewasa, imunodefisiensi
FR : Lingkungan tempat tinggal banyak serangga, riwayat atopi, riw alergi

Status lokalis : Papul milier kadang lenticular berwarna putih seperti lilin, berbentuk kubah (dome)
dan terdapat lekukan (delle), jika dipijat akan keluar massa seperti nasi. Predileksi daerah muka badan Status lokalis : Urtikaria dan papul secara simultan di tempat gigitan serangga, dikelilingi zona
dan ekstremitas eritematosa, dibagian tengah tampak titik (punctum) kadang hemoragik kadang krusta kehitaman
Pemeriksaan penunjang : Enukleasi papul untuk menemukan badan moluskum Pemeriksaan penunjang : Umumnya tidak diperlukan pemeriksaan penunjang
Komplikasi: Konjungtivis, dan infeksi sekunder Komplikasi: Infeksi sekunder akibat garukan, syok anafilaktik
Tatalaksana : Ekstraksi badan moluskum dengan ekstraktor komedo, jalur suntik atau alat kuret kulit Tatalaksana :
Edukasi : Menjaga hygiene kulit, penyebaran dalam keluarga sangat jarang terjadi. Keluarga tidak  Klorfeniramin maleat tab 4 mg, dosis 3 x 1 selama 7 hari/ setirizin tab 10 mg. dosis 1 x 1
perlu khawatir terhadap anak/individu selama 7 hari/ loratadin tab 10 mg, dosis 1 x 1 selama 7 hari
Kriteria rujukan: Tidak ditemukan badan moluskum, terdapat kelainan hematologi, HIV/AIDS  Mometason furoat 0.1 % atau betametason valerat 0.5 % 2 x 1 selama 7 hari

Edukasi : Minum obat secara teratur, menjaga kebersihan lingkungan, memakai baju dengan lengan
panjang, dan celana panjang, memakai repelen serangga

Kriteria rujukan: Kondisi memburuk, gejala sistemik atau komplikasi


SKABIES PEDIKULOSIS

GK: Rasa gatal pada malam hari atau saat berkeringat, merah – merah timbul pada sela jari, GK: Gatal pada kepala
pergelangan, aksila, umbilicus, areola, bawah payudara, genital
FR: Riw kontak fisik dengan penderita atau tidur bersama,pemakaian asesoris kepala bersama,
FR: Riw kontak langsung dengan penderita, kontak langsung dengan benda penderita (pakaian atau sosioekonomi dan hygiene rendah, prevalensi wanita lebih tinggi terutama usia sekolah
alat pribadi), hidup berkelompok atau padat, social ekonomi rendah, promiskuitas

Status Lokalis: Erosi dan eskoriasi. Ditemukan telur dan kutu hidup di kepala, paling sering di bagian
Status Lokalis: Lesi kulit berupa terowongan (kanalikuli) dengan panjang rata-rata 1 cm, ujung oksipital dan retroaurikula
terowongan terdapat papul, vesikel
Pemeriksaan penunjang: Tidak diperlukan
Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan mikroskopis kerokan kulit, ink burrow test
Tatalaksana: Permetrin 1% krim rinse, rambut dicuci dengan sampo, oleskan krim, tutup dengan kain
Tatalaksana: dan dibiarkan selama 2 jam. Di sisir dengan sisir serit. Pubis → emulsi benzyl benzoate 25 % oleskan
dan diamkan 24 jam, ulangi 4 hari kemudian jika belum sembuh
 Permetrin krim 5% oleskan secara tipis kel seluruh tubuh, diamkan selama 8-14 jam, bilas.
Di ulang setelah 2 mnggu masih ditemukan tungau Komplikasi: Infeksi bakteri sekunder
 Skabisid di oleskan 2 – 4 x di seluruh tubuh selama 3 hari, setiap habis mandi
Edukasi: Rambut dipotong sependek mungkin,disisir menggunakan sisir serit, menjaga kebersihan
Edukasi: Melakukan perbaikan hygiene,tidak menggunakan peralatan pribadi bersama sama, kepala. Menghindari kontak dengan penderita atau pemakaian alat pribadi bersama. Anggota
menghindari kontak langsung dengan penderita. Terapi harus dilakukan serentak pada kelompok keluarga atau teman – teman harus diperiksa.
yang berada disekitar
Kriteria rujukan:
Kriteria rujukan: Keluhan dirasakan 1 bulan pasca terapi
Infestasi kronis atau tidak sensitive terhadap terapi
DERMATOFITOSIS PITIRIASIS VESIKOLOR

GK: Bercak merah bersisik disertai gatal GK: Bercak putih pada kulit dengan gatal ringan saat berkeringat

FR: Riw kontak dengan penderita, lingkungan yang lembab dan panas, imunodefisiensi, obesitas, FR: Sering pada dewasa muda, cuaca panas dan lembab, tubuh sering berkeringat, imunodefisiensi
diabetes mellitus

Status Lokalis: Infiltrat eritematosa berbatas tegas dengan tepi yang lebi aktif daripada bagian tengah
Status Lokalis: Makula hipopigmentasi, berskuama halus, bentuk bulat atau tidak beraturan. Skuama
(central healing), bentuk polisiklik
tipis kadang hanya seperti menggores kulit (finger nail sign). Predileksi pada daerah tertutup pakaian
Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 20 % akan ditemukan hifa panjang lembab
dan artospora
Pemeriksaan penunjang: Lampu wood → kuning keemasan, KOH 20 % → Hifa pendek dan spora
Tatalaksana: berkelompok (spageti and meatball)

 Lesi terbatas → krim klotrimazol, mikonazol atau terbinafine hingga lesi hilang dan Tatalaksana:
lanjutkan 1 – 2 minggu untuk mencegah rekurensi
 Suspensi selenium sulfide 1.8 % sampo 2 – 3 kali seminggu. Digosokan pada lesi =, diamkan
 Lesi tersebar luas atau resisten terapi topical → Griseofulvin tab 125 mg, 250 mg, dosis 500
15 – 30 menit sebelum mandi
mg 1 x 1, anak 250 – 500 mg 1 x 1 atau 10-25 mg/kgbb/hari dalam 2 dosis atau Ketokonazol
 Lesi luas, topikal tidask berhasil→ Ketokonazol tab 200 mg 1 x 1/ itrakonazol 1x200 selama
tab 200 mg 1 x 1; itrakonazol 100 mg/hari
5- 7 hari
Komplikasi: Infeksi bacterial sekunder
Edukasi: Pengobatan harus dilakukan secara menyeluruh, tekun dan konsisten karena angka
Edukasi: Higiene harus terjaga dan pemakaian handuk secara bersamaan harus dihindari. kekambuhan tinggi (50%). Infeksi jamur dapat dibunuh dengan cepat, membutuhkan waktu berbulan
– bulan untuk mengembalikan pigmentasi. Pakaian jangan lembab tidak berbagi alat pribadi.
Kriteria rujukan: Tidak sembuh dalam 10 – 14 hari, imunodefisiensi, multifarmaka
PIODERMA Status Lokalis:

GK: Awalnya seperti bintil kecil yang gatal, dapat berisi cairan atau nanah, sekitar merah, kemudian  Folikulitis
meluas menjadi bengkak dan nyeri. Kemudian pecah menjadi keropeng yang mongering dan lengket Eritema perifolikuler dengan rasa gatal dan perih

FR: Higiene yangkurang baik, defisiensi gizi, imunodefisiensi


 Furunkel
Papul, vesikel atau pustul perifolikuler dengan eritema disekitar dan nyeri (> 1 karbunkel),
kumpulan tersebar (furunkulosis)

 Impetigo bulosa
Vesikobulosa dengan lesi bula hipopion (bula berisi pus), nikolsky sign (-)

 Impetigo Krustosa
Vesikel yang dengan cepat berubah menjadi pustule dan pecah menjadi krusta kekuningan
seperti madu. Predileksi sekitar lubang hidung, mulut, telinga, anus

 Ektima
Kehilangan jaringan dermis bagian atas (ulkus dangkal) dengan punched out lesion
Furunkel Karbunkel
Pemeriksaan penunjang: Hapusan dari cairan secret dari dasar lesi dengan pewarnaan gram, DL:
leukositosis

Tatalaksana:

 Banyak pus/kusta: Kompres pemanganas kalikus(PK) 1/5000 atau betadine 7.5% dilarutkan
10 kali
 Tidak tertutup pus atau krusta: salep atau krim fusidat 2 % 2-3 kali oles selama 7-10 hari
 Kloksasilin kaps 250, 500 mg, dosis 250-500 3 x 1. Anak 25 mg/kgbb dalam 3 dosis 5 – 7 hari
 Amoksiklav tab 500 mg 3 x 1. Anak 25 mg/kgbb dalam 3 dosis 5 – 7 hari
 Eritromisin tab 250 mg, 500mg dosis 250 – 500 4x1. Anak 20-50 mg/kgbb dalam 4 dosis 5 – 7
hari
Impetigo bulosa Impetigo krustosa  Insisi dan drainase untuk abses dan debridemen

Komplikasi: Erisepelas, selulitis, ulkus, limfangitis, limfadenitis supuratif, sepsis

Edukasi: Menjaga hygiene, nutrisi tktp, dan stamina tubuh

Kriteria rujukan: Komplikasi selulitis, tidak sembuh selama pengobatan 5 – 7 hari, terdapat penyakit
sistemik (metabolic endokrin dan imunodefisiensi)

Ektima Furunkulosis
ERISEPELAS DERMATITIS SEBOROIK

GK: Demam, malaise sebelum terjadi lesi. Pada lesi didapatkan gatal, rasa terbakar, nyeri dan bengkak GK: Muncul bercak merah dan kulit kasar, awalnya ketombe ringan kemudian berubah menjadi
keropeng berbau dan gatal
FR: Riw trauma dan faringitis. Penderita diabetes mellitus, hygiene buruk, gizi kurang dan gangguan
system limfatik FR: Genetik, factor kelelahan, stress emosional, infeksi, defisiensi imun, kurang tidur, usia produktif

Status Lokalis: Papul sampai plak eritema, skuama berminyak agak kekuningan, berbatas tidak tegas.
Status Lokalis: Eritema yang berwarna merah cerah, berbatas tegas, tepi yang meninggi, disertai Lesi berat seluruh kepala tertutup oleh krusta kotor dan berbau
dengan edema, vesikel dan bula Pemeriksaan penunjang: Umumnya tidak diperlukan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan darah dapat didapatkan leukositosis Tatalaksana:
Tatalaksana:  Bayi: pada lesi asam salisilat 3% dalam minyak kelapa, atau kompres minyak kelapa 1 x 1,
 Jika kena tungkai, di tinggikan lanjutkan dengan hidrokosrtison 1%. Rambut tetap dicuci
 Parasetamol tab 500 mg 3x1 / ibuprofen tab 400 mg 2 x 1  Dewasa: sampo suspense selenium sulfide atau sampo ketokonazol 2%, zink piriton (anti
 Penisilin G 0.6 – 1.5 IU selama 5 – 10 hari/ Penisilin v tab 250 mg, 500 mg dosis 500 mg 4 x ketombe) 2 – 3 kali seminggu selama 5 – 15 menit per hari.
1 selama 7 -10 hari  Lesi badan: kortikosteroid topikal desonid krim 0.05% selama maksimal 2 minggu. Berat →
 Amoxicilin tab 500 mg 3 x 1 selama 7 – 10 hari/ Cephalexin tab 250 mg, 500 mg dosis 500mg betametason valerat krim 0.1 %
4 x 1 selama 7 – 10 hari  Klorfeniramin maleat tab 4 mg 3 x 1/ setirizin tab 10 mg 1 x 1

Komplikasi: Gangren, edema kronis, scar, sepsis, demam scarlet, pneumonia, abses, emboli Komplikasi: Leiner atau eritroderma

Edukasi: Bagi penderita diabetes, tetap mengontrol gula darah dan menjaga kebersihan badan Edukasi: Sanitasi, muncul pada bulan – bulan pertama dan akan membaik, control emosi dan psikis

Kriteria rujukan: jika terjadi komplikasi Kriteria rujukan: apabila tidak ada perbaikan dengan pengobatan standar
DERMATITIS ATOPIK DERMATITIS KONTAK

GK: Gatal, hhilang timbul sepanjang hari, hebat pada malam hari GK: Gatal dan bercak kemerahan. Rasa pedih, panas dan terbakar (curiga iritan)

FR: Riw atopi/alergi sering cemas, egois, frustasi, agresif, atau merasa tertekan. Pemicu telur, susu, FR: Riw kontak dengan bahan yang berhubungan dengan pekerjaan, hobi, obat topikal. Riw alergi
gandum, kedelai, kacang tanah, tungau debu rumah, ispa (DKA), riw kontak bahan iritan dalam waktu yang lama, tukang cuci, juru masak, penata rambut,
montir (DKI)

Status Lokalis: Kering pada perabaan, pucat/redup, jari tangan teraba dingin. Terdapat papul
likenifikasi, eritema, erosi, eksoriasi. Ringan < 50 %, sedang 10 – 50 %, berat > 50 %
Status Lokalis: dermatitis, terdapat pola untuk mengidentifikasi penyebab
Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan igE serum, skin prick test
Pemeriksaan Penunjang: Patch test
Tatalaksana:
Tatalaksana:
 Lesi kepala desonid krim 0.05% max 2 mngg. Likenifikasi dan hiperpigmentasi: betametason
valerat 0.1% atau mometason furoat 0.1%  desonid krim 0.05% max 2 mngg. Likenifikasi dan hiperpigmentasi: betametason valerat
 Klorfeniramin maleat tab 4 mg, 3 x 1/ setirizin tab 10 mg, 1 x 1 0.1% atau mometason furoat 0.1%
 Klorfeniramin maleat tab 4 mg, 3 x 1/ setirizin tab 10 mg, 1 x 1
Komplikasi: Infeksi sekunder dan eritroderma
Edukasi: Pasien perlu mengidentifikasi factor resiko dan menghindari factor resiko, memakai alat
Edukasi: Menemukan pemicu, menghindari bahan iritan, memakai sabun ph netral dan pelembab, pelindung diri dan memodifikasi tempat kerja
menjaga kebersihan, menghindari pemakaian bahan kimia tambahan, menghindari stress.
Kriteria Rujukan: jika dibutuhkan patch test, tidak membaik dalam 4 minggu pengobatan
Kriteria rujukan: Luas dan berat, dependen steroid, tidak membaik setelah 4 mnggu, eritroderma
URTIKARIA

GK: Gatal disertai rasa tersengat, tertusuk atau rasa terbakar. Bentol – bentol di daerah wajah,
tangan, kaki atau seluruh tubuh. Kadang terdapat sesak, gejala GI, berdebar – debar (angioedema)

FR: Riwayat atopi pada keluarga, riwayat alergi, gigitan serangga, konsumsi obat, makanan tertentu,
atau factor fisik (panas, dingin, sinar matahari, radiasi)

Status Lokalis: Makula eritema berbatas tegas, bagian tengah tampak pucat, bentuk papul bervariasi
hingga ukuran plakat, eksoriasi

Pemeriksaan Penunjang: Pemeriksaan darah (kadar eosinophil), urin dan feces (untuk memastikan
focus infeksi tersembunyi, Scratch test, tes eliminasi, ice cube test, dan tes air hangat

Komplikasi: Angioedema dapat disertai dengan obstruksi jalan nafas

Tatalaksana:

 Loratadin tab 10 mg 1 x 1 jika gagal + hidroksisin 3 x 25 mg/ difenhidramin4 x 25 -50 mg


selama 1 mnggu
 Et c dingin: Siproheptadin tab 4 mg 3 x 1 selama 1 minggu
 Anti pruritus: krim mentol 1 % atau 2 %tab
 Angioedema/generalisata; prednisone tab 5 mg 3 x 2 selama 3 hari

Edukasi: Konseling untuk mengidentifikasi dan menghindari factor resiko untuk pasien dan keluarga

Kriteria Rujukan: Ditemukan focus infeksi, kronik dan rekuren, first line gagal, memburuk

Anda mungkin juga menyukai