Anda di halaman 1dari 8

NAMA : ELZA MELINDA

NIM : P07220119072
PRODI: D3 KEPERAWATAN
WOC CAD (Coronary Artery Disease)

PENGERTIAN Etiologi Coronary Artery Disease (CAD)


Penyebab dari penyakit CAD ini ialah adanya sumbatan pada arteri koroner, yang dapat
Coronary Artery Disease (CAD) atau menyebabkan serangan jantung iskemia miokardium melalui tiga mekanisme: spasme
vaskular hebat arteri koronaria, pembentukan plak aterosklerotik dan tromboembolisme
penyakit arteri koroner atau disebut juga
(Sherwood, 2014).
penyakit jantung koroner (Coronary Heart
a. Spasme Vaskular, merupakan suatu konstriksi spastik abnormal yang secara transien
Disease/CHD) adalah istilah umum untuk (sekejap/seketika) menyempitkan pembuluh koronaria.
penumpukan plak di arteri jantung yang bisa
b. Pembentukan Aterosklerosis. Aterosklerosis adalah penyakit degeneratif progresif
menyebabkan serangan jantung (AHA, 2015) pada arteri yang menyebabkan oklusi (sumbatan bertahap) pembuluh tersebut, sehingga
Coronary Artery Disease (CAD) atau mengurangi aliran darah yang melaluinya.

penyakit arteri koroner adalah suatu kondisi c. Tromboembolisme. Plak aterosklerotik yang membesar dapat pecah dan membentuk
bekuan abnormal yang disebut trombus.
dimana terjadi pembentukan atau penumpukan
plak di arteri jantung (Lewis et al, 2014) Adapun faktor resiko dari penyakit CAD ini ialah (Muttaqin, 2009):
a. Usia.
b. Merokok
c. Hiperlipidemia
d. Tekanan darah tinggi
e. Diabetes mellitus.
Manifestasi Klinik Coronary Artery Disease (CAD)
Pasien biasanya baru mengetahui adanya CAD setelah timbul gejala. Gejala-gejala yang dapat timbul akibat CAD antara lain
(Mediskus, 2017):
a. Nyeri dada. Jika jantung tidak mampu memompakan darah keseluruh tubuh akibat adanya gangguan pada kontraktilitas jantung
b. Sesak. penumpukan cairan di dalam paru-paru maka seseorang akan mengalami sesak nafas
c. Aritmia. gangguan dalam irama jantung yang bisa menimbulkan perubahan elektrofisiologi otot-otot jantung.
d. Mual Nyeri. pada ulu hati bisa merangsang pusat muntah. Area infark merangsang refleks vasofagal.
e. Keringat dingin. Pada fase awal infark miokard terjadi pelepasan ketekolamin yang meningkatkan stimulasi simpatis sehingga
terjadi vasokontriksi pembuluh darah perifer sehingga kulit akan menjadi berkeringat, dingin dan lembab.
f. Lemah dan tidak bertenaga Dapat terjadi disebabkan karena jantung tidak mampu memompakan darahnya keseluruh tubuh

Patofisiologi Coronary Artery Disease (CAD)


PJK biasanya disebabkan oleh aterosklerosis, sumbatan pada arteri coroner oleh plak lemak dan fibrosa (LeMone, Burke, & Bauldoff, 2016).
Plak atheroma pembuluh darah coroner dapat pecah akibat perubahan komposisi plak dan penipisan fibrosa yang menutupi plak tersebut. Kejadian
ini akan diikuti oleh proses agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi sehingga terbentuk thrombus yang kaya trombosit (white thrombus).
Thrombus ini akan menyumbat lubang pembuluh darah coroner, baik secara total maupun parsial; atau menjadi mikroemboli yang menyumbat
pembuluh coroner (PERKI, 2018).
Berkurangnya aliran darah coroner menyebabkan iskemia miokardium. Ketika kebutuhan oksigen miokardium lebih besar dibanding yang dapat
disuplai oleh pembuluh yang tersumbat sebagian, sel miokardium menjadi iskemik dan berpindah ke metabolisme anaerob. Metabolisme anaerob
menghasilkan asam laktat yang merangsang ujung saraf otot, menyebabkan nyeri. Selain itu, penumpukan asam laktat mempengaruhi
permeabilitas membrane sel, yang melepaskan zat seperti histamine, kinin, enzim khusus yang merangsang serabut saraf terminal diotot jantung
dan mengirimkan impuls nyeri ke system saraf pusat. Nyeri berkurang saat suplai oksigen kembali dapat memenuhi kebutuhan miokardium
(LeMone, Burke, & Bauldoff, 2016). Sementara, ketika suplai oksigen berhenti dalam waktu kuranglebih 20 menit menyebabkan miokardium
mengalami nekrosis (infark miokard/IM) (PERKI, 2018).
Infark miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah coroner. Sumbatan sub total yang disertai vasoknstrikasi yang dinamis
juga dapat menyebabkan terjadinya iskemia dan nekrosis jaringan otot jantung (miokard). Selain nekrosis, iskemia juga menyebabkan gangguan
kontraktilitas miokardium (setelah iskemia hilang), serta distrimia dan remodelling 9 ventrikel (perubahan bentuk, ukuran, dan fungsi ventrikel).
Pada sebagian pasien, SKA terjadi karena sumbatan dinamis akibat spasme local arteria coroner epikardial (angina prinsmetal). Penyempitan
arteri koronaria, tanpa spasme maupun thrombus, dapat diakibatkan oleh progresi pembentukan plak atau restenosis setelah Percutant Coronary
Intervention (PCI) atau intervensi coroner perkutan (IKP) (PERKI, 2018).
Komplikasi Coronary Artery Disease (CAD) Klasifikasi Coronary Artery Disease (CAD) atau
PJK dapat menyebabkan angina pectoris, dimana ketika tidak Coronary Heart Disease (CHD)
ditangani dengan tepat dan cepat dapat memicu terjadinya
1. Angina pektoris Stabil/Stabil Angina Pektoris
sindrom koroner akut gagal jantung, bahkan hingga kematian
mendadak (LeMone, Burke, & Bauldoff, 2016). Komplikasi Penyakit Iskemik disebabkan ketidakseimbangan antara
yang terjadi tergantung pada seberapa banyak otot jantung rusak kebutuhan dan suplai oksigen miokard.
yang merupakan akibat langsung dari arteri koroner tersumbat
dan berapa lama arteri ini tersumbat. Jika penyumbatan 2. Angina Pektoris Tidak Stabil/Unstable Angina Pectoris
memengaruhi sejumlah besar otot jantung, jantung tidak akan Sindroma klinis nyeri dada yang sebagian besar
memompa secara efektif dan dapat membesar, yang mungkin
disebabkan oleh disrupsi plak ateroskelrotik dan diikuti
menyebabkan gagal jantung. Jika penyumbatan menutup aliran
darah ke sistem kelistrikan jantung, irama jantung mungkin kaskade proses patologis yang menurunkan aliran darah
terpengaruh, kemungkinan mengarah ke aritmia dan kematian koroner, ditandai dengan peningkatan frekuensi, intensitas atau
mendadak (henti jantung) (Sweis & Jivan, 2019).
lama nyeri
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, penyumbatan pada arteri
3. Angina Varian Prinzmetal
koroner dapat menyebabkan beberapa komplikasi sebagai berikut
(AHA, 2016): Arteri koroner bisa menjadi kejang, yang mengganggu

a. Nyeri dada (Angina Pektoris). aliran darah ke otot jantung (Iskemia).


4. Infark Miokard Akut
b. Serangan jantung (Infark Miokard).
Nekrosis Miokard Akut akibat gangguan aliran darah arteri
c. Gagal jantung (Congestive Heart Failure/CHF).
koronaria yang bermakna, sebagai akibat oklusi arteri
d. Aritmia (irama jantung yang tidak normal).
koronaria karena trombus atau spasme hebat yang berlangsung
lama. Infark Miokard terbagi 2 :
a. Non ST Elevasi Miokardial Ifark (NSTEMI)
b. ST Elevasi Miokardial Infark (STEMI)
Pemeriksaan Penunjang Penatalaksanaan Coronary Artery Disease
1. Pemeriksaan darah lengkap dan kimia darah yang meliputi : profil lipid (CAD)
(kolesterol total, trigliserida, dan lipoprotein) Pengobatan yang dapat diberikan (AHA, 2016):
2. Elektrokardiogram (EKG)
a. Aspirin: Obat ini bisa mengurangi viskositas darah
Elektrokardiogram mencerminkan aktivitas listrik jantung yang disadap dan memperlambat atau mencegah penyumbatan arteri
dari berbagia sudut pada permukaan kulit. Perubahan pada elektrokardiografi koroner.
secara konsisten akibat iskemia atau infark akan nampak pada lead tertentu. b. Penyekat beta: Untuk memperlambat denyut jantung
3. Sinar-X Dada dan Fluoroskopi dan menurunkan tekanan darah, untuk mengurangi
Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan adanya kalsifikasi jantung dan beban kerja jantung.
perikardial dan menunjukkan adanya perubahan fisiologis sirkulasi pulmonal. c. Vasodilator: Untuk melebarkan pembuluh darah dan
4. Cardiac Stress Testing membantu meringankan beban kerja jantung. Tersedia
dalam berbagai bentuk, seperti tablet sublingual, spray,
Tes toleransi jantung yang terdiri dari tes toleransi latihan (treadmill) dan tes
dan patch.
toleransi pengobatan (pharmacologic stress test) membantu untuk :
d. Penghambat enzim konversi angiotensin (ACEI -
a. Mendiagnosis CAD
AngiotensinConverting Enzyme Inhibitors):
b. Membantu mendiagnosis penyebab nyeri dada
Obat-obatan ini berfungsi untuk menurunkan tekanan
c. Menentukan kapasitas fungsional jantung setelah Infark Miokard atau
darah. Digunakan untuk memperlambat perkembangan
pembedahan jantung. komplikasi penyakit jantung koroner.
d. Mengakji efektivitas terapi pengobatan antiangina dan antidisritmia
e. Penyekat saluran kalsium: Obat-obatan untuk
e. Mengidentifikasi disritmia yang terjadi selama latihan fisik menurunkan tekanan darah yang bisa meningkatkan
f. Membantu pengembangan program kesegaran jasmani. aliran darah di arteri koroner.
Tes toleransi latihan (Treadmill) dilakukan dengan cara pasien berjalan pada ban f. Bila diperlukan, dokter mungkin akan meresepkan
berjalan, sepeda statis, atau naik turun tangga. Elektroda EKG dipasang pada statin (obat penurun kolesterol) untuk pasien dengan
kadar kolesterol darah yang tinggi.
pasien dan pencatatan dilakukan sebelum, selama dan setelah tes.
Tes toleransi pengobatan dilakukan pada pasien yang tidak dapat melakukan g. Terapi reperfusi Terapi reperfusi terdiri dari terapi
fibrinolitik dan intervensi koroner perkutan (PCI),
aktivitas fisik atau treadmill. 2 agen vasodilatasi yaitu dipyridamole (Persantine)
merupakan hal penting dalam tatalaksana CAD
dan adenosine (Adenocard), diberikan melalui intravena untuk melihat efek dari
dilatasi maksimal arteri koronaria. [ CITATION Lew14 \l 1057 ]
4. Kateterisasi Jantung
5. Pencitraan radionuklida
DIAGNOSA & INTERVENSI KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai