Disusun Oleh :
AULIA ULFA
J230205012
2020
MIND MAP
FRAKTUR
Gangguan
Mobilitas Fisik
Resiko defisit nutrisi
Resiko infeski
KASUS
Seorang laki-laki berusia 35 tahun hari ini dirawat diruang bedah dengan post operasi
amputasi os cruris sinistra hari pertama. Operasi amputasi dilakukan karena pasien
mengalami fraktur terbuka selama 3 hari dan jaringan tulang sudah mengalami
pembusukandan kehilangan fungsinya. Pasien mengeluh nyeri daerah kaki kiri yang
diamputasi, takutdan tidak dapat digerakkan. pasien mengeluh nyeri pada kaki yang dioperasi
semakin nyerisaat digerakkan sehingga takut untuk menggerakkanya, skala nyeri 6 (0-10),
nyeri terasa berdenyut, terasa panas dan hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
bengkak,memerah disekitar area fraktur, tenderness, kassa tampak sedikit terdapat rembesan
daraharea luka operasi, hangat dan terjadi penurunan rentang gerak pada area yang fraktur.
Pasien tampak murung dan tidak banyak bercerita dengan keluarganya. Pasien menolak
teman dan keluarga yang akan menengoknya dengan cara membelakangi siapa saja
yangmengajak bicara. Oleh keluarga diceritakan bahwa pasien mengalami kesulitan tidur dan
mudah terbangun dari tidurnya saat malam hari. Porsi makan dari RS hanya dihabiskan
seperempat porsi, pasien nampak pucat dan lemah.Data laboratorium didapatkan hasil
hemoglobin 8 gr/dL, AL 9500/μl, GDS 115 mg/dL. Beratbadan pasien 65 kg dan tinggi
badan 170 cm. Saat ini pasien mendapatkan terapi cairanparenteral RL 20 tetes permenit,
ketorolac 30 mg per 8 jam, cefriaxon 1 gram per 8 jam.Pasien saat ini takut melakukan
pergerakan dan semua kebutuhannya dibantu oleh keluargadan perawat. Tanda-tanda vital :
tekanan darah 130/90 mmHg, Nadi 90 kali permenit, RR 22kali permenit dan suhu 37,5°C.
kesadaran pasien saat ini compos mentis, dengan kekuatanotot ektremitas atas kanan kiri 5/5
dan ektremitas bawah kanan kiri 5/2.
Tugas :
1. Buatlah mind map berdasarkan penyakit yang diderita pasien sesuai kasus tersebut!
2. Analisislah data pada kasus tersebut, buatlah prioritas diagnosa keperawatan dan
nursing care plan dengan mengkaitkan pada 1 jurnal!
3. Unggah laporan pada open learning !
NURSING CARE PLAN (NCP)
Pengkajian
A. Identitas Diri Klien
Nama : Tn. X
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Diagnosa medis : operasi amputasi os cruris sinistra
B. Riwayat penyakit
1. Keluhan utama saat masuk RS
Pasien mengeluh nyeri daerah kaki kiri yang diamputasi
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien masuk RS dengan post operasi amputasi os cruris sinistra hari pertama.
Operasi amputasi dilakukan karena pasien mengalami fraktur terbuka selama 3 hari
dan jaringan tulang sudah mengalami pembusukan dan kehilangan fungsinya. Hasil
pemeriksaan TTV : TD 130/90 mmHg, RR 22 x/menit , N 90 x/Menit, S 37,5o C
3. Riwayat penyakit dahulu
-
C. Pengkajian Saat Ini
1. Pola nutrisi
Pasien menghabiskan makanan dari RS hanya seperempat porsi. Pasien nampak
pucat dan lemah.
2. Antropometri
Berat badan : 65
Tinggi badan : 170
IMT : 22,49
3. Pola pola tidur dan istirahat
Pasien mengalami kesulitan tidur dan mudah terbangun dari tidurnya saat malam
hari
4. Sensasi
Pasien mengeluh nyeri daerah kaki kiri yang diamputasi
P : semakin nyeri saat kaki digerakkan
Q : terasa berdenyut dan panas
R : kaki kiri (kaki yang diamputasi)
S:6
T : hilang timbul
5. Pola persepsi diri
Pasien takut melakukan pergerakan
6. Pola peran – hubungan
Pasien tampak murung dan tidak banyak bercerita dengan keluarganya. Pasien
menolak teman dan keluarga yang akan menengoknya dengan cara membelakangi
siapa saja yang mengajak bicara
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Sedang
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital
TD : 130/90 mmHg
HR : 90 kali permenit
RR : 22 kali permenit
Suhu : 37,50C
4. Ekstremitas
a. Post operasi amputasi os cruris sinistra
b. Pada area fraktur bengkak, memerah, tenderness, kassa terdapat sedikit rembesan
darah area luka operasi, hangat dan terjadi penurunan rentang gerak
c. Kekuatan otot ektremitas atas kanan kiri 5/5 dan ektremitas bawah kanan kiri 5/2
E. Program Terapi
1. Cairan parenteral RL 20 tetes permenit
2. Ketorolac 30 mg per 8 jam
3. Cefriaxon 1 gram per 8 jam
F. Pemeriksaan Laboratorium
G. Data Fokus
Data subjektif Data objektif
a. Pasien mengeluh nyeri daerah kaki a. Hasil pemeriksaan TTV :
kiri yang diamputasi TD : 130/90 mmHg
b. Pasien mengeluh takutdan kaki tidak
HR : 90 kali permenit
dapat digerakkan.
c. pasien mengeluh nyeri pada kaki RR : 22 kali permenit
yang dioperasi semakin nyeri saat Suhu : 37,50C
digerakkan sehingga takut untuk
b. Pada pemeriksaan fisik ditemukan bengkak,
menggerakkanya
- P : Nyeri post Op memerah disekitar area fraktur, tenderness, kassa
- Q : nyeri terasa berdenyut, terasa tampak sedikit terdapat rembesan darah area luka
panas
operasi, hangat.
- R : Kaki kiri
- S : skala nyeri 6 (0-10), c. Pasien tampak murung dan tidak banyak
- T:hilang timbul. bercerita dengan keluarganya
d. Keluarga pasien bercerita bahwa d. Pasien menolak teman dan keluarga yang akan
pasien mengalami kesulitan tidur dan
mudah terbangun dari tidurnya di menengoknya dengan cara membelakangi siapa
malam hari. saja yang mengajak bicara.
e. Porsi makan dari RS hanya dihabiskan
seperempat porsi
f. Pasien nampak pucat dan lemah.
g. Data laboratorium didapatkan hasil hemoglobin
8 gr/dl, AL 9500/μl, GDS 115 mg/dl.
h. Nilai IMT = 22,49
i. Pasien mendapatkan terapi cairan parenteral RL
20 tetes permenit, ketorolac 30 mg per 8 jam,
cefriaxon 1 gram per 8 jam.
j. Pasien saat ini takut melakukan pergerakan dan
semua kebutuhannya dibantu oleh keluargadan
perawat.
k. Kesadaran pasien saat ini compos mentis,
l. Kekuatan otot ektremitas atas kanan kiri 5/5 dan
ektremitas bawah kanan kiri 5/2
H. Analisis Data
J. Intervensi Keperawatan
ANALISIS JURNAL
Menurut peneliti nyeri diakibatkan karena kerusakan jaringan, nyeri bisa ditunujukkan
dengan ekspresi wajah pasien, dimana ekspresi wajah bisa menentukan nilai rentang nyeri
numerik 0-`10. Nyeri dapat disebabkan karena adanya kerusakan jaringan dalam tubuh yang
diakibatkan adanya cedera, maupun tindakan medis lainnya seperti operasi. Sebelum
dilakukan terapi responden berada dalam rentang nyeri sedang, hal ini diakibatkan karena
obat analgesik responden yang sudah habis, karena obat analgesik hanya bertahan selama 6-
8 jam dan diharapkan dengan adanya pengobatan non farmakologi dengan murottal qur‟an
intensitas nyeri dapat berkurang.Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri bisa disebabkan
karena kecelakaan maupun tindakan medis lainnya seperti operasi (Ratnasari,
2013).Menurut peneliti tingkat nyeri yang dialami pada pasien dapat berkurang atau
menurun setelah dilakukan terapi murottal qur‟an selama 15 menit. Karena mendengarkan
bacaan ayat suci Al-qur‟an lebih bermanfaat dari pada mendengarkan musik dan lain-lain.
Suara Al-qur‟an bisa meredakan stress dan meningkatkan ketahanan stress, meningkatkan
relaksasi, ketenangan, kenyamanan dan intensitas nyeri. Saat pasien mendengarkan bacaan
ayat suci Al-qur‟an yang dilakukan dengan baik, maka bisa menimbulkan rasa nyaman dan
tenang bagi pasien sehingga nyeri dapat berkurang dan ada penurunan pada skala nyerinya.
Dengan mendengarkan murottal qur‟an juga dapat merasakan perubahan secara fisiologis
seperti kesedian serta memperoleh ketenangan jiwa, hal tersebut membuktikan bahwa Al-
qur‟an memiliki pengaruh yang sangat kuat pada kesehatan terutama untuk menimbulkan
perasaan menjadi rileks dan nyaman.Setelah mendengarkan bacaan Al-qur‟an bisa
mendapatkan ketenangan. Hal ini juga berpengaruh pada kondisi emosional yang lebih
stabil. Keadaan emosional yang stabil bisa membantu relaksasi sehingga intervensi nyeri
yang dirasakan pasca operasi akan mengalami penurunan. Mendengarkan bacaan suci Al-
qur,an juga merupakan bentuk teknik distraksi dalam mengurangi intensitas nyeri (Young &
Koopsen, 2005)
DAFTAR PUSTAKA
Arif Muttaqin. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta : EGC
Brunner & Sudarth. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Edisi. 2. Jakarta : EGC
Rochmawati, NP. (2018). Pengaruh Murottal Qur’an terhadap Nyeri Post Oprasi.
SDKI, DPD & PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: definisi dan
indicator diagnostic . (Edisi 1). Jakarta: DPPPPNI.
SIKI, DPD & PPNI. (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: definisi dan
tindakan keperawatan . (Edisi 1). Jakarta: DPPPPNI.
SLKI, DPD & PPNI. (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: definisi dan kriteria
hasil keperawatan . (Edisi 1). Jakarta: DPPPPNI.