Anda di halaman 1dari 13

MIND MAP & NURSING CARE PLAN (NCP)

PADA TN. X DENGAN POST OP AMPUTASI OS CRURIS SINISTRA

Disusun Oleh :

AULIA ULFA
J230205012

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020
MIND MAP
FRAKTUR

PENGERTIAN Etiologi : KLASIFIKASI Penatalaksanaan fraktur :


Fraktur merupakan kondisi 1. Fraktur traumatik, 1. Fraktur
terputusnya kontiunitas disebabkan karena adanya Tertutup 1. Reduksi terbuka
jaringan tulang dan tulang trauma ringan hingga berat dengan fiksasi interna
2. Fraktur
rawan sebagai akibat dari yang mengenai tulang baik (Open Reduction and
terbuka Internal Fixation/ORIF)
trauma, rudapaksa atau secara langsung maupun
tenaga fisik tidak langsung 2. Reduksi tertutup
2. Fraktur stress, yang dengan fiksasi
disebabkan karena tulang eksternal (Open
sering mengalami penekanan Reduction and
3. Fraktur patologis, disebakan Enternal
karena adanya penyakit yang
menimbulkan fraktur

KOMPLIKASI MANIFESTASI KLINIS


1. Komplikasi awal : 1. Nyeri
syok hipovolemik,
2. Pemendekan
kompartmen
sindrom, emboli tulang
lemak. 3. Pembengkakan
2. Komplikasi lanjut :
kekauan sendi yang
menetap,
osteomyelitis,
osteoporosis,
refraktur, atrofi otot,
rupture tendon lanjut
hingga amputasi.

Amputasi merupakan sebagai Terputusnya


tindakan memisahkan bagian Luka operasi kontinuitas Nyeri akut
tubuh sebagian atau seluruh
jaringan
bagian ekstremitas. Dengan
kata lain suatu tindakan
pembedahan dengan
membuang bagian tubuh. Timbulnya rasa Gangguan citra tubuh
Kecacatan
Tindakan ini dilakukan pada malu dan stres
pilihan terakhir saat
diharuskannya pengambilan
bagian tubuh tertentu untuk Gangguan fungsi
menyelamatkan kehidupan Keengganan untuk
dan kesehatan pasien). makan

Gangguan
Mobilitas Fisik
Resiko defisit nutrisi
Resiko infeski
KASUS

Seorang laki-laki berusia 35 tahun hari ini dirawat diruang bedah dengan post operasi
amputasi os cruris sinistra hari pertama. Operasi amputasi dilakukan karena pasien
mengalami fraktur terbuka selama 3 hari dan jaringan tulang sudah mengalami
pembusukandan kehilangan fungsinya. Pasien mengeluh nyeri daerah kaki kiri yang
diamputasi, takutdan tidak dapat digerakkan. pasien mengeluh nyeri pada kaki yang dioperasi
semakin nyerisaat digerakkan sehingga takut untuk menggerakkanya, skala nyeri 6 (0-10),
nyeri terasa berdenyut, terasa panas dan hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
bengkak,memerah disekitar area fraktur, tenderness, kassa tampak sedikit terdapat rembesan
daraharea luka operasi, hangat dan terjadi penurunan rentang gerak pada area yang fraktur.
Pasien tampak murung dan tidak banyak bercerita dengan keluarganya. Pasien menolak
teman dan keluarga yang akan menengoknya dengan cara membelakangi siapa saja
yangmengajak bicara. Oleh keluarga diceritakan bahwa pasien mengalami kesulitan tidur dan
mudah terbangun dari tidurnya saat malam hari. Porsi makan dari RS hanya dihabiskan
seperempat porsi, pasien nampak pucat dan lemah.Data laboratorium didapatkan hasil
hemoglobin 8 gr/dL, AL 9500/μl, GDS 115 mg/dL. Beratbadan pasien 65 kg dan tinggi
badan 170 cm. Saat ini pasien mendapatkan terapi cairanparenteral RL 20 tetes permenit,
ketorolac 30 mg per 8 jam, cefriaxon 1 gram per 8 jam.Pasien saat ini takut melakukan
pergerakan dan semua kebutuhannya dibantu oleh keluargadan perawat. Tanda-tanda vital :
tekanan darah 130/90 mmHg, Nadi 90 kali permenit, RR 22kali permenit dan suhu 37,5°C.
kesadaran pasien saat ini compos mentis, dengan kekuatanotot ektremitas atas kanan kiri 5/5
dan ektremitas bawah kanan kiri 5/2.

Tugas :

1. Buatlah mind map berdasarkan penyakit yang diderita pasien sesuai kasus tersebut!
2. Analisislah data pada kasus tersebut, buatlah prioritas diagnosa keperawatan dan
nursing care plan dengan mengkaitkan pada 1 jurnal!
3. Unggah laporan pada open learning !
NURSING CARE PLAN (NCP)

PADA TN. X DENGAN POST OP AMPUTASI OS CRURIS SINISTRA

Nama Mahasiswa : AULIA ULFA


NIM : J230205012

Pengkajian
A. Identitas Diri Klien
Nama : Tn. X
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Diagnosa medis : operasi amputasi os cruris sinistra
B. Riwayat penyakit
1. Keluhan utama saat masuk RS
Pasien mengeluh nyeri daerah kaki kiri yang diamputasi
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien masuk RS dengan post operasi amputasi os cruris sinistra hari pertama.
Operasi amputasi dilakukan karena pasien mengalami fraktur terbuka selama 3 hari
dan jaringan tulang sudah mengalami pembusukan dan kehilangan fungsinya. Hasil
pemeriksaan TTV : TD 130/90 mmHg, RR 22 x/menit , N 90 x/Menit, S 37,5o C
3. Riwayat penyakit dahulu
-
C. Pengkajian Saat Ini
1. Pola nutrisi
Pasien menghabiskan makanan dari RS hanya seperempat porsi. Pasien nampak
pucat dan lemah.
2. Antropometri
Berat badan : 65
Tinggi badan : 170
IMT : 22,49
3. Pola pola tidur dan istirahat
Pasien mengalami kesulitan tidur dan mudah terbangun dari tidurnya saat malam
hari
4. Sensasi
Pasien mengeluh nyeri daerah kaki kiri yang diamputasi
P : semakin nyeri saat kaki digerakkan
Q : terasa berdenyut dan panas
R : kaki kiri (kaki yang diamputasi)
S:6
T : hilang timbul
5. Pola persepsi diri
Pasien takut melakukan pergerakan
6. Pola peran – hubungan
Pasien tampak murung dan tidak banyak bercerita dengan keluarganya. Pasien
menolak teman dan keluarga yang akan menengoknya dengan cara membelakangi
siapa saja yang mengajak bicara
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Sedang
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital
TD : 130/90 mmHg
HR : 90 kali permenit
RR : 22 kali permenit
Suhu : 37,50C
4. Ekstremitas
a. Post operasi amputasi os cruris sinistra
b. Pada area fraktur bengkak, memerah, tenderness, kassa terdapat sedikit rembesan
darah area luka operasi, hangat dan terjadi penurunan rentang gerak
c. Kekuatan otot ektremitas atas kanan kiri 5/5 dan ektremitas bawah kanan kiri 5/2
E. Program Terapi
1. Cairan parenteral RL 20 tetes permenit
2. Ketorolac 30 mg per 8 jam
3. Cefriaxon 1 gram per 8 jam
F. Pemeriksaan Laboratorium

PemeriksaanLaboratorium Hasil Nilai Rujukan


Hemoglobin 8 gr/dl 14 – 18 g/dl
Leukosit 9500/mm3 4.500-10.000/mm3
Gula Darah 115g/dl 70-130g/dl

G. Data Fokus
Data subjektif Data objektif
a. Pasien mengeluh nyeri daerah kaki a. Hasil pemeriksaan TTV :
kiri yang diamputasi TD : 130/90 mmHg
b. Pasien mengeluh takutdan kaki tidak
HR : 90 kali permenit
dapat digerakkan.
c. pasien mengeluh nyeri pada kaki RR : 22 kali permenit
yang dioperasi semakin nyeri saat Suhu : 37,50C
digerakkan sehingga takut untuk
b. Pada pemeriksaan fisik ditemukan bengkak,
menggerakkanya
- P : Nyeri post Op memerah disekitar area fraktur, tenderness, kassa
- Q : nyeri terasa berdenyut, terasa tampak sedikit terdapat rembesan darah area luka
panas
operasi, hangat.
- R : Kaki kiri
- S : skala nyeri 6 (0-10), c. Pasien tampak murung dan tidak banyak
- T:hilang timbul. bercerita dengan keluarganya
d. Keluarga pasien bercerita bahwa d. Pasien menolak teman dan keluarga yang akan
pasien mengalami kesulitan tidur dan
mudah terbangun dari tidurnya di menengoknya dengan cara membelakangi siapa
malam hari. saja yang mengajak bicara.
e. Porsi makan dari RS hanya dihabiskan
seperempat porsi
f. Pasien nampak pucat dan lemah.
g. Data laboratorium didapatkan hasil hemoglobin
8 gr/dl, AL 9500/μl, GDS 115 mg/dl.
h. Nilai IMT = 22,49
i. Pasien mendapatkan terapi cairan parenteral RL
20 tetes permenit, ketorolac 30 mg per 8 jam,
cefriaxon 1 gram per 8 jam.
j. Pasien saat ini takut melakukan pergerakan dan
semua kebutuhannya dibantu oleh keluargadan
perawat.
k. Kesadaran pasien saat ini compos mentis,
l. Kekuatan otot ektremitas atas kanan kiri 5/5 dan
ektremitas bawah kanan kiri 5/2

H. Analisis Data

No Data Etiologi Problem

1 Data subjektif : Agen pencedera Nyeri Akut (D.0077)


a. Pasien mengeluh nyeri daerah kaki kiri fisik
yang diamputasi
b. pasien mengeluh nyeri pada kaki yang
dioperasi semakin nyeri saat digerakkan
sehingga takut untuk menggerakkanya
- P : Nyeri post Op
- Q : nyeri terasa berdenyut, terasa
panas
- R : Kaki kiri
- S : skala nyeri 6 (0-10),
- T:hilang timbul.
Data objektif :
a. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
bengkak, memerah disekitar area fraktur,
tenderness, kassa tampak sedikit terdapat
rembesan darah area luka operasi, hangat
b. Hasil pemeriksaan TTV :
- Tekanan darah : 130/90 mmhg
- Nadi : 90 x/Menit
- Suhu : 37,5C
- Respirasi rate: 22 x/Menit
c. Terapi obat ketorolac 30 mg per 8 jam

2 Data subjektif : Penurunan Gangguan mobilitas


Pasien mengeluh takutdan kaki tidak dapat kekuatan otot, fisik (D.0054)
digerakkan kerusakan
Data objektif : integritas struktur
a. Pasien saat ini takut melakukan tulang.
pergerakan dan semua kebutuhannya
dibantu oleh keluargadan perawat.
b. Kekuatan otot ektremitas atas kanan kiri
5/5 dan ektremitas bawah kanan kiri 5/2
c. Pasien nampak pucat dan lemah
3 Data Subjektif : Faktor psikologis Resiko deficit nutrisi
- (D.0032)
Data objektif:
a. Porsi makan dari RS hanya dihabiskan
seperempat porsi
b. Pasien nampak pucat dan lemah.
c. Data laboratorium didapatkan hasil
hemoglobin 8 gr/dl
d. IMT = 22,49

4 Data Subjektif : - Kondisi paska Risikoinfeksi(D.0142)


Data objektif: oprasi
a. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
bengkak, memerah disekitar area fraktur,
tenderness, kassa tampak sedikit terdapat
rembesan darah area luka operasi, hangat.
b. Hasil pemeriksaan TTV :
TD : 130/90 mmHg
HR : 90 kali permenit
RR : 22 kali permenit
Suhu : 37,50C
d. Mendapatkan terapi cefriaxon 1 gram per
8 jam
e. AL : 9500/UI
f. HB : 8gr/dl

5. Data Subjektif : Perubahan Gangguan citra tubuh


- Keluarga pasien mengatakan bahwa struktur/bentuk
pasien mengalami kesulitan tidur dan tubuh : amputasi (D.0083)
mudah terbangun dari tidurnya saat malam
hari.
Data Objektif :
- Pasien tampak murung dan tidak banyak
bercerita dengan keluarganya
- Pasien menolak teman dan keluarga yang
akan menengoknya dengan cara
membelakangi siapa saja yang mengajak
bicara

I. Dx. Keperawatan Prioritas


1. (D.0077) Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik dibuktikan dengan mengeluh nyeri
2. (D.0054) Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan integritas struktur tulang dibuktikan
dengan kekuatan otot menurun
3. (D.0032) Resiko deficit nutrisi b.d Faktor psikologis dibuktikan dengan
menghabiskan seperempat porsi yang diberikan
4. ( D.0142) Resiko infeksi b.d kondisi paska oprasi dibuktikan dengan adanya bengkak,
memerah disekitar area fraktur, tenderness, rembesan darah area luka operasi, hangat
5. (D.0083) Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur/bentuk tubuh : amputasi
dibuktikan dengan kehilangan bagian tubuh, fungsi/struktur tubuh hilang dan
hubungan sosial berubah

J. Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI


1. (D.0077)Nyeri Akut Tingkat Nyeri(L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Observasi :
Agen pencedera fisik keperawatan selama 3x24 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
jam, kriteria hasil yang frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
diharapkan adalah : 2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri : 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
menurun memperingan nyeri
Terapeutik :
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri : terapi murrotal Al-
Qur’an**
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
1. Jelaskan strategi meredakan nyeri
2. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik
2 (D.0054) Gangguan Mobilitas fisik(L.05042) Dukungan mobilisasi (I.05173)
mobilitas fisik b.d Setelah dilakukan tindakan Observasi :
kerusakan integritas keperawatan selama 3x24 1. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
struktur tulang Terapeutik :
jam, kriteria hasil yang
1. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
diharapkan adalah : 2. Fasilitasi melakukan pergerakan
1. Pergerakan ekstremitas : 3. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
meningkat
Edukasi :
2. Kekuatan otot : 1. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
meningkat 2. Anjurkan mobilisasi dini
3. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan
3. (D.0032) Resiko Status nutrisi (L.03030) Manajemen nutrisi (I.03119)
deficit nutrisi Setelah dilakukan asuhan Observasi
keperawatan selama 3 x 24 1. Identifikasi status nutri pasien.
jam diharapkan diagnosa 2. Monitor asupan makanan.
Defisit Nutrisi teratasi 3. Monitor berat badan.
dengan kriteria hasil : 4. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium.
a. Porsi makan yang Terapeutik
dihabiskan meningkat 1. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
b. Indeks massa tubuh protein.
(IMT) cukup membaik Edukasi
c. Nafsu makan membaik 1. Ajarkan diet yang diprogramkan.
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrient yang dbutuhkan.
4. (D.0142) Risiko infeksi Tingka tinfeksi (L.14137) Pencegahan infeksi ( I.14539)
Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 3x24 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
jam, kriteria hasil yang sistemik
diharapkan adalah : Terapeutik :
1. Batasi jumlah pengunjung
1. Kemerahan menurun 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
2. Nyeri menurun pasien dan lingkungan pasien
3. Bengkak menurun 3. Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko
4. Drainase purulen tinggi
menurun Edukasi :
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
3. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
Perawatan luka (I.14564)
Observasi :
1. Monitor karakteristik luka
2. Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik :
1. Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
2. Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih
nontoksik
3. Bersihkan jaringan nekrotik
4. Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
5. Pasang balutan sesuai jenis kulit
6. Pertahankan teknik steril saat melakukan
perawatan luka
7. Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
Edukasi :
1. Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian antibiotik

(D.0083) Gangguan Citra tubuh (L.09067) Promosi citra tubuh (I.09305)


citra tubuh b.d Observasi :
Setelah dilakukan tindakan
perubahan 1. Identifikasi perubahan citra tubuh yang
keperawatan selama 2x24
struktur/bentuk tubuh mengakibatkan isolasi sosial
jam, kriteria hasil yang
2. Monitor frekuensi pertanyaan kritik terhadap diri
diharapkan adalah :
sendiri
1. Verbalisasi kecacatan Terapeutik :
bagian tubuh membaik 1. Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
2. Verbalisasi kehilangan 2. Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap
bagian tubuh menurun harga diri
3. Verbalisasi perasaan 3. Diskusikan kondisi stress yang mempengaruhi
negative tentang citra tubuh
perubahan tubuh 4. Diskusikan cara mengembangkan harapan citra
menurun tubuh secara realistis
4. Hubungan sosial : 5. Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang
membaik perubahan citra tubuh
Edukasi :
1. Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan
perubahan citra tubuh
2. Anjurkan mengungkapkan gambaran diri
terhadap citra tubuh
3. Latih pengungkapan kemampuan diri kepada
orang lain maupun kelompok

ANALISIS JURNAL

Menurut peneliti nyeri diakibatkan karena kerusakan jaringan, nyeri bisa ditunujukkan
dengan ekspresi wajah pasien, dimana ekspresi wajah bisa menentukan nilai rentang nyeri
numerik 0-`10. Nyeri dapat disebabkan karena adanya kerusakan jaringan dalam tubuh yang
diakibatkan adanya cedera, maupun tindakan medis lainnya seperti operasi. Sebelum
dilakukan terapi responden berada dalam rentang nyeri sedang, hal ini diakibatkan karena
obat analgesik responden yang sudah habis, karena obat analgesik hanya bertahan selama 6-
8 jam dan diharapkan dengan adanya pengobatan non farmakologi dengan murottal qur‟an
intensitas nyeri dapat berkurang.Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri bisa disebabkan
karena kecelakaan maupun tindakan medis lainnya seperti operasi (Ratnasari,
2013).Menurut peneliti tingkat nyeri yang dialami pada pasien dapat berkurang atau
menurun setelah dilakukan terapi murottal qur‟an selama 15 menit. Karena mendengarkan
bacaan ayat suci Al-qur‟an lebih bermanfaat dari pada mendengarkan musik dan lain-lain.
Suara Al-qur‟an bisa meredakan stress dan meningkatkan ketahanan stress, meningkatkan
relaksasi, ketenangan, kenyamanan dan intensitas nyeri. Saat pasien mendengarkan bacaan
ayat suci Al-qur‟an yang dilakukan dengan baik, maka bisa menimbulkan rasa nyaman dan
tenang bagi pasien sehingga nyeri dapat berkurang dan ada penurunan pada skala nyerinya.
Dengan mendengarkan murottal qur‟an juga dapat merasakan perubahan secara fisiologis
seperti kesedian serta memperoleh ketenangan jiwa, hal tersebut membuktikan bahwa Al-
qur‟an memiliki pengaruh yang sangat kuat pada kesehatan terutama untuk menimbulkan
perasaan menjadi rileks dan nyaman.Setelah mendengarkan bacaan Al-qur‟an bisa
mendapatkan ketenangan. Hal ini juga berpengaruh pada kondisi emosional yang lebih
stabil. Keadaan emosional yang stabil bisa membantu relaksasi sehingga intervensi nyeri
yang dirasakan pasca operasi akan mengalami penurunan. Mendengarkan bacaan suci Al-
qur,an juga merupakan bentuk teknik distraksi dalam mengurangi intensitas nyeri (Young &
Koopsen, 2005)

DAFTAR PUSTAKA
Arif Muttaqin. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta : EGC

Brunner & Sudarth. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Edisi. 2. Jakarta : EGC

Rochmawati, NP. (2018). Pengaruh Murottal Qur’an terhadap Nyeri Post Oprasi.

SDKI, DPD & PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: definisi dan
indicator diagnostic . (Edisi 1). Jakarta: DPPPPNI.

SIKI, DPD & PPNI. (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: definisi dan
tindakan keperawatan . (Edisi 1). Jakarta: DPPPPNI.

SLKI, DPD & PPNI. (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: definisi dan kriteria
hasil keperawatan . (Edisi 1). Jakarta: DPPPPNI.

Anda mungkin juga menyukai