SISTEM KARDIOVASKULAR
Oleh :
KELOMPOK III
1. Pengertian
Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang ditandai dengan adanya tekanan
sistolik >140 mmHg dan tekanan diastolik >90 mmHg.
2. Etiologi
Hipertensi dapat disebabkan oleh interaksi berbagai faktor, antara lain: kelelahan,
keturunan, stress, proses penuaan, diet yang tidak seimbang, sosial budaya. Akibat
atau komplikasi dari penyakit hipertensi ini adalah : gagal jantung, gagal ginjal,
stroke, kelumpuhan.
3. Patofisiologi
Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan tahapan
perifer. Curah jantung pada penderita hipertensi umunya normal. Kelainannya
terutama pada peninggian pada tahapan perifer. Kenaikan tahapan perifer ini
disesebabkan karena vasokontriksi arteriol akibat naiknay tonus otot polos pembuluh
darah tersebut. Bila hipertensi sudah berjalan cukup lama, maka akan dijumpai
perubahan-perubahan struktural pada pembuluh darah arteriol berupa penebalan
tunika interna dan hipertropi tunika media. Dengan adanya hipertropi dan hiperplasi
maka sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi, sehingga terjadi
anoksia relatif. Keadaan ini dapat diperkuat dengan adanya sklerosis koroner.
4. Manifestasi Klinis
a. Sakit kepala
b. Vertigo
c. Perubahan penglihatan
d. Sesak napas
e. Nyeri dada
f. Perdarahan hidung
g. Mual, muntah
h. Kesemutan pada kaki dan tangan
i. Kejang atau koma
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Hb : untuk mengkaji anemia, jumlah sel-sel terhadap volume cairan.
b. BUN : memberi informasi tentang fungsi ginjal.
c. Glukosa : mengkaji hiperglikemi yang dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar
katekolamin atau meningkatnya hipertensi.
d. Kalsium serum, kalium serum, kolestrol, trigliserid, Px tyroid, urin analisis, foto
dada, CT-Scan, dan EKG.
6. Pencegahan
a. Pencegahan primer
Faktor resiko hiertensi antara lain : tekanan darah diatas rata-rata, adanya
hipertensi pada anamnesis pada keluarga, takikardia, obesitas, dan konsumsi
garam yang berebih dianjurkan untuk :
1) Mengatur diet agar berat badan tetap ideal, juga untuk menjaga agar tidak
terjadi hiperkolesterolemia, diabetes melitus, dan sebagainya.
2) Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
3) Mengubah kebiasan makan sehar-hari dengan konsumsi rendah garam.
4) Melakukan olahraga untk mengendalikan berat badan.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan jika penderita telah diketahui menderita
hipertensi berupa :
1) Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun
dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.
2) Harus dijaga agar tekanan darah lansia dapat terkontrol secara normal dan
stabil.
3) Faktor-faktor resiko penyakit jantung iskemik yang lain harus dikontrol.
4) Batasi aktifitas.
C. Konsep Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Gangguan pada Sistem
Kardiovaskuler (Hipertensi)
a. Identitas Pasien
Hal-hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama, Umur,
Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental, Suku,
Keluarga/orang terdekat, alamat, nomor registrasi.
b. Riwayat atau adanya faktor resiko
1) Riwayat garis keluarga tentang hipertensi.
2) Penggunaan obat yang memicu hipertensi.
c. Aktivitas / istirahat
1) Gejala : Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton.
2) Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
d. Integritas ego
1) Gejala : Ansietas, depresi, marah kronik, faktor stress (hubungan, keuangan
yang berkaitan dengan pekerjaan).
2) Tanda : Letupan suasan hati, gelisah, otot mulai tegang.
3) Perubahan-perubahan mental:
Memori : kenangan janka panjang : berjam-jam sampai berhari-hari yang
lalu; jangka pendek : 0-10 menit.
IQ (Intelegensi Quation) : berkurangnya penampilan, persepsi dan
dketrampilan.
Perubahan-perubahan psikologi: pension; kehilangan finansial,
kehilangan status, kehilangan teman, kehilangan kegiatan; merasakan
atau sadar akan kematian; perubahan dalam cara hidup yaitu memasuki
rumah perawatan bergerak lebih sempit; ekonomi akibat pemberhentian
dari pekerjaan; penyakit kronis dan ketidakmampuan; hilangnya
kekuatan dan ketegangan fisik, perubahan terhadap diri dan kosnep diri.
e. Perkembangan spriritual
1) Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupanya
2) Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat dalam
berfiskir dan bertindak dalam sehari-hari.
3) Perkembangan spriritual menurut Fowler, perkembangan yang dicapai pada
tingkat ini adalah bepikir dan bertingah dengan cara memberikan contoh cara
mencintai dan keadilan.
f. Makanan dan cairan
1) Gejala : Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi garam,
tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng), mual,
muntah.
2) Tanda : Perubahan berat badan (normal atau obesitas).
g. Neuorsensori
1) Gejala : Keluhan pusing berdenyut, sakit kepala suboksipital, gangguan
penglihatan.
2) Tanda : Status mental (orientasi, isi bicara, proses berpikir, memori,
perubahan retina optik). Respon motorik (penurunan kekuatan genggaman
tangan).
h. Nyeri atau ketidak nyamanan
1) Gejala : Angina (penyakit arteri koroner /keterlibatan jantung), nyeri hilang
timbul pada tungkai, nyeri abdomen.
i. Pernapasan
1) Gejala : Dyspnea (yang berkaitan dengan aktfitas atau kerja), takypnea,
batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok.
2) Tanda : Buunyi napas tambahan, sianosis, dystress respirasi atau penggunaan
alat bantu pernapasan.
j. Keamananan
1) Gejala : Gangguan koordinasi, cara berjalan.
2. Masalah Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler cerebral
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan cardiac output
c. Resiko tinggi terhadap cedera yang berhubunngan dengan kurangnya penglihatan,
motorik, dan persepsi.
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit.
3. Intervensi Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
No Masalah Keperawatan Intervensi
Hasil
1. Nyeri berhubungan Nyeri atau sakit kepala Pertahankan tirah baring,
dengan peningkatan hilang atau berkurang lingkungan yang tenang,
tekanan vaskuler cerebral setelah dilakukan sedikit penerangan
tindakan keperawatan Kaji tingkat nyeri pasien
selama .....x 24 jam Minimalkan gangguan
dengan kriteria hasil : lingkungan dan
Pasien rangsangan
mengungkapkan Bantu pasien dalam
tidak adanya sakit ambulasi sesuai
kepala. kebutuhan
Pasien tampak Beri tindakan
nyaman. nonfarmakologi untuk
TTV dalam batas menghilangkan sakit
normal. kepla seperti posisi
nyaman, teknik relaksasi,
bimbingan imajinasi dan
distrasi.
Kolaborasi pemberian
obat sesuai indikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bandiyah, S. (2018). Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Mulia Medika.
Mujahidullah, K. (2012). Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Stanley, M. & Beare, P. G. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Edisi 2. Jakarta : EGC.