Anda di halaman 1dari 60

Case Report

EFUSI PLEURA
Dosen Pembimbing :
dr. Tantri Dwi Kaniya, Sp. Rad
Co-assistant :
Ghina Risky Juanda 2018012097
Karunia Santi 2018012009
Khoirun Nisa 2018012103
Komang Dendi Juliawan 2018012013
Ahmad Haydar R. 2018012063
Ayu Dharma Putri 2018012060
Zeni Okta Wiyanti 2018012094
KEPANITERAAN KLINIK ILMU RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG RSUD Dr. H ABDUL MOELOEK PROPINSI LAMPUNG
2022

Unila.ac.id
01
Status Pasien

Unila.ac.id
Identitas Pasien
Nama : Tn. B Keluhan Utama
N0. RM : 00.69.03.48
• Sesak nafas sejak 5 hari
Umur : 19 tahun
yang lalu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Desa Sidomukti
Pekerjaan :- Keluhan Tambahan
Pendidikan : SMA
Agama : Islam Sakit gigi, terasa berat pada
dada, demam, batuk, dan
Suku : Jawa bengkak pada daerah rahang
dan leher
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSAM pada tanggal 28 September 2022 dengan keluhan sesak
nafas sejak 5 hari yang lalu. Sesak dirasakan terus-menerus, semakin lama semakin
memberat dan tidak berkurang dengan istirahat. keluhan sesak disertai dengan rasa
berat pada dada sehingga pasien sulit bernafas. Pasien sebelumya sudah pernah
dirawat di Rumah Sakit Handayani selama 2 hari dengan keluhan yang sama, namun
masih tidak membaik.

Sebelumnya, pasien mengalami sakit gigi sebelah kiri, yang dirasakan sering sakit
dalam satu tahun belakangan ini, namun nyeri hilang timbul, dan memberat sejak 2
minggu yang lalu, keluhannya sakit gigi di sertai dengan demam, batuk dan bengkak
pada daerah rahang dan leher. Demam dirasakan pasien naik turun, sedangkan batuk
tidak berdahak dirasakan hilang timbul. Pasien sudah mecoba mengobati keluhannya
dengan kebidan dan ke praktik dokter namun keluhan tidak membaik, riwayat batuk
berdarah disangkal, sering berkeringat pada malam hari disangkal, bengkak pada
tangan dan kaki disangkal. pasien mengatakan terdapat penurunan bb namun tidak
drastis, karena penurunan nafsu makan. keluhan bab dan bak normal, pasien merokok
1/2 bungkus per hari dan minum alkohol.
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit yang sama sebelumnya disangkal


Riwayat asma, penyakit lambung, alergi makanan dan obat, Diabetes Melitus
serta penyakit jantung disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


tidak ada

Riwayat Kebiasaan
• Konsumsi alcohol (+)
• Merokok (+) 1/2 bungkus/hari
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Suhu : 36,5°C
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Frekuensi Nadi : 105 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Saturasi Oksigen : 99%
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : peningkatan JVP (-), pembesaran KGB (-)

Thoraks:
Pulmo
• Inspeksi : Normochest, pergerakan dada kiri tertinggal saat
inspirasi
• Palpasi: Ekspansi dada kiri tertinggal, vocal fremitus mulai
melemah dari ICS 5, nyeri (-)
• Perkusi : Pekak pada basal paru kiri dan kanan, lainnya
sonor
• Auskultasi : vesikular (↓/ ↓)

Cor
• Inspeksi : iktus cordis tak terlihat
• Palpasi : iktus cordis tak teraba
• Perkusi : tidak terdapat pembesaran jantung
• Auskultasi : BJ I-II regular, murmur(-), gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi : Datar, distensi (-), asites (-)
• Auskultasi : Bising usus (+) 8x/menit
• Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen
• Palpasi : Nyeri tekan (+) pada regio epigastrium,
hepatomegaly (-), splenomegaly (-)

Ekstremitas
Ekstremitas atas : akral hangat +/+, CRT <2”, turgor baik,
edema -/-
Ekstremitas Bawah : akral hangat +/+, CRT<2”, turgor baik,
edema -/-
Pemeriksaan Penunjang
No. Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan
17/10/22 HEMATOLOGI
Darah Lengkap
- Hemoglobin 14,8 13,2-17,3 g/dL
- Leukosit 15.370* 3.800-10.600 /uL
- Eritrosit 5.1 4,4-5,9 juta/uL
- Hematokrit 42 40-52 &
- Trombosit 324.000 140.000-392.000 /uL

- MCV 82 80-100 fL
- MCH 29 26-34 pg
- MCHC 35 32-36 g/dL
- Hitung Jenis
- Basofil 0 0-1 &
- Eosinofil 2 2-4 &
- Batang 0* 3-5 &
- Segmen 82* 50-70 &
- Limfosit 9* 25-40 &
- Monosit 7 2-8 &
- LED 10 0-10 mm/jam
Pemeriksaan Penunjang
No. Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan
17/10/22 KIMIA
- Bilirubin Total 0,5 0.1-1.0 mg/dL
- Bilirubin Direk 0.2 0-0.2 mg/dL
- Bilirubin Indirek 0.3 0.1-1 mg/dL
- SGOT 99* 0-50 u/L
- SGPT 76* 0-50 u/L
- Alkali Phospatase 84 30-120 u/L
- Gamma GT 58* 0-30 u/L
- Gula Darah Sewaktu 105 <140 mg/dL
- Ureum 19 18-45 mg/dL
- Creatinine 0.41 <1,2 mg/dL
- Natrium 127* 135-147 mmol/L
- Kalium 3.6 3.5-5.0 mmol/L
- Calsium 9.8 8.8-10.3 mg/dL
- Chlorida 99 95-105 mmol/L
Pemeriksaan Penunjang
Hasil Pemeriksaan Patologi Anatomi
10/10/22
Sitologi Eksfoliatif

Lokasi : Cairan Pleura


Jenis Pemeriksaan : Sitologi Eksfoliatif
Diagnosis Klinis : Efusi Pleura Bilateral ec infeksi Non TB dd tb Cairan Pleura kanan -+ 30 cc
berwarna kuning keruh

JAWABAN
MAKROSKOPIS
Diterima 30 cc cairan berwarna kuning agak kemerahan

MIKROSKOPIS
Sediaan sitologi cairan pleura bilateral, populasi seluler, dijumpai sel-sel radang neutrophil yang
dominan, sel radang limfosit. Tidak dijumpai sel-sel malignansi

KESIMPULAN
- Efusi pleura neutrofilik pada cairan pleura bilateral
- Negatif. Tidak dijumpai sel-sel malignansi
Pemeriksaan Penunjang
No. Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan
17/10/22
CAIRAN PLEURA
MAKROSKOPIS
- Warna Kuning Kuning
- Kejernihan Keruh Jernih
- pH 7.20 7.07-7.71

MIKROSKOPIS
- Jumlah Sel 30.565 <300 sel/uL
- PMN 59
- MN 41

KIMIA
- Glukosa 94 70-105
- LDH 315* 110-210 u/L
- Total Protein 5.1 <4.1
- Chlorida 97 96-106 mmol/L
Rontgen Thorax (17/10/22 09.40 WIB)

Posisi : AP

Kesan:
• Efusi Pleura Bilateral
• Besar cor tidak dapat dievaluasi
Rontgen Thorax (17/10/22 16.53 WIB)

Posisi : AP

Kesan:
• Efusi Pleura Dextra, dibandingkan dengan ro
thorax 17/10/22 jam 09.40 : tetap
• Efusi Pleura Sinistra, dibandingkan dengan ro
thorax 17/10/22 jam 09.40 : berkurang
• Besar cor normal
Diagnosis
Diagnosis Kerja Diagnosis Banding
Efusi Pleura bilateral ec infeksi ● TB paru
● PPOK
Tata Laksana
Non Medikamentosa Medikamentosa

● Pungsi pleura ● IVFD NaCl


● Inj. Ceftriaxon vial 2x1 iv
● Inj. Metronidazol 3x1 iv
● Vit. B6 Tab 1x1 po
● Sucralfat Syr 3x1 cth
● N Acetyl 3x200 mg po
PROGNOSIS
Quo ad vitam: dubia ad bonam

Quo ad functionam: dubia ad malam

Quo ad sanationam: dubia ad bonam


02
Tinjauan Pustaka

Unila.ac.id
Efusi Pleura

DEFINISI :
Kondisi dimana terdapat akumulasi cairan pada ruang pleura
pada rongga pleura yang disebabkan ketidakseimbangan
antara produksi dan arbsorbsi cairan pleuran.
Normalnya volume cairan pleura: 0,1-0,3 ml/ kgBB
ANATOMI
ANATOMI
Etiologi
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
• Manifestasi Klinis
• Gejala yang sering dikeluhkan pasien yaitu Diagnosis
dyspnea, batuk, dan nyeri dada
• Manifestasi klinis efusi pleura beragam
sesuai dengan penyakit yang mendasarinya
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan fisik pada efusi cairan yang
lebih dari 300 ml dapat menunjukkan hasil, •Pemeriksaan Penunjang
seperti : • Chest radiography
• suara dullness pada perkusi • USG (TUS)
• CT Scan
• ↓ fremitus taktil • Torakosentesis  analisis dan sitologi cairan
• Pengembangan dada asimetris pleura
• Pengembangan dada yang tidak terjadi • Biopsi pleura
atau terlambat pada sisi yang mengalami
efusi
• Egofoni
• Pleural friction rub
Manifestasi Klinis

Efusi akibat tuberculosis


Efusi akibat pneumonia batuk kronik, nyeri dada pleuritik,
demam persiten, batuk, anoreksia, dispnea, keringat malam hari, demam
malaise, takipnu, dipsnea, nyeri dada subfebris berkepanjangan, hemoptisis,
penurunan BB

Efusi akibat gagal jantung atau


Efusi akibat keganasan
sindrom nefrotik
Asimptomatik, batuk, low grade fever,
stadium tinggi bisa menyebabkan distres biasanya memilki gejala dispnea,
pernafasan tanpa demam, dan disertai edema
pada ekstremitas
Algoritma
Diagnosis
Kriteria Diagnosis

Kriteria Light
Efusi pleura dikatakan eksudat apabila
memenuhi satu atau lebih dari kriteria
berikut ini:
• Rasio cairan pleura dengan serum
protein > 0.5
• Rasio cairan pleura dengan serum LDH
> 0.6
• LDH cairan pleura > 2/3 batas atas nilai
serum LDH normal
Tanda Khas Efusi Pleura

Sudut costophrenikus tumpul Meniscus sign Opasitas

Efusi pleura akan menunjukkan gambaran opasitas dengan penumpulan


sudut kostofrenikus, disertai meniscus sign (garis batas antara air-udara
yang melengkung seperti kurva)
Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan radiologis mempunyai nilai yang


tinggi dalam menegakkan diagnosis efusi pleura,
meskipun tidak dapat menentukan faktor
penyebabnya. Pemeriksaan radiologis yang
lazim dilakukan adalah

1. Rontgen dada
2. CT scan dada
3. USG dada
1. Rontgen dada
Tanda Radiologis

• < 300 cc : secara fisik tidak ada perubahan


• Foto PA: sinus masih nampak lancip
• Foto Lat: sinus nampak mulai tumpul
• > 500 cc : sinus mulai tumpul
• > 1000 cc : sinus tumpul
• > 2000 cc : mediastinal shift
2. CT Scan
CT scan dapat dengan jelas menggambarkan paru-paru dan
cairan dan bisa menunjukkan adanya pneumonia, abses paru
atau tumor
3. USG

Indikasi :
Kelebihan Kekurangan

 Mendeteksi efusi pleura yang


minimal & memandu tindakan
• Hasil pemeriksaan
torakosintesis bergantung operator
• Tersedia secara luas • Bisa muncul artefak
 Membedakan efusi pleura • Dapat dilakukan bedside • Tidak dapat digunakan
• Tidak terpapar radiasi
dengan penebalan pleura • Biaya murah
bila ada kelainan kulit
lokal
 Menilai massa pleura atau • Obesitas

invasi masa ke pleura


Gambaran USG Paru Normal

Pleura parietal dan


viseral tampak berupa
suatu garis dengan
tingkat echogenic tinggi
dibawah iga yang
menggambarkan
permukaan pleura
Gambaran USG Paru Normal

“A” lines merupakan


pantulan pleural line
yang kearah dalam
memperlihatkan
gambaran beberapa
garis paralel yang
masing-masing dengan
jarak yang sama
Gambaran USG Efusi Pleura
Tampak bayangan anechoic
homogen diantara pleura
parietal dan viseral

Bayangan ini dapat berubah


bentuk akibat gerak pernapasan
Paru yang berada dalam cairan
efusi mengalami kolaps
(atelektasis) sehingga tampak
berupa struktur yang menyerupai
lidah (tongue-like structure)
Gambaran USG Efusi Pleura
Memperkirakan Jumlah Cairan Efusi

Mengukur jarak horizontal dari bagian diafragma yang paling kranial pada garis mid aksilaris ke segmen paru
terdekat. Jarak yang didapat (dalam cm) keudian dikali 200 untuk memperkirakan jumlah cairan efusi (dalam
ml)
Tatalaksana
• Pada efusi pleura, diperlukan tatalaksana underlying
Tatalaksana efusi pleura
disease dan terapi suportif
• Sterilisasi cairan pleura, re-ekspansi paru, dan
Terapi penyakit yang pemulihan fungsi paru  tujuan pengobatan utama
mendasarinya
terutama yang memiliki komplikasi
• Tindakan bedah  efusi pleura yang gagal di terapi
Torakosintesis dengan medikamentosa, sepsis persisten, empiema
kompleks dengan patologi paru yang signifikan
• WSD
WSD • Pleurodesis
• Torakosintesis

Pleurodesis
Efusi Pleura Karena Infeksi

Efusi karena bakteri First line antibiotics:


Terapi antibiotik penisilin, sefalosporin,
kombinasi dengan aztreonam, klindamisin,
torakosentesis, chest dan siprofloksasin  oral
tube drainase atau IV minimal 48 jam

Setelah tidak ada demam


dan selesai chest drain  Efusi karena virus
antibiotik per oral dapat Self limited  tidak
Kortikosteroid

• Dapat diberikan pada kondisi efusi pleura TB


• Kortikosteroid mempunyai efek menghambat aktivator gen sitokin dan aksi
mediator proinflamasi  memperpendek fase demam dan mempercepat
resorpsi cairan  mempercepat perbaikan klinis
• Dosis: prednison 1-2 mg/kgBB/hari
• Lama pemberian kortikosteroid  2−6 minggu dengan dosis penuh
dilanjutkan tappering off selama 2−6 minggu, sesuai dengan lamanya
pemberian dosis penuh

Ryan H, Jinho Y, Padmapriya D. 2017. Corticosteroids for tuberculous pleurisy. Cochrane Database Syst Rev. (3): CD001876v
Kemenkes. 2016. Petunjuk teknis Manajemen dan Tatalaksana TB anak. Jakarta: Kemenkes
Kortikosteroid
Indikasi
Treatment: Pada efusi
pleura yang simptomatis
atau masif

Diagnosis: untuk
menentukan jenis cairan
(eksudat atau transudat) dan
menentukan penyebab
(keganasan, infeksi)
03
Analisis Kasus

Unila.ac.id
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK
Hal ini sesuai dengan teori bahwa efusi pleura merupakan
Keluhan Utama salah satu bentuk penyakit paru restriktif, yang ditandai
dengan peningkatan kekakuan paru, thoraks, atau
• Sesak nafas sejak 5 hari keduanya, akibat penurunan keregangan dan penurunan
semua volume paru, termasuk kapasitas vital. Kerja
yang lalu pernapasan akan meningkat untuk mengatasi daya elastik
alat pernapasan, sehingga napas menjadi cepat dan
dangkal, dan dikeluhkan sebagai sesak oleh pasien.
Keluhan Tambahan (Amin, Z, Bahar A,2009)

Sakit gigi, terasa berat pada Gejala yang sering dikeluhkan pasien yaitu dyspnea,
batuk, dan nyeri dada Manifestasi klinis efusi pleura
dada, demam, batuk, dan beragam sesuai dengan penyakit yang mendasarinya
bengkak pada daerah rahang
dan leher
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK

Thoraks:
Pulmo
• Inspeksi :Normochest,
pergerakan dada kiri tertinggal saat
inspirasi
• Palpasi :Ekspansi dada kiri
tertinggal, vocal fremitus mulai
melemah dari ICS 5, nyeri (-)
• Perkusi :Pekak pada basal
paru kiri dan kanan, lainnya sonor
• Auskultasi : vesikular (↓/ ↓)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Efusi pleura dengan volume lebih


dari 200 mL baru dapat terlihat di
Rontgen toraks posteroanterior.
Gunakan Rontgen lateral untuk
efusi pleura dengan volume lebih
sedikit.

Efusi pleura akan menunjukkan


gambaran opasitas dengan
pengumpulan sudut kostofrenikus,
disertai air-fluid level atau meniscus
sign (garis batas antara air-udara
yang melengkung seperti kurva).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TATALAKSANA
Pungsi Pleura Tindakan invasif dengan menginsersi
jarum melalui dinding toraks untuk
mengeluarkan cairan dari rongga pleura.
Tindakan ini memiliki tujuan:
• diagnostik yaitu mendapatkan spesimen
cairan pleura untuk pemeriksaan lebih
lanjut
• terapeutik untuk mengurangi tekanan
mekanik terhadap paru.Aspirasi
dilakukan pada pasien dengan posisi
duduk.
TATALAKSANA
Pungsi Pleura • dilakukan pada pasien dengan posisi
duduk.
• Aspirasi dilakukan pada bagian bawah
paru sela iga linea axillaris posterior
dengan memakai jarum abbocath nomor
14 atau 16.
• Pengeluaran cairan pleura sebaiknya
tidak melebihi 1000-1500 cc pada setiap
kali aspirasi.
TATALAKSANA
Medikamentosa Cefriaxone merupakan obat antibiotik golongan
sefalosporin yang bekerja dengan cara menghambat
pertumbuhan bakteri.
• Inj. Ceftriaxon vial 2x1 iv Dosis :
- Dewasa: 1–2 g per hari dengan suntikan Dosis dapat
• Inj. Metronidazol 3x1 iv ditingkatkan menjadi 4 g per har
• Vit. B6 Tab 1x1 po - Anak usia kurang dari 15 hari: 20–50 mg/kgBB
dengan suntikan IV.
• Sucralfat Syr 3x1 cth - Anak usia 15 hari – 12 tahun: 50–80 mg/kgBB per
hari dengan suntikan Dosis dapat
• N Acetyl 3x200 mg po ditingkatkan menjadi 100 mg/kgBB per hari.
Efek samping: Nyeri, perut, Mual, Muntah, Diare,
Pusing, Mengantuk, Sakit kepala,Bengkak dan iritasi
pada area suntikan, Muncul keringat berlebihan.
TATALAKSANA
Medikamentosa
Infeksi bakteri anaerob
- Dewasa: 1000-1500 sekali sehari dosis tunggal.
Sebagai alternatif, 500 mg 8 jam melalui infus
• Inj. Ceftriaxon vial 2x1 iv dengan kecepatan 5 mL/menit selama 20-60 menit
• Inj. Metronidazol 3x1 iv biasanya selama sekitar 7 hari. Maks: 4.000 mg
setiap hari. Ganti terapi oral sesegera mungkin.
• Vit. B6 Tab 1x1 po - Anak: 8 minggu 15 mg/kg sekali sehari atau dibagi
• Sucralfat Syr 3x1 cth menjadi 7,5 mg/kg setiap 12 jam. >8 minggu sampai
12 tahun 20-30 mg/kg sebagai dosis tunggal atau
• N Acetyl 3x200 mg po dibagi menjadi 7,5 mg/kg setiap 8 jam. Durasi
pengobatan: Biasanya, 7 hari. Dosis harian dapat
ditingkatkan menjadi 40 mg/kg berdasarkan beratnya
infeksi
TATALAKSANA
Medikamentosa
• Defisiensi Vitamin B6
Dewasa: sampai 150mg setiap hari
• Inj. Ceftriaxon vial 2x1 iv
• • Homocystinuria, hiperoksaluria primer,
Inj. Metronidazol 3x1 iv
anemia sideroblastik
• Vit. B6 Tab 1x1 po Dewasa: 200-600 mg/hari. Pemberian seumur
• Sucralfat Syr 3x1 cth hidup mungkin diperlukan untuk
• menghindari kekambuhan
N Acetyl 3x200 mg po
• Neuropati perifer akibat isoniazid
Dewasa: 50 mg 3 kali sehari; 200 mg/hari
TATALAKSANA • Gastritis kronis, tukak lambung
Medikamentosa Dewasa: 1 gr 4 kali sehari selama 4-8 minggu.
Diminum 1 jam sebelum atau 2 jam setelah
setiap makan dan sebelum tidur
• Inj. Ceftriaxon vial 2x1 iv
• Ulkus duodenum
• Inj. Metronidazol 3x1 iv
Dewasa: 1 gr 4 kali sehari selama 4-8 minggu.
• Vit. B6 Tab 1x1 po Diminum 1 jam sebelum atau 2 jam setelah
• Sucralfat Syr 3x1 cth setiap makan dan sebelum tidur
• N Acetyl 3x200 mg po • Profilaksi untuk pendarahan
gastrointestinal karena stress ulcer
Dewasa: 1 g 6 kali sehari. Maksimal 8 gr setiap
hari
TATALAKSANA
Medikamentosa
• Mukolitik
Dewasa:
• Inj. Ceftriaxon vial 2x1 iv - Granul utk solutio oral: 200 mg 2-3 kali
• Inj. Metronidazol 3x1 iv sehari
• Vit. B6 Tab 1x1 po - Tab effervescent 600 mg sekali sehari
• Sucralfat Syr 3x1 cth Anak-anak:
• N Acetyl 3x200 mg po - Granul utk solutio oral: 100 mg 2-4 kali
sehari
- > 6 tahun sama seperti dosis dewasa
PROGNOSIS
Quo ad vitam: dubia ad bonam

• prognosis yang mengarah pada sebab akibat penyakit terhadap proses kehidupan

Quo ad functionam: dubia ad malam

• Prognosis mengarah pada sebab akibat penyakit terhadap fungsi organ baik itu luar maupun
dalam

Quo ad sanationam: dubia ad bonam

• penyakit bisa disembuhkan dengan total sehingga bisa beraktifitas seperti sedia kala
Terimakasih 

Unila.ac.id

Anda mungkin juga menyukai