Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN STUDI KASUS

MATA KULIAH DIETETIKA PENYAKIT INFEKSI DAN DEFISIENSI


NUTRITION CARE PROCESS (NCP) PADA PASIEN PERFORATED DUODENAL ULCER

Disusun Oleh :

Irohatul A’ila
NIM. 101511233016
Kelompok 4

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
A. Patofisiologi

B.
B. Nutritional Care Process (NCP)
1. Assessment dan Diagnosis
Indikator Assesstment Standar Diagnosis
Antropometry Data (AD)
AD-1.1.1 Tinggi badan 157 cm NC-3.2
AD-1.1.2 Berat badan aktual 50 kg P : Penurunan berat badan yang tidak diinginkan
AD-1.1.5 50
IMT aktual = (1,572) = 20,2 18,5 – 24,9 E : Perubahan fisiologis saluran cerna
S : Penurunan berat badan sebanyak 15 kg (23%)
(normal)
AD-1.1.2 Berat badan dahulu 65 kg
AD-1.1.5 50
IMT dahulu = (1,572 ) = 20,2 18,5 – 24,9
(obesitas)
AD-1.1.7 Lingkar pinggang 140 cm (obesitas <90 cm
abdominal)
Kesimpulan: Pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak diinginkan sebesar 23% dan mengalami
perubahan status gizi
Biokimia (BD)
BD-1.10.1 Hemogoblin 10 g/dL (↓) 12-16 g/dL NC-2.2
BD-1.10.2 Hematokrit 30,1 % (↓) 35-45% P : Perubahan nilai laboratorium
E : Gangguan fungsi duodenum
BD-1.10.3 MCHC 28 g/dL (↓) 32-36 g/dL S : Hb 10 g/dl, MCHC 28 g/dl dan ferritin 241
BD-1.10.10 Ferritin 241 ng/mL (↑) 20-120 µg/mL
ng/mL
BD-1.10.13 Transferin 450 mg/dL (↑) 250-380
mg/dL
BD-1.11.1 Albumin 2,5 g/dL (↓) 3,5-5 g/dL

BD-1.11.2 Pre albumin 16 mg/dL (N) 16-35


mg/dL
BD-1.11.6 Total Protein 5 g/dL (↓) 6,6-8,7
g/dL
BD-1.11.7 Leukosit 16,3 (103/µl) (↑) 5-10
(103/µl)
Kesimpulan: Pasien mengalami infeksi
Klinis (PD)
PD-1.1.5 Muntah (vomiting), hematemesis, NC-1.4
diare. P : Gangguan fungsi lambung
PD-1.1.9. Suhu 36oC 35-37oC E : Perforated duodenal ulcer
S : muntah, hematemesis dan diare
BP 119/75 ≤120/≤80
mmHg
RR 16 16-20

Pulse 90 60-100

Kesimpulan: Pasien mengalami hipertensi


Dietetika (FH)
FH-1.1.1.1 Total asupan energi pra-MRS 1784,16 NI-1.3
sebanyak 2004,9 kkal (112%) kkal P : Kelebihan asupan energi pra-MRS
E : Sikap yang salah terkait pemilihan makanan
FH-1.1.1.1 Total asupan energi pasca operasi 49,56 g S : Pemenuhan asupan energi 112% dari
sebanyak 1200 kkal (67,2%) kebutuhan berdasarkan hasil recall
FH-1.5.1.1 Total asupan lemak pra-MRS 59,5 g NI-2.5
sebanyak 68,4 gr (138%) P : Intake enteral kurang optimal
FH-1.5.1.1 Total asupan lemak pasca operasi E : Perkembangan status pasien
sebanyak 27,85 gr (56,2%) S : Intake energi (67,26%), lemak (56,19%) dan
karbohidrat (52,08%) pemenuhannya dibawah
FH-1.5.2.1 Total asupan protein pra-MRS 75 g kebutuhan yang dianjurkan, sedangkan protein
sebanyak 94,4 gr (125%) (139,75%) pemenuhannya diatas kebutuhan yang
FH-1.5.2.1 Total asupan protein pasca operasi dianjurkan.
sebanyak 104,81 gr (139,7%) NI-5.6.2
FH-1.5.3.1 Total asupan karbohidrat pra-MRS 315 g P : Kelebihan asupan lemak pra-MRS
sebanyak 253,8 gram (97,7%) E : Sikap yang salah terkait pemilihan makanan
FH-1.5.3.1 Total asupan karbohidrat pasca 259,59 g S : Pemenuhan asupan lemak 138% dari
operasi sebanyak 135,19 gram kebutuhan berdasarkan hasil recall
(52%) NI-5.7.2
P : Kelebihan asupan protein pra-MRS
FH-1.6.1.11 Total asupan vitamin B12 pra- 1,99 mcg E : Sikap yang salah terkait pemilihan makanan
MRS sebanyak 3,3 mcg (166%) S : Pemenuhan asupan protein 126% dari
kebutuhan berdasarkan hasil recall
FH-3.1.1 Menyukai makanan siap saji NI-5.9.2
seperti french fries, diet coke, dan P : Kelebihan asupan Vitamin B12 pra-MRS
makanan MCD E : Sikap yang salah terhadap pemilihan bahan
makanan
FH-1.3.1.1 Mengonsumsi obat bismuth S : Pemenuhan asupan Vitamin B12 166% dari
subsalicylate, metronidazole, kebutuhan
tetracycline, dan omeprazole NB-1.1
P : Pengetahuan yang kurang
E : Kurangnya informasi
S : Pemilihan makanan seperti MCD, french fries
dan diet coke

Kesimpulan: Pada saat pasca operasi, pasien mengonsumsi obat bismuth subsalicylate, metronidazole, tetracycline,
dan omeprazole, mengonsumsi nutrisi vital HM, serta pemenuhan energi, lemak, dan karbohidrat berkurang.
Sedangkan pada saat pra-MRS pasien menyukai makanan siap saji sehingga pemenuhan energi, lemak, dan protein
berlebih.
Riwayat Pasien (CH)
CH-1.1.1 Usia 38 tahun
CH-1.1.2 Jenis kelamin Perempuan
CH-1.1.8 Perokok aktif
CH-2.1.2 Ayah dan kakeknya memiliki riwayat penyakit
ulkus peptikum (PUD)
CH-2.1.5 Penyakit GERD
CH-2.2.2 Menjalani gastrojejunostomy (Billroth II) untuk
mengobati perforated duodenal ulcer
CH-3.1.2 Seorang janda dan ibu dari 2 anak perempuan
CH-3.1.6 Bekerja sebagai computer programmer
Kesimpulan: Merokok serta riwayat ayah dan kakek memiliki penyakit ulkus peptikum (PUD) menjadi faktor risiko
terjadinya perforated duodenal ulcer dan GERD
Kesimpulan Assessment :
Muntah, hematemesis, diare, merokok dan riwayat keluarga, dan GERD menjadi faktor risiko terjadinya perforated
duodenal ulcer. Penurunan BB yang tidak diinginkan dan perubahan status gizi merupakan penyebab dari
pemenuhan kebutuhan energi, lemak, dan karbohirat pasca operasi rerata kurang dari sehari.

2. Intervensi
NP-1.1 Preskripsi Diet
1) Tujuan diet
 Jangka Pendek
a. Meningkatkan asupan makan pasien supaya dapat memenuhi kebutuhan energi normal harian pasien.
b. Meningkatkan intake protein sesuai dengan kebutuhan dan kondisi fisiologis pasien.
c. Mengurangi gejala hematemesis, muntah, dan diare.
d. Mempercepat masa pemulihan pada pasien
e. Mengembalikan fungsi saluran cerna terutama usus.
 Jangka Panjang
a. Menjaga BB pasien agar tidak mengalami kenaikan dan penurunan kembali.
b. Mencapai nilai biokimia yang normal yaitu nilai leukosit (normal = 5-10 (10 3 /µl)), ferritin (normal = 20-
120 ng/mL), transferin (normal = 250-380 mg/dL), hemoglobin (normal = 12-16 g/dL), hematokrit (normal
= 35-45%), MCHC (normal = 32-36 g/dL), albumin (normal = 3,5-5 g/dL), total protein (normal = 6,6-8,7
g/dL).
c. Memberikan makanan tanpa memperberat kerja ginjal.
1) Prinsip Diet
ENTERAL CAIR SARING LUNAK BIASA
Pemberian Mengandung sumber Porsi kecil & Diberikan porsi Diberikan porsi sedang.
100% Vital kalori dan protein. sering ( 6 – 8x sedang. Frekuensi 3 Frekuensi 3 kali makan
HM selama Diberi porsi kecil dan sehari). kali makan utama utama dan 3 kali selingan.
24-48 jam sering ( 6 – 8x sehari) Memiliki dan 3 kali selingan. Dapat memenuhi kebutuhan
post Diberikan 1-2 hari post kalori yang Mengandung rendah gizi seimbang
operasi. operasi. cukup. serat.
*Jangka waktu pemberian tiap bentuk makanan melihat dari kemampuan makan dari pasien
a. Kebutuhan gizi disesuaikan dengan berat badan, aktivitas fisik dan faktor stress.
b. Protein 16%-17% dari kebutuhan energi.
c. Lemak 25% dari kebutuhan energi.
d. Karbohidrat 50%-60% dari total energi.
e. Pemberian mikronutrien yaitu vitamin B12 untuk membantu proses pemulihan pada pasien.
f. Merupakan makanan yang mudah dicerna, tidak memperberat kerja saluran cerna
2) Syarat Diet
a. Peningkatan pemberian energi secara bertahap dari 1200 kkal/hari hingga sebanyak 1784,16 kkal/hari
sesuai dengan kebutuhan harian pasien.
b. Pemenuhan kebutuhan protein sebanyak 16%-17% dari kebutuhan energi atau setara dengan 75
gram/hari.
c. Pemenuhan kebutuhan lemak sebanyak 25% dari energi atau setara dengan 49,56 gram/hari dan
diutamakan menggunakan sumber makanan yang mengandung lemak tak jenuh.
d. Pemenuhan kebutuhan karbohidrat sebesar 50%-60% dari kebutuhan energy atau setara dengan
259,59 gram/hari
e. Vitamin B12 diberikan cukup sebanyak 1,99 mcg/hari sesuai kebutuhan pasien untuk memenuhi
kebutuhan vitamin B12 pasien.
3) Kebutuhan
Kebutuhan dihitung berdasarkan berat badan aktual.
BMR BBA = 655 + (9,6×BB) + (1,8×TB) – (4,7×U)
= 655 + (9,6×50) + (1,8×157) – (4,7×38)
= 655 + 480 + 282,6 – 178,6
= 1239 kkal
TEE = BMR×FA×FS
= 1239×1,2×1,2
= 1784,16 kkal
Berdasarkan (Queensland Government) = 1,5 × 50
kebutuhuhan protein untuk post-operative (1,2- = 75 gram
1,5 g/kg BB) = 75 × 4 = 300/1784,16×100%= 16,8%
Lemak 25% =25% × 1784,16
=446,04 ÷ 9
= 49,56 gram
Karbohidrat 50-60% dari kebutuhan =58,2% × 1784,16
=1038,38÷4
= 259,59 gram
Vit. B12 1784,16/2150 × 2,4 = 1,99 mcg
4) Edukasi dan Konseling
Rencana Edukasi dan Konseling Untuk Ny. G
Edukasi
Tujuan Materi Jangka Capaian Metode
Waktu
Untuk menjelaskan Materi tentang : ± 1 minggu Pasien dapat memahami Ceramah,
mengenai faktor 1.faktor resiko PDU berkaitan Dengan dan mengetahui faktor Diskusi,
resiko, gejala, serta dengan bahaya merokok, riwayat durasi ±30 resiko, gejala serta Leaflet
penyebab dari GERD dan riwayat keluarga. menit penyebab dari penyakit
Perforated Duodenal 2.Gejala Penyakit PDU PDU
Ulcer (PDU) hematemesis, muntah dan diare
Konseling
Tujuan Materi Jangka Capaian Metode
Waktu
1.Untuk menetapkan Penetapan Goal setting dengan ± 1 minggu Pasien menyetujui dan Ceramah,
goals setting dengan pasien terkait : Dengan memahami goal setting Diskusi,
pasien sebagai upaya 1.Berapa besar BB yang ingin durasi ±30 yang dijadikan sebagai Leaflet
dalam menjalankan dicapai agar tidak terjadi kenaikan menit langkah awal dalam
intervensi BB dan penurunan kembali menjalankan intervensi
2. Berapa besar perubahan nilai
laboratorium yang ingin dicapai
(ferritin, transferrin,Hb, dan
hematocrit normal)
2. Untuk menjelaskan Diskusi pemberian penjelasan ± 1 minggu asien mengetahui dan Ceramah,
rekomendasi diet tentang : Denganmemahami prinsip dan Diskusi,
yang disarankan -bentuk perpindahan makanan durasi ±30 bentuk pelaksanaan diet Leaflet
(dari makanan cair-hingga menit -Pasien memahami dan
makanan biasa) menerapkan bentuk
-syarat diet dan bagaimana bentuk makanan berdasarkan
pelaksanaan rekomendasi diet rekomendasi diet yang
telah disarankan
3. Untuk memberikan Diskusi dan Memberikan motivasi ± 1 minggu Pasien mampu Ceramah,
motivasi untuk kepada Tn.J untuk melakukan Dengan menerapkan pola hidup Diskusi,
merubah perilaku perubahan pola hidup yang sehat durasi ±30 sehat dengan Leaflet
menjadi pola hidup menit mengurangi rokok, dan
sehat sebagai upaya makanan siap saji
mengubah kebiasaan
yang salah terhadap
pemilihan bahan
makanan
5) Pangan Fungsional
a. Nama Bahan Pangan : Kubis
Jus kubis mentah.
Zat aktif yang berpengaruh : Asam amino glutamin dan sulforaphane.
b. Fungsi :
Asam amino glutamin dibutuhkan oleh sel-sel permukaan duodenum yang beregenerasi.
Senyawa sulforaphane dapat mencegah kambuhnya ulcer duodenum karena efektif melawan bakteri H. Pilory.
6) Interaksi Makanan dan Obat
Nama obat Indikasi Cara kerja Pengaruh pada zat gizi
 Penyerapan berkurang jika dikonsumsi bersamaan dengan
Bismuth Melawan dan
produk susu dan olahannya.
salicylate Grastic menghambat
 Sebaiknya dikonsumsi satu jam sebelum atau sesudah makan.
dan ulcer pertumbuhan bakteri H.
tetracycline pylori  Jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama akan menurunkan
penyerapan vit. B12.
Melawan dengan
Metronidazo Grastic  Sebaiknya mengkonsumsi buah buahan segar, sayuran hijau
memasuki sel bakteri H.
le ulcer  Perlu pembatasan natrium
pylori
Menghambat pompa  Jika dikonsumsi dalam kangka waktu lebih dari 8 minggu
asam dengan dapat menyebabkan hipomagnesium.
duodena menghambat ion H dan  Resiko kerusakan tulang jika dikonsumsi lebih dari satu
omeprazole
l ulcer K. tahun, untuk mengurangi resiko tersebut sebaiknya asupan
Melawan bakteri H. vit.D dan kalsium cukup.
pylori.

3. Monitoring dan Evaluasi


Indikator Metode Waktu Capaian
Biokimia
-BD 1.10.1 Hemoglobin Rekam Medis Sesuai Mencapai Kadar Hb normal 12-16 g/dL
-BD 1.10.2 Hematokrit Rekam Medis saran Mencapai Kadar Hematokrit normal 35-45%
-BD 1.10.3 MCHC Rekam Medis dokter Mencapai Kadar MCHC normal 32-36 g/dL
-BD 1.10.10 Ferritin Rekam Medis Mencapai Kadar Ferritin normal 20-12- ng/dL
-BD 1.10.13 Transferin Rekam Medis Mencapai kadar normal 250-380 mg/dL
-BD 1.11.1 Albumin Rekam Medis Mencapai kadar normal 3,5-5 mg/dL
-BD 1.11.6 Total Protein Rekam Medis Mencapai kadar normal 6,6-8,7 g/dL
-BD 1.11.7 Leukosit Rekam Medis Mencapai kadar normal 5-10 (103/µl)
Anthropometri
-AD 1.1.2 (BB) Penimbangan BB Pasien 1 Mencegah terjadinya penurunan BB lebih
minggu lanjut (BB awal 65kg menjadi 50kg)
-AD 1.1.5 (IMT) Perhitungan status gizi pasien 1 Mempertahankan status gizi agar tetap normal
minggu 18,5-22,9
Intake Zat Gizi
-FH 1.1.1.1 Total Energi Recall/Foodwaste Setiap Konsumsi energy sesuai kebutuhan 1628,25
Intake Self monitoring hari kkal
-FH 1.5.2.1 Intake total Recall/Foodwaste Setiap Menjaga konsumsi protein sesuai kebutuhan
P Self monitoring hari harian sebesar 60 gram
FH. 1.5.1 Intake total L Recall/Foodwaste Setiap Peningkatan asupan lemak menjadi sebesar
Self monitoring hari 53,5 gram/hari sesuai kebutuhan harian
FH 1.5.3 Intake KH Recall/Foodwaste Setiap Peningkatan asupan karbohidrat 265,84
Self monitoring hari gram/hari
FH 1.6.1 Vit. B12 Recall/Foodwaste Setiap Sesuai kebutuhan harian sebesar 1,99 mcg/hari
Self monitoring hari
Klinis
PD-1.1.9.1 Tekanan Pengukuran Setiap N = ≤120/≤80 mmHg
Darah kali
pertemu
an
PD-1.1.5 Muntah, Wawancara dan self Setiap 5 1 = 1x sehari
Hematemesis, Diare monitoring hari 2 = 2-3x seminggu
3 = 1x seminggu
4 = 1x sebulan
5 = tidak pernah

C. Perencanaan Menu
1. Jenis Diet :a. Diet TKTP untuk post operasi dan pemulihan
b. Diet normal untuk kondisi pasien ketika sudah normal
2. Bentuk : bertahap dari enteral, makanan cair, saring, lunak, hingga makanan biasa.
3. Frekuensi : berbeda-beda sesuai dengan masing-masing tahap

Tahap Makanan Keterangan


Formula Enteral Vital HN 50 Diberikan formula enteral dan makanan cair pekat untuk memenuhi
cc/Jam dan makanan cair penuh kebutuhan harian pasien pasca operasi. Pemantauan keberhasilan absorbs
diberikan melalui jejunostomy usus yaitu dapat dilihat dari gejala kembung atau distensi yang dirasakan
(75% enteral dan 25% cair penuh) pasien dan teraba oleh pemeriksa. Tahap ini diberikan 24 – 48 jam atau
I
E : 1784,16 kkal sampai tidak ada rasa kembung (distensi) yang dirasakan oleh pasien. Jika
P : 75 g L: 49,56 g pasien sudah tidak merasakan distensi, maka dapat belanjut ke tahap II.
KH : 259,59 g Vit B12 : 1.99
mcg
50% Formula Enteral dan 50% Pada tahap II sudah dapat mengkonsumsi makanan secara oral namun
Makanan Saring Melalui Oral dengan tekstur yang mudah dicerna supaya tidak memperberat fungsi
E : 1784,16 kkal saluran pencernaan.
P : 75 g L: 49,56 g Pada tahap ini diberikan formula enteral dan makanan saring untuk
II KH : 259,59 g Vit B12 : 1.99 mcg memenuhi kebutuhan energy dan protein pada pasien. Makanan ini
diberikan dalam jumlah sdikit namun sering atau sekitar 6-8 kali sehari.
Makanan ini diberikan 1-2 hari. Jika pasien sudah mampu menerima
makanan ini atau tidak muncul gejala seperti mual/muntah, maka bisa
berlanjut ke tahap selanjutnya.
25% Formula Enteral dan 75% Pada tahap ini diberikan makanan dengan tekstur yang lunak dan dengan
III Makanan Lunak melalui Oral formula enteral untuk memenuhi kebutuhan energy dan protein pasien.
E : 1784,16 kkal Formula enteral diturunkan secara perlahan volumenya dan meningkatkan
P : 75 g L: 49,56 g makanan lunak untuk membiasakan pasien untuk makan makanan biasa.
KH : 259,59 g Vit B12 : 1.99 mcg Makanan diberikan dengan porsi kecil namun sering. Jika tidak ada
penolakan untuk makanan lunak/sudah bisa diterima oleh pasien, maka
bisa berlanjut ke tahap selanjutnya.
Makanan Biasa (Diet Normal) Pada tahap ini mulai diberikan makanan biasa sesuai dengan kebutuhan
E : 1784,16 kkal harian pasien. Tahap ini diberikan ketika sistem pencernaan sudah benar-
P : 60 g L: 53,5 g benar bekerja secara normal dan pasien mampu menerima makanan biasa
KH : 265,84 g Vit B12 : 1.99 mcg tersebut. Diberikan 3 kali makan utama dan 3 kali selingan.
Makan Pagi Snack Pagi Makan Siang Snack Siang Makan Snack Malam
(15%) (15%) (20%) (15%) Malam (15%)
E : 267.62 kkal E : 267.62 E : 356.83 E : 267.62 (20%) E : 267.62
IV
P:9g P:9g P : 12 g P:9g E : 356.83 P:9g
L:8g L:8g L : 10.7 g L:8g P : 12 g L:8g
KH : 39.87 g KH : 39.87 g KH : 53.16 g KH : 39.87 g L : 10.7 g KH : 39.87 g
Vit B12 : 0.298 Vit B12 : 0.298 Vit B12 : 0.39 Vit B12 : 0.298 KH : 53.16 g Vit B12 : 0.298
mcg mcg mcg mcg Vit B12 : 0.39 mcg
mcg

4. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Dihindari


Bahan Dianjurkan Dibatasi Dihindari
Makanan
Sumber Sumber karbohidrat seperti nasi, nasi tim, roti Mie, roti putih, ketan,
Karbohidrat gandum, jagung, kentang, ubi-ubian, cake, biscuit, gula
havermout, dan karbohidrat kompleks seperti
beras merah, dan lain sebagainya.
Sumber Daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan, Daging tanpa lemak Daging berlemak, sosis,
Protein putih telur, susu rendah lemak 1xseminggu, ayam daging asap, gajih, otak,
Hewani 3xseminggu, bebek, kepiting, kerang, keju, susu
sarden kaleng, kuning full cream
telur 1xseminggu
Sumber Tahu, Tempe, Kacang Hijau, Kacang Kedelai Kacang tanah, kacang Kacang merah, oncom, kacang
Protein bogor mete,
Nabati
Sayuran Sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti Sayuran yang mengandung gas
: bayam, buncis, labu siam, wortel, kacang seperti,: kol, kembang kol,
panjang, tomat, gambas, kangkung, kecipir, lobak, sawi nangka muda, dan
mentimun, selada, dsb sayuran mentah
Buah Jeruk, apel, papaya, melon, jambu, pisang, Buah yang dapat
alpukat, belimbing, mangga menumbulkan gas dan tinggi
lemak seperti: durian, nangka,
cempedak, nanas, dan buah-
buah yang diawetkan
Minuman minuman bersoda dan
beralkohol,
Bumbu Garam, kecap, kunyit, laos, terasi, seledri, Cuka, merica, cabe, acar
kayumanis, , cengkeh, bawang merah dalam
jumlah terbatas
Lemak Santan encer, minyak (tidak untuk Santan kental dan goring-
menggoreng), margarin dan mentega gorengan.
5. Contoh Menu Sehari
Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat Vit. B12
Menu Bahan URT
(g) (Kkal) (g) (g) (g) (mg)
Jenis Makanan : Makan Waktu Makan: Pagi Jam : 06.30
Sanwich Roti putih 60 2 lbr 148.80 4.80 0.72 30.00 0
Telur ayam 60 1 btr 87.48 6.91 6.21 0.38 0.7
Tomat masak 5 1 iris 0.95 0.05 0.01 0.20 0
Selada 3 1 lbr 0.31 0.02 0.00 0.06 0
Jenis Makanan : Snack Waktu Makan: Pagi Jam : 09.00
Oat flakes 25 1 sdm 88.30 2.90 1.80 14.90 0
Wijen 3 1 sdt 17.04 0.58 1.53 0.54 0
Oat Bar
Kacang tanah 15 2 sdm 78.75 4.19 6.41 2.61 0
Madu 5 1 sdt 14.70 0.02 0.00 3.98 0
Susu kental
20 1 sdm 67.20 1.64 2.00 11.00 0
Smoothies manis
Mangga Mangga
150 1 buah 44.85 0.39 0.20 11.60 0
harumanis
Jenis Makanan : Makan Waktu Makan: Siang Jam : 12.00
Nasi Nasi putih 100 1 porsi 178.00 2.10 0.10 40.60 0
Capjai Kool kembang 10 1 ekor 1.43 0.14 0.01 0.28 0
Sawi 10 1 sdm 1.91 0.20 0.03 0.35 0
Ayam 40 1 ptg 70.06 4.22 5.80 0.00 0.1
Wortel 10 1 sdm 3.70 0.11 0.03 0.82 0
Tahu 40 1 ptg 27.20 3.12 1.84 0.64 0
Jus Jeruk Jeruk manis 60 1buah 19.44 0.39 0.09 4.84 0
Gula pasir 10 1 sdm 36.40 0.00 0.00 9.40 0
Jenis Makanan : Snack Waktu Makan: Sore Jam : 15.30
Beras ketan
15 48.90 0.90 0.12 10.71 0.00
putih kukus
Kue Lemper
Ayam suir 20 2 sdm 35.03 2.11 2.90 0.00 0.00
Wortel 5 0,5 sdm 1.85 0.05 0.01 0.41 0.00
Telur ayam 30 0,5 sdm 43.74 3.46 3.11 0.19 0.3
Minuman Susu kedele 150 1 ckr 61.50 5.25 3.75 7.50 0
Jenis Makanan : Makan Waktu Makan: Malam Jam : 18.00
Nasi Nasi putih 100 1 prg 178.00 2.10 0.10 40.60 0
Tumis Kangkung 50 5 sdm 10.15 1.05 0.11 1.89 0
Kangkung Daging sapi 50 4 sdm 103.50 9.40 7.00 0.00 0.9
Tempe Tempe 25 1 ptg 37.25 4.58 1.00 3.18 0.1
Kecap
Kecap 10 1 sdt 4.60 0.57 0.13 0.90 0
Buah Pisang raja 50 1 buah 42.00 0.42 0.07 11.13 0
Jenis Makanan : Snack Waktu Makan: Malam Jam : 20.00
Apel 50 1 ptg 25.52 0.13 0.18 6.56 0
Salad Buah Semangka 100 1 ptg 12.88 0.23 0.09 3.17 0
Nanas 100 1 ptg 27.56 0.21 0.11 7.26 0
Anggur 60 5 btr 30.00 0.30 0.12 7.68 0
Salad Buah Jeruk manis 30
0,5
9.72 0.19 0.04 2.42 0
buah
Yoghurt 20 1 sdm 10.40 0.66 0.50 0.80 0
Susu kental 20 1 sdm 67.20 1.64 2.00 11.00 0
manis
Total 1636.32 65.02 48.10 247.59 2.10
Kebutuhan Sehari 1784.16 60 53.5 265.84 2.0
% Pemenuhan Kebuuhan Zat Gizi 92% 108% 90% 93% 106%

Daftar Pustaka

Albert KS, Welch RD, DeSante KA, DiSanto AR "Decreased tetracycline bioavailability caused by a
bismuth subsalicylate antidiarrheal mixture." J Pharm Sci 68 (1979): 586-8
American Dietetic Association. 2013. International Dietetics and Nutrition Terminology (IDNT):
Standardized Language for the Nutrition Care Process 4th Edition. Chicago: American Dietetic
Association.
Bobroff, L. B., Lentz, A., & Turner, R. E. (1999). Food/drug and drug/nutrient interactions: what you
should know about your medications. University of Florida Cooperative Extension Service, Institute
of Food and Agriculture Sciences, EDIS.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Lauritaen, K., Anderson, B.N., Havelund,T. etal. Effectof 10 mgand 20 mgomeprazole daily on duodenal
ulcer: double blind comparative trial. Aliment Pharmacol. Ther., 1989;3:59-67.
Turvey, A. (1967). " Flagyl" in the treatment of an ulcer due to a chemical burn. Occupational health; a
journal for occupational health nurses, 19(2), 66.
Zenz, C., O.B. Dickerson, E.P. Horvath. Occupational Medicine. 3rd ed. St. Louis, MO., 1994, p. 599
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011
Murbawani, EA, Puruhita N. 2013. Terapi Gizi pada Pria 27 Tahun dengan Fistula Gastrokutan Low Output
Post Eksplorasi Laparotomi et Causa Perforasi Duodenum. Med Hosp 2013; vol 2(1) 58 – 61.
Hartono, A. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit.ed.2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG
Almatsier, S. 2005. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai