Disusun Oleh :
Irohatul A’ila
NIM. 101511233016
Kelompok 4
B.
B. Nutritional Care Process (NCP)
1. Assessment dan Diagnosis
Indikator Assesstment Standar Diagnosis
Antropometry Data (AD)
AD-1.1.1 Tinggi badan 157 cm NC-3.2
AD-1.1.2 Berat badan aktual 50 kg P : Penurunan berat badan yang tidak diinginkan
AD-1.1.5 50
IMT aktual = (1,572) = 20,2 18,5 – 24,9 E : Perubahan fisiologis saluran cerna
S : Penurunan berat badan sebanyak 15 kg (23%)
(normal)
AD-1.1.2 Berat badan dahulu 65 kg
AD-1.1.5 50
IMT dahulu = (1,572 ) = 20,2 18,5 – 24,9
(obesitas)
AD-1.1.7 Lingkar pinggang 140 cm (obesitas <90 cm
abdominal)
Kesimpulan: Pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak diinginkan sebesar 23% dan mengalami
perubahan status gizi
Biokimia (BD)
BD-1.10.1 Hemogoblin 10 g/dL (↓) 12-16 g/dL NC-2.2
BD-1.10.2 Hematokrit 30,1 % (↓) 35-45% P : Perubahan nilai laboratorium
E : Gangguan fungsi duodenum
BD-1.10.3 MCHC 28 g/dL (↓) 32-36 g/dL S : Hb 10 g/dl, MCHC 28 g/dl dan ferritin 241
BD-1.10.10 Ferritin 241 ng/mL (↑) 20-120 µg/mL
ng/mL
BD-1.10.13 Transferin 450 mg/dL (↑) 250-380
mg/dL
BD-1.11.1 Albumin 2,5 g/dL (↓) 3,5-5 g/dL
Pulse 90 60-100
Kesimpulan: Pada saat pasca operasi, pasien mengonsumsi obat bismuth subsalicylate, metronidazole, tetracycline,
dan omeprazole, mengonsumsi nutrisi vital HM, serta pemenuhan energi, lemak, dan karbohidrat berkurang.
Sedangkan pada saat pra-MRS pasien menyukai makanan siap saji sehingga pemenuhan energi, lemak, dan protein
berlebih.
Riwayat Pasien (CH)
CH-1.1.1 Usia 38 tahun
CH-1.1.2 Jenis kelamin Perempuan
CH-1.1.8 Perokok aktif
CH-2.1.2 Ayah dan kakeknya memiliki riwayat penyakit
ulkus peptikum (PUD)
CH-2.1.5 Penyakit GERD
CH-2.2.2 Menjalani gastrojejunostomy (Billroth II) untuk
mengobati perforated duodenal ulcer
CH-3.1.2 Seorang janda dan ibu dari 2 anak perempuan
CH-3.1.6 Bekerja sebagai computer programmer
Kesimpulan: Merokok serta riwayat ayah dan kakek memiliki penyakit ulkus peptikum (PUD) menjadi faktor risiko
terjadinya perforated duodenal ulcer dan GERD
Kesimpulan Assessment :
Muntah, hematemesis, diare, merokok dan riwayat keluarga, dan GERD menjadi faktor risiko terjadinya perforated
duodenal ulcer. Penurunan BB yang tidak diinginkan dan perubahan status gizi merupakan penyebab dari
pemenuhan kebutuhan energi, lemak, dan karbohirat pasca operasi rerata kurang dari sehari.
2. Intervensi
NP-1.1 Preskripsi Diet
1) Tujuan diet
Jangka Pendek
a. Meningkatkan asupan makan pasien supaya dapat memenuhi kebutuhan energi normal harian pasien.
b. Meningkatkan intake protein sesuai dengan kebutuhan dan kondisi fisiologis pasien.
c. Mengurangi gejala hematemesis, muntah, dan diare.
d. Mempercepat masa pemulihan pada pasien
e. Mengembalikan fungsi saluran cerna terutama usus.
Jangka Panjang
a. Menjaga BB pasien agar tidak mengalami kenaikan dan penurunan kembali.
b. Mencapai nilai biokimia yang normal yaitu nilai leukosit (normal = 5-10 (10 3 /µl)), ferritin (normal = 20-
120 ng/mL), transferin (normal = 250-380 mg/dL), hemoglobin (normal = 12-16 g/dL), hematokrit (normal
= 35-45%), MCHC (normal = 32-36 g/dL), albumin (normal = 3,5-5 g/dL), total protein (normal = 6,6-8,7
g/dL).
c. Memberikan makanan tanpa memperberat kerja ginjal.
1) Prinsip Diet
ENTERAL CAIR SARING LUNAK BIASA
Pemberian Mengandung sumber Porsi kecil & Diberikan porsi Diberikan porsi sedang.
100% Vital kalori dan protein. sering ( 6 – 8x sedang. Frekuensi 3 Frekuensi 3 kali makan
HM selama Diberi porsi kecil dan sehari). kali makan utama utama dan 3 kali selingan.
24-48 jam sering ( 6 – 8x sehari) Memiliki dan 3 kali selingan. Dapat memenuhi kebutuhan
post Diberikan 1-2 hari post kalori yang Mengandung rendah gizi seimbang
operasi. operasi. cukup. serat.
*Jangka waktu pemberian tiap bentuk makanan melihat dari kemampuan makan dari pasien
a. Kebutuhan gizi disesuaikan dengan berat badan, aktivitas fisik dan faktor stress.
b. Protein 16%-17% dari kebutuhan energi.
c. Lemak 25% dari kebutuhan energi.
d. Karbohidrat 50%-60% dari total energi.
e. Pemberian mikronutrien yaitu vitamin B12 untuk membantu proses pemulihan pada pasien.
f. Merupakan makanan yang mudah dicerna, tidak memperberat kerja saluran cerna
2) Syarat Diet
a. Peningkatan pemberian energi secara bertahap dari 1200 kkal/hari hingga sebanyak 1784,16 kkal/hari
sesuai dengan kebutuhan harian pasien.
b. Pemenuhan kebutuhan protein sebanyak 16%-17% dari kebutuhan energi atau setara dengan 75
gram/hari.
c. Pemenuhan kebutuhan lemak sebanyak 25% dari energi atau setara dengan 49,56 gram/hari dan
diutamakan menggunakan sumber makanan yang mengandung lemak tak jenuh.
d. Pemenuhan kebutuhan karbohidrat sebesar 50%-60% dari kebutuhan energy atau setara dengan
259,59 gram/hari
e. Vitamin B12 diberikan cukup sebanyak 1,99 mcg/hari sesuai kebutuhan pasien untuk memenuhi
kebutuhan vitamin B12 pasien.
3) Kebutuhan
Kebutuhan dihitung berdasarkan berat badan aktual.
BMR BBA = 655 + (9,6×BB) + (1,8×TB) – (4,7×U)
= 655 + (9,6×50) + (1,8×157) – (4,7×38)
= 655 + 480 + 282,6 – 178,6
= 1239 kkal
TEE = BMR×FA×FS
= 1239×1,2×1,2
= 1784,16 kkal
Berdasarkan (Queensland Government) = 1,5 × 50
kebutuhuhan protein untuk post-operative (1,2- = 75 gram
1,5 g/kg BB) = 75 × 4 = 300/1784,16×100%= 16,8%
Lemak 25% =25% × 1784,16
=446,04 ÷ 9
= 49,56 gram
Karbohidrat 50-60% dari kebutuhan =58,2% × 1784,16
=1038,38÷4
= 259,59 gram
Vit. B12 1784,16/2150 × 2,4 = 1,99 mcg
4) Edukasi dan Konseling
Rencana Edukasi dan Konseling Untuk Ny. G
Edukasi
Tujuan Materi Jangka Capaian Metode
Waktu
Untuk menjelaskan Materi tentang : ± 1 minggu Pasien dapat memahami Ceramah,
mengenai faktor 1.faktor resiko PDU berkaitan Dengan dan mengetahui faktor Diskusi,
resiko, gejala, serta dengan bahaya merokok, riwayat durasi ±30 resiko, gejala serta Leaflet
penyebab dari GERD dan riwayat keluarga. menit penyebab dari penyakit
Perforated Duodenal 2.Gejala Penyakit PDU PDU
Ulcer (PDU) hematemesis, muntah dan diare
Konseling
Tujuan Materi Jangka Capaian Metode
Waktu
1.Untuk menetapkan Penetapan Goal setting dengan ± 1 minggu Pasien menyetujui dan Ceramah,
goals setting dengan pasien terkait : Dengan memahami goal setting Diskusi,
pasien sebagai upaya 1.Berapa besar BB yang ingin durasi ±30 yang dijadikan sebagai Leaflet
dalam menjalankan dicapai agar tidak terjadi kenaikan menit langkah awal dalam
intervensi BB dan penurunan kembali menjalankan intervensi
2. Berapa besar perubahan nilai
laboratorium yang ingin dicapai
(ferritin, transferrin,Hb, dan
hematocrit normal)
2. Untuk menjelaskan Diskusi pemberian penjelasan ± 1 minggu asien mengetahui dan Ceramah,
rekomendasi diet tentang : Denganmemahami prinsip dan Diskusi,
yang disarankan -bentuk perpindahan makanan durasi ±30 bentuk pelaksanaan diet Leaflet
(dari makanan cair-hingga menit -Pasien memahami dan
makanan biasa) menerapkan bentuk
-syarat diet dan bagaimana bentuk makanan berdasarkan
pelaksanaan rekomendasi diet rekomendasi diet yang
telah disarankan
3. Untuk memberikan Diskusi dan Memberikan motivasi ± 1 minggu Pasien mampu Ceramah,
motivasi untuk kepada Tn.J untuk melakukan Dengan menerapkan pola hidup Diskusi,
merubah perilaku perubahan pola hidup yang sehat durasi ±30 sehat dengan Leaflet
menjadi pola hidup menit mengurangi rokok, dan
sehat sebagai upaya makanan siap saji
mengubah kebiasaan
yang salah terhadap
pemilihan bahan
makanan
5) Pangan Fungsional
a. Nama Bahan Pangan : Kubis
Jus kubis mentah.
Zat aktif yang berpengaruh : Asam amino glutamin dan sulforaphane.
b. Fungsi :
Asam amino glutamin dibutuhkan oleh sel-sel permukaan duodenum yang beregenerasi.
Senyawa sulforaphane dapat mencegah kambuhnya ulcer duodenum karena efektif melawan bakteri H. Pilory.
6) Interaksi Makanan dan Obat
Nama obat Indikasi Cara kerja Pengaruh pada zat gizi
Penyerapan berkurang jika dikonsumsi bersamaan dengan
Bismuth Melawan dan
produk susu dan olahannya.
salicylate Grastic menghambat
Sebaiknya dikonsumsi satu jam sebelum atau sesudah makan.
dan ulcer pertumbuhan bakteri H.
tetracycline pylori Jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama akan menurunkan
penyerapan vit. B12.
Melawan dengan
Metronidazo Grastic Sebaiknya mengkonsumsi buah buahan segar, sayuran hijau
memasuki sel bakteri H.
le ulcer Perlu pembatasan natrium
pylori
Menghambat pompa Jika dikonsumsi dalam kangka waktu lebih dari 8 minggu
asam dengan dapat menyebabkan hipomagnesium.
duodena menghambat ion H dan Resiko kerusakan tulang jika dikonsumsi lebih dari satu
omeprazole
l ulcer K. tahun, untuk mengurangi resiko tersebut sebaiknya asupan
Melawan bakteri H. vit.D dan kalsium cukup.
pylori.
C. Perencanaan Menu
1. Jenis Diet :a. Diet TKTP untuk post operasi dan pemulihan
b. Diet normal untuk kondisi pasien ketika sudah normal
2. Bentuk : bertahap dari enteral, makanan cair, saring, lunak, hingga makanan biasa.
3. Frekuensi : berbeda-beda sesuai dengan masing-masing tahap
Daftar Pustaka
Albert KS, Welch RD, DeSante KA, DiSanto AR "Decreased tetracycline bioavailability caused by a
bismuth subsalicylate antidiarrheal mixture." J Pharm Sci 68 (1979): 586-8
American Dietetic Association. 2013. International Dietetics and Nutrition Terminology (IDNT):
Standardized Language for the Nutrition Care Process 4th Edition. Chicago: American Dietetic
Association.
Bobroff, L. B., Lentz, A., & Turner, R. E. (1999). Food/drug and drug/nutrient interactions: what you
should know about your medications. University of Florida Cooperative Extension Service, Institute
of Food and Agriculture Sciences, EDIS.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Lauritaen, K., Anderson, B.N., Havelund,T. etal. Effectof 10 mgand 20 mgomeprazole daily on duodenal
ulcer: double blind comparative trial. Aliment Pharmacol. Ther., 1989;3:59-67.
Turvey, A. (1967). " Flagyl" in the treatment of an ulcer due to a chemical burn. Occupational health; a
journal for occupational health nurses, 19(2), 66.
Zenz, C., O.B. Dickerson, E.P. Horvath. Occupational Medicine. 3rd ed. St. Louis, MO., 1994, p. 599
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011
Murbawani, EA, Puruhita N. 2013. Terapi Gizi pada Pria 27 Tahun dengan Fistula Gastrokutan Low Output
Post Eksplorasi Laparotomi et Causa Perforasi Duodenum. Med Hosp 2013; vol 2(1) 58 – 61.
Hartono, A. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit.ed.2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG
Almatsier, S. 2005. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama