Anda di halaman 1dari 8

TUGAS DIETETIK PENYAKIT INFEKSI, DEFISIENSI DAN

PENYAKIT TIDAK MENULAR


“Hipertensi”

OLEH :

SOPIA DELFI
1913211119

DOSEN PEMBIMBING :

NURHAMIDAH, M.BIOMED

WILDA LAILA, M.BIOMED

STIKES PERINTIS PADANG


PROGRAM STUDI S1 GIZI NON REGULER
2020
ASUHAN GIZI HIPERTENSI

Pasien rawat jalan laki-laki (60 tahun) dirujuk ke poli gizi dengan keluhan
pusing, mudah lelah, dan sulit tidur. Diagnosis dokter adalah hipertensi. Hasil
pengukuran antropometri didapatkan berat badan 78,6 kg dan tinggi badan 164 cm.
hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 170/90 mmHg. Obat yang diberikan
dokter adalah captopril 3 x 25 mg dan furosemide 1 x 40 mg. Kebiasaan makan
utama 3x sehari, suka mengonsumsi cemilan ringan yang asin setelah makan dan
diantara waktu makan utama, cara pengolahan paling sering digoreng serta
menggunakan santan kental dan setiap dua hari sekali mengkonsumsi ikan asin
goreng. Pasien adalah pensiunan PNS. Pasien tidak pernah berolahraga dan belum
pernah mendapatkan edukasi gizi.

Pengkajian Gizi

Kategori data Data Standar pembanding


a. Data antropometri AD-1.1.1 Tinggi badan : CS-5.1.2 BMI Normal :
164 cm. 18,5-22,9 kg/m2.
AD-1.1.2 Berat badan :
78,6 kg.
AD-1.1.5 BMI : (BB/TB2)
= 29,2 Kg/m2 (obesitas I).
b. Data pemeriksaan fisik PD-1.1.9 Tanda-tanda vital Tekanan darah normal :
fokus gizi Tekanan darah : 170/90 ≤120/80 mmHg.
mmHg (menurut JNC 7
tergolong hipertensi stage
2)
c. Riwayat terkait gizi dan FH-7.3.3 Frekuensi
makanan aktifitas fisik – Tidak
pernah melakukan
olahraga
d. Riwayat personal CH. 1.1 Laki-laki
CH.1.2 Usia 60 tahun
CH. 2.2 Tindakan/
terapi/obat-obatan
alternatif – obat yang
digunakan (CH.2.2.1
captopril 3 x 25 mg dan
furosemide 1 x 40 mg
CH. 3.1. Riwayat Sosial
Sosial ekonomi (CH.3.1.1
: pensiunan PNS
Belum pernah
mendapatkan edukasi gizi.
1. Dari pengkajian data antropometri :
Berat badan actual (ABW) = 78,6 kg
Tinggi badan (TB) = 164 cm
Perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) = BB (kg) / TB2 (m)
= 78,6 / 1,642 = 29,2 kg/m2
Maka status gizi menurut WPRO (2000) tergolong obesitas I.

Tabel. Kategori status gizi


Kategori Nilai IMT (kg/m2)
Gizi kurang <18,5
Normal 18,5-22,9
Gizi lebih 23-24,9
Obesitas I 25-29,9
Obesitas II ≥30

2. Perhitungan ideal body weight (IBW) atau berat badan ideal (BBI)
IBW = (TB-100)
= (164-100) = 64 kg
Adjusted body weight = ((ABW-IBW) x 0,25) + IBW
= ((78,6-64) x 0,25) + 64 = 67,65 kg.
3. Pengkajian data dietary : suka mengonsumsi camilan ringan yang asin setelah
makan dan diantara waktu makan utama, cara pengolahan paling sering
digoreng serta menggunakan santan kental, dan setiap dua hari sekali
mengonsumsi ikan asin goreng.
Analisis : pasien memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi natrium.
Diagnosis Gizi
Berdasarkan hasil pengkajian gizi, dapat ditegakkan diagnosis gizi antara lain :
1. NI-5.4 Penurunan kebutuhan zat gizi spesifik natrium yang berhubungan
dengan hipertensi stage 2 yang ditandai dengan hasil pemeriksaan fisik klinis
tekanan darah 170/90 mmHg, sering mengonsumsi camilan mengandung
natrium.
2. NB-1.1 Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan gizi yang berhubungan
dengan belum pernah mendapatkan edukasi gizi yang ditandai dengan riwayat
gizi suka mengonsumsi camilan ringan yang asin setelah makan dan diantara
waktu makan utama, cara pengolahan paling sering digoreng serta
menggunakan santan kental dan setiap dua hari sekali mengonsumsi ikan asin
goreng.
3. NC-3.3 Berat badan lebih yang berhubungan dengan aktifitas fisik kurang dan
riwayat gizi sering mengolah makanan dengan digoreng serta menggunakan
santan kental yang ditandai dengan IMT 29,2 kg/m2.

Intervensi Gizi
Tujuan diet :
1. Memberikan asupan makanan yang adekuat sesuai keadaan pasien untuk
mencapai status gizi optimal.
2. Membantu menurunkan tekanan darah mencapai normal.
Prinsip diet :
Rendah natrium
Syarat diet :
1. Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien yaitu 1.826,5
kkal.
2. Protein sedang, yaitu 15% dari total energi sebesar 68,49 g. Utamakan sumber
lemak hewani yang terdiri dari ikan, daging ayam, daging sapi, telur dan susu;
serta protein nabati, seperti tahu dan tempe yang diolah tanpa garam dapur
untuk memperbaiki jaringan yang rusak.
3. Lemak sedang, yaitu 25% dari total energi sebesar 50,74 g. Pemilihan sumber
lemak diutamakan jenis tidak jenuh ganda, sedangkan sumber lemak jenuh
dibatasi sebesar <10% kebutuhan total energi. Pembatasan kolesterol
makanan sebesar <300 mg.
4. Karbohidrat cukup yaitu 60% dari total energi sebesar 273,98 g. Utamakan
sumber karbohidrat kompleks (beras merah, roti gandum), serta batasi sumber
karbohidrat sederhana.
5. Cairan diberikan cukup yaitu 2000 ml.
6. Serat diberikan cukup (25 g/hari) dengan lebih diutamakan jenis serat larut
air, misalnya yang terdapat dalam sayur dan buah.
7. Mineral. Asupan natrium dibatasi hingga 800 mg/hari atau setara dengan ½
sdt garam meja (2 gr). Hindari makanan kaleng dan makanan kemasan yang
tinggi natrium, seperti krakers gurih dan kue yang menggunakan baking soda
dalam pembuatannya.
8. Vitamin. Asam folat sebanyak 400 mcg/hari, vitamin B6 25-100 mg/hari dan
vitamin B12 100 mcg/hari.
9. Hindari bahan makanan yang dapat menimbulkan gas karena akan
menimbulkan rasa sebah (penuh) pada perut. Sayuran yang dapat
menimbulkan gas diantaranya kembang kol, sawi dan nangka muda;
sedangkan buah diantaranya durian, nangka, dan nanas.
10. Hindari konsumsi kopi, teh kental, dan minuman yang mengandung soda atau
alkohol.
11. Hindari penggunaan bumbu yang terlalu tajam (asin, pedas, dan asam) serta
bumbu olahan yang mengandung natrium (seperti penyedap rasa).

Perhitungan kebutuhan energi (rumus Harris-benedict)

BMR = 66,5 + 13,7 (BB) + 5 (TB) – 6,8 (U)


= 66,5 + 13,7 (67,65) + 5 (164) – 6,8 (60) = 1.405,31 kkal.
Total energi = BMR x Faktor Aktifitas
= 1.405,31 x 1,3
= 1.826,5 kkal.
Protein = 15% x TEE : 4
= 15% x 1826,5 : 4 = 68,49 g.
Lemak = 25% x TEE : 9
= 25% x 1826,5 : 9 = 50,74 g.
Karbohidrat = 60% x TEE : 4
= 60% x 1826,5 : 4 = 273,98 g.
Contoh menu

Waktu Menu Bahan Makanan Penukar (p)


Makan pagi Nasi Nasi 2
Telur ceplok air Telur ayam 1
Semur tahu Tahu ½
Setup buncis Buncis 1
Jus tomat Tomat segar 1
Gula pasir 1½
Selingan pagi Pisang Pisang 1
Makan siang Nasi Nasi 2
Ikan bumbu kuning Ikan segar 1
Orek tempe Tempe 1
Minyak sawit ½
Capcay Wortel ¼
Kembang kol ¼
Jagung ¼
Bakso ¼
Apel Apel 1
Selingan sore Tahu tuna kukus Tahu ½
Tuna ½
Makan malam Nasi Nasi 2
Ayam panggang Ayam tanpa lemak 1
Perkedel kentang Kentang ½
Minyak kelapa 1
sawit
Tumis kangkung Kangkung 1
Tempe ¼
Pepaya Pepaya 1
Intervensi edukasi

- Tujuan :
1. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya
pengaturan diet dalam menunjang proses penyembuhan penyakit serta
mencapai status gizi yang optimal.
2. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang pemilihan bahan
makanan yang dianjurkan dan dibatasi.
- Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
- Tempat : Ruang konsultasi gizi
- Waktu : pada saat kunjungan, ± 20 menit.
- Metode : ceramah, diskusi, dan Tanya jawab
- Media : flipbook dan leaflet rendah garam, daftar bahan makanan penukar
(DBMP), food model.
- Materi :
1. Pentingnya diet yang tepat bagi penderita hipertensi.
2. Bahan makanan yang dianjurkan dan dibatasi.
3. Contoh menu sehari.
4. Daftar bahan makanan penukar.

Koordinasi dengan tim medis

Melakukan koordinasi dengan dokter yang menangani pasien terkait kondisi,


terutama perubahan hasil pemeriksaan fisik klinis tekanan darah sebelum dan sesudah
pemberian diet.
Rencana Monitoring dan Evaluasi Gizi

Monitor Evaluasi Waktu


Riwayat terkait gizi dan Membandingkan kegiatan Pada saat kunjungan
makanan olahraga pasien sebelum ulang.
dan sesudah diberikan
edukasi gizi.
Antropometri Perubahan indeks massa Pada saat kunjungan
tubuh. ulang.
Pemeriksaan fisik fokus Membandingkan hasil Pada saat kunjungan
gizi. pengukuran tekanan darah ulang.
dengan nilai normal.

Anda mungkin juga menyukai