Disusun Oleh:
Berdasarkan hal diatas maka saya merasa perlu memberikan informasi melalui
diskusi dengan ibu hamil yang mengalami kecemasan (Ansietas) sebelum Sectio
Caesarea. Dengan adanya diskusi diharapkan ibu hamil dapat mengatasi dan
termotivasi dalam mengatasi kecemasan yang dirasakan, sehingga tidak
menimbulkan akibat atau masalah yang fatal dan memburuk kondisi atau kesehatan
pada kehamilannya.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapat penyuluhan tentang kecemasan pada ibu hamil pada pre-sectio
caesarea klien mengetahui dan memahami tentang mengatasi kecemasannya.
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Penyuluhan Ansietas pada ibu hamil pre-sectio caesarea
2. Sasaran/Target
Ibu hamil di Rumah Sakit Sehat
3. Metoda
Diskusi dan Tanya jawab
D. Kegiatan Terapi
Fase Orientasi
Memberikan salam Menjawab salam
dan memperkenalkan Mendengarkan dan
diri memperhatikan 5 menit
Menjelaskan topic Mendengarkan dan
diskusi memperhatikan
Menjelaskan tujuan
Fase Kerja
Menjelaskan kepada Mendengarkan dan
klien tentang definisi memperhatikan
kehamilan dan section
caesarea, menjelaskan
perubahan fisik, 20 menit
biologis, dan
psikososial pada
kehamilan,
menjelaskan definisi,
penyebab, tanda
gejala, tingkat
kecemasan, factor
risiko dan
cara mengatasi
kecemasan.
Penutup
Mengevaluasi kembali Menyampaikan
materi yang sudah respon selama
diberikan kegiatan
Memberikan Menerima
reinforcement positif reinforcement
kepada klien positif
Memberikan Menjawa salam
kesempatan kepada 5 menit
klien untuk bertanya
Menyimpulkan materi
diskusi
Menutup pertemuan
dan memberi salam
Perawat :
Meja :
Klien :
F. PETUGAS
Perawat berperan sebagai petugas yang memberikan edukasi kepada klien melalui
media dan diskusi yang dilakukan.
G. EVALUASI PROSES
1. Evaluasi Struktur:
Penggunaan media yang lengkap, kondisi tempat yang kondusif.
Perawat menguasai langkah-langkah pelaksaanaan kegiatan diskusi
Klien dapat berperan aktif selama diskusi
2. Evaluasi Proses
Proses diskusi dapat berjalan dengan lancar
Peserta aktif dalam proses diskusi
3. Evaluasi Hasil
Perawat menanyakan kembali pengertian dari persalinan Sectio Caesarea dan
ansietas
o Jawaban dari pasien adalah persalinan Sectio Caesarea ialah persalinan
buatan yang membuat sayatan diperut ibu saat akan melahirkan bayi dan
ansietas merupakan suatu emosi kecemasan yang terjadi saat memikirkan
sesuatu yang berlebihan yang akan datang.
Perawat menanyakan kembali etiologi dari ansietas dan factor yang
mempengaruhi ansietas
o Jawaban dari pasien adalah etiloginya dapat dari predisposisi yaitu
menurut pandangan pribadi, perilaku, dam psikoanalitik sementara factor
yang mempengaruhi ansietas yaitu dukungan sekitar, lingkungan dan
tingkat pendidikan.
Perawat menanyakan kembali mengenai tingkat ansietas dan tanda gejala
ansietas
o Jawaban dari pasien yaitu ansietas yang dialaminya adalah ansietas berat
dan memiliki gejala seperti sulit tidur, merasa tidak berharga, tidak
bersemanagat, lelah, sedih dan mengganggu pekerjaan sehari-hari serta
berkeringat, gelisah, sulit berpikir dan mudah lupa.
Perawat menanyakan apakah pasien dapat memamahi teknik mengatasi
ansietas dengan hipnotis 5 jari, nafas dalam dan mau meminta dukungan dari
orang sekitar untuk membantunya lebih baik
o Jawaban dari pasien yaitu iya dapat memperagakan kembali teknik yang
telah diajarkan dan bersedia untuk meminta bantuan dukungan dari orang
sekitar.
LAMPIRAN MATERI
1. Konsep persalinan dan Sectio Caesarea
a. Definisi Persalinan
1) Indikasi Ibu
Disproporsi kepala panggul (CPD)
Disfungsi uterus
Distoisia jaringan lunak
Plasenta previa
2) Indikasi Anak
Janin besar
Gawat janin
Letak lintang
3) Indikasi waktu / profilaksis
Partus lama
Partus macet / tidak maju
2. Definisi Ansietas
Ansietas adalah keadaan emosi dan pengalaman subyektif individu, tanpa objek
yang spesifik karena ketidaktahuan dan mendahului semua pengalaman yang baru
seperti masuk sekolah, pekerjaan baru atau melahirkan anak (Stuart, 2013).
Ansietas (kecemasan) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung
oleh situasi. Tidak ada objek yang dapat diidentifikasi sebagai stimulus ansietas
(Videbeck, 2008).
3. Etiologi ansietas
1) Faktor Predisposisi
a. Dalam pandangan psikoanalitik, ansietas adalah konflik emosional
yang terjadi antara dua elemen kepribadian, id dan superego. Id
mewakili dorongan insting dan impuls primitif seseorang,
sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan oleh norma – norma budaya seseorang. Ego atau Aku,
berfungsi menengahi hambatan dari dua elemen yang bertentangan
dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
b. Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan
takut terhadap tidak adanya penerimaan dari hubungan
interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan,
trauma seperti perpisahan dan kehilangan, sehingga menimbulkan
kelemahan spesifik. Orang dengan harga diri rendah mudah
mengalami perkembangan ansietas yang berat.
c. Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi,
yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Daftar tentang
pembelajaran meyakini bahwa individu yang terbiasa dalam
kehidupan dininya dihadapkan pada ketakutan yng berlebihan lebih
sering menunjukkan ansietas pada kehidupan selanjutnya.
d. Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor
khusus benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu mengatur
ansietas penghambat dalam aminobutirik. Gamma neuroregulator
(GABA) juga mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme
biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya
endorfin. Selain itu telah dibuktikan kesehatan umum seseorang
mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi terhadap ansietas.
Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya
menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.
2) Faktor Presipitasi
Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal.
Stressor pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2 katagori :
Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
melakukan aktivitas hidup sehari – hari.
a. Dukungan
Semakin baik dukungan yang diberikan maka kecemasan akan semakin ringan.
Keluarga maupun tenaga kesehatan dapat memberikan dukungan kepada ibu sejak
hamil sampai melahirkan. Hal tersebut akan memotivasi dan menumbuhkan rasa
percaya diri ibu untuk mengurangi kecemasan (Bobak et al., 2005). Menurut
(Aprillia, 2010) dukungan suami akan meningkatkan kesejahtraan psikologis
(psychological well being) dan kemampuan penyesuian diri melalui perasaan
memiliki, peningkatan harga diri dan pencegahan psikologis.
b. Lingkungan
Lingkungan menjadi faktor penentu kecemasan ibu hamil. Lingkungan yang
dimaksud adalah budaya yang mendukung kehamilan akan memberikan pengaruh
positif terhadap kecemasan (Bobak et al., 2005).
c. Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan atau edukasi adalah unsur program kesehatan dan
kedokteran yang di dalamnya terkandung rencana untuk mengubah perilaku
perseorangan dan masyarakat. Pada sasaran individu dan keluarga, perawat dapat
menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi. Sedangkan pada
sasaran kelompok dan masyarakat, perawat dapat juga menggunakan metode ceramah,
diskusi kelompok, demonstrasi, roleplay ,film, dan interview (Iqbal Mubarak, 2012).
5. Tingkat Ansietas
Tingkatan ansietas sebagai berikut :
a. Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan
sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan
meningkatkan lahan persepsinya (Videbeck, 2008). Ansietas
memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
Selama tahap ini, seseorang menjadi lebih waspada dan kesadarannya
menjadi lebih tajam terhadap lingkungan. Jenis ansietas ini dapat
memberikan motivasi pembelajaran dan menghasilkan pertumbuhan
dan kreativitas.
b. Ansietas sedang
Pada tingkat ini, individu berfokus pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Ansietas ini mempersempit lapang
persepsi individu. Individu tidak mempunyai perhatian yang selektif,
kemampuan penglihatan, pendengaran, dan penciuman menurun
(Stuart, 2013). Jika diarahkan untuk melakukan sesuatu, individu dapat
berfokus pada perhatian yang lebih banyak.
c. Ansietas Berat
Lapang persepsi individu sangat menyempit (Videbeck, 2008). Individu
cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berpikir
tentang hal yang lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi
ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus
pada area yang lain. Kemampuan persepsi seseorang menjadi menurun
secara menyolok dan perhatiannya pun terpecah-pecah. Pikirannya hanya
fokus pada satu hal dan tidak memikirkan yang lain.
d. Tingkat Panik
Panik adalah kehilangan kendali, individu tidak mampu melakukan
sesuatu walaupun dengan arahan. Panik mengakibatkan disorganisasi
kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya
kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang
menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini
jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan
kematian (Videbeck, 2008). Gejala yang terjadi adalah palpitasi, nyeri dada,
mual atau muntah, ketakutan kehilangan control, parestesia, tubuh merasa
panas atau dingin (Stuart, 2013).
Support Keluarga
Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang
wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu
yang baru pertama kali hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan
nyaman dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang-orang terdekat,
diantaranya :
1). Suami
Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti
meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan proses
persalinan, bahkan memicu produksi ASI. Suami sebagai seorang yang paling
dekat dianggap paling tahu kebutuhan istri, saat hamil wanita mengalami
perubahan baik fisik maupun mental. Tugas penting suami yaitu memberikan
perhatian dan membina hubungan baik dengan istri, sehingga istri
mengkonsultasikan setiap saat dan setiap masalah yang dialaminya dalam
menghadapi kesulitan-kesulitan selama mengalami kehamilan. Keterlibatan
suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan mempermudah dan
meringankan pasangan dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan
yang terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya sosok “manusia mungil” di dalam
perutnya.
2). Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal
yang kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaan emosi ibu hamil. Wanita
hamil sering kali mempunyai ketergantungan terhadap orang lain disekitarnya
terutama pada ibu primigravida. Keluarga harus menjadi bagian dalam
mempersiapkan pasangan menjadi orang tua.
3). Lingkungan
Dukungan Lingkungan Dapat Berupa :
Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari ibu-ibu pengajian/
perkumpulan/ kegiatan yang berhubungan dengan sosial/keagamaan.
Membicarakan dan menasehati tentang pengalaman hamil dan melahirkan.
Adanya di antara mereka yang bersedia mengantarkan ibu untuk periksa
Menunggui ibu ketika melahirkan
Mereka dapat menjadi saudara ibu hamil
Stuart, Gail W. (2013). Principles & Practice of Psychiatric Nursing (9th ed)
Videbeck, Sheila L,. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/417/4/Chapter1.doc.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/197138-ID-the-influence-of-
progressive- musc (Diakses Pada Tanggal 23 April 2020 Jam 22.00
WIB).