Anda di halaman 1dari 23

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik : Kelas ibu hamil pertemuan kedua


2. Sasaran :
 Ibu hamil TM I, II dan III.
 Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal 10 orang.
 Kader turut dilibatkan dalam pelaksanaan kelas ibu hamil.

3. Waktu :
Tempat : Desa Banjararum

4. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar
memahami tentang pemeriksaan kehamilan agar ibu dan janin sehat,
persalinan aman, nifas nyaman ibu bayi selamat bayi sehat, pencegahan
penyakit fisik dan jiwa, gangguan gizi dan komplikasi kehamilan,
persalinan dan nifas serta perawata bayi baru lahir dan aktiftas fisik ibu
hamil.
b. Tujuan Khusus
1) Mengetahui apa saja tanda-tanda bahwa persalinan telah di mulai
2) Mengetahui apa yang disebut dengan tanda-tanda bahaya ada
persalinan
3) Memahami proses persalinan yang dapat dialami oleh ibu dan
mengapa proses persalinan tersebut dipilih.
4) Memahami apa yang harus dilakukan ibu agar dapat menyusui bayinya
secara penuh.
5) Memahami apa yang harus dilakukan ibu pada masa nifas agar dapat
menjaga kesehatannya.
6) Mengetahui tanda-tanda bahaya dan penyakit pada masa nifas
7) Memahami manfaat vitamin A dosis tinggi bagi ibu dan bayinya.
8) Memahami bahwa setelah bersalin ibu perlu ikut program KB.
9) Mengetahui dan memahami alat kontrasepsi dan cara kerjanya.
5. Uraian Kegiatan Penyuluhan
KEGIATAN
KEGIATAN WAKTU KEGIATAN PENYULUH METODE
PESERTA
Pendahuluan 10 menit  Salam dan sapa Memperhatikan dan Tanya jawab dan
 Review materi pertemuan I menanggapi penyuluh diskusi

Penyajian 60 menit Menjelaskan : Memperhatikan penjelasan Tanya jawab, ceramah,


1. Tanda-tanda awal persalinan penyuluh demonstrasi dan
2. Tanda-tanda persalinan praktek.
3. Proses persalinan
4. Inisiasi menyusui dini
5. KB pasca persalinan
6. Pelayanan nifas
7. Menjaga ibu bersalin dan
nifas serta bayi sehat
8. Hal-hal yang harus di hindari
ibu bersalin dan nifas
9. Mitos
Evaluasi 10 menit  Menyimpulkan materi Mengajukan pertanyaan Ceramah, tanya jawab
 Memberi kesempatan bertanya
pada peserta
Penutup 5 menit  Evaluasi  Menjawab pertanyaan Ceramah

 Menjawab salam
 Penutup
6. Materi
Terlampir

7. Metode penyuluhan
Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab.

8. Media penyuluhan
Media yang digunakan leaflet, flipchart, dan buku KIA

9. Evaluasi
Evaluasi dilakukan melalui tanya jawab langsung.
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
A. PERSALINAN
Persalinan adalah dimana fetus dan plasenta keluar dari uterus, ditandai
dengan peningkatan aktifitas myometrium (frekuensi dan intensitas
kontraksi) yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks serta
keluarnya lendir darah (show) dari vagina (Depkes RI, 2009).
1. Tanda – tanda Persalinan
Tanda –tanda bahwa persalinan mu;ai berlangsung : adanya
kontraksi rahim yang berkala dengan lama dan kekuatan tertentu.
Biasanya lama kontraksi antara 45 – 75 detik.
a. Kekuatan kontraksi : semakin lama akan bertambah kuat. Saat
mulas, jika kita menekan dinding perut dengan telunjuk akan terasa
perut mengeras.
b. Jarak antara kontraksi akan bertambah sering, permulaan 10 menit
sekali, kemudian menjadi semakin sering.
c. Keluarnya bercak darah bukan petunjuk akurat ibu akan segera
melahirkan. Ibu harus tetap waspada terhadap hal tersebut, jika
perdarahan banyak, ibu perlu segera ke polindes / puskesmas tanpa
perlu menunggu hingga kontraksi yang terjadi mulai teratur dan
bertambah kuat kekuatannya.
d. Pecahnya kantung ketuban.

Ibu bersalin dianjurkan untuk melakukan hal-hal tersebut dibawah ini :


a. Proses persalinan berlangsung 12 jam sejak pertama mulas. Jadi
ibu masih dapat makan, minum, buang air kecil, dan jalan- jalan
selama proses persalinan sesuai nasihat petugas kesehatan.
b. Jika mulas-mulas bertambah, tarik napas panjang melalui hidung,
dan keluarkan melalui mulut.
c. Jika ibu merasa ingin buang air besar segera beritahu bidan atau
dokter.
d. Ikuti anjuran bidan atau dokter kapan ibu harus mengejan waktu
bayi akan lahir.
Suami atau keluarga harus menemani ibu saat bersalin. Hal-hal
yang harus dilakukan yakni, keluarga terutama suami harus
memberikan dukungan pada saat ibu dalam proses persalinan. Jika
melahirkan di rumah sakit atau dirumah bersalin, biasanya suami akan
diminta oleh bidan untuk masuk ke kamar bersalin dan membantu
proses persalinan, misalnya melakukan stimulasi putting susu pada ibu
dan mungkin memberikan minum. Suami dapat pula membantu ibu
untuk mendapatkan posisi yang paling nyaman pada saat mengejan,
karena hal ini akan membantu kemajuan persalinan dan mengejan
menjadi efektif, serta membuat perasaan ibu aman.
2. Tanda Bahaya pada Persalinan.
Tanda bahaya pada persalinan adalah :
a. Perdarahan dari jalan lahir.
b. Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir.
c. Ibu tidak kuat mengejan
d. Mengalami kejang
e. Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat.
f. Air ketuban keruh atau berbau.
3. Proses Persalinan
Ibu berhak memilih proses persalinan yang sesuai dengan
keinginannya, tetapi kondisi janin maupun kehamilan yang seringkali
tidak diduga akan membuat ibu menjalani penanganan persalinan dengan
proses tertentu. Pada saat ini penolong akan memberitahukan kepada ibu
dan keluarga untuk meminta persetujuan tindakan atau rujukan (Depkes
RI, 2009). Proses persalinan yakni :
a. Penurunan (kepala masuk PAP).
Kepala masuk melintasi pintu atas panggul (promontorium),
sayap sacrum, linea inominata, ramus superior, pubis da pinggir atas
simpisis dengan sutura sagitalis melintang, dalam sinklitismus arah
sumbu kepala janin tegak lurus dengan pintu atas panggul.
1. Fleksi
Posisi dagu bayi menempel dada dan ubun-ubun kecil lebih rendah dari
ubun-ubun besar. Kepala memasuki ruang panggul dengan ukuran paling
kecil dan di dasar panggul kepala berada dalam fleksi maksimal.
2. Putar Paksi Dalam.
Kepala yang turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang
atas ke bawah depan. Kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan
intrauterine oleh his yang berulang-ulang mengadakan rotasi ubun-ubun
kecil berputar kerah depan dibawah simpisis.
3. Defleksi
Saat ubun-ubun kecil dibawah simpisi kepala mengadakan defleksi
berturut-turut lahir bregma, dahi, muka, dan akhirnya dagu.
4. Putar Paksi Luar
Gerakan kembali sebelum putar paksi dalam, untuk menyelesaikan
kedudukan kepala dengan punggung bayi.
5. Ekspulsi
Apaila kepala telah lahir, bahu berada dalam posisi depan belakang dan
bahu depan lahir dahulu baru emudian bahu belakang.
4. Inisiasi Menyusu Dini.
Penting sekali utnuk bayi agar disusui segera (1/2 – 1 jam) setelah
lahir, dengan cara bayi dikeringkan dahulu kemudian letakan bayi di dada
ibu agar bayi berusaha mencari puting susu ibunya. Upaya untuk
menyusui dalam 30 menit sampai 1 jam pertama kelahiran, penting untuk
keberhasilan proses menyusui selanjutnya yaitu karena akan merangsang
produksi ASI, serta memperkuat reflek menghisap bayi. Reflek menghisap
awal pada bayi paling kuat dalam bebrapa jm pertama setelah lahir. Bayi
siap menyusu jika bayi bergerak dengan mulut terbuka dan tampak
mencari-cari sesuatu.
B. PERAWATAN NIFAS
Persalinan merupakan kerja yang sangat melelahkan, baik secara fisik
maupun psikis. Kelelahan yang muncul merupakan akumulasi kelelahan yang
terjadi sepanjang kehamilan. Menyusui juga menimbulkan kelelahan, karena
untuk menyusui dengan baik ibu dituntut untuk berusaha keras dan telaten
serta bersedia untuk belajar. 
Menyusui merupakan hal yang sangat melelahkan karena untuk
memenuhi kebutuhan bayinya ibu harus bersedia memberikan setiap bayi
menginginkan. ASI sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi, selain murah karena tidak harus membeli, menyiapkannya tidak sulit
dibanding susu formula. Kandungan gizi terbaiknya dan zat kekebalan yang
sampai saat ini belum ada susu formula yang menandinginya. Manfaat
psikologis dari ibu yang memberikan ASI ternyata ibu dapat lebih tenang
(Depkes RI, 2009).
1. Menyusui secara Eksklusif
WHO merekomendasikan untuk pemberian makan bayi dan anak :
a. Mulai menyusui dalan ½ - 1 jam setelah persalinan (IMD)
b. Susui secara eksklusif sampai 6 bulan
c. Berikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada semua anak setelah
usia 6 bulan
d. Teruskan menyusui sampai usia anak 2 tahun atau lebih.

1) Manfaat ASI
Bagi Ibu
a. Meningkatkan produksi ASI
b. Mencegah bendungan ASI
c. Merangsang pengeluaran darah atau proses pengecilan perut ibu
setelah bersalin
d. Menjarangkan kehamilan
e. Mengurangi resiko kejadian kanker payudara.
Bagi Bayi
a. Komposisi sesuai dengan kebutuhan bayi
b. Sebagai daya tahan tubuh
c. Tidak menimbulkan sembelit
d. Tidak menimbulkan alergi
e. Memberikan keuntungan psikologis, yaitu kontak langsung dengan
ibunya.
2) Pentingnya Pemberian ASI
Pemberian ASI sangat penting mengingat :
a. ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman terbaik untuk bayi
terutama dalam masa enam bulan pertama kehidupannya.
b. Bayi harus segera disusui setelah lahir. Pada dasarnya setiap ibu dapat
menyusui anaknya dan hendaknya disusui secara tepat.
c. Ibu hendaknya sesering mungkin menyusui anaknya karena dengan
demikian air susu ibu bertambah banyak dan cukup untuk kebutuhan
bayi.
d. Pemberian susu botol yang penanganannya tidak bersih, dapat
menimbulkan sakit dan kematian.
3) Cara Menyusui yang Baik dan Benar
a. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pada puting dan areola payudara.
b. Bayi diletakkan menghadap ke perut ibu atau payudara
c. Payudara dipegang dengan ibu jari
di atas dan jari yang lain menopang di
bawah, jangan menekan puting susu atau
daerah di sekitar putting

d. Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut, misalnya dengan


menyentuh pipi dengan puting susu atau
menyentuh sisi mulut bayi.
e. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi di
dekatkan ke payudara ibu dan puting serta
areola dimasukkan ke mulut bayi.

f. Melepas isapan bayi setelah menyusui


pada satu payudara sampai terasa kosong, kemudian dilanjutkan
dengan payudara yang satunya.
g. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pada puting susu dan aroela.
h. Menyendawakan bayi.

2. Perawatan Payudara
Perawatan payudara adalah usaha untuk memperlancar aliran ASI
dan mencegah masalah-masalah yang akan muncul saat menyusui seperti
putting susu nyeri atau lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat.
Perawatan payudara tidak hanya dilakukan saat kehamilan sampai
melahirkan. Perawatan payudara dilakukan sehari dua kali saat mandi dan
bila ada masalah dengan menyusui dilakukan dua kali sehari.
a. Perawatan payudara selama kehamilan
1) Bila BH sudah mulai terasa sempit, sebaiknya
menggantinya dengan BH yang pas dan sesuai dengan ukuran
payudara untuk memberikan kenyamanan dan juga support yang
baik untuk payudara.
2) Gunakan BH untuk menyusui pada akhir kehamilan.
Pilihlah BH yang ukurannya sesuai dengan payudara, memakai BH
yang mempunyai ukuran yang tidak sesuai dengan ukuran
payudara dapat menyebabkan infeksi seperti mastitis (suatu infeksi
pada kelenjar susu di payudara).
3) Persiapan puting susu. Dengan lembut putar puting antara
telunjuk dan ibu jari sekitar 10 detik sewaktu mandi. Jika
mendapatkan kesulitan atau puting susu rata atau masuk kedalam,
konsultasikan ke dokter, sehingga hal ini dapat diatasi dini untuk
mencegah kesulitan nantinya.
4) Pada tahap akhir bulan kehamilan, memijat lembut
payudara di daerah yang berwarna gelap (aerola) dan puting susu,
mungkin akan mengeluarkan beberapa tetes kolostrum (cairan
kental berwarna kekuningan dari putingnya) untuk membantu
membuka saluran susu.
5) Bersihkan payudara dan puting, jangan menggunakan
sabun di daerah puting hal ini dapat menyebabkan daerah tersebut
kering. Gunakan air saja lalu keringkan dengan handuk (Suririnah,
2009)
b. Perawatan payudara setelah melahirkan
1) Siapkan alat dan bahan :
a) Baby oil atau minyak kelapa bersih.
b) Gelas
c) Air hangat dan dingin dalam baskom kecil
d) Dua buah handuk mandi bersih
e) Kapas
f) Handuk kecil atau washlap untuk kompres
2) Kompres puting susu dengan kapas yang dibasahi baby oil selama
beberapa menit.
3) Lakukan pengurutan payudara
a) Licinkan kedua tangan dengan minyak. Tempatkan kedua
tangan diantara payudara.
b) Pengurutan dilakukan dimulai ke arah atas, lalu telapak tangan
kiri ke arah sisi kiri dan telapak kanan ke arah sisi kanan.
c) Lakukan terus pengurutan ke bawah dan ke samping.
d) Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap
payudara.
e) Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dengan
pinggir kelingking tangan kanan urut payudara dari pangkal
hingga puting susu. Lakukan juga untuk payudara sebelah
kanan.
f) Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap
payudara.
g) Sokong payudara kiri dengan satu tangan kiri sedang tangan
kanan mengepal dan mengurut dengan buku-buku jari pangkal
ke arah puting susu.
h) Lakukan juga untuk payudara sebelah kanan.
i) Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap
payudara.
j) Pegang pangkal payudara dengan kedua tangan lalu urut dari
pangkal payudara ke arah puting susu sebanyak satu kali.
k) Pijat puting susu hingga keluar cairan ASI dan tamping dengan
tempat yang bersih atau gelas.
l) Kompres kedua payudara dengan handuk kecil hangat selama
dua menit, lalu ganti dengan kompres air dingin dua menit dan
kompres lagi dengan air hangat selama dua menit (Saryono
dkk, 2009)

Gambar 1 Teknik menyokong payudara


Gambar 2 Gerakan memutar satu payudara

Gambar 3 Gerakan memutar payudara


Gambar 4 Mengurut payudara

3. Menjaga Kesehatan Ibu Nifas


Banyak orang beranggapan bila seorang ibu sudah melahirkan
anaknya dengan selamat berarti sudah selesai semua urusan. Padahal
masih ada hal penting yang harus diperhatikan yaitu perawatan terpulang
pada proses persalinan yang dilaluinya. Dalam arti apakah normal atau
spontan, menggunakan alat bantu semisal forcep atau vakum maupun
bedah sesar (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
a. Dua jam pertama
Dua jam pertama pada persalinan normal, petugas kesehatan akan
memantau kesadaran, tekanan darah dan pernapasan si ibu. Terlebih
untuk mengetahui adakah perdarahan atau tidak. Jika semuanya dalam
keadaan baik dan tidak terjadi perdarahan si ibu dapat beristirahat.
Sedangkan bila terjadi perdarahan akan segera ditangani. Dalam arti
dicari apa penyebab terjadinya perdarahan tersebut. Bila rahim tidak
mau berkontraksi maka akan diberi obat-obatan yang dapat
menguatkan kontraksi, dan jika terdapat sisa plasenta akan dilakukan
pembersihan.
b. Kebersihan jalan lahir.
Jahitan pada jalan lahir dalam beberapa hari masih sakit, untuk
menjaga kebersihan jalan lahir harus jadi perhatian utama. Gunakan
sabun lembut dan bilas dengan air banyak. Infeksi yang menyebabkan
pembengkakan dilakukan pengompresan pada daerah bengkak dengan
revanol dan periksa ke dokter atau bidan.
c. Kontraksi rahim.
Kontraksi yang baik menyebabkan rahim kembali ke ukuran
normal tidak ada bantuan dari obat-obatan. Kontraksi rahim pada dasarnya
tidak hanya dibutuhkan untuk mengeluarkan janin saat persalinan, tapi
juga mengembalikan rahim ke bentuk dan ukuran semula, baik pada
persalinan normal maupun persalinan tindakan seperti vakum, forcep atau
sesar. Secara otomatis rahim akan berkontraksi dengan sendirinya, hingga
bila kontraksi cukup kuat atau lemah dicurigai, mungkin disebabkan Hb
kurang dari 11 mg% atau ada sesuatu yang tertinggal di rahim, semisal
sisa plasenta. Jika Hb dibawah 9 mg% maka dilakukan tranfusi darah,
sedangkan jika terdapat sisa plasenta maka dilakukan kuretase untuk
membersihkan sisa plasenta.
d. Banyak minum
BAK setelah persalinan minimal 1 kali dan BAB 8 jam setelah
persalinan, jika tidak BAK dan BAB berarti proses involusi atau
pengecilan rahim terhambat. Bukan tidak mungkin terjadi pelengketan
antar organ bagian dalam mengingat kandung kemih dan usus letaknya
berdekatan dengan rahim. Gangguan di salah satu organ tersebut
berdampak pula pada organ lainnya. Dengan kata lain bila masih ada
kotoran yang terkumpul di usus besar, proses mengecilnya rahim dapat
terhambat. Agar dapat cepat BAK sekaligus mengganti cairan tubuh yang
banyak terbuang saat bersalin, usai melahirkan ibu-ibu disarankan banyak
minum, minimal 2-3 liter per hari.
e. Mobilisasi
Meskipun merasa letih ibu tidak boleh bersikap malas-malasan
dengan hanya berbaring sepanjang waktu, ibu harus mulai bergerak supaya
sirkulasi darahnya menjadi baik.
4. Tanda-tanda Bahaya dan Penyakit pada Ibu Nifas
Infeksi adalah salah satu keadaan yang perlu diwaspadai oleh ibu
pada masa nifas. Infeksi terjadi karena ibu kurang teliti dalam melakukan
perawatan pasca persalinan. Ibu takut menyentuh luka yang ada sehingga
memilih tidak membersihkannya. Keadaan luka sangat rentan didatangi
oleh kuman dan bakteri shingga mudah terinfeksi, 
Gejala infeksi (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
a. Suhu tubuh melebih 37,5O C
b. Menggigil, pusing dan mual
c. Keputihan
d. Keluar cairan seperti nanah dari jalan lahir.
e. Cairan yang keluar disertai bau yang menyengat.
f. Keluarnya cairan disertai dengan rasa nyeri.
g. Terasa nyeri di perut.
h. Pendarahan kembali banyak padahal sebelumnya sudah sedikit, misalnya
seminggu sesudah melahirkan, perdarahan mulai berkurang tapi tiba-tiba darah
kembali banyak keluar.

5. KB Pasca Persalinan
Pemilihan jenis KB sampai saat ini belum ditemukan suatu
metode kontrasepsi yang ideal atau sempurna. Ideal dalam arti aman dan
tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana, murah dan dapat diterima
oleh orang banyak dan dapat dipakai dalam waktu lama secara efektif
(Depkes RI, 2009).
Calon akseptor (peserta KB) harus mendapat penjelasan
mengenai efektivitas dan keamanan alat kontrasepsi tersebut. Faktor yang
dapat berakibat buruk terhadap akseptor KB misalnya spiral tidak boleh
dipasang pada ibu yang mengalami infeksi panggul atau perdarahan dari
jalan lahir yang tidak diketahui penyebabnya. 
Kontrasepsi terpilih untuk pasca salin harus mempertimbangkan
beberapa hal (Depkes RI, 2009) seperti berikut ini:
a. Pastikan ibu menyusukan bayinya atau tidak.
b. Pilih jenis kontrasepsi yang sesuai
c. Tidak ada masalah gangguan pembekuan darah, produksi ASI dan
tumbuh kembang bayi bila ibu menggunakan kontrasepsi.
d. Tidak harus menghentikan pemberian ASI untuk menggunakan suatu
alat kontrasepsi.
e. Kontrasepsi terpilih harus tidak mempengaruhi kualitas dan jumlah
ASI atau mengganggu kesehatan bayi.

Waktu untuk mulai menggunakan alat kontrasepsi

Metode Mulai digunakan


 Kondom Dapat dimulai setiap saat persalinan

 Kondom perempuan

 Spermisida

 Senggama terputus
KB alamiah : Tidak dianjurkan sampai siklus haid teratur

 Metode kalender

 Billings

 Suhu basal
Amenorea laktasi Dapat dimulai setelah persalinan dan menyusui secara
eksklusif
Tubektomi Dalam 7 hari atau setelah 42 hari pasca persalinan
AKDR  48 jam pasca persalinan

 Jika 4 minggu atau lebih pasca persalinan dan belum haid,


AKDR dapat dipasang jika yakin ibu tidak hamil. Tidak
diperlukan tambahan kontrasepsi
Pil dan suntik kombinasi  Jangan diberikan sebelum 6 bulan pasca persalinan,
anjurkan untuk MAL bagi klien yang menyusui

 Jika tidak menyusui dapat diberikan setelah 21 hari pasca


persalinan.
Pil dan suntik progestin  Setelah 42 hari pasca persalinan jika ibu menyusui

 Jika klien tidak menyusui dapat segera diberikan


Implant  Setelah 42 hari pasca persalinan jika ibu menyusui

 Jika klien tidak menyusui, dapat segera diberikan.


Lampiran 2
Evaluasi Awal Kelas Ibu Hamil Pertemuan II
Terimakasih atas kehadiran Ibu pada pelaksanaan kelas Ibu Hamil hari ini.
Evaluasi ini bertujuan supaya kelas Ibu hamil menjadi lebih baik nantinya.
Nama :
Umur :
Usia Kehamilan :
Hamil ke berapa :
Alamat :
Daftar pertanyaan curah pendapat :
1. Keluar lendir bercampur darah merupakan salah satu tanda persalinan akan
berlangsung (B / S)
2. Suami dan keluarga sebaiknya memberikan dukungan semangat pada saat
persalinan. (B / S)
3. Persalinan yang aman sebaiknya ditolong oleh dukun (B / S)
4. Kepanjangan dari IMD adalah Inisiasi Menyusu Dini (B / S)
5. Ibu sebaiknya menyusui bayinya menunggu setelah ASI keluar (B / S)
6. Waktu yang tepat untuk ber KB adalah setelah selesai masa nifas (B / S)
7. KB pil merupakan KB yang tepat digunakan setelah persalinan (B / S)
8. Membebat perut terlalu kencang setelah persalinan dapat mempercepat
pemulihan perut yang kendor (B / S)
9. Istirahat yang cukup merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan ibu
untuk menjaga ibu bersalin, nifa, dan bayi sehat (B / S)
10. Selama masa nifas ibu cukup memeriksakan diri 2 kali ke bidan (B / S)

Lampiran 3
Evaluasi Akhir Materi Kelas Ibu Hamil Pertemuan II
Terimakasih atas kehadiran Ibu pada pelaksanaan kelas Ibu Hamil hari ini.
Evaluasi ini bertujuan supaya kelas Ibu hamil menjadi lebih baik nantinya.
Nama :
Umur :
Usia Kehamilan :
Hamil ke berapa :
Alamat :
Daftar pertanyaan curah pendapat :
1. Berikut ini yang bukan termasuk tanda-tanda persalinan akan berlangsung
a. Mulas yang sering dan teratur
b. Perut semakin membesar
c. Keluar lendir bercampur darah pada jalan lahir
d. Keluar cairan ketuban dari jalan lahir
2. Bentuk dukungan suami dan keluarga pada saat persalinan
a. Memberikan dukungan semangat kepada ibu hamil
b. Meninggalkan ibu sendirian saat persalinan
c. Memarahi disaat ibu kesakitan
d. Tidak ada jawaban yang benar
3. Persalinan yang aman sebaiknya ditolong oleh
a. Dukun
b. Kader kesehatan
c. Dokter dan bidan
d. Jawaban a dan b benar
4. Apa kepanjangan dari IMD ?
a. Inisiasi Menyusui Dini
b. Intensif Menyusu Dini
c. Inisiasi Menyusu Dini
d. Intervensi Menyusui Dini
5. Kapan waktu yang benar ibu mulai menyusui bayinya ?
a. Segera setelah bayi lahir
b. Menunggu ASI keluar
c. Setelah 1 minggu melahirkan
d. Setelah 1 bulan melahirkan
6. Waktu yang paling tepat untuk ber KB adalah
a. Setelah selesai masa nifas
b. Tidak perlu ikut KB
c. Setelah anak terakhir usia 1 tahun
d. Segera setelah persalinan
7. Jenis KB yang tepat digunakan setelah persalinan adalah
a. KB suntik
b. KB pil
c. Implant
d. IUD
8. Apa kegiatan yang tidak diperkenankan dilakukan ibu pada masa nifas ?
a. Membebat perut terlalu kencang
b. Menempelkan daun-daunan pada alat kemaluan
c. Duduk diatas bara api
d. Jawaban a, b, c benar
9. Bentuk kegiatan yang dilakukan ibu untuk menjaga ibu bersalin, nifas dan
bayi sehat
a. Bersama dengan suami melakukan komunikasi dengan bayi
b. Makan makanan yang beraneka ragam
c. Istirahat yang cukup
d. Jawaban a, b, c benar
10. Berapa kali minimal ibu memeriksakan diri pada masa nifas
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali

DAFTAR PUSTAKA

Jenny, Sr. 2006. Perawatan Masa Nifas Ibu dan Bayi. Yogyakarta : Sahabat Setia.
Soetjiningsih, 1997. ASI: Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta EGC.

Anda mungkin juga menyukai