Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS


DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF)

oleh :
I MADE WIDHI ANTARA
18.321.2870
A12-B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

I. KONSEP MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE


1 Pengertian Demam Berdarah Dengue
Penyakit demam berdarah Dengue (DBD) merupakan suatu penyakit yang memiliki karakteristik
terdiri dari demam, nyeri perut, muntah yang berkepanjangan, perdarahan, dan sulit bernafas yang bisa
menyebabkan kematian terutama pada anak (WHO (2016). Demam berdarah dengue adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan
nyamuk aedes aegypti yang apabila terlambat ditangani akan menyebabkan dengue syok sindrom (DSS)
yang dapat menyebabkan kematian. Hal tersebut disebabkan karena penderita mengalami defisit volume
cairan akibat dari meningkatnya permeabilitas atau kemampuan yang dimiliki zat/membrane partikel
menembus kapiler pembuluh darah sehingga penderita mengalami syok hipovolemik yang dapat
menyebabkan kegagalan sistem organ yang berujung pada kematian, sehingga pemberian cairan sangat
penting untuk mengatasi masalah itu (Putri Aningsi, 2018).
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit akibat virus yang ditularkan melalui
nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus, DBD dapat menyebabkan kejadian luar biasa (KLB).
Penularan DBD tidak terjadi secara langsung yaitu dengan kontak antar manusia, tetapi penularan terjadi
melalui vektor nyamuk betina yang menggigit tubuh manusia sehingga virus masuk ke dalam tubuh
(Ratnasari dkk, 2018).
2 Etiologi Demam Berdarah Dengue
Penyebab penyebab demam berdarah dengue adalah virus dengue. Di Indonesia, virus tersebut
sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus dengue yang termasuk dalam grup B
arthopediborne viruses (arboviruses), yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Virus dengue dibawa
oleh nyamuk Aedes Aegypti masuk kek tubuh manusia melalui gigita nyamuk tersebut (Titik Lestari,
2016). Vektor utama penyakit DBD adalah nyamuk aedes aegypty (di daerah perkotaan) dan aedes
albopictus (di daerah pedesaan), nyamuk yang menjadi vektor penyakit DBD adalah nyamuk yang
menjadi infeksi saat menggigit manusia yang sedang sakit (terdapat virus dalam darahnya 0 menurut
laporan terakhir, virus dapat pula ditularkan secara transsovarial dari nyamuk ke telur-telurnya
(Widoyono, 2011).
3 Epidemiologi Demam Berdarah Dengue
Di Indonesia, Demam Berdarah Dengue masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
utama, walaupun beberapa tahun terakhir tercatat mengalami penurunan jumlah kasus (Karyanti, 2009).
Pada tahun 2017, kasus DBD yang dilaporkan sebanyak 68.407 kasus dengan jumlah kasus meninggal
sebanyak 493 orang dan IR 26,12 per 100.000 penduduk, dibandingkan tahun 2016 dengan kasus
sebanyak 204.171 serta IR 78,85 per 100.000 penduduk dengan jumlah kasus meninggal sebanyak 1.598
orang (Kemenkes RI, 2018).
Kejadian kasus DBD di Provinsi Bali pada tahun 2018 sebesar 963 kasus yang tersebar di
seluruh kabupaten kota. Kabupaten Buleleng termasuk tiga besar dalam jumlah kasus DBD setelah
kabupaten Badung dan Klungkung yaitu sebesar 129 kasus (Profil Kesehatan Provinsi Bali, 2019).
Berdasarkan data profil Kesehatan Kabupaten Buleleng kasus DBD cenderung mengalami peningkatan
cukup tajam dari angka kesakitan DBD 19,6 per 100.000 penduduk di tahun 2018 menjadi 249,5 per
100.000 penduduk di tahun 2019. Jika tinjau lima besar jumlah kasus terbanyak per Puskesmas yaitu
Puskesmas Sukasada I sebanyak 177 kasus diikuti Puskesmas Gerokgak I sebanyak 145 kasus,
Puskesmas Busungbiu I sebanyak 144 kasus, Puskesmas Buleleng II sebanyak 142 kasus serta
Puskesmas Banjar I sebanyak 135 kasus.
4 Fisiologi Demam Berdarah Dengue
Virus dengue terdapat pada nyamuk aedes aeygpty, nyamuk aedes aeygpty yang membawa virus
menggigit manusia sehingga masuk ke aliran darah manusia ( viremia). Sehingga terjadi mekanismme
tubuh untuk melawan virus oleh sebab itu terjadi peningkatan asam lambung sehingga menyebab
anoreksia, mual, muntah sehingga bisa mengakat diagnose keperawatan resiko kekurangan volume cairan
dan gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan. Setelah virus masuk ke dalam darah
menyebabkan Komplemen antigen dan antibodi meningkat sehingga terjadi pembebasan histamin
(histamin adalah zat kimia yang diproduksi oleh sel-sel di dalam tubuh ketika mengalami reaksi alergi atau
infeksi) menyebabkan Peningkatan permebilitas dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan
pendarahan ekstra seluler sehingga bisa mengakat diagnose keperawatan resiko syok. Akibatan pendarahan
ekstra seluler juga menyebabkan hemoglobin menurun sehingga menyebabkan Nutrisi dan oksigen ke
jantung menurun menyebabkan tubuh lemas karena menurunya nutrisi yang dibutuhkan tubuh sehingga
bisa mengakat diagnose keperawatan intoleransi aktifitas.
Peningkatan permebilitas dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan plasma banyak menguap
pada jaringan interstitial tubuh menyebabkan terjadinya edema atau pembengkakan akibat edema dapat
menyebabkan terjadinya penekanan saraf sehingga bisa mengakat diagnosa keperawatan gangguan rasa
nyaman. Akibat virus masuk ke aliran darah juga menyebabkan rejatan ( proses imunologi ) ke pembuluh
darah dan ke otak melalui aliran darah virus berkembang dalam darah sehingga menyebabkan peningkatan
kerja thermostat sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh sehingga bisa mengambil diagnosa keperawatan
Hipertermia
5 Pathway Demam Berdarah Dengue
Sumber: RA Candra, 2014
Virus dengue terdapat pada nyamuk aedes aeygpty

Nyamuk aedes aeygpty menggigit manusia

Masuk ke aliran darah

Viremia

Mekanismme tubuh untuk melawan


Komplemen antigen dan antibodi Renjatan (proses
virus
meningkat imunologi)

Peningkatan asam Keperawatan


Konsep Asuhan lambung
Pembebasan histamin Ke pembuluh darah
Anoreksia, mual, muntah dan ke otak melalui
aliran darah
Resiko
Peningkatan permebilitas
kekurangan
Gangguan dinding pembuluh darah
volume cairan
pemenuhan Virus berkembang di
nutrisi dalam darah
kuarang
Pendarahan ekstra seluler Plasma banyak menguap
pada jaringan interstitial Hipertermi
tubuh
Resiko syok Hemoglobin turun

Edema
Nutrisi dan
oksigen ke
jantung menurun
Penekanan syaraf
Intoleransi
aktifitas lemas
Gagguan rasa
nyaman
6 Gejala Demam Berdarah Dengue
Menurut Titik Lestari tahun 2016. Masa inkubasi dengue antara 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari
dengan gejala klinis:
1) Demam akut yang tetap tinggi (2-7 hari) disertai gejala tidak spesifik seperti anoreksia, amlaise.
2) Manifestasi perdarahan: uji torniquet positif atau ruple leed positif, perdarahan gusi, ptechiase,
epistaksis, hematemesis atau melena.
3) Pembesaran hati, nyeri tekan tanpa ikterus.
4) Kenaikan nilai hemokonsentrasi yaitu sedikitnya 205 dan penurunan nilai trombosit
(trombositopenis 100.000/mm atau kurang).
5) Pada foto rongten: pulmonary vaskuler congestion dan plural effusion pada paru kanan.
Diagnosis DBD ditegaskan berdasarkan kriteria diagnosis Word Health Organization(WHO)
dengan kriteria klinis dan laboratoris, penggunaan kriteria ini dimaksudkan untuk mengurangi
diagnosis yang berlebihan (Overdiagnosis). Diagnose penyakit DBD dapat dilihat berdasarkan kriteria
diagnose klinis dan laboratorium. Berikut ini tanda dan gejala penyakit DBD yang dapat dilihat dari
penderita kasus DBD dengan diagnose klinis dan laboratoris.
Diagnosa Klinis :
1) Demam tinggi mendadak 2 sampai 7 hari (38-40°C).
2) Manifestasi pendarahan dengan bentuk: uji torniquet positif, petekie (bintik merah pada kulit),
Purpura (pendarahan kecil di dalam kulit), Ekimosis pendarahan konjungtiva (pendarahan pada
mata), Epistaksis (pendarahan hidung), pendarahan gusi, Hematenesis (muntah darah), Melena
(BAB darah) dan Hematuri adanya darah dalam urin.
3) Pendarahan pada hidung dan gusi.
4) Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya
pembuluh darah.
5) Pembesaran hati.
6) Rejatan (syok), tekanan nadi menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik sampai 80 mmHg
atau lebih rendah.
7) Gejala klinik lainnya yang sering menyertai yaitu anoreksia (hilangnya selera makan), lemah,
mual, muntah, sakit perut, diare dan sakit kepala.
7 Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya DBD
- Pencahayaan rumah yang kurang terang penyebab suasana rumah yang menjadi lembab dan
gelap sehingga nyamukk menyukai untuk hidup dirumah tersebut.
- Tempat air yang terbuka dan jarang
dikuras nyamuk aedes aegypti menyukai air yang bersih untuk meletakan telurnya. Telur tersebut
memerlukan waktu 4-5 hari untuk berkembang menjadi nyamuk dewasa. Jadi bak mandi
tempat air lainya sebaiknya harus dikuras minimal minggu sekali.
- kebiasaan menggantung pakaian bekas pakai nyamuk suka berlindung dan hinggap di sela-sela
pakaian bekas pakai.
8 Klarifikasi Derajat Demam Berdarah Dengue
Derajat penyakit DBD diklarifikasikan dalam 4 derajat:
1. Derajat I: demam dan satu-satunya manifestasi pendarahan ialah uji Tourniquet positif.
2. Derajat II: terdapat pendarahan spontan antara lain pendarahan kulit (ptekie), pendarahan gusi,
epistaksis atau pendarahan lain (menstruasi berlebihaan, perdarahan saluran cerna).
3. Derajat III: derajat I atau II disertai kegagalan sisrkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan nadi
menurun (20 mmHg atau kurang ) atau hipotesi sianosis disekitar mulut, kulit dingin dan lembab,
dan tampak gelisah.
4. Derajat IV: seperti derajat III disertai syok berat (profound syok), nadi tidak dapat diraba dan
tekanan darah tidak terukur (Kemenkes RI, 2011).
9 Komplikasi Demam Berdarah Dengue
Dalam penyakit demam berdarah dengue jika tidak segera ditangani akan menimbulkan
komplikasi sebagai berikut:
1) Perdarahan
Perdarahan pada demam berdarah dengue disebabkan adanya perubahan vaskuler, penurunan jumlah
trombosit (trombositopenia) <100.000/mm3 dan koagulopati, trombositopenia, dihubungkan dengan
meningkatnya megakoriosit muda dalam sumsum tulang dan pendeknya masa hidup trombosit.
Tendensi perdarahan terlihat pada uji tourniquet positif, petechi, purpur, ekimosis, dan perdarahan
saluran cerna, hematemesis dan melena.
2) Kegagalan sirkulasi
Dengue syok sindrom biasanya terjadi sesudah hari ke 2-7 disebabkan oleh peningkatan
permeabilitas vaskuler sehingga terjadi kebocoran plasma, efusi cairan serosa ke rongga pleura dan
peritoneum, hipoproteinemia, hemokonsentrasi dan hipovalemi yang mengakibatkan berkurangnya
aliran balik vena (venous return), prelod, miokardium volume sekuncup dan curah jantung, sehingga
terjadi disfungsi atau kegagalan sirkulasi dan penurunan sirkulasi jaringan. Dengue syok sindrom
juga disertai kegagalan hemostatis mengakibatkan aktivity dan integritas sistem kardiovaskuler,
perfusi miokard dan curah jantung menurun, sirkulasi darah terganggu dan terjadi iskemia jaringan
dan kerusakan fungsi sel secara progresif dan irreversible, terjadi kerusakan sel dan organ sehingga
pasien akan meninggal dalam 12-24 jam.
3) Hepatomegali
Hati umumnya membesar dengan perlemakan yang berhubungan dengan nekrosisi karena
pendarahan, yang terjadi pada lobulus hati dan sel-sel kapiler. Terkadang tampak sel netrofil dan
limposit yang lebih besar dan lebih banyak dikarenakan adanya reaksi atau kompleks virus antibody.
4) Efusi pleura
Efusi pleura karena adanya kebocoran plasma yang mengakibatkan ekstravasasi aliran intravaskuler
sel hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya cairan dalam rongga pleura bila terjadi efusi leura
akan terjadi dispnea, sesak napas.
10 Prognosis Demam Berdarah Dengue
Prognosis DHF ditentukan oleh derajat penyakit, cepat tidaknya penanganan diberikan, umur,
dan keadaan nutrisi. Prognosis DBD derajat I dan II umumnya baik. DBD derajat III dan IV bila dapat
dideteksi secara cepat maka pasien dapat ditolong. Angka kematian pada syok yang tidak terkontrol
sekitar 40-50 % tetapi dengan terapi penggantian cairan yang baik bisa menjadi 1-2 %. Penelitian pada
orang dewasa di Surabaya, Semarang, dan Jakarta memperlihatkan bahwa prognosis dan perjalanan
penyakit DHF pada orang dewasa umumnya lebih ringan daripada anak-anak. Pada kasus- kasus DHF
yang disertai komplikasi sepeti DIC dan ensefalopati prognosisnya buruk.
11 Pemeriksaan Penujang Demam Berdarah Dengue
Menurut Titik Lestari tahun 2016, ada beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
pada anak yang mengalami diare, yaitu:
1) Darah
- Pada demam dengue terdapat leukopenia pada hari kedua atau hari ketiga.
- Pada demam berdarah terdapat trombositpenia dan hemokonsentrasi.
- Pada pemeriksaan kimia darah: hipoproteinemia, hipokloremia, SGPT, SGOT, ureum dan pH
darah mungkin meningkat.
2) Urine
- Mungkin ditemukan albuminuria ringan
3) Pemeriksaan Radiologi Kelainan yang bisa didapatkan antara lain
- Dilatasi pembuluh darah paru
- Efusi pleura
- Kardiomegali atau efusi perikard
- Hepatomegali
- Cairan dalam rongga peritoneum
- Penebalan dinding vesika felea
4) Uji Serologi memakai serum ganda yaitu:serum diambil pada masa akut dan konvalesen yaitu uji
peningkatan komplemen (PK), uji netralisasi (MT), dan uji dengue Blok Pada uji ini dicari
kenaikan antibodi (antidengue) minimal 4x
12 Penatalaksanaan dan Terapi Demam Berdarah Dengue
Menurut Titik Lestari tahun 2016, ada beberapa penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada
anak yang menderita demam berdarah dengue, yaitu:
1) Demam berdarah dengue tanpa renjatan
Rasa haus dan dehidrasi timbul karena demam tinggi, anoreksia dan muntah, klien harus banyak
minum kurang lebih 1,5 liter/24 jam, dapat berupa air teh, sirup atau oralit, panas dapat diber
kompres es atau aklohol 70%,pemberian infus dilaksanakan pada klien apabila:
- Muntah, sulit makan per oral, muntah mengancam dapat terjadinya dehidrasi dan asidosis.
- Nilai hematokrit tinggi.
2) Demam berdarah dengue dengan renjatan Prinsip : mengatsi renjatan dengan penggantian volume
cairan yaitu cairan RL. Pengobatan bersifat simtomatis dan supportif.
Menurut WHO:
- DBD derajat I
1. Minimal minum banyak (1,5-2 liter perhari)
2. Kompres hangat
3. Jika klien muntah -muntah infus RL / Asering.
- DBD derajat II
1. Minum banyak (1,5-2 liter perhari
2. Infus RL / Asering
- DBD derajat III
1. Infus RL /Asering 20 ml atau 20 cc/kg/BB/jam
- DBD derajat IV
1. Infus RL / Asering tetapi diguyur atau dicor terlebih dahulu sampai nadi teraba dan tekanan
darah sudah mulai terukur
2. Bila ada panas atau demam berikan kompres hangat dan paracetamol
3. Bila ada perdarahan, tes Hb, jika Hb < 10 berikan PRC(Pack Red Cell/Eritrosit)
sampai Hb lebih dari 10.
4. Bila terdapat infeksi sekunder atau renjatan yang berulang ulang berikan antibiotic
5. Bila terjadi kesadaran menurun dengan kejang=kejang berikan dexamethasone

II. ASKEP TEORI


1 Pengkajian
Menurut Titik Lestari tahun 2016 ada beberapa pengkajian yang dilakukan pada anak yang
menderita demam berdarah dengue, yaitu:
a. Data demografi
Tanggal wawancara, tanggal masuk rumah sakit, no. Rekam medik, nama, umur, jenis kelamin,
suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, alamat.
b. Pola fungsional
1) Persepsi kesehatandan penanganan kesehatan
a) Keluhan utama/kesehatan umum
Panas badan meninggi.
b) Riwayat penyakit sekarang (ssi pola PGRST)
Satu hari sebelum masuk rumah sakit, klien teraba panas. Panas tidak terlalu tinggi, panas
sepanjang hari, kondisi lemah, nafsu makan bekurang.
c) Penggunaan obat sekarang
Injeksi ampicillin Intravena 500mg/8jam
Paracetamol 3x1 cth ½
Infus RL 11 tetes/menit
d) Riwayat penyakit dahulu
Satu bulan yang lalu cacar air (varicella)
Upaya pencegahan : tidak ada
Imunisasi : lengkap
Alergi : tidak pernah
Kebiasaan merokok dan alkohol : tidak pernah
e) Riwayat penyakit keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit DM, TBC, dan hipertensi.
f) Riwayat sosial
Hubungan klien dan orang tua disayangi.
2) Pla nutrisi-metabolik
a) Masukan nutrisi sebelum sakit
(1) Pagi : nasi, lauk, setengah piring
(2) Siang : nasi, lauk, sayur
(3) Sore :-
b) Saat sakit
(1) Nasi bubue, 1-2 sendok
(2) Nafsu makan menurun
(3) Klien tidak mengalami kesulitan dalam menelan
(4) Keadaan gigi atas dan bawah partial dan tidak menggunakan protesa
(5) Fluktuasi BB 6 bulan terakhir : tetap
c) Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital :
TB: -, BB: 16m,5 kg
Kulit:
(1) Warna : normal
(2) Suhu : 38oC
(3) Turgor : baik
(4) Edema : tidak
(5) Lesi : tidak
(6) Memar : tidak
Mulut:
(1) Hygiene : bersih
(2) Gusi : normal
(3) Gigi : normal
(4) Lidah : bersih
(5) Mucosa : normal
(6) Tonsil : normal
(7) Wicara : normal
Rambut dan kulit kepala : rambut tebal, warna hitam
d) Temuan laboratorium:
Darah :
(1) HB : 11,8 gr%
(2) Luekosit : 11.600/mm2
(3) LED : 55/mm jam I
(4) Hitung jenis
BAS : 0,
EOS 2
Stab 3
Seg 60
Limp 30
Mono 5
(1) Trombosit : 135.00/mm3
(2) Hematokrit : 35%
3) Pola eliminasi
Kebiasaan defekasi 1 kali/hari
Abdomen : simetris, tidak ada distensi
Frekuensi bising usus : normal (8-12 kali/menit)
Kebiasaan miksi : 4 kali/hari
Ginjal tidak teraba dan blast tidak distensi.
Keadaan uretra : normal
4) Pola aktivitas – latihan
Mandi : dibantu oleh orang lain
Berpakaian/berhias : bidantu oleh orang lain
Toileting : dibantu oleh orang lain
Mobilitas di TT : dibantu oleh orang lain
Berpindah : dibantu orang lain dan alat
Ambulasi : dibantu orang lain dan alat
Pemeliharaan kesehatan:
Klien tidak enggunakan alat bantu
Pemeriksaan fisik
a) Pernapasan/sirkulasi
(1) Tekanan darah :
(2) Nadi : 128 kali per menit
(3) Pernapasan : 40 kali per menit
(4) Kualitas : normal
(5) Batuk : tidak
(6) Bunyi napas : normal
b) Muskuloskletal
(1) Rentang gerak : penuh
(2) Keseimbangan dan cara berjalan : tegap
(3) Genggaman tangan : sama kuat kanan dan kiri
(4) Otot kaki : sama kuat
5) Pola tidur-istirahat
Kebiasaan 8 jam/hari
Tidur malam 2 jam
Merasa segar : tidak
Masalah : insomnia
Pemeriksaan fisik :
a) Penampilan umum : lemah
b) Mata : normal
c) Lingkaran hitam disekitar mata : tidak
6) Pola kognitif-konseptual
Pendengaran : normal
Penglihatan : normal
Vertigo : ya
Pemeriksaan fisik
Mata
a) Pupil : isokor
b) Reflek terhadap cahaya : ya, kiri kanan
Status mental : Compos mentis, GCS 4,5,6
Bicara : normal
7) Pola persepsi diri/konsep diri
Masalah utama mengenai perawatan di rumah sakit/penyakit (finansial, perawatan) : akses
Keadaan emosional : normal
Kemampuan adaptasi : baik
Konsep diri : tidak ada gangguan
8) Pola peran/hubungan
Kepedulian keluaga mengenai perawatan : baik
Terlihat orang tua selalu setia merawat/menjaga klien saat di RS, secara bergantian.
9) Pola seksualitas
Klien berjenis kelamin perempuan. Tidak ada kelainan pada genetalia. Tidak ada penyakit menegnai
seks.
Pemeriksaan fisik :
Genetalia : struktus simetris
10) Pola koping–toleransi stress
Kemampuan adaptasi: klien mampu beradaptasi dengan baik.
Keputusan diambil oleh ayah dan ibu.
Koping toleransi terhadap stress: tidak terkaji
11) Pola nilai-kepercayaan
Pembatasan religius: tidak
Meminta kunjungan pemuka agama: tidak
2 Diagnosa Keperawatan
1) Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (infeksi virus dengue) di tandai dengan suhu tubuh
diatas rentang normal,kulit merah, kulit terasa hangat
2) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding plasma di tandai
dengan tekanan nadi menurun, turgor kulit menurun, hematokrit meningkat.
3) Resiko perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi (trombositopenia)
3 Intervensi

Diagnosa Rencana Keperawatan Rasional


Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Hipertermi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermia: 1. Mengetahui terjadinya


berhubungan keperawatan selama …x 24 1. Monitor TTV pasien ( perubahan tanda –tanda
dengan proses jam, diharapkan suhu, nadi, tekanan vital pada pasien.
Termoregulasi pasien kembali darah, dan RR).
penyakit (infeksi 2. Memebantu menurunkan
normal, dengan kriteria hasil :
virus dengue) 2. Lakukan Kompres suhu tubuh pasien.
1. Suhu tubuh Kembali
dingin pada dahi, leher, 3. Mengurangi aktivitas
normal 36,5 0C-37,5
dada, abdomen dan pasien untuk
oC
aksila. mempercepat proses
2. Nadi dan RR dalam
3. Anjurkan tirah baring. penyembuhan.
rentang normal, 60-
4. Kolaborasi pemberian 4. Menambahkan cairan
100 x/Menit. RR
cairan dan elektrolit untuk menghidari
Normal, 12-20
intravena, jika perlu. terjadinya dehidrasi dan
x/menit.
memenuhi kebutuhan
3. Tidak ada perubahan
cairan dalam tubuh.
warna kulit seperti
kulit merah.
Hipovolemia Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipovolemia: 1. Mengetahui intek dan
berhubungan keperawatan selama …x 24 1. Monitor intake dan output cairan pasien.
dengan jam, diharapkan status cairan output cairan. 2. Memenuhi kebutuhan
pasien kembali normal, dengan cairan yang di perlukan
peningkatan 2. Berikan asupan cairan
kriteria hasil :
permeabilitas oral. tubuh.
1. Tekanan darah normal
dinding plasma 3. Anjurkan 3. Menghidari terjadinya
(120/80 mmHg)
mengomsumsi asupan dehidrasi.
2. Denyut nadi normal
cairan oral. 4. Membantu memenuhi
(60-100x/menit
4. Kolaborasi pemberian kebutuhan cairan dalam
3. Tercapai keseimbangan
cairan IV isotonis ( tubuh agar tidak terjadi
intake dan output
misalnya NaCl, RL) dehidrasi.
cairan
4. Turgor kulit elastis
5. Membran mukosa
lembab.

Resiko Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Pendarahan : 1. Mengetahui apabila


perdarahan keperawatan selama …x 24 1. Monitor nilai terjadinya peningkatan
berhubungan jam, diharapkan Tingkat hematocrit/hemoglobin dan penurunan nilai
Pendarahan pasien kembali sebelum dan sesudah
dengan gangguan hematrokit/hemoglobin.
normal, dengan kriteria hasil :
koagulasi kehilangan darah. 2. Menguragi aktivitas agar
1. Trombosit >
(trombositopenia) 2. Pertahankan bedrest selama membantu proses
100.000/mm3
pendarahan. penyebuhan pasien.
2. Ht > 50%
3. Jelaskan tanda dan gejala 3. Pasien mampu
3. Hb 12-16 g/dl
pendarahan. memahami tanda dan
4. Kolaborasi pemberian obat gejala pendarahan.
pengontrol pendarahan, jika 4. Mengurangi tingkat
perlu. pendarahan yang terjadi
pada pasien.
4 Implementasi
Pelaksanaan atau implementasi keperawatan merupakan tindakan yang sudah direncanakan
dalam rencana perawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri (independen) dan
tindakan kolaborasi (Tarwoto & Wartonah, 2015).

5 Evaluasi
No Evaluasi Proses
1 Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (infeksi virus dengue) dengan
kriteria hasil :
1. Suhu tubuh Kembali normal 36,5 0C-37,5 oC
2. Nadi dan RR dalam rentang normal, 60-100 x/Menit. RR Normal, 12-20
x/menit.
3. Tidak ada perubahan warna kulit seperti kulit merah.
2 Hipovolemia berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding plasma
dengan kriteria hasil :
1. Tekanan darah normal (120/80 mmHg)
2. Denyut nadi normal (60-100x/menit
3. Tercapai keseimbangan intake dan output cairan
4. Turgor kulit elastis
5. Membran mukosa lembab
3 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
inadekuat dengan kriteria hasil :
1. Asupan gizi pasien cukup
2. Asupan makanan cukup
3. Berat badan kembali naik
4. Energi terpenuhi sesui kebutuhan tubuh.
4 Resiko perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi (trombositopenia)
dengan kriteria hasil :
1. Trombosit > 100.000/mm3
2. Ht > 50%
3. Hb 12-16 g/dl
DAFTAR PUSTAKA

Lestari Titik. 2016. Asuham Keperawatan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika


Oktiawati Anisa dan Julianti Erna. 2019. Buku Ajar Konsep dan Aplikasi Keperawatan
Anak. Jakarta Timur:CV. Trans Info Media
Putri Aningsih. 2018. Asuhan Keperawatan Anak Dengan Demam Berdarah Dengue
(DBD) Dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit di Ruang Arafaf RSU
Aliyah 2 Kota Kendari. http://repository.poltekkes-
kdi.ac.id/625/1/KTI%20PUTRI%20ANINGSI.pdf diakses pada tanggal 03 Mei
2021.
PPNI.2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan tindakan
keperawatan, Edisi. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI.2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPMI.2017.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
RA Candra. 2014. BAB II. http://eprints.ums.ac.id/31753/2/05._BAB_II.pdf diakses pada
tanggal 03 Mei 2021.
FORMAT LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
BERDASARKAN FORMAT GORDON

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN A DENGAN


DIAGNOSA DENGUE HEMORRAGIC FEVER
DI RUMAH SAKIT DENPASAR
TANGGAL 03 – 06 MEI 2021
SOAL KASUS

Seorang perempuan berusia 38 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan demam dan sakit
kepala. Hasil pengkajian: demam sejak 5 hari yang lalu, pasien mengatakan pegal diseluruh badan disertai
penurunan nafsu makan. Pemeriksaan TTV : TD 100/60 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi pernapasan
20x/menit. suhu 39,5 °C, petekie (+), mukosa bibirkering. Pemeriksaan penunjang : Hb 10,2 mg/dl, hematokrit
52%, trombosit363/µl. (Imun hematologi)

I. PENGKAJIAN
1. Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 38 Tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Denpasar
Tanggal Masuk : 10 Mei 2021
Tanggal Pengkajian : 10 Mei 2021No.
Register 085737519941
Diagnosa Medis : Demam Berdarah Dengue
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 40 tahun
Hub. Dengan Pasien : Suami

Pekerjaan : PNS
Alamat : Denpasar
2. Status Kesehatan
1. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
- Saat MRS
Pasien Mengatakan mengeluh demam sejak 5 hari yang lalu.
- Saat Ini
Pasien mengatakan sakit kepala, pegal di seluruh tubuh di sertai dengan penurunan nafsu makan .
Pemeriksaan TTV :TD 100/60 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi pernapasan 20x/menit.
suhu 39,5 °C, petekie (+), mukosa bibirkering. Pemeriksaan penunjang : Hb 10,2 mg/dl, hematokrit
52%, trombosit363/µl. (Imun hematologi)
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini.

Pasien datang ke Rumah Sakit Denpasar, pada tanggal 10 Mei 2021 diantar oleh keluarganya. Pasien mengatakan
mengeluh demam sejak 5 hari yang lalu dan sakit kepala, Mengatakan pegal diseluruh badan disertai
penurunan nafsu makan. Hasil pengkajian Pemeriksaan TTV :TD 100/60 mmHg, frekuensi nadi
90x/menit, frekuensi pernapasan 20x/menit. suhu 39,5 °C, petekie (+), mukosa bibirkering. Pemeriksaan
penunjang : Hb 10,2 mg/dl, hematokrit 52%, trombosit363/µl. (Imun hematologi)
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pasien langsung di bawa ke Rumah Sakit.
2. Satus Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang dialami sebelumnya yang berhubungan dengan
penyakitnya sekarang
2) Pernah dirawat
Pasien mengatakan tidak pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya.
3) Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi.
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Pasien mengatakan tidak memliki kebiasaan merokok ataupun meminum kopi.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga.
4. Diagnosa Medis dan therapy
Demam Berdarah Dengue
Nama obat Dosis Rute Indikasi
Infus RL 20 tpm Intra vena Sebagai pengganti cairan ekstrasel yang
hilang atau mengatasi dehidrasi isotonik.
Tablet 3x 1 500 mg oral Meredakan rasa sakit dan demam
Paracetamol

3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)


a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan menjaga kesehatanya dengan baik, jika pasien atau keluarga sakit selalu
memeriksakanya ke dokter. Pasien mengatakan selalu jarang berolah raga
b. Pola Nutrisi-Metabolik
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit nafsu makan baik 2-3 porsi/ hari dengan lauk makanan seperti sayur,
daging .
 Saat sakit :
Pasien mengatakan tidak nafsu makan, makan habis 1/4 porsi piring, dan minum 3-5 gelas
c. Pola Eliminasi
1) BAB
 Sebelum sakit:
Pasien mengatakan biasa BAB 1-2 kali sehari dengan konsitensi lunak
 Saat sakit:
Pasien mengatakan saat sakit pasien belum BAB.
2) BAK
 Sebelum sakit:
Pasien mengatakan BAK 5-8 kali perhari berwarna kuning jernih bau khaskecing.
 Saat sakit:
Pasien mengatakan saat sakit BAK 4-6 kali berwarna kuning jernih bauh khaskencing
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Berpindah 
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total.
Kesimpulan : Dalam melakukan aktivitas dan latihan, makan dan minum, mandi, berpakian, berpidah,
dan toileting pasien di bantu keluarga.
2) Latihan
 Sebelum sakit
Pasien mengatakan melakukan aktivitas seperti biasa melakukan pekerjaan sebagai karyawan
swasta. Pasien juga melakukan kegiatan selingan seperti yoga dan berkebun.
 Saat sakit
Pasien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas bebas sekarang pasien hanya beristirahat untuk
mempercepat proses penyembuhan
e. Pola kognitif dan Persepsi
Pasien mengatakan penglihatan, pendengaran, bicaranya jelas dan normal, komunikasi dengan keluarga
lancar. Pasien mengatakan merasa terganggu dengan penyakitnya yang dialami sekarang dan berharap
cepat sembuh agar bisa bekerja kembali.
f. Pola Persepsi-Konsep diri
- Citra tubuh : Pasien mengatakan tidak memiliki masalah terhadap ukuran fisik, fisiologis tubuhnya
dan tidak merasa malu dengan tubuhnya.
- Harga diri : Pasien mengatakan tidak merasa malu meskipun dirawat dirumah sakit dan menunda
pekerjaan karena sedang sakit.
- Peran : Pasien mengatakan saat ini tidak bisa menjalankan peran sebagi karyawan dan sebagai
kepala keluarga karena sedang sakit
- Indentitas : Pasien mengatakan namaynya Ny. A, pasien sebagai kepala keluarga, pasien bekerja
sebagai karyawan swasta.
- Ideal diri : Pasien mengatakan akan sembuh dan bisa beraktivitas kembali seperti sebelum sakit
g. Pola Tidur dan Istirahat
 Sebelum sakit:
Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam istirahat tidur, pasien tidur ± 7-8 jam perhari dan
tidak biasa tidur siang karena harus bekerja.
 Saat sakit:
Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam istirahat tidur, pasien tidur ± 6-7 jam perhari, dan
tidur siang 1-2 jam saja.
h. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatan sekarang beliau sudah menjadi istri, dan sebagai sorang istri. Hubungan dengan suMI
dan keluarganya harmonis, keluarga dan suaminya selalu mendampingi pasien. Keluarga pasien dan
suaminya selalu memberikan dukungan dan membantu pasien untuk melakukan aktivitas yang tidak bisa
pasien lakukan saat sakit.
i. Pola Seksual-Reproduksi
 Sebelum sakit:
Pasien mengatakan tidak memiliki gangguan dengan alat reproduksinya. Pasien mengatakan memiliki
2 anak 1 laki-laki dan 1 perempuan.
 Saat sakit :
Pasien mengatakan tidak memiliki gangguan dengan alat reproduksinya. Pasien mengatakan memiliki
2 anak 1 laki-laki dan 1 perempuan
j. Pola Toleransi Stress-Koping
Pasien mengatakan jika ada masalah pasien selalu menceritakan kepada isuaminya untuk menyelesaikan
masalahnya. Pasien juga selalu berdoa,yoga dan meditasi jika terjadi masalah yang mengangu pikiranya
agar lebih rileks atau tenang. Selama dirawat pasien merasa sedikit gelisah tetapi istrinya selalu
menemani pasien agar tidak gelisah.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien beragama hindu dan pasien selalu berdoa untuk kesembuhan dan kesehatannya.
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : sedang
Tingkat kesadaran : komposmetis
GCS : verbal: 4 Psikomotor: 5 Motorik : 3
b. Tanda-tanda Vital : Nadi = 90 x/menit Suhu = 39,5oC , TD = 100/60 mmHg ,RR =20 x/menit.
c. BB = 60 kg
d. Keadaan fisik
a. Kepala dan leher:
o Kepala dan Wajah
Inspeksi : kepala pasien bersih, tidak ada lesi, persebaran rambut
merata, rambut pasien tampak adanya uban. Pasien tampak pucat dan lemah,
tampak wajah pasien kemerahan.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
o Mata
Inspeksi : mata pasien simetris, konjungtiva an anemis, sklera an
ikterik, pergerakan bola mata simetris
palpasi : tidak ada nyeri tekan ataupun benjolan pada mata pasien
o Hidung
Inspeksi : tampak tidak ada pernapasan cuping hidung, lubang hidung pasien simetris,
persebaran rambut hidung merata, hidung pasien tampak bersih
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada ketiga sinus
o Telinga
Inspeksi : telinga pasien simetris, telinga pasien bersih, tidak ada
lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan maupun benjolan pada telinga
pasien
o Mulut
Inspeksi : mukosa mulut kering, gigi tampak bersih, tidak ada
karies gigi, tidak ada pembesaran tonsil, tampak bibir pecah-pecah.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan ataupun benjolan pada mulut
Pasien
o Leher
Inspeksi : leher pasien simetris, tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada leher pasien, tidak ada
pembengkakan vena jugularis, tidak ada benjolan pada leher pasien
b. Dada :
Paru
 Inspeksi : Bentuk/kesimetrisan kanan dan kiri sama, tidak terdapat jejas (luka),kedalaman
retraksi tidak ada.
 Palpasi : Vokal premitus (Tujuh puluh jutuh ) getaran kanan dan kiri sama, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada benjolan
 Perkusi : ICS 2,4,6 Suara normal sonor
 Auskultasi: Terdengar vesikuler pada kedua lapang paru
Jantung
 Inpeksi : tidak terlihat ictus cordis di intrakostal 5.
 Palpasi : letak jantung pada ICS 4-6 linea midclavikularis kiri, tidak ada nyeri tekan
maupun benjolan
 Perkusi : ICS 4,5 Sinistra suara normal dallnes
 Auskultasi: ICS 5,6 Mid clavicula sinistra suara normal S1+S2 tunggal reguler
c. Payudara dan ketiak:
 Payudara
Inspeksi : payudara simetris antara kanan dan kiri, persebaran rambut payudara merata
Palpasi : tidak ada nyeri tekan maupun benjolan pada payudara
 Ketiak
Inspeksi : persebaran ramput ketiak pasien merata, tidak terdapat
Lesi.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan ataupun benjolan pada ketiak
Pasien.
d. Abdomen:
Inspeksi : Bentuk simetris kanan kiri, lesi (-),bulu tidak ada.
Auskultasi : terdengar bising usus pasien 22x/menit
Perkusi : suara hepar redup, suara lambung timpani, pankreas redup
Palpasi : Nyeri tekan (-) , tidak ada edema.
e. Genetalia:
Genetalia pasien bersih, pasien mengatakan tidak ada nyeri pada alat kelaminya.
f. Integumen:
Inpeksi : warna kulit sawo matang, lesi (-), pertumbuhan bulu merata.
Adanya petekie

Palpasi : turgor kulit menurun, Nyeri tekan (-),tidak ada edema.


g. Ekstremitas:
 Atas
Inpeksi : terdapat petekie pada lengan kanan dan kiri,tangan simestris kanan/kiri, fraktur (-), lesi
(-), sianosis (-)
Palpasi : Edema (-), nyeri tekan (-), benjolan (-), CRT <2 detik, akral hangat
 Bawah
Inpeksi : kaki simestris kanan/kiri, fraktur (-), lesi (-), sianosis (-)
Palpasi : Edema (-), nyeri tekan (-), benjolan (-), CRT <2 detik, akral hangat
h. Neurologis :
 Status mental dan emosi:
Saat pengkajian, pasien dapat menjawab pertanyaan dengan baik, serta pasien tidak
menunjukkan tanda-tanda penolakan dan pasien terlihat ramah
 Pengkajian saraf kranial:
4. Saraf 1 (olfaktorius) Pasien mampu membedakan bau minyak kayu putih dan obat-obatan
5. Saraf 2 (optikus) Pasien dapat melihat tulisan atau objek dari jarak yang jauh
6. Saraf 3,4,6 (okulomotorius, cochlearis, abdusen) Mata dapat berkontraksi, pasien mampu
menggerakkan bola mata ke segala arah
7. Saraf 5 (trigeminus) Fungsi sensorik : Pasien mengedipkan matanya bila ada rangsangan
8. Saraf 7 (fasialis) Pasien dapat mengerutkan dahinya, tersenyum dan dapat mengangkat alis
9. Saraf 8 (akustikus) Pasien dapat mendengar dapat mendengar dan berkomunikasi dengan baik,
tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi
10. Saraf 9 (glosofaringeus) Pasien dapat merasakan rasa manis, pahit, dan pedas
11. Saraf 10 (fagus) Pasien tidak ada kesulitan mengunyah
12. Saraf 11 (assessoris) Pasien dapat mengankat kedua bahu
13. Saraf 12 (hipoglasus) Gerakan lidah simetris, dapat bergerak ke segala arah
 Pemeriksaan refleks:
Reflek patella, Reflek bisep dan Reflek Trisep pasien normal

b. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
Hematokrit: 52%,

PLT: 36/μL

Hb 10,2 mg/dl
2. Pemeriksaan radiologi
Tidak terkaji.
3. Hasil konsultasi
Tidak terkaji.
4. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
Tidak terkaji.
5. ANALISA DATA
A. Tabel Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
(Sesuai dengan
patofisiologi)
DS : Infeksi Virus dengue Hipertermia
pasien mengatakan
mengeluh demam sejak 5 Proses inflamasi

hari yang lalu Aktivasi interleukin 1 di


hipotalamus
DO :
1. TTV Pengeluaran prostagladin
o
Suhu: 39,5 C
Peningkatan kerja
Nadi 90x/menit thermostat
TD: 100/60
Peningkatan suhu tubuh
mmHg
Proses penyakit ( infeksi
RR :20 x/menit. virus dengue)
2. tampak wajahmerah
3. akral teraba
hangat
DS : Infeksi virus dengue Hipovolemia
Pasien mengatakan merasa
pegal di seluruh tubuh
Aktivasi sistem
dan merasa lemah komplemen
DO :
1. TTV Membantu melepaskan zat
C3a & C5a
Suhu: 39,5oC
Nadi 90x/menit,
Peningkatan
lemah permeabilitas kapiler
TD: 100/60 mmHg
2. Tampak turgokulit
menurun.
3. Tampak bibir
pecah-pecah.
4. hematokrit 52%
DS : Peningkatan permeabilitas Resiko Pendarahan
membran
DO :
Agregasi trombosit

Jumlah trombosit di
vaskuler berkurang

Gangguan Koagulasi (
misalnya
trombositopenia)

Petekia, pendarahan gusi


hemtemesis melena

B. Tabel Daftar Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas


NO TANGGAL / DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL Ttd
JAM TERATASI
DITEMUKAN
1 17 mei 2021 Hipertermia berhubungan dengan Proses penyakit (
jam 09.00
infeksi virus dengue) ditandai dengan, pasien
mengatakan mengeluh demam sejak 5 hari yang lalu
TTV : Suhu: 39,5oC, Nadi 90x/menit, TD: 100/60
mmHg, RR :20 x/menit. tampak wajah merah dan akral
teraba hangat.
2 17 mei 2021 Hipovolemia berhubungan dengan Peningkatan
jam 09.00
permeabilitas kapiler Ditandai dengan Pasien
mengatakan merasapegal di seluruh tubuh dan merasa
lemah. TTV : Suhu: 39,5oC, Nadi 90x/menit,lemah,
TD: 100/60 mmHg, Tampak turgo kulit menurun,
Tampak bibir pecah-pecah, hematokrit 52%

3 17 mei 2021 Resiko Pendarahan berhubungan dengan Gangguan


jam 09.00 Koagulasi ( misalnya trombositopenia).
Do : PLT 36
Hb 10,2 mg/dl
Hematokrit 52%
C. Rencana Tindakan Keperawatan
Hari / No dx Rencana Perawatan Ttd
Tgl Tujuan Intervensi Rasional
1 Setelah dilakukan asuhan Perawatan Demam : 1. Mengetahui jika
keperawatan 3 x 24 jam terjadi peningkat
diharapkan Termugulasi 1. Monitor suhu dan
suhu dan tanda
kembali normal dengan tanda- tanda vital
kriteria hasil : tanda vital yang
4. Suhu tubuh Kembali lainya. abnormal
0 o
normal 36,5 C-37,5 C 2. Memenuhi
2. Dorong komsumsi
5. Nadi dan RR dalam kebutuhan cairan
cairan
rentang normal, 60-100 dalam tubuh agar
x/Menit. RR Normal, 3. Lakukan kompres tidak terjadi
12-20 x/menit. hangat pada dahi, dehidrasi
6. Tidak ada perubahan 3. Menurunkan suhu
ketiak dan lipatan
warna kulit seperti kulit tubuh agar kembali
merah. paha. normal 36,5- 37,5
oC
4. Delegasi pemberian
4. Pemberian obat
obat analgesic (
analgesic untuk
paracetamol 3 x 1 500
menurunkan panas
mg per oral)

2 Setelah dilakukan asuhan Manajemen hipovolemia: 1. Mengetahui intek


keperawatan 3 x 24 jam 1. Monitor intake dan dan output cairan
diharapkan status cairan
output cairan. pasien.
kembali normal dengan
kriteria hasil : 2. Berikan asupan cairan 2. Memenuhi
1. Tekanan darah normal oral. kebutuhan cairan
(120/80 mmHg). 3. Anjurkan menghidari yang di perlukan
2. Denyut nadi normal perubahan posisi tubuh.
(60-100x/menit. mendadak. 3. Menjaga
3. Terca pai keseimbangan 4. Kolaborasi pemberian kesemibangan cairan
intake dan output cairan IV isotonis ( dalam tubuh pasien.
cairan. misalnya NaCl, RL) 4. Membantu
4. Turgor kulit elastis. memenuhi
5. Membran mukosa
lembab. kebutuhan cairan
dalam tubuh agar
tidak terjadi
dehidrasi.
3 Setelah dilakukan asuhan Pencegahan Pendarahan : 1. Mengetahui apabila
keperawatan 3 x 24 jam 1. Monitor nilai terjadinya
diharapkan Tingkat
hematocrit/hemoglobin peningkatan dan
Pendarahan kembali
normal dengan kriteria sebelum dan sesudah penurunan nilai
hasil : kehilangan darah. hematrokit/hemoglo
1. Trombosit kembali
2. Batasi tindakan invasive bin.
normal dengan nilai >
bila perlu 2. Diharapkan resiko
100.000/mm3
3. Jelaskan tanda dan pendarahan
2. Ht kembali normal
gejala pendarahan. berkurang akibat
dengan nilai 38 -
4. Berikan produk dari tindakan invasif
46 %
darah jika perlu 3. Pasien mampu
3. Hb kembali normal
memahami tanda
dengan nilai 12-16
dan gejala
g/dl
pendarahan.
4. Sebagai alternative
jika pasien
kekurangan darah.
Hari/ No Ttd
Tindakan Keperawatan Evaluasi proses
Tgl/Jam Dx
18 1 1. Memonitor suhu dan tanda- tanda Ds : Pasien mengatakan merasa
mei lemas dan badan terasa pegal
2021 vital lainya. Do : TD : 100/60 mmhg
09 : 30 RR : 20x/menit
Wita Nadi : 90x/menit
Suhu : 38,5 C

2. Mendorong komsumsi cairan Ds : Pasien mengatakan sudah


Minum air 1 gelas
Do : pasien tampak mengabiskan air
_+100 cc

3. Melakukan kompres hangat pada Ds : pasien mengatakan sudah


melakukan kompres pada dahi,
dahi, ketiak dan lipatan paha. ketiak dan lipatan paha
Do : suhu tubuh pasien 38,5 C

4. Memberikan obat analgesic (


Ds : pasien mengatakan sudah
paracetamol 3 x 1 500 mg per oral) meminum obat
Do : pasien diberikan paracetamol
kaplet dengan dosis 3x1.500 per oral
dan berikan pada waktu pagi, siang
dan malam hari
18 mei 2021 2. Ds :-
1. Memonitor intake dan output
jam 09.00 Do : IWL = 900cc
cairan. In = 1.600
Out = 1.200 + IWL

Balance cairan intake cairan – output


cairan
1.600 – 2.100cc = -500 cc/24jam

Ds : pasien mengatakan sudah minum


2. Memerikan asupan cairan oral. air
Do : pasien tampak mengabiskan air
mineral 100cc

Ds: pasien mengatakan jika inggin


3. Menganjurkan untuk menghidari memiringkan badan dengan perlahan
perubahan posisi secara Do : pasien bertindak sesuai dengan
intruksi
mendadak.
Do:-
4. Kolaborasi pemberian cairan IV
Ds: pasien diberikan cairan infuse RL
isotonis ( misalnya NaCl, RL) 3x500/24jam dengan tetes 20 tpm IV
18 mie 3 1. Memonitor nilai Ds : Pasien mengatakan merasa
2021 jam sedikit lebih baik
hematocrit/hemoglobin sebelum dan
09.00 wita Do :
sesudah kehilangan darah. Hemoglobin (Hb) 10,5 g/dL
Hematokrit 52%
Trombosit 50 /µl

Ds :-
2. Membatasi tindakan invasive jika
perlu Do:-

Ds : Pasien mengatakan memahami


intruksi yang diberikan.
3. Menjelaskan tanda dan gejala
Do : tampak petekie pada lengan
pendarahan. kanan dan kiri pasien

4. Memberikan produk darah jika Ds : -


Do : -
perlu, jika perlu
Hari/ No Ttd
Tindakan Keperawatan Evaluasi proses
Tgl/Jam Dx
19 1 1. Memonitor suhu dan tanda-tanda Ds : Pasien mengatakan merasa
mei lemas
2021 vital lainya. Do : TD : 110/60 mmhg
09 : 30 RR : 24x/menit
Wita Nadi : 100x/menit
Suhu : 37,0 C

2. Mendorong komsumsicairan Ds : Pasien mengatakan sudah


Minum air
Do : pasien tampak mengabiskan air
mineral

3. Melakukan kompres hangat pada Ds : pasien mengatakan sudah


melakukan kompres pada dahi,
dahi, ketiak dan lipatan paha. ketiak dan lipatan paha
Do : suhu tubuh pasien 37,0 C

Ds : pasien mengatakan sudah


4. Memberikan obat analgesic ( meminum obat
Do : pasien diberikan paracetamol
paracetamol 3 x 1 500 mg per kaplet dengan dosis 3x1.500 per oral
dan berikan pada waktu pagi, siang
oral) dan malam hari
19 mei 2. Ds -
1. Memonitor intake dan output
2021 jam Do : IWL = 900
09.00 cairan. In cairan = 1500+200 = 1700
Out cairan = 1200+ IWL = 2100
Balance cairan
In cairan – out cairan
1700-2100 = -400cc/24jam
2. Memerikan asupan cairanoral. Ds : pasien mengatakan sudah minum
air sebanyak 1 botol air mineral
Do : pasien tampak mengabiskan air
mineral dengan sediaan 1,5 litr
sebanyak 1 botol

3. Menganjurkan untuk Ds: pasien mengatakan jika inggin


menghidariperubahan posisi memiringkan badan dengan perlahan
Do : pasien bertindak sesuai dengan
secara mendadak. intruksi

Do:-
Ds: pasien diberikan cairan infuse RL
4. Kolaborasi pemberian cairan 20 tpm IV
IV isotonis ( misalnya NaCl,
RL)
19 mei 3 1. Memonitor nilai Ds : Pasien mengatakan merasa
2021 sedikit lebih baik
hematocrit/hemoglobin sebelum dan
jam Do :
09.00 sesudah kehilangan darah. Hemoglobin (Hb) 11,5 g/dL
wita
Hematokrit 48%
Trombosit 75 /µl

Ds-
2. Membatasi tindakan invasive jika
perlu Do-

Ds : Pasien mengatakan memahami


3. Menjelaskan tanda dan gejala
intruksi yang diberikan.
pendarahan. Do : tampak petekie pada lengan
kanan dan kiri pasien

Ds : -
4. Memberikan produk darah jika Do : -
perlu, jika perlu
D. Implementasi Keperawatan
Hari/ No Ttd
Tindakan Keperawatan Evaluasi proses
Tgl/Jam Dx
20 1 1. Memonitor suhu dan tanda-tanda Ds : Pasien mengatakan merasa
mei lemas
2021 vital lainya. Do : TD : 120/60 mmhg
09 : 30 RR : 24x/menit
Wita Nadi : 100x/menit
Suhu : 36,5 C

2. Mendorong komsumsicairan Ds : Pasien mengatakan sudah


Minum air 1 botol
Do : pasien tampak mengabiskan air
mineral 450 cc

3. Melakukan kompres hangat pada Ds : pasien mengatakan sudah


melakukan kompres pada dahi,
dahi, ketiak dan lipatan paha. ketiak dan lipatan paha
Do : suhu tubuh pasien 36,5 C

Ds : pasien mengatakan sudah


4. Memberikan obat analgesic ( meminum obat
Do : pasien diberikan paracetamol
paracetamol 3 x 1 500 mg per kaplet dengan dosis 3x1.500 per oral
dan berikan pada waktu pagi, siang
oral) dan malam hari
14 mei 2. Ds :-
2021 jam 5. Memonitor intake dan output
Do :IWL 900cc/24jam
09.00 cairan. In cairan 1.950cc/24jam
Out cairan 1.200+IWL =2100
Balance cairan
In cairan- out cairan
1.950-2.100 = -150cc/24jam

Ds : pasien mengatakan sudah minum


6. Memerikan asupan cairanoral. air sebanyak 1 botol air mineral
Do : pasien tampak mengabiskan air
mineral 450cc

Ds: pasien mengatakan jika inggin


memiringkan badan dengan perlahan
7. Menganjurkan untuk menghidari Do : pasien bertindak sesuai dengan
perubahan posisi secara intruksi
mendadak. Do:-
Ds: pasien diberikan cairan infuse RL
8. Kolaborasi pemberian cairan IV 20 tpm IV
isotonis ( misalnya NaCl, RL)
14 mie 3 5. Memonitor nilai Ds : Pasien mengatakan merasa
2021 sedikit lebih baik
hematocrit/hemoglobin sebelum dan
jam Do :
09.00 sesudah kehilangan darah. Hemoglobin (Hb) 13,0 g/dL
wita
Hematokrit 40%
Trombosit 150 /µl

Ds
6. Membatasi tindakan invasive jika
perlu Do

Ds : Pasien mengatakan memahami


intruksi yang diberikan.
7. Menjelaskan tanda dan gejala Do : tampak petekie pada lengan
pendarahan. kanan dan kiri pasien

Ds : -
8. Memberikan produk darah jika Do : -
perlu, jika perlu
i. Evaluasi Keperawatan
Hari/T NO Dx
No gl Evaluasi TTd
Jam
1 14 1. S : Pasien mengatakan merasalemas
mei O :mukosa bibir lembab ,suhu tubuh 36,5C, TD : 120/60 mmhg
2021 RR : 24x/menit
09 :30 Nadi : 100x/menit
wita.
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi pertahankan kondisi pasien.

2 14 2. S : pasien mengatakan sudah minum air sebanyak 1 botol air mineral


mei
2021 O: IWL 900cc/24jam
In cairan 1.950cc/24jam
Out cairan 1.200+IWL =2100
Balance cairan
In cairan- out cairan
1.950-2.100 = -150cc/24jam

jam A: Masalah teratasi sebagian


09.00 P: Lanjutkan intervensi
wita

3 14 3. S :-
mei O :Hemoglobin (Hb) 13,0 g/dLHematokrit 40 %
2021 Trombosit 150/µl
09 :30
A : Masalah teratasi
wita.
P : Hentikan intervensi
TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Ruangan:
Umur:38 tahun No RM:
Paraf
Tanggal Tindakan Perawatan Evaluasi
Nama Terang
18 mie 2021 Pemasangan infus Ds : pasien mengatakan sakit
pada saat proses pemasangan
Do : pasien terpasang infuse
dengan baik

Anda mungkin juga menyukai