OLEH:
209012481
1. DEFINISI
Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue yang ditularkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti dan
aedes albopictus. Virus ini akan mengganggu kinerja darah kapiler dan
sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
Penyakit ini banyak ditemukan di daerah tropis, seperti Asia Tenggara,
India, Brazil, Amerika, termasuk diseluruh pelosok Indonesia, kecuali di
tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 m diatas permukaan air
laut. Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia
dengan manusia.Virus dengue sebagai penyebab demam berdarah hanya
dapat ditularkan melalui nyamuk (Prasetyono 2012).
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
virus Dengue (arbo virus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk aides aegypti. Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit
menular yang disebabkan oleh virus dengue terutama menyerang anak-
anak dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak, disertai manifestasi
perdarahan dan berpotensi menimbulkan renjatan/syok dan kematian
(Aplikasi NANDA NIC NOC jilid 1, 2013).
Demam Berdarah Dengue ialah penyakit yang terdapat pada anak dan
dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi dan biasanya
memburuk setelah 2 hari pertama (Meilany, 2010).
2. ETIOLOGI
Penyebab demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorragic
fever (DHF) adalah virus dengue. Di Indonesia virus tersebut saat ini telah
diisolasi menjadi 4 serotipe virus dengue yang termasuk dalam grup B.
Dari arthopedi borne virus (arbovirus) yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3,
DEN-4. Ternyata DEN-2 dan DEN-3 merupakan serotipe yang menjadi
penyebab terbanyak. Di Thailand dilaporkan bahwa serotipe DEN-2
adalah dominan sementara di Indonesia yang terutama deominan adalah
DEN-3 tapi akhir-akhir ini adalah kecenderungan dominan DEN-2.
Setelah oleh nyamuk yang membawa virus, maka inkubasi akan
berlangsung antara 3-15 hari sampai gejala demam Dengue muncul.
(Meilany, 2010).
Menurut (Warsidi, E.2010) Karakteristik nyamuk Aedes aegypti yang
menyebarkan penyakit demam berdarah antara lain :
1. Badannya kecil, warnanya hitam dengan bintik-bintik putih.
2. Hidup didalam dan disekitar rumah di tempat yang bersih dan
sejuk seperti: hinggap di pakaian yang tergantung, vas bunga yang
ada airnya atau ditempat kaleng bekas yang menampung air
hujan.
3. Biasanya nyamuk Aedes aegypti yang menggigit tubuh manusia
adalah betina, sedangkan nyamuk jantan manyukai aroma manis
pada tumbu-tumbuhan.
4. Nyamuk Aedes aegypti menggigit pada siang atau sore hari
dengan peningkatan aktivitas menggigit sekitar 2 jam sesudah
matahari terbit dan beberapa jam setelah mataharit terbenam,
sedangkan malamnya digunakan untuk bertelur.
3. MANIFESTASI KLINIS
Bentuk ringan demam dengue menyerang semua golongan umur dan
bermanivestasi lebih berat pada orang dewasa. Demam dengue pada bayi
dan anak berupa demam ringan yang disertai dengan timbulnya ruam
makulopapular. Pada anak besar dan dewasa, penyakit ini dikenal dengan
sindrom triase dengue yang berupa demam tinggi dan mendadak yang
dapat mencapai 40°C atau lebih dan terkadang disertai dengan kejang
demam, sakit kepala, anoreksia, muntah-muntah (vomiting), epigastrik
discomfort, nyeri perut kanan atas atau seluruh bagian perut dan
perdarahan, terutama perdarahan kulit, walaupun hanya berupa uji
tourniguet positif. Selain itu, perdarahan kulit dapat berwujud memar atau
juga berupa perdarahan spontan mulai dari petechiae (muncul pada hari-
hari pertama demam dan berlangsung selama 3-6 hari) pada ekstremitas,
tubuh, dan muka, sampai epistaksis dan perdarahan gusi, sementara
perdarahan gastrointestinal masih lebih jarang terjadi dan biasanya terjadi
pada kasus syok yang berkepanjangan. Pada masa konvalesens seringkali
ditemukan eritema pada telapak tangan dan kaki dan hepatomegali. Nyeri
tekan sering kali ditemukan tanpa ikterus maupun kegagalan peredaran
darah.
Menurut Khair 2013, tanda dan gejalanya adalah :
1) Demam tinggi 5-7 hari
2) Perdarahan , terutama perdarahan bawah kulit, ptekie, hematoma
3) Epistaksi, hemamelena, hematuria
4) Mual, muntah diare, konstipasi, tidak ada nafsu makan
5) Nyeri otot, tulang dan sendi, abdomen dan ulu hati.
6) Sakit kepala
7) Pembengkakan sekitar mata
8) Pembesaran hati, limpa dan kelenjer getah bening
9) Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin,tekanan
darah menurun, gelisah, capila reffil time lebih dari 2 detik nadi
cepat dan lemah).
Pada bayi dan anak-anak kecil biasanya berupa :
1) Demam disertai ruam-ruam makulopapular
2) Pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa, bisa dimulai dengan
demam ringan/ demam tinggi (> 39◦C) yang tiba- tiba dan
berlangsung selama 2-7 hari, disertai sakit kepala hebat, nyeri
dibelakang mata, nyeri sendi dan otot, mual dam muntah dan ruam-
ruam.
3) Bintik-bintik perdarahan dikulit sering terjadi, kadang-kadang
disertai bintik-bintik perdarahan di farings dan konjungtiva
4) Penderita juga sering mengeluh nyeri menelan, tidak enak di ulu
hati, nyeri ditulang rusuk kanan dan nyeri seluruh perut
5) Kadang-kadang demam mencapai 40-41◦C dan terjadi kejang
demam pada bayi.
4. PATOFISIOLOGI
Virus Dengue masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan
nyamuk terjadi viremia, yang ditandai dengan demam mendadak tanpa
penyebab yang jelas disertai gejala lain seperti sakit kepala, mual, muntah,
nyeri otot, pegal diseluruh tubuh, nafsu makan berkurang dan sakit perut,
bintik-bintik merah pada kulit. Kelainan juga dapat terjadi pada sistem
retikulo endotel atau seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening,
hati dan limpa. Pelepasan zat anafilaktoksin, histamin dan serotonin serta
aktivitas dari sistem kalikrein menyebabkan permeabilitas dinding kapiler/
vaskuler sehingga cairan dari intravaskuler keluar ke ekstra vaskuler atau
terjadinya perembesaran plasma akibat pembesaran plasama terjadi
pengurangan volume plasma yang menyebabkan hipovolemia, penurunan
tekanan darah, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan.
Selain itu sistem reikulo endotel bisa terganggu sehingga menyebabkan
reaksi antigen anti bodiyang akhirnya bisa menyebabkan anaphylaxia
(Price dan Wilson, 2010).
Plasma merembes sejak permulaan demam dan mencapai puncaknya
saat renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat, volume plasma dapat
berkurang sampai 30% atau lebih. Bila renjatan hipovolemik yang terjadi
akibat kehilangan plasma yang tidak dengan segera diatasi maka akan
terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian. Terjadinya
renjatan ini biasanya pada hari ke-3 dan ke-7 (Sudoyo, 2010).
Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan
menyebabkan depresi sumsum tulang sehingga akan terjadi
trombositopenia, yang berlanjut akan menyebabkan perdarahan karena
gangguan trombosit dan kelainan koagulasi dan akhirnya sampai pada
perdarahan. Reaksi perdarahan pada pasien DHF diakibatkan adanya
gangguan pada hemostasis yang mencakup perubahan vaskuler,
trombositopenia (trombosit < 100.000/mm3), menurunnya fungsi
trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protrombin, faktor V, IX, X
dan fibrinogen). Perdarahan yang terjadi seperti peteke, ekimosis, purpura,
epistaksis, perdarahan gusi, sampai perdarahan hebat pada traktus
gastrointestinal Pembekuan yang meluas pada intravaskuler (DIC) juga
bisa menyebabkan terjadi saat renjatan (Price dan Wilson, 2010).
5. PATHWAY Virus dengue
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan Laboratorium :
a. Trombosit menurun
b. Hematokrit meningkat 20% atau lebih
c. Leukosit menurun pada hari kedua dan ketiga
d. Kadar albumin menurun dan bersifat sementara
e. Hipoproteinemia( Protein darah rendah )
f. Hiponatremia( NA rendah )
2) Pemeriksaan Radiologi
Pada foto trorax ( pada DHF grade III/ IV dan sebagian besar grade II)
di dapatkan efusi pleura.
9. PENATALAKSANAAN
1) DHF Tanpa Renjatan
a. Beri minum banyak ( 1 ½ – 2 liter / hari )
b. Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan
kompres
c. Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak
<1th dosis 50 mg im dan untuk anak >1th 75 mg im. Jika 15 menit
kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb bb
( anak <1th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/ kg bb.
d. Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat
2) DHF Dengan Renjatan
a. Pasang infuse(RL, NaCl Faali) yang biasa digunakan
b. Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander
(20– 30 ml/ kg BB )
c. Tranfusi jika Hb dan Ht turun
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan infeksi virus dengue
2. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas dinding plasma.
3. Difisit nutrisi berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
5. Resiko terjadinya perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan
trombositopenia.
6. Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit
3. RENCANA KEPERAWATAN
No Dx Keperawatan Tujuan Intervensi
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan DHF adalah mengukur keberhasilan dari rencana
dan pelaksanaan dalam memenuhi kebutuhan pasien penderita DHF.
NO DIAGNOSA YANG AKAN DI EVALUASI
1 Diagnosa Hipertermi diharapkan memenuhi kriteria hasil: