Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGUE HEMORAGIC FEVER


(DHF)

OLEH:

LUH ADE DESY SUMIANTARI

209012481

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA


BALI
2020
LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS
DENGUE HEMORAGIC FEVER
(DHF)

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. DEFINISI
Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue yang ditularkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti dan
aedes albopictus. Virus ini akan mengganggu kinerja darah kapiler dan
sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
Penyakit ini banyak ditemukan di daerah tropis, seperti Asia Tenggara,
India, Brazil, Amerika, termasuk diseluruh pelosok Indonesia, kecuali di
tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 m diatas permukaan air
laut. Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia
dengan manusia.Virus dengue sebagai penyebab demam berdarah hanya
dapat ditularkan melalui nyamuk (Prasetyono 2012).
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
virus Dengue (arbo virus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk aides aegypti. Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit
menular yang disebabkan oleh virus dengue terutama menyerang anak-
anak dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak, disertai manifestasi
perdarahan dan berpotensi menimbulkan renjatan/syok dan kematian
(Aplikasi NANDA NIC NOC jilid 1, 2013).
Demam Berdarah Dengue ialah penyakit yang terdapat pada anak dan
dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi dan biasanya
memburuk setelah 2 hari pertama (Meilany, 2010).

2. ETIOLOGI
Penyebab demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorragic
fever (DHF) adalah virus dengue. Di Indonesia virus tersebut saat ini telah
diisolasi menjadi 4 serotipe virus dengue yang termasuk dalam grup B.
Dari arthopedi borne virus (arbovirus) yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3,
DEN-4. Ternyata DEN-2 dan DEN-3 merupakan serotipe yang menjadi
penyebab terbanyak. Di Thailand dilaporkan bahwa serotipe DEN-2
adalah dominan sementara di Indonesia yang terutama deominan adalah
DEN-3 tapi akhir-akhir ini adalah kecenderungan dominan DEN-2.
Setelah oleh nyamuk yang membawa virus, maka inkubasi akan
berlangsung antara 3-15 hari sampai gejala demam Dengue muncul.
(Meilany, 2010).
Menurut (Warsidi, E.2010) Karakteristik nyamuk Aedes aegypti yang
menyebarkan penyakit demam berdarah antara lain :
1. Badannya kecil, warnanya hitam dengan bintik-bintik putih.
2. Hidup didalam dan disekitar rumah di tempat yang bersih dan
sejuk seperti: hinggap di pakaian yang tergantung, vas bunga yang
ada airnya atau ditempat kaleng bekas yang menampung air
hujan.
3. Biasanya nyamuk Aedes aegypti yang menggigit tubuh manusia
adalah betina, sedangkan nyamuk jantan manyukai aroma manis
pada tumbu-tumbuhan.
4. Nyamuk Aedes aegypti menggigit pada siang atau sore hari
dengan peningkatan aktivitas menggigit sekitar 2 jam sesudah
matahari terbit dan beberapa jam setelah mataharit terbenam,
sedangkan malamnya digunakan untuk bertelur.

3. MANIFESTASI KLINIS
Bentuk ringan demam dengue menyerang semua golongan umur dan
bermanivestasi lebih berat pada orang dewasa. Demam dengue pada bayi
dan anak berupa demam ringan yang disertai dengan timbulnya ruam
makulopapular. Pada anak besar dan dewasa, penyakit ini dikenal dengan
sindrom triase dengue yang berupa demam tinggi dan mendadak yang
dapat mencapai 40°C atau lebih dan terkadang disertai dengan kejang
demam, sakit kepala, anoreksia, muntah-muntah (vomiting), epigastrik
discomfort, nyeri perut kanan atas atau seluruh bagian perut dan
perdarahan, terutama perdarahan kulit, walaupun hanya berupa uji
tourniguet positif. Selain itu, perdarahan kulit dapat berwujud memar atau
juga berupa perdarahan spontan mulai dari petechiae (muncul pada hari-
hari pertama demam dan berlangsung selama 3-6 hari) pada ekstremitas,
tubuh, dan muka, sampai epistaksis dan perdarahan gusi, sementara
perdarahan gastrointestinal masih lebih jarang terjadi dan biasanya terjadi
pada kasus syok yang berkepanjangan. Pada masa konvalesens seringkali
ditemukan eritema pada telapak tangan dan kaki dan hepatomegali. Nyeri
tekan sering kali ditemukan tanpa ikterus maupun kegagalan peredaran
darah.
Menurut Khair 2013, tanda dan gejalanya adalah :
1) Demam tinggi 5-7 hari
2) Perdarahan , terutama perdarahan bawah kulit, ptekie, hematoma
3) Epistaksi, hemamelena, hematuria
4) Mual, muntah diare, konstipasi, tidak ada nafsu makan
5) Nyeri otot, tulang dan sendi, abdomen dan ulu hati.
6) Sakit kepala
7) Pembengkakan sekitar mata
8) Pembesaran hati, limpa dan kelenjer getah bening
9) Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin,tekanan
darah menurun, gelisah, capila reffil time lebih dari 2 detik nadi
cepat dan lemah).
Pada bayi dan anak-anak kecil biasanya berupa :
1) Demam disertai ruam-ruam makulopapular
2) Pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa, bisa dimulai dengan
demam ringan/ demam tinggi (> 39◦C) yang tiba- tiba dan
berlangsung selama 2-7 hari, disertai sakit kepala hebat, nyeri
dibelakang mata, nyeri sendi dan otot, mual dam muntah dan ruam-
ruam.
3) Bintik-bintik perdarahan dikulit sering terjadi, kadang-kadang
disertai bintik-bintik perdarahan di farings dan konjungtiva
4) Penderita juga sering mengeluh nyeri menelan, tidak enak di ulu
hati, nyeri ditulang rusuk kanan dan nyeri seluruh perut
5) Kadang-kadang demam mencapai 40-41◦C dan terjadi kejang
demam pada bayi.

4. PATOFISIOLOGI
Virus Dengue masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan
nyamuk terjadi viremia, yang ditandai dengan demam mendadak tanpa
penyebab yang jelas disertai gejala lain seperti sakit kepala, mual, muntah,
nyeri otot, pegal diseluruh tubuh, nafsu makan berkurang dan sakit perut,
bintik-bintik merah pada kulit. Kelainan juga dapat terjadi pada sistem
retikulo endotel atau seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening,
hati dan limpa. Pelepasan zat anafilaktoksin, histamin dan serotonin serta
aktivitas dari sistem kalikrein menyebabkan permeabilitas dinding kapiler/
vaskuler sehingga cairan dari intravaskuler keluar ke ekstra vaskuler atau
terjadinya perembesaran plasma akibat pembesaran plasama terjadi
pengurangan volume plasma yang menyebabkan hipovolemia, penurunan
tekanan darah, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan.
Selain itu sistem reikulo endotel bisa terganggu sehingga menyebabkan
reaksi antigen anti bodiyang akhirnya bisa menyebabkan anaphylaxia
(Price dan Wilson, 2010).
Plasma merembes sejak permulaan demam dan mencapai puncaknya
saat renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat, volume plasma dapat
berkurang sampai 30% atau lebih. Bila renjatan hipovolemik yang terjadi
akibat kehilangan plasma yang tidak dengan segera diatasi maka akan
terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian. Terjadinya
renjatan ini biasanya pada hari ke-3 dan ke-7 (Sudoyo, 2010).
Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan
menyebabkan depresi sumsum tulang sehingga akan terjadi
trombositopenia, yang berlanjut akan menyebabkan perdarahan karena
gangguan trombosit dan kelainan koagulasi dan akhirnya sampai pada
perdarahan. Reaksi perdarahan pada pasien DHF diakibatkan adanya
gangguan pada hemostasis yang mencakup perubahan vaskuler,
trombositopenia (trombosit < 100.000/mm3), menurunnya fungsi
trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protrombin, faktor V, IX, X
dan fibrinogen). Perdarahan yang terjadi seperti peteke, ekimosis, purpura,
epistaksis, perdarahan gusi, sampai perdarahan hebat pada traktus
gastrointestinal Pembekuan yang meluas pada intravaskuler (DIC) juga
bisa menyebabkan terjadi saat renjatan (Price dan Wilson, 2010).
5. PATHWAY Virus dengue

Melalui gigitan nyamuk

Bereaksi dengan anti body

Viremia Peningkatan permeabilitas


Mengeluarkan zat mediator
dinding pembuluh darah
Peningkatan permeabilitas
dinding pembuluh darah Vasudilatasi pembuluh otak Mengeluarkan zat Mual Merangsang simpatis Sel darah putih kejaringan
mediator tubuh
Sakit kepala
Nafsu makan Diteruskan keujung
Kebocoran plasma Hematokrit ↓
Merangsang menurun saraf bebas
Darah berpidah ke ekstra hipotalamus anterior
Tombositopenia Leukopenia ↓
vaskuler Intake adekuat Nyeri otot
Suhutubuh meningkat
Resiko perdarahan Kekurangan Defisit nutrisi Nyeri akut Resiko infeksi
volume cairan
Hipertermi
Sering terbangun saat tidur
Kompleks virus Aktivitas di
antibodi Kelemahan Intoleransi aktivitas
Istirahat tidak cukup bantu total
Gangguan pola tidur
6. KLASIFIKASI DHF
DHF diklasifikasikan berdasarkan derajat beratnya penyakit, secara
klinis dibagi menjadi 4 Derajat (Menurut WHO)yaitu :
1. Derajat I (ringan): Demam mendadak 2-7 hari disertai gejala klinis
lain dan manifestasi perdarahan ringan, trombositopenia dan
hemokonsentrasi. tourniquet positif.
2. Derajat II (sedang): Ditemukan pula perdarahan kulit dan manifestasi
perdarahan lain.
3. Derajat III: Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan
lemah, tekanan daerah rendah (hipotensi), gelisah, cyanosis sekitar
mulut, hidung dan jari (tanda-tanda dini renjatan).
4. Derajat IV: Ditemukan dengue shock syndrome dengan tensi dan nadi
yang tak terukur.

7. TANDA DAN GEJALA


Kriteria klinis DBD / DHF menurut WHO
1. Demam mendadak tinggi selama 2-7 hari, kemudian turun secara lisis
demam disertai gejala tidak spesifik, seperti anoreksia, malaise, nyeri
pada punggung, tulang, persendian dan kepala.
2. Perdarahan (termasuk uji bendung positif) seperti petekie, epistaksis,
hematemosis, melene.
3. Hepatomegali
4. Syok : nadi kecil dan cepat dengan tekanan nadi < 20 mmHg hipotensi
disertai gelisah dan akral dingin.
5. Konsentrasi (kadar Ht > 20% dan normal)
(Alan R. Tumbelaka, 2014).
Selain demam dan perdarahan yang merupakan ciri khas DHF,
gambaran lain yang tidak khas dan biasa dijumpai pada penderita DHF
adalah :
a. Keluhan pada saluran pernapasan seperti batuk, pilek, sakit waktu
menelan.
b. Keluhan pada saluran pernapasan : mual, muntah, tidak nafsu makan
(anoreksia), diare konslipasi.
c. Keluhan sistem yang lain : nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot,
tulang dan sendi,nyeri otot abdomen, nyeri uluhati, pegal-pegal pada
seluruh tubuh, kemerahan pada kulit, kemerahan (flushing) pada
muka, pembengkakan sekitar mata, lakrinasi dan fotopobia, otot-otot
sekitar mata sakit bila disentuh dan pergerakan bola mata terasa pegal.

8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan Laboratorium :
a. Trombosit menurun
b. Hematokrit meningkat 20% atau lebih
c. Leukosit menurun pada hari kedua dan ketiga
d. Kadar albumin menurun dan bersifat sementara
e. Hipoproteinemia( Protein darah rendah )
f. Hiponatremia( NA rendah )
2) Pemeriksaan Radiologi
Pada foto trorax ( pada DHF grade III/ IV dan sebagian besar grade II)
di dapatkan efusi pleura.

9. PENATALAKSANAAN
1) DHF Tanpa Renjatan
a. Beri minum banyak ( 1 ½ – 2 liter / hari )
b. Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan
kompres
c. Jika kejang maka dapat diberi luminal  ( antionvulsan ) untuk anak
<1th dosis 50 mg im dan untuk anak >1th 75 mg im. Jika 15 menit
kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb bb
( anak <1th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/ kg bb.
d. Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat
2) DHF Dengan Renjatan
a. Pasang infuse(RL, NaCl Faali) yang biasa digunakan
b. Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander
(20– 30 ml/ kg BB )
c. Tranfusi jika Hb dan Ht turun

10. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN


1) Pengawasan tanda – tanda vital secara kontinue tiap jam
2) Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam
3) Observasi intake output
4) Diet makan lunak
5) Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital
tiap 3   jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½
liter – 2 liter per hari, beri kompres.
6) Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb,
Ht, Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat,
tekanan darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.
7) Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2
pengawasan tanda – tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter,
observasi productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt.
8) Resiko Perdarahan
a. Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan
melena
b. Catat banyak, warna dari perdarahan
c. Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro
Intestinal
9) Peningkatan suhu tubuh
a. Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik
b. Beri minum banyak
c. Berikan kompres
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar
utama dan hal yang penting di lakukan baik saat pasien pertama kali
masuk rumah sakit maupun selama pasien dirawat di rumah sakit.
a. Biodata
Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku/ bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor register.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual
dan nafsu makan menurun.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot,
pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas,
mual, dan nafsu makan menurun.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Apakah dahulu klien pernah menderita penyakit yangsama?
4) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayat keluarga yang menderita sakit yang sama
dengan klien.Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota
keluarga yang lain sangat menentukan, karena penyakit DHF
adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk
aides aigepty.
5) Riwayat Kesehatan Lingkungan
Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih
seperti kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang
jarang diganti airnya, bak mandi jarang dibersihkan.
6) Riwayat Tumbuh Kembang
Pengkajian Per Sistem:
a) Sistem Pernapasan
Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal,
epistaksis, pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada
auskultasi terdengar ronchi, krakles.
b) Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I
terdapat positif pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada
grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.
c. Pola Pengkajian secara fungsional :
1. Nutrisi-Metabolik
Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai
konsumsi makanan dan cairan, tipe intake makan dan minum
sehari, penggunaan suplemen, vitamin makanan.Masalah nafsu
makan, mual, rasa panas diperut, lapar dan haus berlebihan.
2. Eliminasi
Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai pola
BAB, BAK frekwensi karakter BAB terakhir, frekwensi BAK.
3. Aktivitas – Latihan
Meliputi informasi riwayat pasien tentang pola latihan,
keseimbangan energy, tipe dan keteraturan latihan, aktivitas yang
dilakukan dirumah, atau tempat sakit.
4. Istirahat tidur
Meliputi informasi riwayat pasien tentang frekwensi dan durasi
periode istirahat tidur, penggunaan obat tidur, kondisi lingkungan
saat tidur, masalah yang dirasakan saat tidur.
5. Kognitif- perceptual
Meliputi informasi riwayat pasien tentang fungsi sensori,
kenyamanan dan nyeri, fungsi kognitif, status pendengaran,
penglihatan, masalah dengan pengecap dan pembau, sensasi
perabaan, baal, kesemutan
6. Konsep diri-persepsi diri
Meliputi riwayat pasien tentang peran dalam keluarga dan peran
social, kepuasan dan ketidakpuasan dengan peran
7. Seksual reproduksi
Meliputi informasi tentang focus pasutri terhadap kepuasan atau
ketidakpuasan dengan seks, orientasi seksual
8. Koping toleransi stress
Meliputi informasi riwayat pasien tentang metode untuk
mengatasi atau koping terhadap stress
9. Nilai kepercayaan
Meliputi informasi riwayat pasien tentang nilai, tujuan, dan
kepercayaan berhubungan dengan pilihan membuat keputusan
kepercayaan spiritual.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan infeksi virus dengue
2. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas dinding plasma.
3. Difisit nutrisi berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
5. Resiko terjadinya perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan
trombositopenia.
6. Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit 

3. RENCANA KEPERAWATAN
No Dx Keperawatan Tujuan Intervensi

1 Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor suhu sesering


dengan proses infeksi keperawatan selama ...x 24 mungkin
virus dengue jam diharapkan suhu 2.  Monitor IWL
tubuh pasien kembali 3.  Monitor warna dan
normal dengan kriteria suhu kulit
hasil : 4.  Monitor tekanan
- Suhu tubuh dalam darah, nadi dan RR
rentang normal 5. Monitor penurunan
- Nadi dan RR tingkat kesadaran
dalam rentang 6. Monitor WBC, Hb, dan
normal Hct
- Tidak ada 7.  Berikan anti piretik
perubahan warna 8. Selimuti pasien
kulit dan tidak ada 9. Berikan cairan intraven
pusing, merasa 10. Kompres pasien pada
nyaman lipat paha dan aksila
Temperature regulation
11. Monitor suhu minimal
tiap 2 jam
12. Monitor tanda-tanda
hipertermi dan
hipotermi
13. Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
14. Berikan anti piretik jika
perlu
15. Monitor TD, nadi,
suhu,

2 Kekurangan volume cairan Setelah dilakukan tindakan 1. Pertahankan catat


tubuh b/d peningkatan keperawatan selama ...x 24 intake dan output yang
permeabelitas dinding jam diharapkan kebutuhan akurat
plasma cairan dapat terpenuhi 2. Monitor status
dengan kriteria hasil : dehidrasi (kelembaban
- Mempertahankan urine membran mukosa, nadi
output sesuai dengan adekuat,) jika
usia dan BB, BJ urine diperlukan
normal, HT normal 3. Monitor masukan
- Tekanan darah, nadi, makanan / cairan dan
suhu tubuh dalam batas hitung intake kalori
normal harian
- Tidak ada tanda-tanda 4. Kalaborasikan
dehidrasi, elastisitas pemberian cairan IV
tugor kulit baik, 5. Monitor status nutrisi
membran mukosa 6. Dorong keluarga untuk
lembab, tidak ada rasa membantu pasien
haus yang berlebihan makan
7. Tawarkan snack (jus
buah, buah segar)
8. Kolaborasi denagn
dokter
9. Monitor tingkat Hb,
dan hematokrit
10. Monitor BB
11. Dorong pasien untuk
menambah intake oral

3 Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji adanya alergi


berhubungan dengan keperawatan selama ...x 24 makanan
mual,muntah, anoreksia jam diharapkan kebutuhan 2. Kolaborasi dengan ahli
nutrisi klien dapat gizi untuk menentukan
terpenuhi dengan kriteria jumlah kalori dan
hasil : nutrisi yang di
- Adanya peningkatan butuhkan klien
berat badan sesuai 3. Yakinkan diet yang
dengan tujuan akan dimakan
- Berat badan ideal mengandung tinggi
sesuai dengan tinggi serat untuk mencegah
badan konstipasi
- Mampu 4. Ajarkan pasien
mengidentifikasi bagaimana membuat
kebutuhan nutrisi catatan makanan
- Tidak ada tanda-tanda harian.
malnutrisi 5. Monitor adanya
- Menunjukan penurunan BB dan gula
peningkatan fungsi darah
pengecapan dari 6. Monitor lingkungan
menelan saat makan
- Tidak terjadi 7. Jadwalkan pengobatan
penurunan berat dan tindakan tidak
badan yang berarti selama jam makan
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan,
rambut kusam, total
protein, Hb dan kadar
Ht
10.Monitor mual dan
muntah
11.Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
12.Monitor intake nutrisi
13.Informasikan pada
klien dan keluarga
tentang manfaat nutrisi
14.Kolaborasi dengan
dokter tentang
kebutuhan suplemen
makanan seperti NGT/
TPN sehingga intake
cairan yang adekuat
dapat dipertahankan
15. Atur posisi semifowler
atau fowler tinggi
selama makan
16.Anjurkan banyak
minum

4. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan 1 Kaji hal-hal yang


berhubungan dengan keperawatan selama ...x 24 mampu dilakukan
kelemahan fisik jam diharapkan klien
klien.
dapat melakukan aktivitas
secara mandiri dengan 2 Bantu klien memenuhi
kriteria hasil : kebutuhan aktivitasnya
- Klien mampu
sesuai dengan tingkat
melakukan aktivitas
keterbatasan klien.
sehari-hari, dengan
3 Beri penjelasan tentang
criteria :
hal-hal yang dapat
- Kebutuhan aktivitas
membantu dan
sehari-hari terpenuhi.
meningkatkan kekuatan
- Klien mampu mandiri
fisik klien.
setelah bebas demam 4 Libatkan keluarga
dalam pemenuhan
ADL klien
Jelaskan pada keluarga
dan klien tentang
pentingnya bedrest
ditempat tidur.
5. Resiko terjadinya Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda
perdarahan lebih lanjut keperawatan selama ...x 24 penurunan trombosit
berhubungan dengan jam diharapkan tidak
yang disertai tanda-
trombositopenia. terjadi perdarahan dengan
kriteria hasil : tanda klinis.
- Tidak terjadi tanda- 1. Beri penjelasan tentang
tanda perdarahan pengaruh
- Jumlah trombosit trombositopenia (pada
meningkat keluarga.
2. Monitor jumlah
trombosit setiap hari.
3. Anjurkan klien untuk
banyak istirahat.
Beri penjelasan pada
pasien/ keluarga untuk
segera melapor jika ada
tanda-tanda perdarahan
lebih lanjut seperti:
hematemesis, melena,
epistaksis.

6. Nyeri Akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi lokasi,


dengan proses patologis keperawatan selama ...x 24 karakteristik, durasi,
penyakit  jam diharapkan nyeri
frekuensi, kualitas
yang dialami klien hilang
dengan kriteria hasil : nyeri
- Dapat mengontrol nyeri 2. Identifikasi skala
- Mengetahui tingkat
nyeri
nyeri
- Ekspresi wajah rileks 3. Identifikasi respons
nyeri non verbal
4. Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
5. Anjurkan
memonitor nyeri secara
mandiri
6. Kolaborasi
pemberian analgetik
4. Implementasi
Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang
telah direncanakan sebelumnya.

5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan DHF adalah mengukur keberhasilan dari rencana
dan pelaksanaan dalam memenuhi kebutuhan pasien penderita DHF.
NO DIAGNOSA YANG AKAN DI EVALUASI
1 Diagnosa Hipertermi diharapkan memenuhi kriteria hasil:

- Suhu tubuh dalam rentang normal


- Nadi dan RR dalam rentang normal
- Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa
nyaman

2 Diagnosa Kekurangan volume cairan tubuh diharapkan memenuhi


kriteria hasil :

- Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine


normal, HT normal
- Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas tugor kulit baik, membran
mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan

3. Diagnosa defisit nutrisi diharapkan memenuhi kriteria hasil :

- Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan


- Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
- Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
- Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
- Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

4. Diagnosa Intoleransi aktivitas di harapkan memenuhi kriteria hasil :

- Kebutuhan aktivitas sehari-hari terpenuhi.


- Klien mampu mandiri setelah bebas demam
5 Diagnosa Resiko terjadinya pendarahan diharapkan memenuhi kriteria
hasil :

- Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan


- Jumlah trombosit meningkat

6. Diagnosa Nyeri akut diharapkan memenuhi kriteria hasil :

- Dapat mengontrol nyeri


- Mengetahui tingkat nyeri
- Ekspresi wajah rileks
DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, Nurlinda. 2008. Karya Tulis Ilmiah DHF. Samarinda


Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arif. 2011. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta : EGC.
Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta : TIM.
M. Nurs, Nursalam. 2015. Asuhan Keperawatan pada bayi dan anak. Salemba
Medika. Jakarta.
Ngastiyah. (2010). Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi NANDA NIC NOC.
Yogyakarta : Media Action Publishing.
Perry, Potter. 2012. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. EGC. Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal.Jakarta : Bina Pustaka
Suriadi, Yuliani, Rita. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 2. Sagung
Seto. Jakarta
Wilkinson, Judith M. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai