OLEH :
MARLIANI
NIM : 1614901110117
Imunisasi BCG adalah vaksinasi hidup yang diberikan pada bayi untuk mencegah
terjadinya penyakit TBC. BCG berasal dari strain bovinum Micobakcterium
Tuberculosis oleh Calmette dan Guerin yang mengandung sebanyak 50.000 1.000.000
partikel/ dosis (Depkes RI, 2005: 3)
Vaksin BCG adalah vaksin hidup yang berasal dari bakteri. Vaksin BCG adalah vaksin
beku kering seperti campak berbentuk bubuk. Vaksin BCG melindungi anak terhadap
penyakit tuberculosis (TBC), dibuat dari bibit penyakit hidup yang telah dilemahkan,
ditemukan oleh Calmett Guerint. Sebelum menyuntikkan BCG, vaksin harus lebih dulu
dilarutkan dengan 4 cc cairan pelarut (NaCl 0,9%). Vaksin yang sudah dilarutkan harus
digunakan dalam waktu 3 jam. Vaksin akan mudah rusak bila kena sinar matahari
langsung. Tempat penyuntikan adalah di bagian lengan kanan atas.
Tetapi bila imunisasi dilakukan secara masal, maka pemberian suntikan BCG
dilaksanakan secara langsung tanpa uji mantoux terlebih dahulu. Hal ini dilakukan
mengingat pengaruh beberapa factor, seperti segi teknis penyuntikan BCG, keberhasilan
program imunisasi, segi epidemiologis dan lain lain. Penyuntikan BCG tanpa
dilakukan uji mantoux pada dasarnya tidaklah membahayakan. Bila pemberian
imunisasi BCG itu berhasil, setelah beberapa minggu ditempat suntikan akan terdapat
suatu benjolan. Tempat suntikan itu kemudian berbekas. Kadang kadang benjolan
tersebut bernanah, tapi akan menyembuh sendiri meskipun lambat. Sesuai kesepakatan
maka biasanya penyuntikan BCG dilakukan di lengan kanan atas.
I.3 Kekebalan
Seperti telah diuraikan diatas, jaminan imunisasi tidaklah mutlak 100% bahwa anak
anda akan terhindar sama sekali dari penyakit TBC. Sandainya bayi yang telah
mendapat imunisasi terjangkit juga penyakit TBC, maka ia akan menderita penyakit
TBC dalam bentuk yang ringan. Iapun akan terhindar dari kemungkinan mendapat TBC
berat, seperti TBC paru yang parah, TBC tulang, atau TBC selaput otak yang dapat
mengakibatkan cacat seumur hidup dan membahayakan jiwa anak muda.
Penting diketahui, setiap infeksi selalu diikuti oleh pembesaran kelenjar limfe
setempat (regional) sehingga bisa diraba. Jadi infeksi ringan akibat vaksinasi di
lengan atas akan menyebabkan pembesaran kelenjar limfe ketiak. Jika infeksi terjadi
pada pangkal paha, akan terjadi pembesaran kelenjar limfe di lipatan paha. Namun
efek samping ini tidak terjadi pada semua bayi. Yang berisiko apabila bayi tersebut
sudah terinfeksi TB sebelum vaksinasi.
c. Bila Tak Timbul Benjolan
Orang tua tak perlu khawatir bila ternyata tidak muncul bisul/benjolan di daerah
suntik. Jangan langsung beranggapan bahwa vaksinasinya gagal. Bisa saja itu terjadi
karena kadar antibodinya terlalu rendah, dosis terlalu rendah, daya tahan anak sedang
menurun (misalnya anak dengan gizi buruk) atau kualitas vaksinnya kurang baik
akibat cara penyimpanan yang salah.
Meski begitu, antibodi tetap terbentuk tetapi dalam kadar yang rendah. Jangan
khawatir, di daerah endemis TB (penyakit TB terus-menerus ada sepanjang tahun)
seperti Indonesia, infeksi alamiah akan selalu ada. Booster-nya (ulangan vaksinasi)
bisa didapat dari alam, asalkan anak pernah divaksinasi sebelumnya.
I.8 Kompikasi
Komplikasi yang mungkin timbul adalah pembentukan abses (penimbunan nanah) di
tempat penyuntikan kerena penyuntikan yang terlalu dalam. Abses ini akan menghilang
secara spontan. Untuk mempercepat penyembuhan, bila abses telah matang, sebaiknya
dilakukan aspirasi (penghisapan abses dengan menggunakan jarum) dan bukan disayat.
Limfadenetis supurativa, terjadi jika penyuntikan terlalu dalam atau dosisnya terlalu
tinggi. Keadaan ini akan membaik dalam waktu 2 bulan.
I. Rencana Asuhan Klien dangan Gangguan Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin).
I.1 Pengkajian
I.1.1 Riwayat keperawatan
I.2 Riwayat keluhan utama
Keluhan utama merupakan suatu keadaan dimana seorang klien terdorong
untuk ke unit pelayanan kesehatan untuk dirawat. Keluhan utama ini sangat
penting untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
Keluhan utama pada klien campak adalah timbul gejala-gejala panas, malaise,
coryza, konjungtivitis dan batuk.
I.3 Riwayat keperawatan sekarang
Merupakan uraian tentang bagaimana klien sampai masuk rumah sakit, klien
dengan mula-mulanya badannya panas tinggi.
I.4 Riwayat kesehatan keluarga
Yang perlu dikaji adalah mengenai keturunan anggota keluarga yang
menderita suatu penyakit kronis atau menular.
I.5 Riwayat kehamilan
Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita selama kehamilan.
2.7 Perencanaan
Diagnosa I: Hipertermi (00007)
2.7.7 Tujuan dan kriteria hasil (outcomes criteia): berdasarkan NOC
- Pasien akan menunjukkan termoregulasi, yang dibuktikan oleh indikator
gangguan sebagai berikut (sebutkan 1-5 gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan,
atau tidak ada gangguan):
Peningkatan suhu kulit
Hipertermia
Dehidrasi
Mengantuk
- Pasien akan menunjukkan termoregulasi, yang dibuktikan oleh indikator sebagai
berikut (sebutkan 1-5 gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan, atau, tidak ada
gangguan):
Berkeringat saat panas
Denyut nadi radialis
Frekuensi pernapasan
Kolaborasi:
Berikan obat antipiretik: jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
file://localhost/F:/happy%20campus/Imunisasi%20BCG%20%20Untuk%20Otak%20Kanan
%20Dan%20Kiri.mht
http://rahmanbudyono.wordpress.com/2009/01/28/makalah-kesehataan_imunisasi/
Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 1998. Buku kuliah 1, Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 1998. Buku kuliah 2, Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Pelaihari, Juni 2017
Mengetahui,
Preseptor Akademik Preseptor Klinik