Disusun Oleh :
JURUSAN KEPERAWATAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan dan laporan kasus ini telah disahkan dan disetujui oleh
pembimbing lahan dan pembimbing akademik pada :
Hari/ Tanggal :
Bangsal/Ruangan :
Mengetahui,
C. Kekebalan
Seperti telah diuraikan diatas, jaminan imunisasi tidaklah mutlak 100% bahwa
anak anda akan terhindar sama sekali dari penyakit TBC. Sandainya bayi yang telah
mendapat imunisasi terjangkit juga penyakit TBC, maka ia akan menderita penyakit
TBC dalam bentuk yang ringan. Iapun akan terhindar dari kemungkinan mendapat TBC
berat, seperti TBC paru yang parah, TBC tulang, atau TBC selaput otak yang dapat
mengakibatkan cacat seumur hidup dan membahayakan jiwa anak muda.
E. Efek Samping
Umumnya pada imunisasi BCG jarang dijumpai efek samping. Mungkin terjadi
pembengkakan kelenjar getah bening setempat yang terbatas dan biasanya menyembuh
sendiri walaupun lambat. Bila suntikan BCG dilakukan di lengan atas, pembengkakan
kelenjar terdapat di ketiak atau leher bagian bawah. Komplikasi pembengkakan kelenjar
ini biasanya disebabkan karena teknik penyuntikan yang kurang tepat, yaitu
penyuntikan terlalu dalam. Dalam masalah komplikasi yang ringan ini, bila terdapat
keraguan dipersilahkan anda berkonsultasi dengan dokter.
G. Kontra Indikasi
Tidak ada larangan untuk melakukan imunisasi BCG, kecuali pada anak yang
berpenyakit TBC atau menunjukkan uji Mantoux Positif.
a. Pemberian imunisasi BCG biasanya dilakukan sedini mungkin, dalam waktu
beberapa hari setelah bayi lahir.
b. Cara pemberian imunisasi BCG bagi perorangan berlainan dengan pemberian secara
masal.
c. Imunisasi BCG secara masal tanpa didahului uji Mantoux, tidak membahayakan.
a. Dengan imunisasi BCG anak anda diharapkan akan bebas terjangkit penyakit TBC.
Setidak-tidaknya ia terhindar dari penyakit TBC yang berat dan parah.
H. Kompikasi
Komplikasi yang mungkin timbul adalah pembentukan abses (penimbunan nanah)
di tempat penyuntikan kerena penyuntikan yang terlalu dalam. Abses ini akan
menghilang secara spontan. Untuk mempercepat penyembuhan, bila abses telah matang,
sebaiknya dilakukan aspirasi (penghisapan abses dengan menggunakan jarum) dan
bukan disayat. Limfadenetis supurativa, terjadi jika penyuntikan terlalu dalam atau
dosisnya terlalu tinggi. Keadaan ini akan membaik dalam waktu 2 bulan.
I. Pathway
Sumber: Marimbi & Hanum (2010).
Imunisasi BCG
SC : 0,05 ml
Vaksin masuk dalam tubuh
Usia : 0-2 Bulan
Nyeri
Resiko
Makrofag menangkap/ mengikat Akut
Infeksi
Peradangan
Mengeluarkan
kemokin
Limfosit
Antibodi
Peningkatan
kesehatan bayi
II. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
a. Riwayat keluhan utama
Keluhan utama merupakan suatu keadaan dimana seorang klien
terdorong untuk ke unit pelayanan kesehatan untuk dirawat. Keluhan
utama ini sangat penting untuk menentukan tindakan keperawatan yang
akan dilakukan.
Keluhan utama pada klien campak adalah timbul gejala-gejala
panas, malaise, coryza, konjungtivitis dan batuk.
b. Riwayat keperawatan sekarang
Merupakan uraian tentang bagaimana klien sampai masuk rumah
sakit, klien dengan mula-mulanya badannya panas tinggi.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Yang perlu dikaji adalah mengenai keturunan anggota keluarga
yang menderita suatu penyakit kronis atau menular.
d. Riwayat kehamilan
Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita selama
kehamilan.
2. Pemeriksaan fisik (Data fokus)
Merupakan pemeriksaan yang kompleks dari kepala sampai ujung kaki
dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan pemeriksaan pendukung, seperti: hasil
laboratorium, dan sebagainya.
B. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Diagnosa I: Hipertermi (0007)
a. Definisi
Peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal
b. Batasan karakteristik
Objektif
1) Kulit merah
2) Suhu tubuh meningkat diatas rentang normal
3) Frekuensi napas meningkat
4) Kejang atau konvulsi
5) Kulit teraba hangat
6) Takikardi
7) Takipnea
c. Faktor yang berhubungan
1) Dehidrasi, Penyakit atau trauma
2) Ketidakmampuan atau kemampuan untuk berkeringat
3) Pakaian yang tidak tepat
4) Peningkatan laju metabolisme
5) Obat atau anestesia
6) Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang)
7) Aktivitas yang berlebihan
b. Faktor–faktor resiko :
1) Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
a) Gangguan peritalsis
b) Pecah ketuban dini
c) Pecah ketuban lama
C. Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa I: Hipertermi (00007)
Tujuan dan kriteria hasil (outcomes criteia): berdasarkan NOC
a. Pasien akan menunjukkan termoregulasi, yang dibuktikan oleh indikator
gangguan sebagai berikut (sebutkan 1-5 gangguan ekstrem, berat, sedang,
ringan, atau tidak ada gangguan):
1) Peningkatan suhu kulit
2) Hipertermia
3) Dehidrasi
4) Mengantuk
b. Pasien akan menunjukkan termoregulasi, yang dibuktikan oleh indikator
sebagai berikut (sebutkan 1-5 gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan, atau,
tidak ada gangguan):
1) Berkeringat saat panas
2) Denyut nadi radialis
3) Frekuensi pernapasan
Mandiri:
Kolaborasi:
a. Berikan obat antipiretik: jika perlu
D. Implementasi Keperawatan
1. Dx 1
Mandiri
a. Memantau aktivitas kejang
b. Memantau hidrasi (misalnya turgor kulit, kelembaban membran mukosa)
c. Memantau TTV
Kolaborasi:
a. Memberikan obat antipiretik: jika perlu
2. Dx 2
a. Mengkaji secara komprehensip terhadap nyeri termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan faktor presipitasi
b. Mengobservasi reaksi ketidaknyaman secara nonverbal
c. Menggunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengungkapkan
pengalaman nyeri dan penerimaan klien terhadap respon nyeri
d. Menentukan pengaruh pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup ( napsu
makan, tidur, aktivitas, mood, hubungan sosial)
e. Menentukan faktor yang dapat memperburuk nyeri. Lakukan evaluasi dengan
klien dan tim kesehatan lain tentang ukuran pengontrolan nyeri yang telah
dilakukan
f. Memberikan informasi tentang nyeri termasuk penyebab nyeri, berapa lama
nyeri akan hilang, antisipasi terhadap ketidaknyamanan dari prosedur
g. Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi respon ketidaknyamanan
klien (suhu ruangan, cahaya dan suara)
h. Menghilangkan faktor presipitasi yang dapat meningkatkan pengalaman nyeri
klien (ketakutan, kurang pengetahuan)
i. Mengajarkan cara penggunaan terapi non farmakologi (distraksi, guide
imagery, relaksasi)
j. Berkolaborasi pemberian analgesic
E. Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan empat proses keperawatan, yakni pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan, dan implementasi keperawatan maka dilakukan
evaluasi keperawatan untuk menentukan tindakan selanjutnya dengan menggunakan
format SOAP (Subjek, Objek, Asessment. Dan Planning)
DAFTAR PUSTAKA
Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 1998. Buku kuliah 1, Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 1998. Buku kuliah 2, Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
file://localhost/F:/happy%20campus/Imunisasi%20BCG%20«%20Untuk%20Otak%20Kanan
%20Dan%20Kiri.mht
http://rahmanbudyono.wordpress.com/2009/01/28/makalah-kesehataan_imunisasi/
FORMULIR DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK
I. IDENTITAS ANAK
1. Nama : An “U” Laki-laki/Perempuan
2. Nama Ayah : Tn “S” Nama Ibu : Ny “N”
3. Alamat : Sandik
4. Tgl Pemeriksaan : senin, 13 April 2020
5. Tanggal Lahir : 13 Maret 2020
6. Umur Anak : 1 bulan
II. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Ny “N” membawa anaknya berkunjung ke posyandu untuk mendapatkan
imunisasi BCG
V. KESIMPULAN
An “U” datang dibawa oleh ibunya ke puskesmas mataram dengan
keluhan Ny “N” membawa bayinya berkunjung ke posyandu untuk mendapatkan
imunisasi BCG dengan BB bayi 7,1 kg, PB 71 cm, LKA 36 cm, perkembangan
fisik sesuai dengan umur, daya lihat normal, daya dengar normal, mental
emosional normal, dan bukan GPPH.
I. IDENTITAS PASIEN
A. Anak
1. Nama : An “U”
2. Anak yang ke :1
3. Tanggal lahir/ Umur : 13 maret 2020/ 1 bulan
4. Jenis kelamin : perempuan
5. Agama : islam
B. Orang Tua
1. Ayah
a. Nama : Tn “S” (kandung/tiri)
b. Umur : 22 tahun
c. Pekerjaan : guru honorer
d. Pendidikan : S1
e. Agama : islam
f. Alamat : sandik
2. Ibu
a. Nama : Ny “N” (kandung/tiri)
b. Umur : 20 tahun
c. Pekerjaan : ibu rumah tangga
d. Pendidikan : SMA
e. Agama : islam
f. Alamat : sandik
II. GENOGRAM
Ket :
: laki-laki
: Perempuan
: Garis pernikahan
: Garis keturunan
atau : Pasien
atau : Meninggal
V. TUMBUH KEMBANG
A. Pertumbuhan Fisik
1. PB/TB : 71 cm
2. BB :7,1 kg
3. LK : 36 cm
4. LLA : 11 cm
B. Perkembangan (Gunakan KPSP untuk menilai perkembangan anak). Lingkari yang
sesuai dengan perkembangan anak :
1. Sesuai dengan umur
2. Meragukan
3. Kemungkinan penyimpangan
B. Nutrisi-Metabolik
Ny “N” mengatakan saat ini klien hanya minum ASI sekitar 4x sehari tanpa ada
makanan pendamping lainnya
D. Aktifitas/latihan
Ny “N” mengatakan bayi saat ini hanya bisa mengedipkan mata, mengangkat
kepala dan berguling-guling.
F. Kognitif-Persepsi
Ny “N” mengatakan bayi merespon dengan mengedipkan mata saat diajak
berbicara, memiliki penglihatan normal, pendengaran normal, tidak ada gangguan
pada bagian tubuh dan tidak menggunakan alat bantu apapun.
DO :
1. Ny “N”
tampak
cemas dan
gelisah
X. CATATAN KEPERAWATAN
XI. EVALUASI
N TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI NAMA/TTD
O
1 13/04/20 Peningkatan kesehatan bayi S : Ibu bayi Vega
berhubungan dengan pemberian mengatakan merasa
imunisasi BCG ditandai dengan senang setelah bayi
Ny “N” mengatakan ingin mendapatkan imunisasi
bayinya mendapatkan imunisasi BCG
BCG dan membawa bayinya ke O : ibu bayi tampak
posyandu bahagia
A : masalah teratasi
P : ibu dan bayi pulang
2 13/04/20 3. Defisiensi pengetahuan S : ibu bayi Vega
berhubungan dengan kurangnya mengatakan paham
informasi ditandai dengan Ny tentang imunisasi BCG
“N” mengatakan merasa khawatir O : ibu bayi tampak
terhadap anaknya karena melihat lancar menjawab saat
nanah setelah disuntik BCG, Ny diberikan pertanyaan
“N” tampak cemas dan gelisah ulang mengenai BCG
A : masalah teratasi
P : ibu dan bayi pulang