Anda di halaman 1dari 8

IMUNISASI BCG

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Imunisasi / pengebalan adalah suatu usaha untuk membuat
seseorang
menjadi
kebal
terhadap
penyakit
tertentu
dengan
menyuntikanvaksin. Sedangkan Vaksin adalah kuman hidup yang
dilemahkan / kuman mati / zatyang bila dimasukkan ke tubuh menimbulkan
kekebalan terhadap penyakittertentu.
Imunisasi
bertujuan
untuk
memberikan
kekebalan
terhadap penyakit : Poliomyelitis (kelumpuhan), Campak (measles), Difteri
(indrak),Pe r t u s i s ( b a t u k r e j a n / b a t u k s e r a t u s h a r i ) , Te t a n u s ,
Tu b e r c u l o s i s ( T B C ) , Hepatitis B dan untuk mencegah penyakit dan
kematian bayi serta anak yangdisebabkan oleh wabah yang sering
berjangkit.
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular mematikan yang
berbahaya sehingga vaksinasi BCG diwajibkan. Namun tidak dapat kita
pungkiri bahwa banyak petugas kesehatan yang melakukan kesalahan dalam
melakukan imunisasi BCG.
Berdasarkan hal di atas,penulis membuat makalah yang berjudul
Imunisasi BCG.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi imunisasi?
2. Apakah definisi vaksin BCG?
3. Bagaimana Usia Pemberian imunisasi BCG?
4. Bagaimana Jumlah Pemberian imunisasi BCG?
5. Di manakan Lokasi Penyuntikan BCG?
6. Bagaimana Tanda Keberhasilan Vaksinasi BCG?
7. Bagaimana KIPI imunisasi BCG?
8. Bagaimana Efek Samping imunisasi BCG?
9. Bagaimana Kontraindikasi imunisasi BCG?
10. Bagaimana Rekomendasi imunisasi BCG?
11. Bagaimana prosedur imunisasi BCG?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi imunisasi
2
Untuk mengetahui definisi vaksin BCG
3
Untuk mengetahui Usia Pemberian imunisasi BCG
4
Untuk mengetahui Jumlah Pemberian imunisasi BCG
5
Untuk mengetahui Di manakan Lokasi Penyuntikan BCG
6
Untuk mengetahui Tanda Keberhasilan Vaksinasi BCG
7 Untuk mengetahui KIPI imunisasi BCG

8 Untuk mengetahui Efek Samping imunisasi BCG


9
Untuk mengetahui Kontraindikasi imunisasi BCG
10 Untuk mengetahui Rekomendasi imunisasi BCG
11 Untuk mengetahui prosedur imunisasi BCG
1.4 Manfaat Penulisan
1. Dapat mengetahui definisi imunisasi
2. Dapat mengetahui definisi vaksin BCG
3. Dapat mengetahui Usia Pemberian imunisasi BCG
4. Dapat mengetahui Jumlah Pemberian imunisasi BCG
5. Dapat mengetahui Di manakan Lokasi Penyuntikan BCG
6. Dapat mengetahui Tanda Keberhasilan Vaksinasi BCG
7. Dapat mengetahui KIPI imunisasi BCG
8. Dapat mengetahui Efek Samping imunisasi BCG
9. Dapat mengetahui Kontraindikasi imunisasi BCG
10. Dapat mengetahui Rekomendasi imunisasi BCG
11. Dapat mengetahui prosedur imunisasi BCG

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Imunisasi
Kata imun berasal dari bahasa Latin (immunitas) yang berarti
pembebasan(kekebalan) (Theophilus, 2000; Mehl dan Madrona, 2001).Sistem
imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta produk
zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan
terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit
atauracunnya, yang masuk ke dalam tubuh. Itulah sebabnya, pada beberapa
jenis penyakit yang dianggap berbahaya, perlu dilakukan tindakan imunisasi
atau vaksinasi.Imunisasi adalah tindakan memberikan vaksin pada tubuh
manusia. Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan membentuk kekebalan
tubuh, pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut, atau
seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal.
2.2 Definisi Vaksin BCG
BCG (Bacillus calmet-Guerin) berasal dari strain bovinum
M.tuberculosis yang dikultur Calmette dan Guerin 1906. Mereka menyelidiki
bahwa bila empedu ditambahkan ke medium tempat tumbuhnya bakteri ini
maka kelompok mikroorganisme akan tersebar dan terjadi perubahan di
dalam bentuk dan virulensinya.Mereka mendalilkan bahwa subkultur lama di

dalam medium yang mengandung empedu menghasilkan suatu strain vaksin


yang dilemahkan sesudah selama 1-3 tahun.
Vaksin bcg atau pemberian imunisasi bcg bertujuan untuk
menimbulkan kekebalan aktif terhadapa penyakit Tuberculosis (TBC). Vaksin
bcg mengandung kuman bcg yang masih hidup. Jenis kuman TBC ini telah
dilemahkan. Seorang anak menderita TBC karena terhisapnya percikan udara
yangmengandung kuman TBC, yang berasal dari orang dewasa berpenyakit
TBC.Mungkin juga bayi sudah terjangkit penyakit TBC sewaktu lahir. Ia
terinfeksi kuman TBC sewaktu masih dalam kandungan, bila ibu mengidap
penyakit TBC.Pada anak yang terinfeksi, kuman TBC dapat menyerang
berbgai alat tubuh yangdiserangnya adalah peru ( paling sering ), kelenjar
getah bening, tulang, sendi,ginjal, hati, atau selaput otak.
Vaksin BCG menimbulkan sensitivitas terhadap tuberkulin. Efek
proteksi timbul 8-12 minggu setelah penyuntikan. Efek proteksi bervariasi
antara 0-80%. Hal ini mungkin tergantung jenis vaksin yang dipakai,
lingkungan dengan Mycobacterium atipik, atau faktor penjamu
2.3 Usia Pemberian
Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan ketika bayi baru
lahir,sampai bayi berumur 12 bulan, tetapi sebaiknya pada umur 0 2 bulan.
Hasilyang memuaskan terlihat apabila diberikan menjelang umur 2 bulan.
ImunisasiBCG cukup diberikan 1 kali saja, pada anak yang berumur lebih dari
2 bulan,d i a n j u r k a n

untuk

me la kuka n

uji

mantoux

sebalum

i m u n i s a s i B C G , g u n a n y a untuk mengetahui apakah untuk mengetahui


apakah ia telah terjangkit penyakit T B C . Seandainya hasil uji mantoux
positive,

anak

tersebut

selayaknya

tidak mendapatkan

imunsasi

Penyuntikan BCG tanpa dilakukan uji mantoux pada dasarnya tidaklah


membahayakan.
2.4 Jumlah Pemberian
Cukup 1 kali, karena vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi
yang terbentuk akan memiliki kualitas yang sama dengan yang terinfeksi
secara alami. Oleh karena itu, antibodi yang dihasilkan melalui vaksinasi
sudah tinggi. Berbeda dari vaksin yang berisi kuman mati, umumnya
memerlukan booster atau pengulangan.
2.5 Lokasi Penyuntikan
Yang dianjurkan oleh WHO adalah di lengan kanan atas. Cara
menyuntikkannya pun membutuhkan keahlian khusus karena vaksin harus
masuk ke dalam kulit. Bila dilakukan di paha, proses menyuntikkannya lebih
sulit karena lapisan lemak di bawah kulit paha umumnya lebih tebal. Para
orangtua juga tak perlu khawatir dengan luka parut yang bakal timbul di

lengan, karena umumnya luka parut tersebut tidaklah besar. Jadi tidak akan
merusak estetika keindahan lengan anak Anda kelak.
2.6 Tanda Keberhasilan Vaksinasi
Vaksinasi Berhasil Jika
Tanda keberhasilan vaksinasi BCG berupa bisul kecil dan bernanah
pada daerah bekas suntikan yang muncul setelah 4-6 minggu. Benjolan atau
bisul setelah vaksinasi BCG memiliki ciri yang sangat khas dan berbeda dari
bisul pada umumnya. Bisul tersebut tidak menimbulkan rasa nyeri, bahkan
bila disentuh pun tidak terasa sakit. Tak hanya itu, munculnya bisul juga tak
diiringi panas. Selanjutnya, bisul tersebut akan mengempis dan membentuk
luka parut.
Biasanya setelah suntikan BCG bayi tidak akan menderita
demam. Bila ia demam setelah imunisasi BCG umumnya disebabkan oleh
keadaan lain. Untuk hal ini dianjurkan agar anda berkonsultasi dengan
dokter.
Bila Ada Reaksi Berlebih
Tingkatkan kewaspadaan bila ternyata muncul reaksi berlebih
pascavaksinasi BCG. Misal, benjolan atau bisul itu lama tidak sembuhsembuh dan menjadi koreng. Atau, malah ada pembengkakan pada kelenjar
di ketiak (sekelan). Ini dapat merupakan pertanda si anak pernah terinfeksi
TB sehingga menimbulkan reaksi berlebih setelah divaksin. Sebaiknya
segera periksakan kembali ke dokter.
Penting diketahui, setiap infeksi selalu diikuti oleh pembesaran
kelenjar limfe setempat (regional) sehingga bisa diraba. Jadi infeksi ringan
akibat vaksinasi di lengan atas akan menyebabkan pembesaran kelenjar
limfe ketiak. Jika infeksi terjadi pada pangkal paha, akan terjadi pembesaran
kelenjar limfe di lipatan paha. Namun efek samping ini tidak terjadi pada
semua bayi. Yang berisiko apabila bayi tersebut sudah terinfeksi TB sebelum
vaksinasi.
Bila Tak Timbul Benjolan
Orang tua tak perlu khawatir bila ternyata tidak muncul bisul/benjolan
di daerah suntik. Jangan langsung beranggapan bahwa vaksinasinya gagal.
Bisa saja itu terjadi karena kadar antibodinya terlalu rendah, dosis terlalu
rendah, daya tahan anak sedang menurun (misalnya anak dengan gizi
buruk) atau kualitas vaksinnya kurang baik akibat cara penyimpanan yang
salah.
Meski begitu, antibodi tetap terbentuk tetapi dalam kadar yang
rendah. Jangan khawatir, di daerah endemis TB (penyakit TB terus-menerus

ada sepanjang tahun) seperti Indonesia, infeksi alamiah akan selalu ada.
Booster-nya (ulangan vaksinasi) bisa didapat dari alam, asalkan anak pernah
divaksinasi sebelumnya.

1.
2.

3.
4.
5.
6.
7.
1.

2.7 KIPI
Penyuntikan BCG secara intradermal yang benar akan menimbulkan
ulkus lokal superfisial di 3 minggu setelah penyuntikan. Ulkus yang biasanya
tertutup krusta akan sembuh dalam 2-3 bulan dan akan meninggalkan parut
bulat dengan diameter 4-8 mm. Apabila dosis terlalu tinggi, maka ulcus yang
timbul lebih besar, namun apabila penyuntikan terlalu dalam, maka parut
akan tertarik kedalam. Limfadenitissupuratif diaksila atau leher terkadang
dijumpai. Hal ini tergantung pada umur anak, dosis, dan galur yang dipakek.
Limfadenitis akan sembuh dengan sendirinya, jadi tidak perlu diobati.
Apabila limfadenitis melekat pada kulit atau timbul fistula maka dapat
dibersihkan dengan melakukan drainase dandiberikan obat anti tuberkolosis
oral. Tidak perlu memberikan antituberkolosis sistemik karena hasilnya tidak
efektif.
BCG-itis desiminasi jarang terjadi, biasanya berhubungan dengan
imunodefisiensi berat. Komplikasi lainnya adalah eritema nodosum, iritis,
lupusfulgaris, dan osteomielitis. Komplikasi ini harusdiobatidengan kombinasi
obat antituberkolosis.
2.8 Efek Samping
Umumnya pada imunisasi BCG jarang dijumpai akibat samping.
Mungkin terjadi pembengkakan kelenjar getah bening setempat yang
terbatas dan biasanya menyembuh sendiri walaupun lambat. Bila
suntikan BCG dilakukan di lengan atas, pembengkakan kelenjar terdapat
di ketiak atau leher bagian bawah. Suntikan di paha dapat menimbulkan
pembengkakan kelenjar di selangkangan. Komplikasi pembengkakan kelenjar
ini biasanya disebabkan karena teknik penyuntikan yang kurang tepat,
yaitu penyuntikan terlalu dalam.
2.9 Kontraindikasi
Tenaga kesehatan tidak dianjurkan untuk melakukan imunsasi BCG, jika
ditemukan hal-hal berikut:
Reaksi uji tuberkulin > 5 mm
Terinfeksi HIV atau dengan resiko tinggi HIV, imunokompromais akibat
pengobatan kortikosteroid, obat imunosupresif, sedang menjalani terapi
radiasi serta menderita penyakit keganasan yang mengenai sumsum tulang
atau sistem limfe
Anak menderita gizi buruk
Anak menderita demam tinggi
Anak menderita infeksi kulit yang luas
Anak pernah menderita tuberkulosis
Kehamilan
2.10 Rekomendasi
Imunisasi BCG diberikan saat usia bayi berusia < 2 bulan

2.

Pada bayi yang kontak erat dengan penderita TB, dan melalui pemeriksaan
sputum didapati BTA (+3) maka sebaiknya INH profilaksis terebih dahulu,dan
jika kontak sudah tenang dapat diberi BCG
3.
Jangan melakukan imunisasi BCG pada bayi atau anak dengan
imunidefisiensi misalnya HIV, gizi buruk, dan lain-lain
4. Vaksinasi sebaiknya ditunda dulu apabila anak demam tinggi atau sedang
menderita penyakit yang berat (misalnya sampai perlu perawatan di rumah
sakit). Alangkah baiknya bila melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada
yang lebih ahli sebelum melakukan vaksinasi.
2.11 Prosedur Imunisasi BCG
Pemberian imunisasi BCG
Alat dan bahan :
1. Spuit 1cc
2.

Vaksin BCG pelarutnya

3.

Kapas DTT

4.

Bak Instrumen

5.

Bedong atau kain pembungkus bayi

6.

Bengkok

7.

Alat tulis

Langkah Kegiatan :
1. Menginformasikan pada ibu atau pengasuh tentang prosedur yang akan
dilakukan.
2.

Memasukkan pelarut vaksin kedalam ampul atau vial vaksin ampul dengan
cara yang benar

3.

Mengaspirasi obat : dosis bayi 0.05 ml dan dosis anak 0.1 ml

4.

Cuci tangan

5.

Menggedong atau membungkus bayi

6.

Mendekatkan alat-alat ke pasien, terutama bengkok

7.

Menentukan daerah suntikan yaitu otot detoit(tiga jari dari akromion)


lengan kanan

8.

Menstrerilkan permukaan kulit yang akan disuntik/diusap dengan kapas DTT

9.

Memegang lengan bayi dengan tangan kiri dan memegang spuit dengan
tangan kanan

10. Menusukkan spuit dengan sudut 15di daerah pada epidermis kemudian
teruskan sampai dermis
11. Mendorong cairan obat sampai menimbulkan tonjolan dibawah permukaan
kulit
12. Mencabut spuit dan jangan memijat daerah suntikan
13. Mendokumentasikan dan merapikan alat-alat, membuang sampah ke dalam
tempatnya sesuai jenis
14. Merapikan bayi
15. Mencuci tangan
16. Mendokumentasikan kegiatan(waktu, nama obat, dosis, rute pemberian dan
reaksi pasien)

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Imunisasi adalah tindakan memberikan vaksin pada tubuh manusia
2.

Vaksin bcg (bacillus calmet guerrine )atau pemberian imunisasi bcg


bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif
terhadapa penyakit
Tuberculosis (TBC)

3. Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan ketika bayi baru lahir,sampai


bayi berumur 12 bulan, tetapi sebaiknya pada umur 0 2 bulan.
4. Cukup 1 kali, karena vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang
terbentuk akan memiliki kualitas yang sama dengan yang terinfeksi secara
alami.
5. Yang dianjurkan oleh WHO adalah di lengan kanan atas.
6. Tanda keberhasilan vaksinasi BCG berupa bisul kecil dan bernanah pada
daerah bekas suntikan yang muncul setelah 4-6 minggu.
7. Penyuntikan BCG secara intradermal yang benar akan menimbulkan ulkus
lokal superfisial di 3 minggu setelah penyuntikan

8. Umumnya pada imunisasi BCG jarang dijumpai akibat samping. Mungkin


terjadi pembengkakan kelenjar getah bening setempat yang terbatas dan
biasanya menyembuh sendiri walaupun lambat.
9.

KomtraindikasiBCG Reaksi uji tuberkulin > 5 mm, terinfeksi HIV atau


dengan resiko tinggi HIV, anak menderita gizi buruk, anak menderita demam
tinggi dll

10.
Rekomendasi Imunisasi BCG diberikan saat usia bayi berusia < 2 bulan,
pada bayi yang kontak erat dengan penderita TB dll
3.2 Saran
Bagi mahasiswa
Dari makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami seluk beluk
BCG sehingga mahasiswa dapat menambah pengetahuannya
Bagi Tenaga Kesehatan
Dari makalah ini, diharapkan petugas kesehatan dapat memahami
mengenai imunisasi BCG sehingga dapat meminimalkan terjadinya
kesalahan dalam melakukan imunisasi BCG
DAFTAR PUSTAKA
Nanny,vivian.2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita.jakarta: salemba medika
Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 1998.Buku kuliah 1, Ilmu Kesehatan Anak . Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas IndonesiaStaf pengajar Ilmu Kesehatan Anak
HipocratesMarkum, A.H. 1997.Imunisasi.Jakarta: FK
www.scribd.com

Anda mungkin juga menyukai