Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN ASUHAN KEPERAWATAN PREMATUR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Anak


Ruang Edelweis RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

Oleh:
Eny Dwi Oktaviani
NIM. 150070300011020
Kelompok 4

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
RENCANA KEGIATAN MINGGUAN (RKM)

Departemen : Anak Persepti : Eny Dwi Oktaviani


Periode : 31 Oktober – 5 November 2016 Perseptor :
Ruang : Edelweis RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah praktik di Ruang Edelweis selama 6 hari (31 Oktober – 5 November 2016),
mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien bayi dengan
Prematur.
Tujuan Instruksional Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan kasus Prematur
2. Mampu mengenali tanda dan gejala pada klien dengan kasus Prematur
3. Mampu merumuskan dan menganalisis permasalahan yang bisa terjadi pada klien
dengan kasus Prematur
4. Mampu melakukan managemen penanganan dampak/ komplikasi yang terjadi
pada klien dengan kasus Prematur
B. Rencana Kegiatan
Target Kegiatan Waktu Kriteria Hasil
- Komunikasi terapeutik Mahasiswa mampu
Hari 1-6
1 - Pengkajian fisik membina hubungan
- Analisa data saling percaya (BHSP)
- Membuat prioritas masalah
- Menentukan tujuan dan kriteria hasil Prioritas masalah sesuai
Hari 1-6
2 dari prioritas dengan masalah yang
- Membuat renpra aktual dari pasien
- Implementasi
- Mengukur TTV pasien (TD, RR, Nadi,
dan suhu)
- Memberikan pendidikan kesehatan
pada pasien yang menderita RDS Melakukan tindakan
- Menyiapkan pasien untuk prosedur sesuai dengan prosedur
pemeriksaan diagnostic Hari 1-6
3 yang telah ditetapkan
- Memberikan Asi Melalui Oral Gatric
Tube (SOP)
- Memasang Oral Gastric Tube pada
bayi
- Mengambil darah pada bayi
- Memberikan O2 Pada bayi
Hari 1-6 Klien dapat dievaluasi
4 - Mengevaluasi hasil implementasi
dengan SOAP
C. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan

D. Evaluasi Diri Praktikan

E. Rencana Tindak Lanjut

Malang, November 2016


Mengetahui,
Perseptor Klinik R. Edelweis Mahasiswa

Eny Dwi Oktaviani


150070300011020

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DAN ASUHAN KEPERAWATAN By. DENGAN PREMATUR
Untuk Memenuhi Tugas Profesi Departemen Anak
di Ruang Edelweis RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

Oleh :
Eny Dwi Oktaviani
150070300011020

Telah diperiksa kelengkapannya pada :


Hari :
Tanggal :
Dan dinyatakan memenuhi kompetensi

Perseptor Akademik, Perseptor Klinik,

( ) ( )
NIP. NIP.

Mengetahui,
Kepala Ruang

( )
NIP.

1. DEFINISI
Menurut WHO, bayi prematur adalah bayi yang lahir hidup sebelum usia
kehamilan minggu ke-37 dihitung dari minggu pertama haid terakhir. The american
academy of pediatric mengambil batasan 38 minggu untuk mneyebut prematur. Bayi
prematur atau bayi pre-term adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa
memperhatikan berat badan. Sebagian besar bayi lahir dengan berat badan kurang
dari 2500 gran adalah bayi prematur (Surasmi, dkk, 2003).

2. ETIOLOGI
a. Faktor maternal
Toksemia, hipertensi, malnutrisi/penyakit kronik, diabetes melitus kelahiran
prematur ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu
menahan fetus, misal pada premature, pelepasan plasenta, dan infark dari
plasenta.
b. Faktor fetal
Kelainan kromosomal (misal trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi
(Sacharin, 2006).
Fakor yang berhubungan dengan kelahiran prematur :
a. Kehamilan
- Malformasi uterus
- Kehamilan ganda
- TI, serviks inkompeten
- Ketuban pecah dini
- Pre-eklamsia
- Riwayat kelahiran prematur
- Kelainan Rh
b. Penyakit
- Diabetes maternal
- Hipertensi kronik
- UTI
- Penyakit akut lain
c. Sosial ekonomi
- Tidak melakukan perawatan prenatal
- Status sosial ekonomi rendah
- Malnutrisi
- Kehamilan remaja

3. KLASIFIKASI
a. Bayi prematur di garis batas
 Lahir usia kehamilan 37 minggu
 Berat lahir 2500-3250 gram
 16% seluruh kelahiran hidup
 Biasanya normal
 Masalah yang mungkin muncul :
- Ketidakstabilan
- Kesulitan menyusu
- Ikterik
- RDS mungkin muncul
 Penampilan :
- Lipatan pada kaki sedikit
- Payudara lebih kecil
- Lanugo banyak
- Genetalia kurang berkembang
b. Bayi prematur sedang
 Lahir usia kehamilan 31-36 minggu
 Berat lahir 1500-2500 gram
 6%-7% seluruh kelahiran hidup
 Masalah yang mungkin muncul :
- Ketidakstabilan
- Pengaturan glukosa
- RDS
- Ikterik
- Anemia
- Infeksi
- Kesulitan menyusu
 Penampilan :
- Seperti bayi prematur di garis batas, tetapi lebih parah
- Kulit lebih tipis, lebih banyak pembuluh darah yang tampak

c. Bayi sangat prematur


 Lahir usia kehamilan 24-30 minggu
 Berat lahir 500-1400 gram
 0,8% seluruh kelahiran hidup
 Penampilan :
- Kecil, tidak memiliki lemak
- Kulit sangat tipis
- Kedua mata mungkin berdempetan

4. FAKTOR RESIKO
a. Resiko demografik
- Ras
- Usia <40 tahun
- Status sosio ekonomi rendah
- Tingkat pendidikan rendah
b. Resiko medis
- Persalinan dan kelahiran prematur sebelumnya
- Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)
- Penyakit-penyakit medis (hipertensi, diabetes)
- Resiko kehamilan saat ini : kehamilan multi janin, hidramnion, kenaikan BB
kecil, masalah-masalah plasenta, pembedahan abdomen, infeksi (misalnya
pielonefritis, UTI), inkompetensia serviks, ketuban pecah dini, anomaly janin.
c. Resiko perilaku dan lingkungan
- Nutrisi buruk
- Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)
- Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya
- Jarang/tidak mendapatkan perawatan prenatal
d. Resiko potensial
- Stres
- Iritabilitas uterus
- Peristiwa yang mencetuskan kondisi uterus
- Perubahan serviks sebelum awitan persalinan
- Ekspansi bolume plasma yang tidak adekuat
- Defisiensi progesteron
- Infeksi

5. PATOFISIOLOGI
(Terlampir)

6. MANIFESTASI
1) Berat badan lahir <2500 gram
2) Panjang badan <45cm
3) Lingkar dada <30 cm
4) Lingkar kepala <33 cm
5) Umur kehamilan 37 minggu
6) Kepala relatif lebih besar dari badannya, kulit tipis, transparan, lanugo banyak,
lemak subkutan kurang, sering tampak peristaltik usus.
7) Tangisnya lemah dan jarang, pernapasan tidak teratur dan sering timbul apnea.
8) Reflek tonik leher lemah dan reflek morro positif
9) Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang, testis
belum turun ke dalam skrotum. Pada bayi perempuan klioris menonjol, labia
minora belum tertutup labia mayora.
10) Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.
11) Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit.
12) Fungsi saraf yang belum atau kurang matang mengakibatkan reflek hisap,
menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif.
13) Tulang rawan dan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya sehingga
seolah-olah tidak teraba tulang rawan dan daun telinga.
14) Pergerakannya kurang dan masih lemah, pernapasan belum teratur.
15) Otot-otot masih hipotonik.
16) Pernapasan sekitar 45 sampai 50 kali per menit.
17) Frekuensi nadi 100 sampai 140 kali per menit.
18) Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea.
19) Kepala tidak mampu tegak.

7. PENATALAKSANAAN
1) Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen.
2) Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arterious).
3) Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup.
4) Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat.

Tujuan dalam manajemen bayi dengan RDS adalah:


a. Menghindari hipoksia dan asidosis
b. Optimalisasi manajemen cairan
c. Mengurangi kebutuhan metabolic dan memaksimalkan nutrisi
d. Meminimalisasi cedera paru sekunder karena volutrauma dan intoksikasi oksigen
1) Resusitasi di tempat melahirkan
Resusitasi adekuat di kamar bersalin untuk semua kelahiran prematur.
Mencegah perinatal asfiksia yang dapat mengganggu produksi surfaktan.
Mencegah terjadinya hipotermia dengan menjaga suhu bayi sekitar 36,5-37,5
derajat Celcius di mana kebutuhan oksigen berada pada batas minimum.
Pemberian obat selama resusitasi:
 Adrenalin 10 microgram /kg (0,1 mls/kg larutan 1 : 10.000) bila bradikardi
persisten setelah ventilasi dan kompresi yang adekuat. Dosis pertama dapat
diberikan intratrachea atau intravena, 1 dosis lagi diberikan intravena bila bayi
tetap bradikardi, dosis ketiga dapat diberikan sebesar 100 microgram/kg bila
situasi sangat buruk.
 Pemberian bicarbonat 4 mmol/kg merupakan setengah koreksi untuk defisit basa
20 mmol (larutan bicarbonat 8,4% mengandung 1 mmol/ml), atau 2 mEq/kg dari
konsentrasi 0,5 mEq/ml. Pemberian dilakukan secara intravena dengan hati-hati.
 Volume expander 10 ml/kg
 Bolus glukosa 10 % 1 ml/kg BB

2) Oksigenasi dan monitoring AGD


Oksigen lembab hangat diberikan untuk menjaga agar kadar O2 arteri antara
55 – 70 mmHg dengan tanda vital yang stabil untuk mempertahankan oksigenasi
jaringan yang normal, sementara meminimalkan resiko intoksikasi oksigen. Bila
oksigen arteri tak dapat dipertahankan di atas 50 mmHg saat inspirasi oksigen
dengan konsentrasi 70%, merupakan indikasi menggunakan continuous positive
airway pressure (CPAP).
Monitor frekuensi jantung dan nafas, PO2, PCO2, pH arteri, bikarbonat,
elektrolit, gula darah, hematokrit, tekanan darah dan suhu tubuh, kadang diperlukan
kateterisasi arteri umbilikalis. Transcutaneus oxygen electrodes dan pulse oxymetry
diperlukan untuk memantau oksigenasi arteri. Namun yang terbaik tetaplah analisa
gas darah karena dapat memberi informasi berkelanjutan serta tidak invasif,
memungkinkan deteksi dini komplikasi seperti pneumotoraks, juga merefleksikan
respon bayi terhadap berbagai prosedur seperti intubasi endotrakhea, suction, dan
pemberian surfaktan. PaO2 harus dijaga antara 50 – 80 mmHg, dan Sa O2 antara
90 – 94 %. Hiperoksia berkepanjangan harus dihindarkan karena merupakan faktor
resiko retinopathy of prematurity (ROP).

3) Cairan dan nutrisi


Kalori dan cairan diberikan secara intravena.
 Dalam 24 jam pertama berikan infus glukosa 10% dan cairan melalui vena perifer
sebanyak 65-75 ml/kg/24 jam.
 Kemudian tambahkan elektrolit, volume cairan ditingkatkan bertahap sampai
120-150 ml/kg/24 jam. Cairan yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya
Patent Ductus Arteriosus (PDA).
Pemberian nutrisi oral dapat dimulai segera setelah bayi secara klinis stabil dan
distres nafas mereda. ASI adalah pilihan terbaik untuk nutrisi enteral yang minimal,
serta dapt menurunkan insidensi NEC.
4) Ventilasi Mekanik
a) CPAP (Continuous Positive Airway Pressure)
PAP memperbaiki oksigenasi dengan meningkatkan functional residual capacity
(FRC) melalui perbaikan alveoli yang kolaps, menstabilkan rongga udara,
mencegahnya kolaps selama ekspirasi. CPAP diindikasikan untuk bayi dengan
RDS PaO2 > 50%. Pemakainan secara nasopharyngeal atau endotracheal saja
tidak cukup untuk bayi kecil, harus diberikan ventilasi mekanik bila oksigenasi
tidak dapat dipertahankan.

8. KOMPLIKASI UMUM PADA BAYI PREMATUR


a. Sindrom Gawat Napas (RDS)
Tanda klinisnya yaitu mendengkur, napas cuping hidung, retraksi, sianosis,
peningkatan usaha napas, hiperkarbia, asidosis respiratorik, hipotensi dan syok.
b. Displasin Bronco Pulmaner (BPD) dan Retinopati Prematuritas (ROP)
Akibat terapi oksigen, seperti perporasi dan inflamasi nasal, trakea, dan faring.
c. Ductus Arteriosus Paten (PDA)
d. Necrotizing Enterocolitas (NEC)

9. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Identitas
b. Riwayat penyakit sekarang
Kaji tanda dan gejala klinis, penurunan suhu tubuh.
e. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat maternal
Stress fetal atau intrapartus
Menderita penyakit seperti DM
f. Riwayat persalinan dan persalinan
 Prenatal
 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus
 Kondisi seperti perdarahan placenta
 Tipe dan lamanya persalinan
 Stress fetal atau intrapartus
 Intranatal
 Riwaya persalinan
 Kondisi saat Persalinan
 Patograf
 Dilakakukan epissiotomi
 Post Natal
 Prematur, umur kehamilan
 Apgar score, apakah terjadi asfiksia
 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar
c. Data biografi
Nama, jenis kelamin, usia, riwayat kehamilan (usia kehamilan biasanya antara 24
sampai 37 minggu), komplikasi kehamilan dan persalinan, jenis persalinan.
d. Sistem sirkulasi
Frekuensi dan irama jantung rata-rata 120 sampai 160x/menit, bunyi jantung
(murmur/gallop), warna kulit bayi sianosis atau pucat, pengisian CRT<2-3 detik.
e. Sistem pernapasan
Bentuk dada barrel atau cembung, penggunaan otot aksesoris, cuping hidung,
interkostal, frekuensi dan keteraturan pernapasan rata-rata antara 40-60x/menit,
bunyi pernapasan stridor, wheezing atau ronkhi.
f. Sistem gastrointestinal
Distensi abdomen (lingkar perut bertambah, kulit mengkilat), peristaltik usus,
muntah (jumlah, warna, konsistensi, dan bau), BAB (jumlah, warna, karakteristik,
konsistensi, dan bau), reflek menelan dan menghisap lemah.
g. Sistem genitourinaria
Abnormalitas genetalia (pada jenis kelamin perempuan labia mayora mungkin
belum menutupi labia minora, klitoris nampak menonjol, pada laki-laki mungkin
testis belum turun, rugae banyak), hipospadia, urin (jumlah, warna, berat jenis,
dan pH).
h. Sistem neurologis dan muskuloskeletal
Reflek moro, menghisap, menggenggam, plantar, posisi atau sikap bayi fleksi,
ekstensi, ukuran lingkar kepala <33cm, respon pupil, tulang kartilago telinga
belum tumbuh dengan sempurna, lembut, dan lunak.
i. Sistem integumen
Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda lahir, lesi, pemasangan infus), kulit tipis,
mengkilat, tekstur dan turgor kulit kering, halus terkelupas.
j. Pemeriksaan fisik
Berat badan <2500 gram, panjang badan <46 cm, lingkar kepala <33 cm, lingkar
dada <30 cm, rambut tipis, lanigo banyak, apgar skor menit 1 dan 5, kulit keriput.
k. Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan darah lengkap, fungsi hati, AGD.
 Kadar bilirubin lebih tinggi dibandingkan bila dibandingkan dengan bayi
normal dengan berat badan sama
 Kadar PaO2 menurun
 Kadar PaCO2 meningkat
 pH darah menurun

Pengkajian Head to toe


 Kepala : ubun – ubun, sutura, molase, caput succedaneum, cephal
hematoma, hidrosefalus, ubun-ubun besar, ubun – ubun kecil.
 Muka : Tanda – tanda paralisis.
 Mata : keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan
subkonjungtiva dan kesimetrisan.
 Telinga : kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan kepala/
 Hidung : kebersihan dan palatoskisis.
  Mulut : labiopalatoskisis, trush, sianosis, mukosa kering/basah.
  Leher : pembengkakkan dan benjolan.
 Klavikula dan lengan tangan : gerakan, jumlah jari.
  Dada : bentuk dada, putting susu, bunyi jantung dan pernafasan.
 Cardiovaskular : Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat,
Murmur sistolik, Denyut jantung dalam batas normal
 Integumen : Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal, Pitting
edema pada tangan dan kaki, Mottling
 Neurologis : Immobilitas, kelemahan, flaciditas, Penurunan suhu tubuh
 Pulmonary : Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit, mungkin 80 –
100 x ), Nafas grunting, Nasal flaring, Retraksi intercostal,
suprasternal, atau substernal, Cyanosis (sentral kemudian
diikuti sirkumoral)  berhubungan dengan persentase desaturasi
hemoglobin, Penurunan suara nafas, crakles, episode apnea
 Abdomen : penonjolan sekitar tali pusat saat menangis, perdarahan tali
pusat, jumlah pembuluh darah pada tali pusat, dinding perut
dan adanya benjolan, distensi, gastroskisis, omfalokel, bentuk.
  Genetalia : kelamin laki-laki; testis dalam berada dalam, penis berlubang
dan ada diujung penis. Vagina ; uretra berlubang, labia mayora
dan labia minora.
 Tungkai dan kaki : gerakan, bentuk dan jumlah kaki.
  Anus : ada/tidak, fungsi spingter ani.
 Punggung : spina bifida, mielomeningokel.
  Refleks : moro, rooting, walking, graphs, sucking, tonicneck. 
 Antopometri : BB, LK, LD LP, LILA.
 Eliminasi : BBL normal biasanya BAK lebih dari enam kali perhari.
Dicurigai diare apabila frekuensi meningkat, tinja hijau atau
mengandung lender atau darah. Pendarahan BBL dapat terjadi
selama beberapa hari pada minggu pertama kehidupan dan hal
ini dianggap normal
Diagnosa Keperawatan dan Planning
No Diagnose Tujuan Intervensi
Keperawatan (NOC) (NIC)
1 Gangguan pertukaran Setelah dilakukan Monitor Respirasi (3350) :
gas b.d perubahan asuhan keperawatan 1.   Monitor rata-rata irama,  kedalaman
membran kapiler- selama 5x 24 jam, dan usaha untuk bernafas.
alveoli pertukaran gas pasien 2.   Catat gerakan dada, lihat
menjadi efektif, kesimetrisan, penggunaan otot bantu
Batasan karakteristik dengan kriteria : dan retraksi dinding dada.
: 3.   Monitor suara nafas, saturasi oksigen,
-     Takikardia Status Respirasi : sianosis
      Hiperkapnea Ventilasi (0403) : 4.   Monitor kelemahan otot diafragma
      Iritabilitas       Pasien menunjukkan 5.   Catat onset, karakteristik dan durasi
      Dispnea peningkatan ventilasai batuk
      Sianosis dan oksigenasi 6.   Catat hasil foto rontgen
      Hipoksemia adequat berdasarkan
      Hiperkarbia nilai AGD sesuai Terapi Oksigen (3320) :
-   Abnormal frek,  irama, parameter normel 1.   Kelola humidifikasi oksigen sesuai
kedalaman nafas pasien peralatan
    Nafas cuping hidung      Menunjukkan fungsi 2.   Siapkan peralatan oksigenasi
paru yang normal dan 3.   Kelola O2 sesuai indikasi
bebas dari tanda- 4.   Monitor terapi O2 dan observasi tanda
tanda distres keracunan O2
pernafasan
Manajemen Jalan Nafas (3140) :
Bersihkan saluran nafas dan pastikan
airway paten
Monitor perilaku dan status mental
pasien, kelemahan , agitasi
dan  konfusi
Posisikan klien dgn elevasi  tempat
tidur
Bila klien mengalami unilateral
penyakit paru, berikan posisi semi
fowlers dengan posisi lateral 10-15
derajat / sesuai tole-ransi
5.    Monitor efek sedasi dan analgetik
pada pola nafas klien

Manajemen Asam Basa (1910) :


1.   Kelola pemeriksaan laboratorium
2.   Monitor nilai AGD dan saturasi
oksigen dalam batas normal

2 Ketidakefektifan Pola Setelah dilakukan Manajemen Jalan Nafas (3140) :


Napas b.d imaturitas tindakan keperawatan1.   Bebaskan jalan nafas dengan posisi
(defisiensi surfaktan selama …..x 24 jam leher ektensi jika memungkinkan.
dan ketidak-stabilan diharapkan pola nafas
2.   Posisikan klien untuk memaksimalkan
alveolar). efektif denga kriteria ventilasi dan mengurangi dispnea
hasil : 3.   Auskultasi suara nafas
Batasan karakteristik 4.   Monitor respirasi dan status oksigen
: Status Respirasi :
     Bernafas mengguna- Ventilasi (0403) : Monitor Respirasi (3350) :
kan otot pernafasan     Pernapasan 1.   Monitoring
pasien kecepatan, irama,
tambahan 30-60X/menit. kedalaman dan upaya nafas.
     Dispnea       Pengembangan dada 2.   Monitor pergerakan, kesimetrisan
     Nafas pendek simetris. dada, retraksi dada dan alat bantu
      Pernafasan rata-rata     Irama pernapasan pernafasan
< 25 atau > 60 kali 3.   Monitor adanya cuping hidung
teratur
permenit 4.   Monitor pola nafas : bradipnea,
     Tidak ada retraksi
takipnea, hiperventilasi, respirasi
dada saat bernapas
kusmaul, apnea
      Inspirasi dalam tidak
5.   Monitor adanya lelemahan otot
ditemukan diafragma
     Saat bernapas tidak 6.   Auskultasi suara nafas, catat area
memakai otot napas penurunan dan ketidak adanya
tambahan ventilasi dan bunyi nafas
     Bernapas mudah
     Tidak ada suara
napas tambahan
3 Ketidakseimbangan Status gizi Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari Indikator : ·      Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh b/dü Masukan nutrisi·      Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
ketidakmampuan (makanan dan cairan) menentukan jumlah kalori dan nutrisi
ingest/digest/absorb adekuat yang dibutuhkan pasien.
Definisi : ü Berat badan normal ·      Anjurkan pasien untuk
Intake nutrisi tidakü Hematokrit normal meningkatkan intake Fe
cukup untuk keperluanü Hidrasi dan tonus otot·      Anjurkan pasien untuk
metabolisme tubuh. normal meningkatkan protein dan vitamin C
·       Berikan substansi gula
Batasan karakteristik : b.    Status ·      Yakinkan diet yang dimakan
·    Berat badan 20 % gizi: Asupan makanan mengandung tinggi serat untuk
atau lebih di bawah dan cairan mencegah konstipasi
ideal Indikator : ·       Berikan makanan yang terpilih
·    Dilaporkan adanyaü Masukan makanan dan (sudah dikonsultasikan dengan ahli
intake makanan yang cairan oral adekuat gizi)
kurang dari RDAü Asupan via NGT·      Ajarkan pasien bagaimana membuat
(Recomended Daily adekuat catatan makanan harian.
Allowance) ü Asupan cairan IV·       Monitor jumlah nutrisi dan
·    Membran mukosa adekuat kandungan kalori
dan konjungtiva pucat ü Asupan nutrisi·      Berikan informasi tentang kebutuhan
·    Kelemahan otot yang parenteral adekuat nutrisi
digunakan untuk ·      Kaji kemampuan pasien untuk
menelan/mengunyah c.    Status mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
·    Luka, inflamasi pada gizi: Asupan gizi
rongga mulut Indikator : Nutrition Monitoring
·    Mudah merasaü Asupan kalori adekuat ·   BB pasien dalam batas normal
kenyang, sesaatü Asupan protein ·   Monitor adanya penurunan berat
setelah mengunyah adekuat badan
makanan ü Asupan lemak adekuat ·   Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang
·    Dilaporkan atau faktaü Asupan serat adekuat biasa dilakukan
adanya kekuranganü Asupan vitamin dan ·   Monitor interaksi anak atau orangtua
makanan mineral adekuat selama makan
·    Dilaporkan adanyaü Asupan zat besi, ·   Monitor lingkungan selama makan
perubahan sensasi kalsium dan sodium ·   Jadwalkan pengobatan  dan tindakan
rasa adekuat tidak selama jam makan
·    Perasaan ·   Monitor kulit kering dan perubahan
ketidakmampuan d.   Kontrol berat badan pigmentasi
untuk mengunyah Indikator : ·   Monitor turgor kulit
makanan ü Berat badan ideal ·   Monitor kekeringan, rambut kusam,
·    Miskonsepsi ü Persentasi lemak dan mudah patah
·    Kehilangan BB tubuh dalam batas ·   Monitor mual dan muntah
dengan makanan normal ·    Monitor kadar albumin, total protein,
cukup ü Lingkar kepala normal Hb, dan kadar Ht
·    Keengganan untukü Tinggi dan berat ·   Monitor makanan kesukaan
makan normal ·   Monitor pertumbuhan dan
·    Kram pada abdomen perkembangan
·    Tonus otot jelek ·   Monitor pucat, kemerahan, dan
·    Nyeri abdominal kekeringan jaringan konjungtiva
dengan atau tanpa ·    Monitor kalori dan intake nuntrisi
patologi ·    Catat adanya edema, hiperemik,
·    Kurang berminat hipertonik papila lidah dan cavitas
terhadap makanan oral.
·    Pembuluh darah ·   Catat jika lidah berwarna magenta,
kapiler mulai rapuh scarlet
·    Diare dan atau
steatorrhea
·    Kehilangan rambut
yang cukup banyak
(rontok)
·    Suara usus hiperaktif
·    Kurangnya informasi,
misinformasi
Faktor yang
berhubungan :
Ketidakmampuan
pemasukan atau
mencerna makanan
atau mengabsorpsi
zat-zat gizi
berhubungan dengan
faktor biologis,
psikologis atau
ekonomi.

4 Hipotermia b.d berada Setelah dilakukan Pengobatan Hipotermi (3800) :


di lingkungan yang tindakan keperawatan 1.       Pindahkan bayi dari lingkungan
dingin selama …..x 24 jam yang dingin ke dalam lingkungan /
hipotermia tidak tempat yang hangat (didalam
Batasan karakteristik terjadi dengan inkubator atau lampu sorot)
: kriteria : 2.    Segera ganti pakaian bayi yang
     Penurunan suhu tu- dingin dan basah dengan pakaian
buh di bawah ren-tang Termoregulasi yang hangat dan kering, berikan
normal Neonatus (0801) : selimut.
          Pucat      Suhu axila 36-37˚ C 3.   Monitor gejala dari hopotermia :
          Menggigil      RR : 30-60 X/menit fatigue, lemah, apatis, perubahan
          Kulit dingin      Warna kulit merah warna kulit
          Dasar kuku muda 4.   Monitor status pernafasan
sianosis      Tidak ada distress 5.   Monitor intake dan output
-     pengisian kapiler
respirasi
lambat
     Tidak menggigil
     Bayi tidak gelisah
-     Bayi  tidak letargi 
DAFTAR PUSTAKA

Boback. 2004. Keperawatan Maternitas Ed.4. Jakarta : EGC


Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 8. Jakarta : EGC
Dongoes, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal edisi 2. Jakarta : EGC
Saccharin, Rossa M. 2004. Prinsip Keperawatan Pediatrik edisi 2. Jakarta : EGC
Surasmi, Asrining, dkk. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC
Wong, Donna L. 2004. Pedoman klinis Keperawatan Pediartrik. Jakarta : EGC
Ballard Score
Kehamilan

PATOFISIOLOGI

Faktor Ibu : Faktor Janin : Faktor Plasenta : Faktor Kebiasaan :


- Perdarahan antepartum - Cacat bawaan - Plasenta previa - Pekerjaan yang
- Malnutrisi - Kehamilan ganda - Solutio plasenta melelahkan
- Kelainan uterus - Hidramnio - merokok
- Hidramnion - KPP
- Penyakit jantung - Infeksi
- Preeklamsia dan
eklamsia
- Diabetes gestasional
Penurunan Permukaan
Bilirubin indirect > intake nutrisi tubuh relatif
20 mg / dl
lebih luas
Nutrisi kurang
Kernicterus:
dari kebutuhan
Letargic, kejang, Perubahan
tonus otot , tidak tubuh
temperatur
mau menghisap, leher
kaku, kemampuan lingkungan intra dan
menghisap ekstra uterin

hiperbilirubinemia Kehilangan
panas lebih
banyak

Ikterus neonatus
Hipotermi

Anda mungkin juga menyukai