OLEH :
Made Aris Gita Yogeswara
NIM. 20089142215
C. ETIOLOGI
1. Penurunan produksi sel darah merah (kekurangan kobalamin/vitamin
B12), kekurangan asam folat, defisiensi zat besi, talasemia)
2. Kehilangan darah akut (trauma, pecahnya pembuluh darah) atau kronis
(perdarahan gastritis, hemoroid, menstruasi).
3. Peningkatan kecepatan penghancuran darah (hemolisis)
Anemia sel sabit, defisisensi enzim, autoimun, agen infeksi, toksin
(bisa ular, kemoterapi)
. PATOFISIOLOGI
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan
sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain yang
belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik
atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil
samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan
peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi,
(pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas
haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk
mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan
kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien
disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah
yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung
retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah muda
dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam
biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
Anemia
↓
viskositas darah menurun
↓
resistensi aliran darah perifer
↓
penurunan transport O2 ke jaringan
↓
hipoksia, pucat, lemah
↓
beban jantung meningkat
↓
kerja jantung meningkat
↓
payah jantung
PATOFISIOLOGI (PATHWAYS)
leukopenia
Berkurangnya volume
darah/Hb/eritrosit
neutropenia
Kadar Hb menurun
resiko infeksi
Penurunan O2 ke jaringan
muskuloskeletal pencernaan
2. prosedur diagnostik
a. pemeriksaan susmsum tulang belakang menunukan penurunan atau
tidak ditemukan cadangan besi (dilakukan dengan pewarnaan)
b. pemeriksaan saluran cerna, seperti uii guaiac feses, telan barium
dan enema, endoskopi dan sigmoidoskopi meniadakan atau
memperkuat diagnosis perdarahan yang menyebabkan defisiensi
besi. (Yasmara dkk, 2018)
DIANGOSA
N KEPERAWATAN TUJUAN DAN
INTERVENSI
O DAN KRITERIA HASIL
KOLABORASI
1 Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan Toleransi aktivitasi
b.d tindakan keperawatan1. Menentukan penyebab
ketidakseimbangan selama …….. klien dapat intoleransi
suplai dan beraktivitas dengan aktivitas&menentukan
kebutuhan oksigen kriteria apakah penyebab dari
- Berpartisipasi dalam fisik, psikis/motivasi
aktivitas fisik dgn TD,2. Observasi adanya
HR, RR yang sesuai pembatasan klien dalam
-Menyatakan gejala beraktifitas.
memburuknya efek dari3. Kaji kesesuaian
OR&menyatakan aktivitas&istirahat klien
onsetnya segera sehari-hari
-Warna kulit4. ↑ aktivitas secara
normal,hangat&kering bertahap, biarkan klien
Memverbalisa-sikan berpartisipasi dapat
pentingnya aktivitasseca- perubahan posisi,
ra bertahap berpindah & perawatan
Mengekspresikan diri
pengertian pentingnya5. Pastikan klien
keseimbangan mengubah posisi secara
latihan&istira bertahap. Monitor gejala
Hat intoleransi aktivitas
- Peningkatan toleransi6. Ketika membantu klien
aktivitas berdiri, observasi gejala
intoleransi spt mual,
pucat, pusing, gangguan
kesadaran&tanda vital
7. Lakukan latihan ROM
jika klien tidak dapat
menoleransi aktivitas
8. Bantu klien memilih
aktifitas yang mampu
untuk dilakukan
2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan NIC :
nutrisi kurang dari tindakan keperawatan Nutrition Management
kebutuhan tubuh selama ………. status § Kaji adanya alergi
b/d intake yang nutrisi klien adekuat makanan
kurang, anoreksia dengan kriteria § Kolaborasi dengan ahli
v Adanya peningkatan berat gizi untuk menentukan
Definisi : Intake badan sesuai dengan jumlah kalori dan nutrisi
nutrisi tidak cukup tujuan yang dibutuhkan pasien.
untuk keperluan v Beratbadan ideal sesuai § Anjurkan pasien untuk
metabolisme tubuh. dengan tinggi badan meningkatkan intake Fe
v Mampumengidentifikasi § Anjurkan pasien untuk
Batasan kebutuhan nutrisi meningkatkan protein
karakteristik : v Tidk ada tanda tanda dan vitamin C
- Berat badan 20 % malnutrisi § Berikan substansi gula
atau lebih di bawahv Menunjukkan peningkatan§ Yakinkan diet yang
ideal fungsi pengecapan dari dimakan mengandung
- Dilaporkan adanya menelan tinggi serat untuk
intake makanan v Tidak terjadi penurunan mencegah konstipasi
yang kurang dari berat badan yang berarti § Berikan makanan yang
RDA (Recomendedv Pemasukan yang adekuat terpilih ( sudah
Daily Allowance) v Tanda-tanda malnutri si dikonsultasikan dengan
- Membran mukosav Membran konjungtiva dan ahli gizi)
dan konjungtiva mukos tidk pucat § Ajarkan pasien bagaimana
pucat v Nilai Lab.: membuat catatan
- Kelemahan otot Protein total: 6-8 gr% makanan harian.
yang digunakan Albumin: 3.5-5,3 gr % § Monitor jumlah nutrisi dan
untuk Globulin 1,8-3,6 gr % kandungan kalori
menelan/mengunya HB tidak kurang dari 10 gr§ Berikan informasi tentang
h % kebutuhan nutrisi
- Luka, inflamasi § Kaji kemampuan pasien
pada rongga mulut untuk mendapatkan
- Mudah merasa nutrisi yang dibutuhkan
kenyang, sesaat
setelah mengunyah Nutrition Monitoring
makanan § BB pasien dalam batas
- Dilaporkan atau normal
fakta adanya § Monitor adanya penurunan
kekurangan berat badan
makanan § Monitor tipe dan jumlah
- Dilaporkan adanya aktivitas yang biasa
perubahan sensasi dilakukan
rasa § Monitor interaksi anak
- Perasaan atau orangtua selama
ketidakmampuan makan
untuk mengunyah § Monitor lingkungan
makanan selama makan
- Miskonsepsi § Jadwalkan pengobatan
- Kehilangan BB dan tindakan tidak
dengan makanan selama jam makan
cukup § Monitor kulit kering dan
- Keengganan untuk perubahan pigmentasi
makan § Monitor turgor kulit
- Kram pada § Monitor kekeringan,
abdomen rambut kusam, dan
- Tonus otot jelek mudah patah
- Nyeri abdominal § Monitor mual dan muntah
dengan atau tanpa § Monitor kadar albumin,
patologi total protein, Hb, dan
- Kurang berminat kadar Ht
terhadap makanan § Monitor makanan
- Pembuluh darah kesukaan
kapiler mulai rapuh § Monitor pertumbuhan dan
- Diare dan atau perkembangan
steatorrhea § Monitor pucat, kemerahan,
- Kehilangan dan kekeringan jaringan
rambut yang cukup bkonjungtiva
banyak (rontok) § Monitor kalori dan intake
- Suara usus nuntrisi
hiperaktif § Catat adanya edema,
- Kurangnya hiperemik, hipertonik
informasi, papila lidah dan cavitas
misinformasi oral.
§ Catat jika lidah berwarna
Faktor-faktor yang magenta, scarlet
berhubungan :
Ketidakmampuan
pemasukan atau
mencerna makanan
atau mengabsorpsi
zat-zat gizi
berhubungan
dengan faktor
biologis, psikologis
atau ekonomi.
Auskultasi TD
pada kedua
lengan dan
bandingkan
Monitor kualitas
dari nadi
Monitor frekuensi
dan irama
pernapasan
Monitor suara
paru
Monitor pola
pernapasan
abnormal
Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis
perifer
Monitor adanya
cushing triad
(tekanan nadi
yang melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik)
Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital
sign
DAFTAR PUSTAKA
Herdman Heather T & Shigemi Kamitsuru (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
World Health Organisation. (2011). Anaemia. New Delhi: Center for Community
Medicine All India Institute of Medical Sciences