Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN ANEMIA

OLEH :
Made Aris Gita Yogeswara
NIM. 20089142215

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES BULELENG
2021-2022
A. DEFINISI
Anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah sehat, volume sel
darah merah atau jumlah heoglobin lebih rendah dari keadaan normal sehingga
mengurangi kapasitas darah untuk membawa oksigen yng cukup ke jaringan
tubuh (Shiel, 2018). Kekurangan zat beri dianggap sebagai sebagai penyebab
paling umum secara global, walaupun kondisi lain seperti defisisensi vitamin A,
peradangan kronis, infeksi parasit, dan gangguan bawaan lainnya dapat
menyebabkan anemia (WHO, 2018).

Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin


(Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas
sel darah merah dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011)
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan
normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari 41%
pada pria, maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita,
wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang
dari 37%, maka wanita itu dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan penyakit,
melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan
fungsi tubuh.  Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah
hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.

B. TANDA DAN GEJALA


Tanda- tanda anemia bisa sangat ringan pada awalnya sehingga kadang
sulit disadari. Gejala umumnya meliputi:
1. Pusing
2. Takikardi
3. Nyeri kepala
4. Nyeri termasuk di tulang, dada, perut dan persendian
5. Sesak nafas
6. Gangguan pertumbuhan untuk anak dan remaja
7. Kulit pucat/kuning
8. Kelelahan atau kelemahan
9. Gangguan penglihatan (Khatri, 2019)

C. ETIOLOGI
1. Penurunan produksi sel darah merah (kekurangan kobalamin/vitamin
B12), kekurangan asam folat, defisiensi zat besi, talasemia)
2. Kehilangan darah akut (trauma, pecahnya pembuluh darah) atau kronis
(perdarahan gastritis, hemoroid, menstruasi).
3. Peningkatan kecepatan penghancuran darah (hemolisis)
Anemia sel sabit, defisisensi enzim, autoimun, agen infeksi, toksin
(bisa ular, kemoterapi)

.    PATOFISIOLOGI
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan
sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain yang
belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik
atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa.  Hasil
samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah.  Setiap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan
peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi,
(pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia).  Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas
haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk
mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan
kedalam urin (hemoglobinuria). 
Kesimpulan  mengenai apakah suatu anemia pada pasien
disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah
yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung
retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah muda
dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam
biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.

Anemia

viskositas darah menurun

resistensi aliran darah perifer

penurunan transport O2 ke jaringan

hipoksia, pucat, lemah

beban jantung meningkat

kerja jantung meningkat

payah jantung
PATOFISIOLOGI (PATHWAYS)

Kekurangan vit B12, Asam Hemolisis/perdarahan


Kekurangan kadar Fe
folat, ketidakadekuatan absorpsi
vit B12, Asam folat

leukopenia
Berkurangnya volume
darah/Hb/eritrosit

neutropenia

Kadar Hb menurun
resiko infeksi

Penurunan O2 ke jaringan

muskuloskeletal pencernaan

Penurunan suplay O2/Nutrisi Aliran darah berkurang Penurunan kemampuan


ke otot absorpsi

Peningkatan metabolisme Penurunan/peningkatan bising


Lemah, letih, cepat lelah, lesu
tubuh usus, bentuk feses cair/ keras
aktivitas berkurang

Mukosa bibir kering, mual, Konstipasi/diare


Intoleransi aktivitas
muntah, anoreksia

Perubahan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
a. Kadar hemoglobin serum menurun (normal: pria 13.5-18 g/dL,
wanita 12-16 g/dL) atau pada anemia berat, penurunan MCH
(normal: 27-31 pg)2
b. Hematokrit serum menurun (normal: pria 40-50%, wanita 36-46%)
2
c. Kadar besi serum menurun (normal: 50-150 g/dL) dengan

kapasitas pengikatan yang tinggi (normal: 250-450 g/dL) 2

d. kadar feritin serum menurun


e. hitung sel darah merah (SDM) serum menurun (normal: pria 4.6-

6.0 juta/ L, wanita: 4.0-5.0 juta/ L) 2

2. prosedur diagnostik
a. pemeriksaan susmsum tulang belakang menunukan penurunan atau
tidak ditemukan cadangan besi (dilakukan dengan pewarnaan)
b. pemeriksaan saluran cerna, seperti uii guaiac feses, telan barium
dan enema, endoskopi dan sigmoidoskopi meniadakan atau
memperkuat diagnosis perdarahan yang menyebabkan defisiensi
besi. (Yasmara dkk, 2018)

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen (anemia)
2. Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d
inadekuat intake makanan
3. Resiko infeksi dengan faktor resiko pertahanan sekunder tidak adekuat
(penurunan hemoglobin)
PERENCANAAN KEPERAWATAN

DIANGOSA
N KEPERAWATAN TUJUAN DAN
INTERVENSI
O DAN KRITERIA HASIL
KOLABORASI
1 Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan Toleransi aktivitasi
b.d tindakan keperawatan1.   Menentukan penyebab
ketidakseimbangan selama …….. klien dapat intoleransi
suplai dan beraktivitas dengan aktivitas&menentukan
kebutuhan oksigen kriteria apakah penyebab dari
- Berpartisipasi dalam fisik, psikis/motivasi
aktivitas fisik dgn TD,2.   Observasi adanya
HR, RR yang sesuai pembatasan klien dalam
-Menyatakan gejala beraktifitas.
memburuknya efek dari3.   Kaji kesesuaian
OR&menyatakan aktivitas&istirahat klien
onsetnya segera sehari-hari
-Warna kulit4.   ↑ aktivitas secara
normal,hangat&kering bertahap, biarkan klien
Memverbalisa-sikan berpartisipasi dapat
pentingnya aktivitasseca- perubahan posisi,
ra bertahap berpindah & perawatan
Mengekspresikan diri
pengertian pentingnya5.   Pastikan klien
keseimbangan mengubah posisi secara
latihan&istira bertahap. Monitor gejala
Hat intoleransi aktivitas
-   Peningkatan toleransi6.   Ketika membantu klien
aktivitas berdiri, observasi gejala
intoleransi spt mual,
pucat, pusing, gangguan
kesadaran&tanda vital
7.   Lakukan latihan ROM
jika klien tidak dapat
menoleransi aktivitas
8.   Bantu klien memilih
aktifitas yang mampu
untuk dilakukan
2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan NIC :
nutrisi kurang dari tindakan keperawatan Nutrition Management
kebutuhan tubuh selama ………. status §  Kaji adanya alergi
b/d intake yang nutrisi  klien adekuat makanan
kurang, anoreksia dengan kriteria §  Kolaborasi dengan ahli
v  Adanya peningkatan berat gizi untuk menentukan
Definisi : Intake badan sesuai dengan jumlah kalori dan nutrisi
nutrisi tidak cukup tujuan yang dibutuhkan pasien.
untuk keperluan v  Beratbadan ideal sesuai §  Anjurkan pasien untuk
metabolisme tubuh. dengan tinggi badan meningkatkan intake Fe
v  Mampumengidentifikasi §  Anjurkan pasien untuk
Batasan kebutuhan nutrisi meningkatkan protein
karakteristik : v  Tidk ada tanda tanda dan vitamin C
-    Berat badan 20 % malnutrisi §  Berikan substansi gula
atau lebih di bawahv  Menunjukkan peningkatan§  Yakinkan diet yang
ideal fungsi pengecapan dari dimakan mengandung
-    Dilaporkan adanya menelan tinggi serat untuk
intake makanan v  Tidak terjadi penurunan mencegah konstipasi
yang kurang dari berat badan yang berarti §  Berikan makanan yang
RDA (Recomendedv  Pemasukan yang adekuat terpilih ( sudah
Daily Allowance) v  Tanda-tanda malnutri si dikonsultasikan dengan
-    Membran mukosav  Membran konjungtiva dan ahli gizi)
dan konjungtiva mukos tidk pucat §  Ajarkan pasien bagaimana
pucat v  Nilai Lab.: membuat catatan
-    Kelemahan otot Protein total: 6-8 gr% makanan harian.
yang digunakan Albumin: 3.5-5,3 gr % §  Monitor jumlah nutrisi dan
untuk Globulin 1,8-3,6 gr % kandungan kalori
menelan/mengunya HB tidak kurang dari 10 gr§  Berikan informasi tentang
h % kebutuhan nutrisi
-    Luka, inflamasi §  Kaji kemampuan pasien
pada rongga mulut untuk mendapatkan
-    Mudah merasa nutrisi yang dibutuhkan
kenyang, sesaat
setelah mengunyah Nutrition Monitoring
makanan §  BB pasien dalam batas
-    Dilaporkan atau normal
fakta adanya §  Monitor adanya penurunan
kekurangan berat badan
makanan §  Monitor tipe dan jumlah
-    Dilaporkan adanya aktivitas yang biasa
perubahan sensasi dilakukan
rasa §  Monitor interaksi anak
-    Perasaan atau orangtua selama
ketidakmampuan makan
untuk mengunyah §  Monitor lingkungan
makanan selama makan
-    Miskonsepsi §  Jadwalkan pengobatan 
-    Kehilangan BB dan tindakan tidak
dengan makanan selama jam makan
cukup §  Monitor kulit kering dan
-    Keengganan untuk perubahan pigmentasi
makan §  Monitor turgor kulit
-    Kram pada §  Monitor kekeringan,
abdomen rambut kusam, dan
-    Tonus otot jelek mudah patah
-    Nyeri abdominal §  Monitor mual dan muntah
dengan atau tanpa §  Monitor kadar albumin,
patologi total protein, Hb, dan
-    Kurang berminat kadar Ht
terhadap makanan §  Monitor makanan
-    Pembuluh darah kesukaan
kapiler mulai rapuh §  Monitor pertumbuhan dan
-    Diare dan atau perkembangan
steatorrhea §  Monitor pucat, kemerahan,
-    Kehilangan dan kekeringan jaringan
rambut yang cukup bkonjungtiva
banyak (rontok) §  Monitor kalori dan intake
-    Suara usus nuntrisi
hiperaktif §  Catat adanya edema,
-    Kurangnya hiperemik, hipertonik
informasi, papila lidah dan cavitas
misinformasi oral.
§  Catat jika lidah berwarna
Faktor-faktor yang magenta, scarlet
berhubungan :
Ketidakmampuan
pemasukan atau
mencerna makanan
atau mengabsorpsi
zat-zat gizi
berhubungan
dengan faktor
biologis, psikologis
atau ekonomi.

3 Resiko infeksi Setelah dilakukan NIC :


tindakan keperawatan Infection Control
Definisi : selama ………. jam (Kontrol infeksi)
Peningkatan resiko status imun klien          Bersihkan lingkungan
masuknya meningkat dengan kriteria setelah dipakai pasien
organisme patogenv  Klien bebas dari tanda dan lain
gejala infeksi          Pertahankan teknik
Faktor-faktor resikov  Menunjukkan kemampuan isolasi
: untuk mencegah         Batasi pengunjung bila
          Prosedur Infasif timbulnya infeksi perlu
          Ketidakcukupanv  Jumlah leukosit dalam         Instruksikan pada
pengetahuan untuk batas normal pengunjung untuk
menghindari v  Menunjukkan perilaku mencuci tangan saat
paparan patogen hidup sehat berkunjung dan setelah
          Trauma berkunjung
          Kerusakan meninggalkan pasien
jaringan dan          Gunakan sabun
peningkatan antimikrobia untuk cuci
paparan lingkungan tangan
          Ruptur membran          Cuci tangan setiap
amnion sebelum dan sesudah
          Agen farmasi tindakan kperawtan
(imunosupresan)          Gunakan baju, sarung
          Malnutrisi tangan sebagai alat
          Peningkatan pelindung
paparan lingkungan          Pertahankan
patogen lingkungan aseptik
          Imonusupresi selama pemasangan alat
                   Ganti letak IV perifer
Ketidakadekuatan dan line central dan
imum buatan dressing sesuai dengan
          Tidak adekuat petunjuk umum
pertahanan          Gunakan kateter
sekunder intermiten untuk
(penurunan Hb, menurunkan infeksi
Leukopenia, kandung kencing
penekanan respon          Tingktkan intake
inflamasi) nutrisi
          Tidak adekuat          Berikan terapi
pertahanan tubuh antibiotik bila perlu
primer (kulit tidak
utuh, trauma Infection Protection
jaringan, penurunan (proteksi terhadap
kerja silia, cairan infeksi)
tubuh statis,          Monitor tanda dan
perubahan sekresi gejala infeksi sistemik
pH, perubahan dan lokal
peristaltik)          Monitor hitung
          Penyakit kronik granulosit, WBC
         Monitor kerentanan
terhadap infeksi
         Batasi pengunjung
         Saring pengunjung
terhadap penyakit
menular
         Partahankan teknik
aspesis pada pasien yang
beresiko
         Pertahankan teknik
isolasi k/p
         Berikan perawatan
kuliat pada area epidema
         Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
         Ispeksi kondisi luka /
insisi bedah
         Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
         Dorong masukan
cairan
         Dorong istirahat
         Instruksikan pasien
untuk minum antibiotik
sesuai resep
         Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
         Ajarkan cara
menghindari infeksi
         Laporkan kecurigaan
infeksi
         Laporkan kultur
positif

5 Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan Toleransi aktivitasi


b.d tindakan keperawatan1.   Menentukan penyebab
ketidakseimbangan selama …….. klien dapat intoleransi
suplai dan beraktivitas dengan aktivitas&menentukan
kebutuhan oksigen kriteria apakah penyebab dari
- Berpartisipasi dalam fisik, psikis/motivasi
aktivitas fisik dgn TD,2.   Observasi adanya
HR, RR yang sesuai pembatasan klien dalam
-Menyatakan gejala beraktifitas.
memburuknya efek dari3.   Kaji kesesuaian
OR&menyatakan aktivitas&istirahat klien
onsetnya segera sehari-hari
-Warna kulit4.   ↑ aktivitas secara
normal,hangat&kering bertahap, biarkan klien
Memverbalisa-sikan berpartisipasi dapat
pentingnya aktivitasseca- perubahan posisi,
ra bertahap berpindah & perawatan
Mengekspresikan diri
pengertian pentingnya5.   Pastikan klien
keseimbangan mengubah posisi secara
latihan&istira bertahap. Monitor gejala
Hat intoleransi aktivitas
-   Peningkatan toleransi6.   Ketika membantu klien
aktivitas berdiri, observasi gejala
intoleransi spt mual,
pucat, pusing, gangguan
kesadaran&tanda vital
7.   Lakukan latihan ROM
jika klien tidak dapat
menoleransi aktivitas
8.   Bantu klien memilih
aktifitas yang mampu
untuk dilakukan
6 Gangguan Setelah dilakukan Terapi Oksigen
pertukaran gas b.d tindakan keperawatan
v  Bersihkan mulut, hidung
ventilasi-perfusi selama …….. status dan secret trakea
respirasi : pertukaran gas
v  Pertahankan jalan nafas
membaik  dengan yang paten
kriteria : v  Atur peralatan oksigenasi
v  Mendemonstrasikan
v  Monitor aliran oksigen
peningkatan ventilasi dan
v  Pertahankan posisi pasien
oksigenasi yang adekuat v  Onservasi adanya tanda
v  Memelihara kebersihan tanda hipoventilasi
paru paru dan bebas dari
v  Monitor adanya
tanda tanda distress kecemasan pasien
pernafasan terhadap oksigenasi
Mendemonstrasikan batuk
efektif dan suara nafas Vital sign Monitoring
yang bersih, tidak ada  Monitor TD, nadi,
sianosis dan dyspneu suhu, dan RR
(mampu mengeluarkan  Catat adanya
sputum, mampu bernafas fluktuasi tekanan
dengan mudah, tidak ada darah
pursed lips)
 Monitor VS saat
Tanda tanda vital dalam
pasien berbaring,
rentang normal
duduk, atau
berdiri

 Auskultasi TD
pada kedua
lengan dan
bandingkan

 Monitor TD, nadi,


RR, sebelum,
selama, dan
setelah aktivitas

 Monitor kualitas
dari nadi

 Monitor frekuensi
dan irama
pernapasan

 Monitor suara
paru

 Monitor pola
pernapasan
abnormal

 Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban kulit

 Monitor sianosis
perifer

 Monitor adanya
cushing triad
(tekanan nadi
yang melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik)

 Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital
sign
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek Gloria M, Howard K. Butcher, joanne M. Doctherman, Cheryl M. Wagner.


(2018). Nursing Intervention Classification (NIC). Elsevier

Herdman Heather T & Shigemi Kamitsuru (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Khatri Minesh. (2019). Anemia: causes, symptomps, diagnosis,


treatments.WebMD Medical Reference

Moorhead Sue, Marion johnson, Meridean L. Maas, Elizabeth Swanson. (2018).


Nursing Outcome Calssification (NOC). Elsevier

Shiel William C. (2018). Medical Definition of Anemia. WebMD Medical Reference

World Health Organisation. (2011). Anaemia. New Delhi: Center for Community
Medicine All India Institute of Medical Sciences

Yasmara Deni, Nursiswati, Rosyidah Arafat. (2018). Rencana Keperawatan


Medikal Bedah: Diagnosis NANDA-I 2015-2017 Intervensi NIC Hasil
NOC

Anda mungkin juga menyukai